Anda di halaman 1dari 5

CASE BASED DISCUSSION

“PURSED LIPS BREATHING THERAPY SEBAGAI UPAYA


PENINGKATAN KOMUNIKASI PADA Tn. S DENGAN Dx.
KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Ns. Megah Andriany.,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom.,Ph.D.


CI Klinik : Erwi Nilasari S.Kep.Ns

Disusun oleh :
Desta Widayat 220120210022

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
LAPORAN CASE BASED DISCUSSION

KRITERIA KLIEN
Berdasarkan pengkajian pada Tn. S didapatkan hasil bahwa klien mengalami gangguan pada
pola nafas tidak efektif. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pursed lips breathing
therapy dapat dilakukan pada pasien dengan masalah hambatan komunikasi verbal.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN


1. Pengertian Tindakan
Pursed lips breathing therapy (PLB) adalah teknik bernapas yang dapat digunakan
untuk membantu bernapas lebih efektif dan dapat meningkatkan saturasi oksigen
(Suryantoro et al., 1970).
2. Tujuan Tindakan
Meningkatkan keadekuatan frekuensi dan kualitas pernafasan
3. Prosedur
a. Tahap persiapan
- Persiapkan alat berupa video intervensi
- Cuci tangan
- Cek kondisi jaringan dan media meeting
b. Tahap kerja
Metode yang diberikan adalah penjelasan penggunaan pursed lips breathing therapy.
Dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. menginstruksikan responden untuk rileks dengan melemaskan otot-otot leher dan bahu,
2. kemudian menginstruksikan responden bernapas melalui hidung dalam 3 hitungan dengan
mulut tetap tertutup,
3. selanjutnya menginstruksikan reponden mengeluarkan napas secara perlahan dalam 7
hitungan dengan mengerucutkan mulut seperti meniup balon atau bersiul,
4. menginstruksikan responden untuk melakukan PLB selama 10 menit, tiap siklus sebanyak
6 kali pernapasan dengan jeda antar siklus 2 detik,
5. kemudian mengevaluasi kondisi responden setelah perlakuan. PLB dilakukan 3 kali dalam
sehari (pagi, sore, malam) selama 3 hari berturut- turut (Suryantoro et al., 1970).
4. Referensi
Beberapa ahli menyebutkan bahwa Pursed lips breathing adalah suatu latihan nafas
yang terdiri dari dua mekanisme yaitu inspirasi secara normal serta ekspirasi aktif
dalam dan panjang. dimana ekspirasi secara aktif dan panjang dapat merangsang
pengeluaran obstruksi sehingga dapat menurunkan derajat sesak napas penderita (Lina
et al., 2019).
Pendapat ini sejalan dengan penelitian Alfanji dan Harry (2011) bahwa PLB yang
dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari sebelum makan dan sebelum tidur selama 30
menit dan dilakukan secara teratur maka setelah 3 minggu didapatkan hasil SaO2
secara signifikan meningkat, PaCO2 menurun dan frekuensi bernafas secara signifikan
menurun (Khasanah & Maryoto, 2014).
5. Hasil Yang Didapatkan Pada Pasien
1. Kriteria Hasil

Tanggal Kriteria Ya Tidak


18/03/2020 Klien mampu menyebutkan terapi yang
dapat digunakan untuk mencegah dan ✓
mengurangi masalah pola nafas tidak
efektif
Klien dapat melakukan penggunaan ✓
pursed lips breathing therapy secara rutin
setiap hari
Klien mengungkapkan peningkatkan
kognitif pada saat menerima informasi ✓
18/03/2020 Klien mampu menggunakan pursed lips
breathing therapy saat sesak nafas ✓
Klien mampu menggunakan pursed lips ✓
breathing therapy secara berkala
Keluarga dapat memahami kemauan ✓
klien
Klien mengungkapkan peningkatkan
pada pernafasan klien ✓

6. Pembahasan
Pursed lips breathing exercise merupakan program latihan yang diterapkan
pada pasien PPOK yang bertujuan untuk mengatur dan memperbaiki pola dan
frekuensi napas sehingga mampu mengurangi penumpukan udara atau air trapping,
mengurangi sesak napas serta mengkoordinasi frekuensi napas dengan memperbaiki
ventilasi alveoli dan pertukaran gas dalam paru-paru.Pursed lips breathing exercise
mampu memperbaiki ventilasi dan aliran udara serta memperbaiki volume paru
penderita PPOK apabila latihan tersebut dilakukan secara teratur (Qamila et al.,
2019).
Teknik pernapasan pursed lips breathing memiliki banyak banyak manfaat
sebagai salah satu tindakan non-farmakologi manajemen pernapasan dalam praktek
mandiri keperawatan. Teknik ini mampu mengurangi frekuensi pernapasan dan
meningkatkan pemenuhan oksigenasi (SpO2) pasien PPOK. Penuruan terjadinya
dispnea juga dirasakan setelah melakukan teknik ini secara terus-menerus. Hal ini
sejalan dengan teori teori yang mengatakan bahwa teknik pursed lips breathing dapat
membantu memperbaiki frekuensi pernapasan yang abnormal pada pasien dengan
PPOK, yaitu dari pernapasan yang dangkal dan cepat berubah menjadai pernapasan
yang dalam dan lambat (Qamila et al., 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Khasanah, S., & Maryoto, M. (2014). Efektifitas Posisi Condong Ke Depan (Ckd) Dan Pursed Lips
Breathing (Plb) Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK). Prosiding Seminar Nasional & Internasional, VII(2012), 25–36.
Lina, L. F., Wijaya, A. K., & Admaja, R. D. (2019). Efektivitas Relaxed Sitting dengan Pursed Lips
Breathing Terhadap Penurunan Derajat Sesak Napas Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di
RSUD Dr . M . Yunus Bengkulu. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 67–74.
Qamila, B., Ulfah Azhar, M., Risnah, R., & Irwan, M. (2019). Efektivitas Teknik Pursed Lipsbreathing
Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (Ppok): Study Systematic Review. Jurnal Kesehatan,
12(2), 137. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v12i2.10180
Suryantoro, E., Isworo, A., & Upoyo, A. S. (1970). Perbedaan Efektivitas Pursed Lips Breathing dengan
Six Minutes Walk Test terhadap Forced Expiratory. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 5(2), 99–112.
https://doi.org/10.24198/jkp.v5i2.448

Anda mungkin juga menyukai