HIPERTERMIA
Disusun oleh :
Desta Widayat 220120210022
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,
ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel
abnormal dalam darah tepi. Berdasarkan National Academy of Sciences, terdapat lebih
dari 100.000 bayi di seluruh dunia yang lahir dengan keadaan dan kondisi yang berat dari
tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita dari jumlah 200 juta orang penduduk
Penderita leukimia pada anak yang memiliki gejala seperti demam atau keringat
malam, merasa lemah atau capai, pucat, sakit kepala, mudah berdarah atau memar.
misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi, muda memar saat terbentur ringan, nyeri
pada tulang dan/atau sendi. Adanya perubahan gejala secara cepat pada penderita
leukemia anak mengakibatkan anak merasakan sakit yang hebat. Kondisi tersebut
rumah sakit, dan sangat tidak memungkinkan anak dalam perawatan di rumah (Robert ,
2009).
lebih panjang. Kesulitan ini sebagai akibat rasa sakit nyeri pada bagian tulang
(Hoffbrand, 2005).
Insiden leukemia di Indonesia adalah 2,5-4,0 per 100.000 anak dengan estimasi
200-320 kasus baru leukimia tiap tahunnya (Chandrayani, 2009). Penelitian yang
dilakukan di RSCM ditemukan bahwa leukemia merupakan jenis kanker yang paling
banyak terjadi pada anak (30-40 %). Penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah
didapatkan leukimia merupakan kasus hemato onkologi terbanyak yaitu sebesar 23,7 %
kualitas hidup pada pasien leukimia penting dilakukan, bertujuan agar pasien leukimia
dan orang tua pasien bisa mengantisipasi kejadian-kejadian yang terjadi selama terapi.
Pemeriksaan kualitas hidup juga dapat membantu orangtua dan petugas Kesehatan terkait
memilih strategi untuk meningkatkan kualitas hidup penderita leukimia (National Cancer
Institute, 2010)
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Asuhan keperawatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada
2. Tujuan khusus
keperawatan hipertermia.
keperawatan hipertermia.
c. Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada anak leukemia dengan masalah
keperawatan hipertermia.
keperawatan hipertermia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
LP LEUKIMIA
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
1. Transfusi darah Etiologi Dan Predisposisi :
2. Sitostatika
3. Imunoterapi Faktor Eksogen
4. Transplantasi sumsum tulang 1. Radiasi
5. Hitung darah lengkap Macam – Macam Leukemia :
2. Zat kimia,
6. Pemeriksaan sel darah tepi
7. Asam urat serum / urine : mungkin meningkat 1. Leukemia Mielositik Akut (LMA) 3. Infeksi virus
8. Biopsi sumsum tulang 2. Leukemia Limfositik Akut (LLA) Faktor Endogen
9. Biopsi nodus limfa (Ngastiyah, 2005) 3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
4. Leukemia Mielositik Kronis 1. Bersifat herediter,
(LMK) 2. Kelainan genetic
Diagnosa Keperawatan :
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Identitas Klien
Nama : Anak N
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 13 tahun
Pekerjaan :-
Agama :-
Alamat :-
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :-
Hubungan :-
Alamat :-
B. KELUHAN UTAMA
Anak N adalah seorang anak perempuan berusia 13 tahun dengan leukemia memiliki
alat akses vena sentral (CVAD), sedang program kemoterapi.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Anak N mengalami penyakit leukimia, mengalami alopecia dan telah dirawat inap
karena infeksi stomatitis dan esofagitis, dan perdarahan yang membutuhkan
transfusi trombosit. Hematologi: Hemoglobin: 10,1 g / dL., Hematokrit: 25%.,
Trombosit: 50.000 / mm3., Jumlah sel darah putih: 2.000 / mm3., Diferensial:
Neutrofil 20%.
2. Riwayat penyakit dahulu
memiliki alat akses vena sentral (CVAD), Anak N tidak lagi berangkat ke sekolah
sebagai akibat dari perawatan di rumah sakit, kemoterapi, dan efek dari program
kemoterapi,
3. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Dia menolak untuk bertemu dengan teman-temannya meskipun dia sering berbicara
dengan mereka di telepon. Dia mengatakan kepada mereka bahwa penolakannya
didasarkan pada fakta bahwa dia rentan terhadap infeksi dan tidak ingin mengambil
risiko terpapar dan harus dirawat di rumah sakit lagi.
