Anda di halaman 1dari 15

1.1.

Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel
telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan
plasenta melalui jalan lahir.
Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu)
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester :
trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II, dimulai
dari bulan keempat sampai enam bulan (13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh
sampai Sembilan bulan (29-42minggu).
1.2. Proses kehamilann
Proses pematangan telur dipengaruhi oleh hormon. Pada setiap bulannya, indung telur
wanita usia subur akan menghasilkan satu atau dua telur matang, yang disebut ovum.
Sekitar 14 hari sebelum haid akan terjadi proses pelepasan telur yang matang dari indung
telurnya, proses ini dinamakan ovulasi. Telur inilah yang siap untuk dibuahi oleh sebuah
sperma. Proses bersatunya inti ovum dari inti sperma disebut konsepsi (pembuahan), yang
merupakan awal dari kehamilan.
a. Pengangkutan ovum ke oviduktus
Pada ovulasi ovum dibedakan ke dalam rongga abdomen tapi langsung diambil oleh
oviduktus, ditangkap fimbrie. Fimbrie dilapisi oleh silia yaitu tonjolan-tonjolan halus
mirip rambut yang bergetar seperti gelombang ke arah interior oviduktus.
b. Pengangkutan sperma ke oviduktus (Tuba Fallopii)
Setelah ditaruh di vagina saat ejakulasi, sperma-sperma tersebut harus berjalan melewati
kanalis servikalis, uterus dan kemudian menuju telur di sepertiga atas oviduktus.
Rintangan pertama adalah melewati kanalis servikalis. Sewaktu kadar estrogen tinggi
seperti yang terjadi saat folikel matang akan berovulasi, mucus serviks menjadi cukup
tipis dan encer untuk dapat ditembus oleh sperma. Setelah sampai uterus, kontraksi
miometrium akan mengaduk sperma, saat mencapai oviduktus sperma harus bergerak
melawan silia, gerak ini dipermudah oleh kontraksi antipristaltik otot polos oviduktus.
c. Fertilisasi

Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula- mula harus melewati korona
radiata dan zona pelusida. Enzim- enzim akrosom, yang terpajan saat membran akrosom
rusak saat sperma berkontak dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat
terowongan menembus sawar-sawar protektif tersebut. Sperma pertama yang mencapai
ovum itu sendiri berfusi dengan membran plasma ovum, memicu suatu perubahan
kimiawi di membran yang mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat
ditembus sperma lain (Fenomena Black To Polyspermy).
Fertilisasi berlangsung di oviduktus ketika telur yang dilepaskan dan sperma yang
diletakkan di vagina bertemu di tempat ini. Ovum yang telah dibuahi mulai membelah
diri secara mitosis. Dalam waktu seminggu ovum tumbuh dan berdiferensiasi menjadi
sebuah blastokista yang dapat melakukan implantasi.

d. Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat selama perjalannya dalam tuba
falopii. Bila kelompok sel yang dsebut sebagai morula mencapai cavum uteri maka
terbentuklah ” inner cell mass”. Pada stadium Blastosis , mass tersebut di bungkus
dengan sel trofoblas primitif. Didalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara aktif
sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy factor) yang
mencegah reaeksi hasil konsepsi .
Pada stadium ini, zygote harus mengadakan implantasi untuk memperoleh nutrisi dan
oksigen yang memadai. Terjadi perkembangan “inner cell mass” kedalam lapisan
ektodermal dan endodermal. Diantara kedua lapisan tersebut terbentuk lapisan
mesodermal yang akan tumbuh keluar untuk membentuk mesoderm ekstra embrionik.
Pada stadium ini terbentuk 2 rongga yaitu “yolc sac” dan cavum amnion. Kantung
amnion berasal dari ektoderm dan yolc sac dari endoderm. Pada stadium ini, cavum
amnion masih amat kecil.2 rongga yang terbungkus oleh mesoderm bergerak kearah
blastosis. Batang mesodermal akan membentuk talipusat. Area embrionik yang terdiri
dari ektoderm – endoderm dan mesoderm akan membentuk janin.Cavum anion semakin
berkembang sehingga mencapai sampai mencapai dinding blastosis. Bagian dari Yolc
sac tertutup dalam embrio dan sisanya membentuk tabung yang akan menyatu dengan
tangkai mesodermal.
e. Plasentasi
 Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan demikian membesarnya
blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis) akan tertekan dan kehamilan akan
semakin mengembang ke arah dalam cavum uteri.
 Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang
melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan.
Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve.
Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan
disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya ekspansi blastosis,
desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi
obliterasi. Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada
proses ini, kelenjar dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil
akan mengalami dilatasi membentuk sinusoid.
 Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan lapisan
sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini
terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili
chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk
membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk
percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian
besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan
bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan
produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut
sebagai anchoring villi.
 Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar
penampangnya. Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi
trofoblas dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam
arteri spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous Perubahan fisiologi yang
berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini
berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat “
low resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang
janin intra uterin. Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa
metabolisme – hormon dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana
struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis.

 Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan “placental barrier”
pada akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas
permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan
mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi. Plasenta
yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram Talipusat
berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’yang
bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan
atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

1.3. Tanda-Tanda Kehamilan


a. Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)
 Teraba bagian−bagian janin
Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada wanita kurus dan otot
perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu jelas bagian janin dapat diraba demikian pula
gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu.
 Gerakan Janin
Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa
 Terdengar Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat terdengar pada usia 6
sampai 7 minggu. Jika menggunakan dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika
menggunakan stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut jantung janin antara
120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas terdengar bila ibu tidur
terlentang atau miring dengan punggung bayi di depan.
 Pemeriksaan Rontgent
Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia kehamilan 6 minggu namun
masih belum dapat dipastikan bahawa itu adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12
sampai 14 minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.
 Ultrasonografi
USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu untuk memastikan
kehamilan dengan melihat adanya kantong gestasi, gerakan janin dan deyut jantung
janin.
 Electrocardiography
ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu.
b. Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)
 Peningkatan suhu basal tubuh
Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan adanya kehamilan. Kenaikan
ini berkisar antara 37,20C sampai dengan 37,80C.
 Perubahan warna kulit
Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna kehitaman sekitar mata,
hidung, dan pelipis yang umumnya terjadi pada kehamilan mulai 16 minggu. Warna
akan semakin gelap jika terpapar sinar matahari.
 Perubahan Payudara
Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar kehamilan 6 sampai 8
minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya kalenjer montgomery, karena rangsangan
hormon steroid. Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu karena
pengaruh prolaktin dan progesteron.
 Pembesaran Perut
Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus. Ini bukan tanda
diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda kehamilan lain.
 Epulis
Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara jelas. Dapat tejadi juga
pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau kekurangan vitamin C.
 Balotement
Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi kesan seperti ada masa
yang keras, mengapung dan memantul di uterus. Dapat terjadi pada tumor uterus,
mioma, acites, dan kista ovarium
 Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang, disebut kontraksi
brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh peninggian hormon oksitosin, gejala
ini biasanya mulai usia kehamilan 28 minggu pada primi dan semakin lanjut
kehamilannya semakin sering dan kuat.
 Tanda Chadwick dan Goodell
Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi kebiruan atau ungu yang
disebut tanda chadwick. Perubahan konsistensi serviks menjadi lunak disebut tanda
goodell.
1.4. Adaptasi fisologis dan psikologis pada masa kehamilan
a. Trimester Pertama
Segera setelah konsepsi kadar hormon progestron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari
,lemah,lelah dan membesarnya payudara .Ibu merasa tidak sehat dan sering kali
membenci kehamilannya .Banyak ibu yang merasakan kekecewaan ,penolakan
,kecemasan dan kesedihan .Seringkali,biasanya pada awal kehamilannya ,ibu berharap
tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil . Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama .Karena perutnya masih kecil
,kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya.
b. Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat ,tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang
.Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban , ibu menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikiran nya secara lebih
konstruktif .Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya.Banyak ibu
yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.Kadang kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu .Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinnan .Ibu
seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal.Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa
dirinya aneh dan jelek .Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.Pada trimester
inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan perawat.
1.5. Penentuan Usia kehamilan dan taksiran persalinan
Menentukan usia kehamilan yang akurat dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :
a. Metode Rumus Neagle
Metode Rumus Neagle digunakan untuk menghitung usia kehamilan berdasarkan hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga tanggal saat anamnese dilakukan. Rumus Neagle
memperhitungkan usia kehamilan berlangsung selama 280 hari (40 minggu). Usia
kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Selain umur kehamilan, dengan rumus
Neagle dapat diperkirakan pula hari perkiraan persalinan/lahir (HPL). Namun rumus ini
hanya bisa digunakan untuk ibu yang siklus haidnya teratur.
Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :
 Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (Sebelum dari tanggal
25) menggunakan rumus = +7 +9 +0

