Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian
peristiwa baru  yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi
oleh sel sperma yang berasal dari tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh
karena itu, ibu yang sedang hamil dikatakan pula sedang mengandung.
Pertanyaan ini dapat pula menimbulkan pertanyaan, mengandung apa?
Jawabannya tidak lain adalah mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh
sel mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin
ke dunia luar. Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster ketiga dari bulan ke 7
sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu oleh
karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara kehamilan.
Pada primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang pertama kali
dialami oleh ibu maka asuhan antenatal care merupakan standar terpenting
dalam mendeteksi dini komplikasi yang terjadi, baik pada ibu maupun pada
janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan pada persalinan adalah
yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi persalinan boleh
diibaratkan dengan pertandingan olahraga, prestasi pertandingan  tidak
ditentukan oleh daya upaya untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya
adalah sangat tergantung pada persiapan fisik maupun mental, sebelum
pertandingan harus dimulai sejak ibu semasa hamil.

B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kehamilan dalam proses konsepsi?
2. Bagaimana pertumbuhan kembang janin?
3. Apa saja perubahan fisiologi pada kehamilan?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan?

1
C.    Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan konsep dasar kehamilan dalam proses
konsepsi.
2. Untuk mendeskripsikan pertumbuhan kembang janin
3. Untuk mendeskripsikan perubahan fisiologi pada kehamilan
4. Untuk mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
2.2 Proses Konsepsi
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai
35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan
dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami
perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium
disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de Graaf ke permukaan
ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama
pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon
estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati
ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin
aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras
menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif
tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan
segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum
pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba
menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk
dibuahi. (Manuaba, 2010).

2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya
spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks
dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan
seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60
juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri
atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher
(penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala,

3
mengandung energi sehingga dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup
selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi 
(Manuaba, 2010).

3.  Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti
uraian dibawah ini.
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata
yang mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma
yang disebut vitelus.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa
menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein
dari sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi

4. Proses Nidasi atau Implantasi


Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus”
membangktkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase
dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus
spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak
pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam
bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda
seks. Wanita selalu resesif dengan kromosom  X. Laki-laki memiliki dua
bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa
kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila
kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-laki. Oleh
karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis kelamin
bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak
suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot

4
yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus
berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula
terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disbut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.

5. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh
tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke
dalam endometrium.terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula
mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselon
membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel
lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio terbentuk
diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio
terdiri dari unsur ektoderm, endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion
dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di antara
amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati,
limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk
bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal
tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8
dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.

2.3 Tumbuh Kembang Janin


1. Perkembangan bulan pertama sampai ke 2

Ada tonjolan di jantung dan bengkak di kepala , karena otak sedang


berkembang , jantung mulai berdetak , dan dapat dilihat detakannya pada
suatu alat ultra sonic scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi
telinga. Dan terjadi pengentalan yang nantinya akan membentuk mata. Pada
bagian badan akan terjadi pembengkakakn yang akan membentuk tulang
dan otot. Dan bengkak kecil menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh.

5
2. Perkembangan embrio bulan ke 3

Pada tahap ini, bagian muka pelan-pelan mulai terbentuk.


Mataterlihat lebih jelas dan mempunyai beberapa warna. Juga
telahterbentuk mulut dengan lidah. Pada tahap ini calon tangan dan
kakimulai terlihat menonjol pada sisi lateral corpus dan distal.Selanjutnya
akan terlihat garis-garis bakal terbentuknya jari-jaritangan dan kaki. Juga
mulai terbentuk organ-organ dalam utamaseperti jantung, otak, paru-paru,
hati, ginjal, usus.

3. Perkembangan Embrio Pada Bulan Ke 4

Dua belas minggu setelah proses pembuahan, janin telah terbentuk


sepenuhnya. Semua organ badannya, otot, lengan dan tulang telah lengkap.
Janin mengalami pertumbuhan yang lebih matang. Saat minggu ke 14,
denyut jantung berdetak lebih kencang dan dapat terdengar menggunakan
alat ultrasonic detector. Denyut jantung berdetak sangat cepat sekitar dua
kalilebih cepat dari denyut jantung orang dewasa.

