OLEH:
KELAS : 2B S. Tr Keperawatan
2021/2022
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir(Riskesdas,2013).
Periode antenatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi
atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan
ketuju sampai 9 bulan (Pelayanan kesehatan material dan neonatal (Doengoes,
2001).
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang
bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan
wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar,
2010). Selain itu pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi
obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin,
dkk, 2012).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2011).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah
suatu tindakan perawatan dan pengawasan yang dilakukan oleh tenaga medis
seperti dokter, bidan dan perawat untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi
ibu maupun janin agar melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan
kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan
optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
2. Penyebab / Faktor Predisposisi
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya
420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de
Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan
disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang
makin mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik
tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin
deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba
yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera
ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up
mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus
dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari
pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual
dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa
setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong
sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor),
ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak).
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang
dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia
wanita dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian di bawah
ini.
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa
menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada
kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma
sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan
menuju tuba falopi
d. Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, „vitelus”
membangktkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan
telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa
dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan
bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk
“autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita
selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks
yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi
jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi
jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan
dengan jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin
adalah pihak suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa,
terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi
dua dan seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus
berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk
ruangan yang mengandung cairan yang disbut blastula. Perkembangan dan
pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel
trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
e. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata sehingga
bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium.
Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi.
Sel yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “endoderm” dan yolk sac
(kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan
amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung
yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoderm dan mesoderm.
Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat
di antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati,
limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal
jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat).
Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan
menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.
3. Pathway
4. Tanda dan Gejala
a. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu
diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan
dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar
keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
d. LEOPOLD IV
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per menit)
dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan stetoskop
ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi jantung
<120 kali permenit atau >160 kali permenit atau tidak teratur, maka
anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung bunyi
jantung adalah dengan mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5
detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
Dijumlahkan Interpretasi
I III V 4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur,
bayi
normal
6. Pemeriksaan Diagnostic
a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi –
kondisi diperlukan tanda pasti hamil,letak anak tidak dapat ditentukan
dengan jelas dengan palpasi,mencari sebab dari hidraamnion dan untuk
menentukan kelainan anak.
b. Pemeriksaan
USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung
janin. (Marjati dkk, 2010)
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
Tes Lab Nilai Normal Nilai Diagnosis
Tidak Masalah Terkait
Normal
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Bening/negative
HIV - + AIDS
Untuk memberikan pelayanan kepada Ibu hamil yang harus dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan, standar pelayanan antenatal ini yang dikenal dengan
10 T yang sudah direkomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak tahun 2009.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut :
Dari pengkajian ini dapat membantu mengetahui dukungan yang diberikan oleh
keluarga untuk ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga, sehingga dapat
membantu dalam merencanakan persalinan dengan baik.
(1) Kepala dan leher, seperti adakah rambut rontok, edema dan chloasma di wajah, mata
: konjungtiva dan sklera, mulut : bibir pucat, lidah pucat, dan karies gigi, leher:
pembesaran vena jugularis, pembengkakan saluran limfa, kelenjar tiroid, dan tonsil
(2) Dada, seperti bentuk payudara, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu
(simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan setelah usia
kehamilan 28 minggu)
(3) Perut, seperti membesar ke depan atau ke samping (ascites), keadaan pusat, linea
alba, ada atau tidaknya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu, kontraksi rahim, striae
gravidarum, dan bekas luka operasi
(4) Vulva, seperti keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, flour, dan conyloma
RENCANA KEPERWATAN
N DIAGNOSA
O KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
- Nokturia menurun.
3. Monitor eliminasi urine.
- Mengompol menurun.
Terapeutik
- Frekuensi BAK membaik. 1.Catat waktu-waktu
dan haluaran berkemih.
Edukasi
1.Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih.
2. Ajarkan
mengukur asupan cairan
dan haluaran urine.
3. Ajarkan mengambil
specimen urine midstream.
4. Ajarkan mengenali
tanda berkemih dan waktu
yang tepat untuk berkemih.
5. Ajarkan terapi
modalitas penguatan
otot-otot
panggul/berkemihan.
6. Anjurkan minuman
yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
7. Anjurkan
mengurangi minum
menjelang tidur.