Contoh : HPHT : 6 Januari 2013


= 6 / 1 / 2013
= +7 +9 +0
Jadi HPLnya = 13 / 10 / 2013 (13 Okt 2013)
 Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan selebihnya) dan
bulan seterusnya sampai akhir Desember menggunakan rumus = +7 -3 +1

Contoh : HPHT : 8 Juli 2013


= 8 / 7 / 2013
= +7 -3 +1
Jadi HPLnya = 15 / 4 / 2014 (15 Apr 2014)
b. Metode Pengukuran TFU
Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan dengan menggunakan
pita ukur. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita
pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak.
Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

c. Metode Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik)
untuk pemeriksaan bagian-bagian dalam tubuh manusia, dimana dapat mempelajari
bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.
Penentuan usia kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1. Mengukur diameter kantong kehamilan pada kehamilan 6-12 minggu.
2. Mengukur jarak kepala bokong pada kehamilan 7-14 minggu.
3. Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu
1.6. Penentuan Taksiran berat janin
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan dengan memosisikan ibu dalam posisi
terlentang dan kandung kemih dikosongkan. Kemudian dengan menggunakan pita ukur
dalam satuan sentimeter, tinggi fundus diukur dari pinggir atas simfisis pubis hingga
puncak fundus uteri. Pengukuran dilakukan oleh perawat yang bertugas di ruang bersalin.
a. Taksiran berat janin menggunakan rumus Johnson-Toshach, dihitung dengan

(TBJ_J) = (TFU – n) x 155


dimana n adalah penurunan bagian bawah janin n = 11 jika kepala bayi belum masuk
pintu atas panggul  n = 12 jika kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul, n = 13 bila
kepala janin masih floating. Bila ketuban sudah pecah maka TBJ ditambahkan 10%.
b. Taksiran berat janin menggunakan rumus Risanto, dihitung dengan