4. Perkembangan bulan ke 5-6

Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat. Bagian tubuh tumbuh
lebih besar sehingga badan dan kepala lebih proporsional. Garis-garis pada
kulit jari kini telah terbentuk, sehingga janin memiliki sidik jari sendiri.
Pada minggu ke 21 hingga minggu ke 25, akan merasakan gerakan janin
untuk pertama kali. Pada mulanya akan terasa suatu denyutan atau sedikit
peregerakan, dan mungkin terasa seperti gangguan pencernaan. Selanjutnya,
anda akanmerasakan janin anda menendang.

5. Perkembangan bulan ke 7-8

Janin kini bergerak dengan penuh semangat dan bereaksi terhadap


sentuhan dan bersuara. Janin juga mempunyai kebiasaan untuk bangun dan
tidur. Kebiasaan ini sering berbeda dengankebiasaan anda. Ketika anda
istirahat pada malam hari, janin mulai bangun dan menendang. Padaminggu

6
ke 29, kelopak mata janin terbuka untuk yang pertama kali. Pada minggu ke
30, panjang janin normal Indonesia sekitar 33 cm.

6. Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir

Pada minggu ke 35 terjadi proses penyempurnaan kulit, yang


sebelumnya berkerut, padatahap ini lebih lembut dan halus. Pada minggu ke
38, janin pada umumnya terbaring turun, siapuntuk proses kelahiran.
Kadang-kadang sebelum kelahiran, kepala berpindah masuk ke panggul dan
disebut “masuk pintu atas panggul”, namun, terkadang kepala janin belum
masuk pintu atas panggul sampai kelahiran di mulai.

2.4 Perubahan fisiologi dan psikososial pada ibu hamil


1. Tanda-tanda kehamilan
a. Gejala kehamilan tidak pasti
1. Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang
wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil.
2. Mual dengan diikuti muntah atau tidak sering terjadi pada bulan-
bulan lama kehamilan.
3. Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan,
minuman, atau hal-hal yang lain.
4. Gangguan buang air besar karna pengaruh hormonal.
5. Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
6. Kadang-kadang wanita hamil bisa pingsan dikeramaian terutama
bulan-bulan kehamilan pertama.
7. Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual
muntah.
b. Gejala kehamilan pasti
1. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya kira-
kira terjadi di atas minggu ke 12 kehamilan.
2. Keputihan dan keluarnya cairan berlebihan dari vagina karna
pengaruh hormonal.
3. Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.
4. Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14
minggu.
5. Tes kehamilan memberikan hasil positif.

7
6. Pada perabaan pada bagian perut dirasakan adanya janin serta
gerak janin.
7. Bila didengarkan menggunakan alat doppelr maka akan terdengar
detak jantung janin.
8. Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
9. Pada pemeriksaan rotgen terlihat gambaran rangka janin.

2. Perubahan-perubahan fisiologi
1. Rahim atau Uterus
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada uterus adalah uterus
akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah ini.

Pengaruh enstrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat berat uterus


normal ± 30 gram pada akhir kehamilan (40 minggu) menjadi 100 gram
dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 22,5 cm. Besarnya uterus dengan
tuanya kehamilan dapat membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil
fisiologik atau hamil ganda.
2. Serviks Uteri
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri juga karna
pengaruh hormon ekstrogen akibat kadar ekstrrogen meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak,
3. Vagina dan Vulva
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada vagina dan vulva juga
terjadi akibat hormon ekstrogen yang mengalami perubahan adanya

8
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah
agak kebiru-biruan tanda ini disebut tanda Chadwick.
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan terdapat korpus luteum grafiditatis
sampai terbentuknya plasenta menunjukan kehamilan 16 minggu korpus
luteum berdiameter kira-kira 3 cm kemudian mengecil setelah plasenta
terbentuk.
5. Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin ekstrogen dan progestron mengeluarkan air susu
sehingga mamae menjadi lebih besar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam.
6. Sirkulasi Darah
Perubahan fisiologis kehamilan terjadi pada sirkulasi darah adanya
sirkukasi ke plasenta uterus terus membesar dengan pembuluh darah.
Volume darah ibu bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidermia.
7. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil kelanjutan kehamilannya tifak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Oleh karna usus-usus
tertekan oleh uterus ang membesar sehingga diagframa kurang leluasa
bergerak.
8. Traktus Digestivus (Saluran pencernaan)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terjadi perasaan enek (nusea)
mungkin karna kadar hormon ekstrogen meningkat. Tonus otot traktus
menurun gejala muntah yang sering terjadi dipagi hari dikenal sebagai
morning sickness.
9. Traktus Urinarius (Saluran Kemih)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kantung kecing mulai
membesar sehingga timbul sering kecing semakin tuanya kehamilan
bila uterus gravidarum keluar dari rongga panggul karna kantung
kecing tersebut tertekan.