E. RIWAYAT SPIRITUAL
Tidak terkaji
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Composmentis dengan E4M6V5
TB : 160 cm
BB : 61 kg
2. Tanda – tanda vital
TD : - mm / Hg
Nadi : -x/menit
RR : - x/menit
Suhu : 38,8o C
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Hematologi: Hemoglobin: 10,1 g / dL., Hematokrit: 25%., Trombosit: 50.000 /
mm3., Jumlah sel darah putih: 2.000 / mm3., Diferensial: Neutrofil 20%.
b. Pemeriksaan fisik
Suara paru-paru anak N jelas, suara jantung kuat dan teratur, dia jelas terlihat baik
dan tidak tertekan, menderita alopecia, dan terdapat bercak putih di mulutnya.
II. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
V. EVALUASI KEPERAWATAN
ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel
abnormal dalam darah tepi. Berdasarkan National Academy of Sciences, terdapat lebih
dari 100.000 bayi di seluruh dunia yang lahir dengan keadaan dan kondisi yang berat dari
tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita dari jumlah 200 juta orang penduduk
Perubahan gejala secara cepat pada penderita leukemia anak mengakibatkan anak
merasakan sakit yang hebat. Kondisi tersebut mengharuskan anak dengan penyakit
leukemia harus dilakukan dengan perawatan di rumah sakit, dan sangat tidak
sekunder : gangguan dalam kematangan sel darah putih, peningkatan jumlah limfosit
limfe, sumsum tulang yang dikemas dengan dengan sel leukemik ), agen kimia
energi, peningkatan laju metabolik dari produksi leukosit massif, ketidak seimbangan
kemampuan fisik.
Diagnose masalah gangguan citra tubuh salah satu intervensinya adalah art
therapy. Art therapy adalah Art therapy adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan
media seni, material seni, dengan pembuatan karya seni untuk berkomunikasi. Media seni
dapat berupa pensil, kapur berwarna, warna, cat, potonganpotongan keratas, dan tanah
liat. Kegiatan art therapy mencakup berbagai kegiatan seni seperti menggambar, melukis,
memahat, menari, gerakan-gerakan kreatif, drama, puisi, fotografi, melihat dan menilai
Salah satu langkah untuk meningkatkan self esteem anak dengan leukemia adalah
telling, dengan adanya partisipasi aktif dari anak tersebut diharapkan dapat meningkatkan
self esteem anak karena dapat membunuh rasa ketidakpercayadirian mereka. Kegiatan art
therapy dinilai dapat membantu anak untuk bisa berinteraksi dengan sesama anak dengan
leukemia yang notabene merupakan komunitas yang memiliki karakteristik yang sama,
2019).
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertermia b.d proses penyakit ; leukimia, Resiko defisit nutrisi b.d luka organ
pencernaan, Gangguan citra tubuh b.d Efek pengobatan kemoterapi harus dilakukan
Penggunaan art therapy juga dinilai dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri
pada anak. Art therapy memberi dampak pada peningkatan self esteem yang
B. SARAN
Dalam pembuatan asuhan keperawatan harus berdasarkan referensi yang jelas dan
cukup banyak, dengan harapan asuhan keperawatan yang dihasilkan dapat bermutu
Bulechek, G., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (n.d.). Nursing Intervention
Classification (NIC). Jakarta: Elsevier.
Herdman, T., & Kamitsuru, S. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (n.d.). Nursing Outcomes Classification
(NOC). Jakarta: Elsevier.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-
ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.innappni.or.id
Adriani, S. N. & Satiadarma, M. P. (2011). Efektivitas Art Therapy dalam Mengurangi
Kecemasan pada Remaja Pasien Leukemia. Indonesian Journal of Cancer, 5(1), 31–47.
Rahmawati, I., Hapsari, H. I., & Suryani, E. (2019). Pengaruh Pemberian Art Therapy Terhadap
Self Esteem Pada Pasien Anak Dengan Leukemia Di Rsud Dr. 8(April), 8–14.