(TBJ_R) = (125 x TFU) – 880


dalam satuan gram. Berat badan bayi ditimbang dalam waktu satu jam setelah lahir
menggunakan timbangan yang terkalibrasi. Sebelum dilakukan uji hipotesis data akan
dilakukan uji normalitas menggunakan uji KolmogorovSmirnov.
1.7. Faktor-faktor yang menyebabkan penyulit persalinan
Proses persalinan yang sulit biasa disebut Distosia/ penyulit persalinan. Distosia/ penyulit
persalinan merupakan persalinan yang abnormal (Reeder, Martin & Griffin, 1997).
Persalinan menjadi lebih panjang, lebih nyeri/ sulit dan abnormal karena masalah
persalinan berupa power, passageway, passenger, position, atau psychologic. Reeder,
Martin & Griffin (1997) menyatakan bahwa penyebab distosia adalah:
a. Power
Kontraksi uteri kurang kuat atau kurang terkoordinasi untuk menimbulkan pembukaan
dan pendataran servix. Masalah power pada persalinan adalah masalah pada kontraksi
uterus dan kekuatan meneran ibu (Reeder, Martin & Griffin, 1997). Kontraksi uterus/
his yang normal mempunyai sifat kontraksi yang simetrik, dominasi pada fundus uteri,
kontraksi semakin kuat dan sering diselingi relaksasi yang baik. Pada kala satu, his
terjadi tiap 3 – 5 menit, selama 35 detik, sedangkan pada akhir kala I dan II tiap 2 – 3
menit selama 60 detik. Macam- macam kelainan his antara lain inersia uteri,
incoordinate uterine contraction, dan his terlalu kuat. Purwadianto & Sampurna (2000),
menyatakan bahwa inersia uteri ditandai dengan kontraksi uterus yang lemah, singkat
dan jarang, dapat timbul sejak permulaan persalinan/ masa laten (primer) atau pada
masa aktif (sekunder). Umumnya, Incoordinate uterine contraction terjadi pada
persalinan tidak maju walaupun segalanya tampak normal atau tidak ada masalah. His
terlalu kuat dapat menimbulkan partus presipitatus 2 (persalinan yang selesai dalam
waktu kurang dari 3 jam). Hal ini terjadi akibat his yang lebih kuat, lebih lama, dan
lebih sering dari umumnya (Purwadianto & Sampurna, 2000). Sedangkan kekuatan
meneran ibu dapat dipengaruhi oleh anestesi atau obat penenang, kelelahan atau
rasa nyeri yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan ibu tidak kuat mendorong bayi
secara efektif (Reeder, Martin & Griffin, 1997)
b. Passageway
Bentuk dan ukuran tulang panggul yang abnormal.Masalah passageway pada persalinan
dapat terjadi karena panggul sempit, panggul patologik, atau tumor jalan lahir
(Purwadianto & Sampurna, 2000). Bentuk dan ukuran panggul sangat menentukan
kelancaran persalinan. Panggul normal wanita adalah berbentuk ginekoid yang
merupakan bentuk terbaik bagi jalan keluar janin.Menurut Reeder, Martin & Griffin
(1997), panggul berbentuk ginekoid dapat dikatakan bermasalah jika ukuran kepala janin
tidak sesuai dengan ukuran panggul ibu atau sering disebut sebagai cephalopelvic
disproportion (CPD). Selain distosia pada panggul, penyebab distosia pada passageway
adalah leiomioma, tumor ovarium, dan lain- lain (Perry et all, 2010).
c. Passenger
Malpresentasi atau malposisi, ukuran yang tidak normal atau perkembangan janin yang
tidak normal, letak plasenta tidak normal.Masalah passenger/ kelainan janin dapat terjadi
karena kelainan letak, presentasi atau posisi, kelainan bentuk janin, tali pusat menumbung
atau tali pusat terkemuka (Purwadianto & Sampurna, 2000).Pada pemeriksaan luar,
kelainan letak lintang biasanya akan teraba bagian besar janin pada sisi kiri atau kanan
dan bunyi jantung janin terdengar paling keras di sekitar pusat. Pada pemeriksaan dalam,
kelainan letak lintang teraba lengan/ bahu atau klavikula atau scapula dan arah
menutupnya ketiak sesuai dengan letak kepala.Pemeriksaan luar pada kelainan presentasi,
ditandai dengan teraba kepala di fundus dan bokong di atas simfisis, bunyi jantung janin
terdengar paling keras setinggi/ sedikit di atas pusat. Pada pemeriksaan dalam, teraba
sakrum atau anus atau kaki. Pemeriksaan dalam pada kelainan presentasi muka, akan
teraba bagian- bagian wajah (dagu, mulut, hidung, telinga).Pemeriksaan dalam pada
kelainan presentasi ganda, teraba tangan/ kaki disamping kepala atau tangan disamping
bokong, dan mungkin teraba pula tali pusat. Sedangkan kelainan bentuk janin dapat
berupa hidrosefalus, janin terlalu besar, tali pusat menumbung (Purwadianto &
Sampurna, 2000).
d. Position
Posisi ibu saat melahirkan dapat memberikan keuntungan terhadap mekanisme persalinan
dengan efek gravitasi untuk memudahkan dalam melahirkan.Masalah position pada
persalinan dapat terjadi karena posisi yang kurang tepat pada ibu bersalin (Perry, et all,
2010). Posisi ibu saat melahirkan dapat memberikan keuntungan terhadap mekanisme
persalinan dengan efek gravitasi untuk memudahkan dalam melahirkan.Contohnya
adalah posisi the hand and the knees membantu posisi kepala janin bagian posterior
occiput berotasi secara efektif dibandingkan dengan posisi lateral. Selain itu, posisi
jongkok memudahkan janin terdorong dan mempercepat kala dua persalinan (Perry, et
all, 2010).
e. Psychologic
Faktor ibu seperti cemas, kurangnya persiapan persalinan dapat menyebabkan persalinan
lama.Masalah psychologic juga dapat dipengaruhi oleh respon psikologis ibu saat
melahirkan.Hormone dan neurotransmitter seperti katekolamin dikeluarkan jika
seseorang dalam keadaan stress. Katekolamin ini dapat menyebabkan distosia.
1.8. Deteksiresiko pada masa kehamilan (skor Poedji)
1.9. a
1.10. a
1.11. a
1.12. a
1.13. a
1.14. a
1.15. a

Simanjuntak, L. J., & Simanjuntak, P. A. (2020). Perbandingan Rumus Johnson dan Rumus
Risanto dalam menentukan Taksiran Berat Janin pada Ibu Hamil dengan Berat Badan
Berlebih. Nommensen Journal of Medicine, 5(2), 24-27.

Anda mungkin juga menyukai