Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi
Pursed lip breathing adalah latihan pernapasan dengan menghirup udara melalui
hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau dimonyongkan
dengan waktu ekshalasi lebih di perpanjang. Terapi rehabilitasi paruparu dengan pursed
lips breathing ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu
apapun, dan juga tanpa efek negative seperti pemakaian obat-obatan (Smeltzer & Bare,
2013).
Pursed lips breathing adalah salah satu teknik dalam program rehabilitasi paru
yang sangat dianjurkan untuk diterapkan pada pasien PPOK. Metode pengontrolan napas
pursed lips breathing dilakukan dengan melakukan inspirasi melaui hidung dan
memanjang ekspirasi dengan meluarkan udara napas melalui mulut. Teknik ekspirasi
yang dilakukan dengan strategi mengerucutkan kedua bibir bersama saat ekshalasi
(Kisner and Colby, 2007).
Pursed Lip Breathing Exercise adalah suatu latihan bernafas yang terdiri dari dua
mekanisme yaitu inspirasi secara dalam serta ekspirasi aktif dalam dan panjang. Proses
ekspirasi secara normal merupakan proses mengeluarkan nafas tanpa menggunakan
energi berlebih. Bernafas Pursed Lip Breathing Exercise melibatkan proses ekspirasi
secara panjang.
Inspirasi dalam dan ekspirasi panjang tentunya akan meningkatkan kekuatan
kontraksi otot intra abdomen sehingga tekanan intra abdomen meningkat melebihi pada
saat ekspirasi pasif. Tekanan intra abdomen yang meningkat lebih kuat lagi tentunya
akan meningkatkan pergerakan diafragma ke atas membuat rongga thorak semakin
mengecil. Rongga thorak yang semakin mengecil ini menyebabkan tekanan intra
alveolus semakin meningkat sehingga melebihi tekanan udara atmosfer. Kondisi tersebut
akan menyebabkan udara mengalir keluar dari paru ke atmosfer. Ekspirasi panjang saat
bernafas Pursed Lip Breathing Exercise juga akan menyebabkan obstruksi jalan nafas
dihilangkan sehingga resistensi pernafasan menurun. Penurunan resistensi pernafasan
akan memperlancar udara yang dihirup dan dihembuskan sehingga akan mengurangi
sesak nafas (Smeltzer, 2008).
B. Manfaat
Manfaat dari pursed lips breathing ini adalah untuk membantu klien memperbaiki
transport oksigen, menginduksi pola napas lambat dan dalam, membantu pasien untuk
mengontrol pernapasan, mencegah kolaps dan melatih otot-otot ekspirasi untuk
memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan napas selama ekspirasi, dan
mengurangi jumlah udara yang terjebak (Smeltzer & Bare, 2013).
Selain manfaat di atas, pursed lips breathing juga bermanfaat untuk:
1. Membantu menginduksi pola pernafasan lambat,
2. Memperbaiki transport oksigen
3. Membantu pasien mengontrol pernapasan dan juga melatih otot respirasi
4. Meningkatkan pengeluaran karbondioksida yang disebabkan oleh terperangkapnya
karbondioksida karena alveoli kehilangan elastistitas, sehingga pertukaran gas tidak
dapat dilakukan dengan maksimal dan meningkatkan ruang rugi di paru-paru.
5. Meningkatkan pengeluaran karbondioksidan dan juga meningkatkan jumlah oksigen
didalam darah darah, dan membantu menyeimbangkan homeostasis.

C. Tujuan
Tujuan dari PLB sebagai berikut:
1. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernafasan.
2. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas.
3. Mencegah pola aktifitas otot pernafasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi
pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap, serta mengurangi kerja bernafas
(Smeltzer , 2008).

PLB dapat meningkatkan efisiensi ventilasi, dan mengurangi laju pernafasan


(RR). PLB dapat mengurangi tekanan ekspirasi akhir intrinsik (PEEP) dengan cara
menghasilkan tekanan positif pada mulut dan berfungsi sebagai PEEP ekstrinsik
fisiologis. Dengan memperlambat kadaluwarsa, ini menurunkan kecenderungan saluran
udara untuk runtuh dengan mengurangi efek Bernoulli yang tercipta oleh aliran udara.
Dyspnea pada aktivitas berhubungan dengan tingkat dan tingkat kontras otot pernafasan.
Olahraga juga menyebabkan hiperinflasi dinamis pada pasien dengan PPOK. Dikatakan
bahwa PLB, dengan mengurangi RR dan hiperinflasi yang dinamis (Bhatt et al. 2013).
D. Indikasi
Metode pernapasan pursed lips breathing sangat dianjurkan diterapkan pada pasien
PPOK, seperti emfisema dan asma serta efektif jika diterapkan pada saat periode
dyspnea.

