Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

A DENGAN
ANAK BARU LAHIR DI DESA PAMIJAHAN KEC. CIAWIGEBANG

Disusun oleh :
Vivi Citra Dewi
CKX0200014

Dosen Pengempu :
Ns. Ronny Suhada, S.Kep., M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


PRODI S1 KEPERAWATAN KELAS NON REGULER
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui
tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap
tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan
keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi
tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga baru menikah) ialah ketika masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing.

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-
hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang
tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social
lainnya.

2. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu. Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur kehamilan 38-40
minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan
biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses
fisiologik sebagai berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas
(pertukaran oksigen dengan karbondioksida).
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk
mempertahankan homeostasis kimia darah.
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan
badan.
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi
organ tersebut diatas
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan
penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik,
dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah
lahir. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada
masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang
kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan
mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
3. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas maka
petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan
pelayanan essensial neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu
1) Pelayanan Dasar:
1. Persalinan aman dan bersih
2. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
3. Mempertahankan pernafasan spontan
4. ASI Ekslusif
5. Perawatan mata
2) Pelayanan Khusus
1. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
2. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
3. Imunisasi
4. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir
Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran
bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan
yang penting. Tahap Perkembangan II. Keluarga “Child bearing (Kelahiran Anak
Pertama).
Persiapan menjadi orang tua:
a. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan seksual dan
kegiatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga sehingga
pasangan harus beradaptasi dnegan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering
terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji
peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana
bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif
dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

5. Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga


Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa cemas, tidak berdaya,
dan lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga terhadap kenyataan bahwa bayinya
menderita suatu penyakit. Berikut adalah reaksi emosional penerimaan keluarga terhadap
neonatus sakit dan bagaimana perawat mengatasi hal tersebut :
1) Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk kebutuhan
individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan. Dukungan metode efektif
adalah mendengarkan secara aktif. Diam atau tidak ada reinforcement bukanlah suatu
penolakan. Diam dapat diinterpretasikan salah, keefektifan diam dan mendengar
haruslah sejalan dengan konsentrasi fisik dan mental. Penggunaan bahasa tubuh
dalam berkomunikasi harus concern. Kontak mata, sentuhan, postur tubuh, cara duduk
dapat digunakan saat diam sehingga komunikasi berjalan efektif.
2) Rasa bersalah
Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan kecemasan
keluarga. Mereka sering mengatakan bahwa merekalah yang menjadi penyebab
bayinya mengalami kondisi sakit. Amati ekspresi bersalah, dimana ekspresi tersebut
akan membuat mereka lebih terbuka untuk menyatakan perasaannya.
3) Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani secara
therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang adalah hindari gagalnya
kemarahan dan dorong untuk marah secara assertif.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
A. Data umum
1) Identitas
Nama : Ny. W
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Desa pamijahan Kec. Ciawigebang
2) Komposisi keluarga
Nama L/P Umur Hubungan Pekerjaan Pend.Tera
Keluarga khir
Tn. W L 28 KK Karyawan swasta S1
Ny. A P 27 istri Karyawan swasta S1
An. W P 2 hr anak Belum
sekolah

3) Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yang terdiri ayah, ibu,
dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
4) Suku bangsa
Tn. A Dan ny. W Merupakan keturunan suku sunda.
5) Agama
Agama keluarga Tn. A ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
6) Status sosial ekonomi Keluarga
a) Anggota Keluarga yang mencari nafkah
Adalah Tn. A (KK) dan ny. W juga bekerja sebagai karyawan swasta.
b) Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn. A setiap bulan sekitar Rp 2.000.000
c) Upaya Lain
Tiap bulanya Tn. A memenuhi kebutuhan dengan upaya mandiri.
d) Harta benda yang dimiliki
Kendaraan seperti motor dan rumah pribadi.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluaraga Tn. A pengeluaran tiap bulanaya sekitar Rp. 1.000.000 ini untuk
membayar rekening listrik, air dan belanja bahan makanan sebulan serta susu formula
dan popok untuk anaknya
7) Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarrga untuk rekreasi adalah menonton TV atau kadang
jalan-jalan ditaman.

