Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH

BLOK PRA NIKAH DAN PRA KONSEPSI


MAHASISWA SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

KOORDINATOR MATA KULIAH :


Nuryanisngsih,M.Keb

Disusun oleh:
Putri Malika Prastiari
(2019700027)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
A . FERTILISASI

Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel telur (ovum) dengan inti Sel
spermatozoa membentuk makhluk hidup baru yang disebut zigot. Meskipun zigot Masih
satu sel tetapi ia disebut makhluk hidup baru, karena zigot adalah bentuk paling awal dari
semua makhluk hidup yang berkembang melalui proses fertilisasi. Dari zigot dari satu sel
inilah akan berkembang menjadi embrio tahap dua sel, empat sel, morula, blastosis dan
akan terus berkembang dan berdiferensiasi membentuk organ-organ
tubuh sampai .akhirnya menjadi fetus dan lahir. Setelah mencapai dewasa kelamin
(pubertas), maka aktivitas reproduksi akan dimulai kembali melalui proses gametogenesis
dan fertilisasi sehingga membentuk suatu siklus yang saling berkaitan.

Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia:

1. Ovulasi

Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi


yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan.
Seperti dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi.

Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel
telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang.
Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating
hormone).
Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan
oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu
sebelum haid berikutnya. Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak
hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim.
Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma
yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.

3. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang
menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang
bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap
sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.

4. Jika sel telur tidak dibuahi

Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan
hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali
normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses
peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.

5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos
masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan mengalami
perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.

Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya
mengandung kromosom Y, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya
berkromosomkan X, maka yang lahir nanti adalah bayi perempuan.
6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun sebelumnya, sel


telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.

Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat
sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel
telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi
atau menanamkan diri ke dinding rahim.

7. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG).


Keberadaan hormon inilah yang  dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu
3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca
oleh test pack.

DEFINISI KEHAMILAN

Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah  merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak
perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati,
2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus reproduksi.
Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan. Selama
kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney,
2007).

Tanda-tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan
melakukanpenilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :

Tanda Dugaan Kehamilan


a. Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan terjadinya amenorea pada
seorang wanita yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT)
dengan perhitungan Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL)nyaitu dengan
menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang
fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah  nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut
ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskema susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia
kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron  dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada dinding perut terdapat
striae albican,  striae livide dan linea nigra semakin menghitam. Pada sekitar payudara
terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola mammae, puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
j. Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah
terjadi pada sekitar genetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini
menghilang setelah persalinan.

Perubahan Anatomi dan Fisiologi


1.    Uterus 
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus
mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan
berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion
yang volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat rata-
rata 1100 g.

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara produksi
meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat
dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan
kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi
seiring dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan
ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan
sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan
ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba
fallopi, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus,
sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi
plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus yang
mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian
lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda
piscaseck.

Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti buah alpukat kehamilannya,
perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi
bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.

Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang
mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong
usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus
kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester
pertama kehamilan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak
disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada bulan terakhir kehamilan biasanya
kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan
(Prawirohardjo, 2010).

2. Serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunak. Sebab
pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks bertambah dank arena timbulnya
oedema dari serviks dan hyperplasia serviks.
Pada akhir kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio menjadi pendek (lebih dari
setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu. jari (Prawirihardjo,
2010).

3.Ovarium
proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan
sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2010).

4.Vagina dan Vulva


Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami
peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendorornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.Peningkatan volume sekresi
vagina juga terjadi, dimana sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6
yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh
epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).

 5. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lunak. Setelah
bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Putih payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama
cairan kuning bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diprosuksi
karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan
kadar progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap
α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan
pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).

6.Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke placenta uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar darah pula, mamae dan
alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Tekanan darah akan turun
selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistensi yang disebabkan oleh pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron. Selama
kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-50 % dan mencapai level
maksimumnya selama trimester pertama atau kedua tetap tinggi selama persalinan.

Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan
darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Hemodilusi
penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu,
sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati,
2008).

PEMBELAHAN SEL ( PEMBENTUKAN MARULA DAN BLASTULA )


Tahapan Fase Embrionik:

 Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua,
dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang
tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub
fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua
kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada
bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara
aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio
yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

 Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub
fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif.
Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan
hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai
dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi
caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.Proses
pembentukan blastosol disebut blastulasi.

 Blastulasi

Dalam tahap blastulasi ini merupakan tahap pembentukan blastula ( bola berongga ) dari
morula ( bola padat ). Pada tahap sebelumnya zigot membelah membentuk banyak sel
( sampai 32 ) yang disebut morula. Tahap morula ialah tahap 32 sel-sel zigot yang tersusun
padat. Yang kemudian tiap-tiap sel akan terus melanjutkan tahapan pembelahan dalam
rangka pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai angka 64 sampai 100 sel. Ukuran
sel-selnya makin kecil ( ukuran bolanya sama ), yang membedakan tahap morula dengan
blastula ialah jumlah sel dan terdapatnya rongga pada tahap blastula yang disebut blastosol.

Dengan terbentuknya blastosol berasal dari sel-sel pada bagian dalam yang membelah
menjadi banyak sel dengan ukuran yang semakin mengecil. Rongga blastosol berisikan
yolk atau kuning telur sebagai satu-satunya sumber makanan bagi sel-sel blastula untuk
tumbuh dan berkembang. Berbeda dengan hewan ovipar dan ovovivipar yang memiliki
kuning telur yang banyak kelompok vivipar termasuk manusia memiliki kuning telur yang
sangat sedikit. Dan tidak mungkin akan mencukupi kebutuhan sel-sel embrio hingga 38
minggu ke depan. Oleh Karena itu sebelum kehabisan kuning telur maka pada tahap ini
( blastula ), embrio akan masuk ( implantasi ) ke dalam uterus ( rahim ) induk betina.

PROSES NIDASI/IMPLANTASI PADA MANUSIA

Pengertian nidasi/implantasi:

Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke


dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium dalam keadaan sekresi.

Proses terjadinya nidasi/implantasi:

 Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus


uteri.Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang
lebih kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entederm dan yolk salc.
Sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion.
Sehingga terbentuk lempeng embrional (embryonal-plate) diantara
ruang amnion dengan yolk salc.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan melapisi bagian
dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic membrane) yang nantinya
menjadi korion. Sel-sel trofoblas terbagi menjadi 2 lapisan yaitu: sitotrofoblas (bagian
dalam) dan sinsitiotrofoblas (bagian luar).

Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang disebut chorion
frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat
makanan sehingga menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas
dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Ari, "Asuhan kebidanan pada masa kehamilan," in Kebidanan, Jakarta, Salemba Medika,
2009, p. 264.

[2] PKBI-DIY, "Proses Pembuahan dan Kehamilan," Perkembangan Manusia, pp. 1-5, 3 februari
2017.

[3] D. muhlisin, "Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia," Seks dan Hubungan, pp. 1-3, 19
Juni 2019.

[4] S. Notoatmodjo, "Metodologi Penelitian Kesehatan," Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, vol.
II, pp. 1-129, 2010.

Anda mungkin juga menyukai