E. Prinsip kerja fisiologi PLB


Pursed Lips Breathing merupakan terapi rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien
dengan PPOK, pursed lips breathing mampumeningkatkan tekanan pada rongga mulut
yang akan diteruskan padacabang – cabang bronkus sehingga mampu mencegah air
trapping. PursedLips Breathing mampu meningkatkan ventilasi inspirasi yang akan
meningkatkan asupan oksigen karena adanya peningkatan instrinsik PEEP yang akan
berperan dalam siklus pernafasan selanjutnya. Karena Instrinsik PEEP juga berperan
terhadap munculnya hiperventilasi dan akan meningkatkan terjadinya hiperinflasi
dinamis yang mengakibatkan dyspnea. Ekstrinsik PEEP merupakan kondisi yang
berhubungan dengan tekanan udara yang akan dipertukarkan di dalalm alveoli, sehingga
dengan teknik pernafasan PLB mampu memgontrol nafas yang akan mengakibatkan
pertukaran udara di atmosfer dan paru menjadi lebih optimal dan akan memunculkan
frekuensi pernafasan yang berkurang dan mengakibatkan penurunan air trapping di
dalam alveoli paru-paru (G. Shine, Shaikhji Saad,2016).
F. Langkah-langkah

N Langkah Pengerjaan Ilustrasi Gambar


o
Tahap Pre Interaksi
1 Mahasiswa mengecek file (catatan
medis/keperawatan) pasien  
2 Mahasiswa mempersiapkan alat
 Buku catatan
 Alat Tulis
 Lembar Informed Consent
 APD apabila dibutuhkan  
Tahap Orientasi
3 Mahasiswa memberikan salam
dan memperkenalkan diri  
4 Mahasiswa melakukan identifikasi
pasien  
5 Mahasiswa menjelaskan tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan  
6 Menjaga privasi pasien  
Tahap kerja
7 Dekatkan alat-alat kepasien  
8 Lakukan cuci tangan sesuai dengan
prosedur dan pasang APD sesuai
kebutuhan  
9 Atur posisi pasien dalam posisi
semifowler.  
10 Instruksikan pasien untuk
mengambil nafas dalam, kemudian
mengeluarkannya secara perlahan-
lahan melalui bibir yang
membentuk seperti huruf O.  
11 Ajarkan bahwa pasien perlu
mengontrol fase ekhalasi lebih lama
dari fase inhalasi.  
12 Menarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik sampai dada
dan abdomen terasa terangkat lalu
jaga mulut agar tetap tertutup
selama inspirasi dan tahan nafas
selama 2 detik.  
13 Hembuskan nafas melalui bibir
yang dirapatkan dan sedikit terbuka
sambil mengkontraksikan otot-otot
abdomen selama 4 detik. Lalukan
inspirasi dan ekspirasi selama 5
sampai 8 kali latihan.  
14 Selama prosedur, tingkatkan
keterlibatan dan kenyamanan
pasien.  
15 Kaji toleransi pasien selama
prosedur.  
Tahap Terminasi
16 Lakukan evaluasi subjektif dan  
sampaikan hasil pemeriksaan pada
pasien
17 Membuat kontrak selanjutnya  
18 Ucapkan salam dan terimakasih
pada pasien atas kerjasama pasien  
19 Cuci tangan  
20 Mendokumentasikan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan  

G. A
H. A
I. A
J. A
K. A
L. A
M. A
N. A
O. A

Sumber:

ROZI, F. (2018). EFEKTIVITAS KOMBINASI PURSED LIP BREATHING DAN


DISTRACTIVE AUDITORY STIMULI TERHADAP PERSEPSI DYSPNEA DAN PEAK
EKSPIRATORY FLOW PADA KLIEN PPOK DI RSUD JOMBANG (Pendekatan Teori Self
Care Dorothea Orem) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Setiawan, F. (2018). PENGARUH BREATHING RETRAINING TERHADAP


PENINGKATAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK (PPOK) DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).

Ningsih, A. D. (2018). PENGARUH KOMBINASI HOME BASED WALKING EXERCISE


DAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP FORCED EXPIRATORY VOLUME IN ONE
SECOND (FEV1) DAN DYSPNEA PASIEN PPOK (Doctoral dissertation, Univeritas
Airlangga).
Bakti, A. K., Dwi Rosella, K., & St FT, S. (2015). Pengaruh Pursed Lip Breathing Exercise
Terhadap Penurunan Tingkat Sesak Napas Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (Ppok) Di
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat BBKPM Surakarta (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Hariyono, R. (2018). PENGARUH KOMBINASI GUIDED IMAGERY MUSIC DAN


PURSED LIPS BREATHING TERHADAP PEAK EXPIRATORY FLOW PADA PASIEN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS DI RSUD JOMBANG DAN RSU DR. WAHIDIN
SOEDIRO HUSODO MOJOKERTO (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Anda mungkin juga menyukai