B.  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah
Tahap perkembangan keluarga anak baru lahir Ny. W berumur 28 tahun dan baru
memiliki anak dengan usia 1 minggu.
2) Tahap Perkembanagan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi pada masa anak baru lahir ini yang
belum dipenuhi adalah belum bisanya merawat anak baru lahir dan belum bisa
memberikan ASI, ini tampak pernyataan dari klien kalau belum tahu memandikan
anaknya dan selalu minta bantuan dari ibu, dan sudah memberikan susu formula kepada
anaknya karena ASI yang keluar hanya sedikit, dan tampak ruam popok pada bayinya.
3) Riwayat Keluarga Inti
a) Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Saat ini Tn. A tidak menderita penyakit apapun, dan Ny.R. Dan An.V menderita
penyakit demam.
b) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada Keluaraga Tn. A
c) Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayan Kesehatan yang digunakan oleh Tn. A ini adalah RS yang jaraknya tidak
terlalu jauh dari rumah.
d) Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Tn. A dan ny. W sebelumnya belum pernah dirawat di RS ataupun puskesmas.
C.  Data lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 33m2 (panjang 9 Meter dan Lebar
45mter), terdiri 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc, dan 1 ruang keluarga, dan dibelakang ada
teras dan terdapat sumur dan septic tank yang jaraknya sekitar 7 meter. Tn. A Tinggal
dirumah yang permanaen terbuat dari semen dan sudah memilik ventilasi yang bagus,
dan tempat pembuangan sampah dibelakang rumah dan nantinya akan dibakar, dan
rumah tampak bersih dan asri.
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. A tinggal didesa, rasa persaudaraan antar sesama warga tinggi, penduduk
sekitar merupkan suku sunda. Tn. A dan ny. W biasanya berinteraksi dengan tetangga
pada sore hari karena ketika pagi hari bekerja.
3) Mobilitis Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak 5 bulan berumah
tangga sampai sekarang, dan tidak pernah berpindah-pindah rumah.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga berkumpul setiap satu minggu sekali di rumah orang tuan Tn. A karena Tn.A
sudah tinggal sendiri, ini merupakan upaya untuk meningkatkan keharmonisan dan
silaturahmi dengan saudara. Ny.W juga sering mengikuti kegiatan yang diadakan desa,
atau sekedar mengobrol dengan para tetangga untuk menjalin silaturahmi.
5) System Pendukung Keluarga
Apabila An.W demam maka Ny. W hanya meminta bantuan kepada ibu bidan desa
setempat.
D.  Struktur Keluarga
1) Pola / Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa Sunda yang jelas dan jika
ada suatu masalah maka dimusyawarahkan dengan baik dan terbuka dan didiskusikan
dengan orang tua untuk diminta pendapatnya.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah satu sikap anggota
keluarga yang salah maka karena sikap saling perhatian bisa diatasi, namun semenjak ibu
melahirkan kami sering bertanya dan minta bantuan dengan orang tua cara merawat
anak.
3) Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn. A Sebagai Kepala keluaga
mencari nafkah untuk membiayai keluarga dan Ny. W sebagai karyawan swasta juga
sudah mampu mengatur keluarga dan membina hubungan baik dengan tetangga teapi
belum mampu merawat anak dengan baik.
4) Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarrkan kepercayaan yang dianut yaitu
islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. Begitu juga dengan nilai dan norma yang
berlaku dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-
masing keluarga wajib untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang malam, memakai
pakaian yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku yang
tidak menyimpang, Namun kalau dari segi kesehatan karena kurang pengetahuan
sehingga Ny.R belum bisa merawat anak dan tidak memberikan ASI ekslusive pada
anaknya.