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian
obat supositoria uretra, jika
perlu
2 Pola nafas tidak efektif Setelah diberikan asuhan Observasi
keperawatan selama 1. Monitor pola napas
……x......jam, diharapkan 2. Monitor bunyi
pola napas membaik napas tambahan
dengan kriteria : 3. Monitor sputum
- Dispenia menurun Terapeutik
- Pemanjanga 1. Pertahankan
n fase kepatenan
ekspirasi jalan napas
menurun dengan
- Frekuensi head-tilt dan
napas chin-tilt
membaik 2. Posisi semi
fowler atau
fowler
3. Berikan
minum hangat
4. Melakukan
fisioterapi dada
5. Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisap
an
endotrake
al
7. Keluarkan
sumbatan benda
padat
dengan forsep
McGill
8. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml
perhari jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian bronkodilator
3 Perfusi perifer Setelah diberikan asuhan Observasi
tidak efektif keperawatan selama ..x..
1. Periksa sirkulasi perifer
jam diharapkan perfusi
parifer meningkat dengan 2. Identifikasi factor
3. Hindari penekanan
dan pemasangan tourniquet
pada area yang cedera.
4. Lakukan
pencegahan infeksi.
5. Lakukan perawatan
kaki dan kuku.
6. Lakukan
hidrasi Edukasi
1. Anjurkan
berhenti merokok
2. Anjurkan
berolahraga rutin.
3. Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit terbakar.
4. Anjurkan
menggunakan obat penurun
tekanan darah,
antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika
perlu.
5. Anjurkan minum
obat pengontrol tekanan
darah secara teratur.
6. Anjurkan
menghindari penggunaan
obat penyekat beta.
7. Anjurkan melalukan
perawatan kulit yang tepat
8. Anjurkan program
rehabilitasi vascular.
9. Ajarkan program
diet untuk
memperbaiki sirkulasi.
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. jelaskan
strategi meredakan nyeri
3. anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
4. anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
5. ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1.Kolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu
5 Kesiapan Meningkatkan Setelah diberikan asuhan Observasi
Nutisi keperawatan selama ..x…
1.Periksa status gizi, status
jam diharapkan status nutrisi
alergi, program diet,
membaik dengan kreteria
kebutuhan dan kemampuan
hasil :
- Porsi makanan pemenuhan kebutuhan gizi.
yang dihabisan
2. Identifikasi kemampuan
meningkat.
dan waktu yang tepat
- Berat badan membaik. menerima informasi
2. jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
1. Jelaskan pada
pasien dan keluarga alergi
makanan, makanan yang
harus dihindari, kebutuhan
jumlah kalori, jenis
makanan yang dibutuhkan
pasien.
2. Ajarkan cara
melaksanakan diet sesuai
program
3. Jelaskan hal-hal
yang dilakukan
sebelum memberikan
makan
4. Demontrasikan cara
mengatur posisi saat makn.
5. Ajarkan
pasien/keluarga memonitor
asupan kalori makanan
7. Anjurkan
mendemontrasikan
cara
memberi makanan,
menghitung kalori,
menyiapkan makanan
pendidikan
kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan perubahan
fisik dan psikologi
masa kehamilan
2. Jelaskan
perkembangan
janin
3. Jelaskan
ketidaknyamanan
selama
kehamilan
4. Jelaskan
kebutuhan nutrisi
kehamilan
5. Jelaskan
tanda bahaya
kehamilan
V. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahap kelima atau tahap terakhir dari seluruh proses
keperawatan. Tahap evaluasi keperawatan adalah tahap penilaian dari hasil proses
keperawatan dan untuk menilai dari seluruh pelaksanaan proses keperawatan. Tahap
evaluasi keperawatan ini dapat menilai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dan seberapa
besar kegagalan yang terjadi. Dari hasil evaluasi, tenaga kesehatan dapat menilai
pencapaian dari tujuan serta dari hasil evaluasi ini, tenaga kesehatan akan menjadikan hasil
evaluasi ini sebagai bahan koreksi dan catatan untuk perbaikan tindakan yang harus
dilakukan (Prabowo, 2018).
Evaluasi keperawatan disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional, seperti:
a. S (Subjektif) adalah ungkapan perasaan maupun keluhan yang
disampaikan ibu maupun keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan secara subjektif
b. (Objektif) adalah pengamatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
melalui sikap ibu ketika dan setelah dilakukan tindakan keperawatan
c. A (Assesment) adalah analisa tenaga kesehatan setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif ibu yang dibandingkan dengan tujuan dan kriteria
hasil yang ada pada rencana keperawatan
d. P (Planning) adalah perencanaan untuk tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah melakukan analisa atau
assessment
DAFTAR PUSTAKA
……………………………. ……………………………
NIP. NIM.
Nama Pembimbing / CT
…………………………..
NIP.