E.  Fungsi keluarga


1) Fungsi Afektif
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-masing peran
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga berperan aktif di masyarakat ini tampak dari Ny. W adalah anggota aktif arisan
desa dan ikut berperan serta dalam kegitan kemasyarakatan. Dan mentaati norma yang
berlaku dimasyarakat.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn. A merupakan keluarga yang mampu memberikan makanan 3 kali sehari
dan berpakaian yang bagus dan semesetinya dan sensitif terhadap anggota yang sakit,
dan pola hidupnya juga sehat seperti tidur, buang sampah, dan pola makan.
4) Fungsi Reproduksi
Karena Ny. W baru melahirkan maka beliau belum menggunakan alat kontrasepsi karena
dalam masa nifas, dan berencana untuk mengkomsumsi Pil KB saat masa nifasnya sudah
selesai. Ny. W tidak memiliki masalah dalam hal seksual.
F.   Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn. A dalam waktu pendek adalah cemas yang berlebihan
bila meninggalkan istrinya berdua dirumah dengan anaknya karena istrinya belum bisa
merawat anaknya.
2) Stressor jangka panjang
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan oleh Tn. A dikarenakan karena
anak Tn. A sudah memiliki pekerjaan yang tetap semuanya
3) Respon keluarga terhadap stressor
Tn. A bila meninggalkan istri dan anaknya berdua,menanggapinya dengan baik yaitu
menyakinkan dirinya kalau istrinya akan berusaha belajar dengan baik merawat anaknya.
4) Strategi Koping
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarakan dengan anggota
keluarga yang lain
5) Strategi Adaptasi funsional
Meskipun selalu diajarkan oleh ibu mertua dan ibunya Ny. W belum bisa merawat
bayinya dengan baik.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik pada An. W adalah:
1) Tanda-tanda vital:
TD :-
N : 130x/menit
P : 30x/menit
S : 36,60C
2) Kepala
Rambut hitam, Konjungtiva tidak anemi, Sklera tidak ikterik, pada hidung didak ada
secret bentuk simetris, Telinga tidak keluar serumen, Mukosa bibir lembab tidak ada
sariawan , pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada:
Bunyi nafas normal, Irama jantung teratur dan tampak jelas, Tidak ada bunyi nafas
yang abnormal pada paru.
4) Abdomen:
Abdomen Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan.
5) Turgor kulit:
Terdapat ruam popok pada daerah pantat (bokonng)
H.  Harapan keluarga
Semoga demamnya turun dan Ny. W bisa merawat anaknya dengan baik. Petugas
kesehatan dapat membantu Ny. W dalam merawat anaknya dan mengajarkan hal yang
harus dilakukan jika terjadi demam dan iritasi pada kulit bila terjadi pada anaknya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga baru
2) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai
ASI.
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ruam popok.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Defisiensi Keluarga mampu 1) Ajarkan orang 1) Untuk men-
pengetahuan merawat merawat anggota tua tentang getahui
bayi berhubungan keluarga baru kebutuhan bayi tentang
dengan dan kebutuhan
ketidakmampuan kemampuannya bayi dan
merawat anggota 2) Demostrasikan kemampu-
keluarga baru cara merawat annya
bayi dengan 2) Agar
benar mengetahui
3) Bekali orang cara
tua dengan merawat
keterampilan bayi dengan
yang benar
dibutuhkan 3) Agar dapat
untuk merawat mengetahui
bayi (misalnya cara
menyusui, dan menyusui
perawatan dan perawa-
kulit). tan kulit
2. Ketidakefektifan keluarga mampu 1) Instruksikan 1) Agar
pemberian ASI mempertahankan ibu dalam pemberian
berhubungan dengan kefektipan teknik asi menjadi
ketidakadekuatan pemberian asi. menyusui yang optimal
suplai ASI. meningkatkan 2) Untuk mera-
keterampilan ngsang
dalam keluaran asi
menyusui agar cukup
bayinya untuk bayi
2) Instruksikan 3) Untuk
kepad ibu mencukupi
tentang alat asupan
pemompa nutrisi pada
payudara. ibu
3) Instruksikan menyusui.
kepada ibu
tentang
kebutuhan
untuk istirahat
yang adekuat
dan asupan
cairan.
3. Kerusakan integritas keluarga mampu 1) Gunakan kapas 1) Untuk
kulit berhubungan melakukan dengan air mencegah
dengan ruam popok perawatan kulit yang hangat untuk kemerahan
optimal. membersihkan atau ruam
daerah perianal popok
segera setelah 2) Untuk
BAB/BAK mengurangi
2) Bila terdapat kemerahan
bintik atau ruam.
kemerahan,
berikan krem
atau salep.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal Implementasi keperawatan Paraf
keperawatan
1. Defisiensi 20 sep 1) Mengajarkan orang tua tentang
pengetahuan 2021 kebutuhan bayi dan kemampuannya
merawat bayi 2) Mendemostrasikan cara merawat
berhubungan dengan bayi dengan benar
ketidakmampuan 3) Membekali orang tua dengan
merawat anggota keterampilan yang dibutuhkan untuk
keluarga baru merawat bayi (misalnya menyusui,
dan perawatan kulit).
2. Ketidakefektifan 20 sep 1) Menginstruksikan ibu dalam
pemberian ASI 2021 teknik menyusui yang meningkatkan
berhubungan dengan keterampilan dalam menyusui
ketidakadekuatan bayinya
suplai ASI. 2) Menginstruksikan kepada ibu
tentang alat pemompa payudara.
3) Menginstruksikan kepada ibu
tentang kebutuhan untuk istirahat
yang adekuat dan asupan cairan.
3. Kerusakan integritas 20 sep 1) Menggunakan kapas dengan air
kulit berhubungan 2021 hangat untuk membersihkan daerah
dengan ruam popok perianal segera setelah BAB/BAK
2) Menggunakan krim atau salep
jika terdapat bintik kemerahan dan
ruam popok.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tgl & waktu Implementasi
1. Defisiensi pengetahuan 21 september S: Ny. W mengatakan sudah bisa
merawat bayi 2021 memandikan sendiri anaknya
berhubungan dengan O: Ny. W mampu menjelaskan cara
ketidakmampuan merawat bayi yang benar
merawat anggota keluarga A: Masalah teratasi sebagian
baru P: Lanjutkan intervensi
2. Ketidakefektifan 21 september S: Ny. W mengatakan suplai asinya
pemberian ASI 2021 sudah adekuat
berhubungan dengan O: Ny. W mampu mempraktekan posisi
ketidakadekuatan suplai menyusui yang benar
ASI. A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
3. Kerusakan integritas kulit 21 september S : Ny.W mengatakan bila ruam popok
berhubungan dengan 2021 pada anaknya sudah hilang.
ruam popok O: Ny. W mampu menjelaskan cara-cara
Menangani iritasi pada kulit serta
pencegahannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/365362231/Askep-Keluarga-Dengan-Anak-Baru-Lahir

http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/d-0029-menyusui-tidak-efektif/

https://www.alodokter.com/hipertermia

Anda mungkin juga menyukai