9
10. Kulit
Terdapat divosit pigmen dan hiperpigmentasi disebabkan oleh
pengaruh stimulating yang meningkat didaerah leher, kulit perut seolah
retak-retak warnanya berubah agak hipermik dan kebiru-biruan, puting dan
aerola mamae lebih gelap.
11. Metabolisme dalam kehamilan
Sistem endokrin juga meninggi dan tamapk lebih jelas kelenjar
gondok, terjadi kenaikan berat badan terutama pada kehamilan 20 minggu.
Volume darah meningkat lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya
adanya retensi air.
12. Edema
Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal
fisiologis edema ditubuh bagian atas seperti wajah dan lengan bila diikuti
terjadinya peningkatan tekanan darah maka dapat dicurigai adanya
preeklamsia.
13. Tulang dan Gigi
Panggul akan terasa lebih longgar, ligmen-ligmen melunak terjadi
sedikit pelebaran pada ruang persendiaan. Kalsium marternal tulang-tulang
panjang akan berkurang mengakibatkan gigi bila tidak cukup kalsium
terjadinya perubahan kurangnya kalsisum.
3. Perubahan-perubahan psikologis
1. Trimester satu
Sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa dia sedang
mengandung sebagain besar wanita merasa sedih dan ambivalen. Perasaan
ambivalen biasanya berakhir saat dia menerima kehamilannya. Trimester
pertama seperti mual,kelemahan,perubahan nafsu makan, kepekaan
emosional dapat mencerminkan konflik dan depresi menjadi pengingat
tentang kehamilannya.

10
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara
wanita satu dan lainnya. Peningkatan hasrat seksual terjadi secara umum
trimester pertama penurunan libido secara umum dipengaruhi oleh keletihan
neosea, depresi, payudara membesar dan nteri, kecemasaan dan masalah-
masalah lain. Terjadi pada trimester pertama :
1. Berasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
2. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
3. Mencari tanda-tanda untuk lebih menyakinkan bahwa dirinya sedang
hamil.
4. Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
5. Kekhawatiran kehilangan bentuk tubuh.
6. Membentuk penerimaan kehamilan oleh keluarga.
7. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
8. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
9. Hasrat untuk melakukan seks pada trimester pertama atau bulan-
bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya, merasa minder karna
konsepsi kadar hormon meningkat.
2. Trimester Kedua
Periode ini ketika wanita merasa tidak nyaman segala ketidak
nyamanan yang normal dialami wanita merupakan fase wanita lebih banyak
mengalami kemunduran. Trimester kedua ada 2 fase : Praqueckening dan
Pascaqueckening. Yakni mengembangnya identitas ibu dirinya sendiri.
Trimester kedua relatif terbebas dari srgala ketidak nyamanan fisik perut

11
wanita belum menjadi membesar, lukbrikasi vagina menimbulkan
ambivalensi terhadap wanita tersebut.

Tanda-tanda lainnya :
1. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima
kehamilannya.
2. Mulai merasa gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai
seorang diluar dirinya.
3. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum terasa beban.
4. Libido dan gairah seks meningkat.
5. Ibu merasakan adanya perubahan bentuk tubuh membesar sehingga
merasa tidak menarik lagi.
6. Ibu merasakan lebih tenang dibadingkan dengan trimester satu karna
nafsu makan mulai timbul, tidak mengalami mual muntah sehingga
ibu lebih semangat.
7. Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan
trimester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
3. Trimester Ketiga
Periode ini penantian dengan penuh kewaspadaan, pada periode ini
wanita mulai menyadari kehadiran bayi menjadi tidak sabar menanti
kehadiran sang buah hati. Adapun perasaan was-was meningat bayi akan

12
lahir kapan pun berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu
tanda dan gejala persalinan muncul.

Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terfokus


pada bayi yang akan segera dilahirkan. Wanita tersebut lebih protektif
terhadap bayinya. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga apakah
bayi akan lahir normal, terkait persalinan biasanya bayi kehilangan kendali
organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain menantisipasi hilangnya
perhatian istimewa khusu selama kehamilan perasaan kehilangan karna
uterusnya secara tiba-tiba akan mengempis dan menjadi kosong. Wanita
dapat mengalami depresi ringan bergantung pada orang lain, menutup diri
karna perasaan retannya. Wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik ia
akan menjadi canggung, jelek, berantakan dan memerlukan konsisten
pasangannya. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan mereka.
Perubahan lainnya :
1. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewajtu-waktu dalam kondisi yang
tidak normal

13
2.5 Asuhan Keperawatan pada ibu hamil
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien

Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama,


suku/bangsa, alamat dan status.

2. Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah

3. Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus, lamanya,


banyaknya, HPHT, perkiraan persalinan, Flour Albus.

4. Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa, umur


kehamilan, penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis
kelamin anak dan masa nifas.

5. Riwayat kontrasepsi : Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan,


lamanya pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai
alat kontrasepsi.

6. Riwayat Penyakit Keluarga

Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya,


pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status
sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.

Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien,


termasuk orang tua, saudara kandung dan anak-anak. Hal ini membantu
mengidentifikasi gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisii yang
dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.

7. Riwayat pemeriksaan ANC

Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ,


oedema, reflex tungkai, TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang
didapat.

8. Kebutuhan Dasar Manusia

1) Nutrisi

a. Frekuensi makan : 3 x sehar

b. Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-


buahan.

c. Minum : 6-7 kali sehari

14
d. Nafsu makan : tidak nafsu, alasan : karena mual
dan muntah

2) Eliminasi

a. BAK

 Frekwensi : 6-7 kali sehari

 Warna : kekuningan

 Bau : tercium bau aseton

 Keluhan : urin sedikit

b. BAB

Ø Frekwensi : 3 kali seminggu

Ø Warna : coklat

Ø Bau : khas

Ø Konsistensi : padat

Ø Keluhan : sulit saat BAB

3) Istirahat Dan Tidur

Ø Tidur siang : 1-2 jam

Ø Tidur malam : 7-8 jam

4) Personal Hygiene

Ø Mandi 2 kali sehari.

Ø Keramas 3 kali seminggu.

Ø Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.

Ø Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.

Ø Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.

15
B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Ø Kepala

Ø Mata

Ø Leher

Ø Kardiovaskuler

Ø Pencernaan/abdomen

Ø Ekstremitas

Ø Sistem persyarafan

Ø Genito urinaria

Ø Pemeriksaan janin

Ø Tinggi badan

Ø Berat badan sebelum hamil

Ø Berat badan sekarang

Ø Lila

Ø Tanda-tanda vital

2. Pemeriksaan penunjang

Ø Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya


hematokrik (menggambarkan anemia).

Ø Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht, Urinalis


untuk protein, glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil untuk
crossmatching untuk persiapan bila ada transfusi.

3. Pengkajian khusus fetal

Ø DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.

Ø DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-
tanda gawat janin.

16
Ø Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika
selaput ketuban pecah.

Ø Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan adalah


indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.

C. Diagnosa Keperawatan

a. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang


pengetahuan tentang proses persalinan.

b. Nyeri akut b/d agen cedera

c. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan

d. Keletihan berhubungan dengan kehamilan

D. Intervensi Keperawatan

a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan

Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam perawatan.

Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.

Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :

1) Tidak gelisah

2) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa


hidup.

3) Ada kontak mata

4) Tidak ketakuatan

5) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor

6) Tidak ada peningkatan ketegangan

7) Tidak ada peningkatan keringat

8) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas normal(TD:


systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR:
12-24 X/ menit)

9) Berkonsentrasi

17
10) Tidak ada blocking pikiran.

Intervensi dan rasional

1. Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-


kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga.

R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi

2. Kurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien jika


sesuai) dan usahakan menuntut pasien

R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim


tenang dan teraupetik.

3. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan perasaanya


dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan yang sama

R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan

4. Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan makanan


bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkah-langkah yang
memberikan rasa nyaman.

R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien bahwa


kebutuhannya akan terpenuhi.

5. Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan klien

R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi


kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat
menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.

6. Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.

R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) : kontraksi uterus

Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut.

Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama dalam
perawatan

Outcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien :

1) Melaporkan nyeri berkurang secara verbal

2) Tidak tampak meringis dan diaforesis

18
3) Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal (TD: systole
100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24
X/ menit).

Intervensi :

1. Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.

R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk
menghindari interpretasi subjektif.

2. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan bantal
untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila diperlukan.

R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk


mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.

3. Rencanakan aktivitas distraksi.

R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan


dengan nyeri.

4. Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan


teknik mengendalikan nyeri alternatif.

R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeri pasien


berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.

5. Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung pada


gambaran nyeri pasien.

R/ Untuk menentukan keefektifan obat.

c. Keletihan berhubungan dengan kehamilan

Goal : klien mengalami keletihan selama perawatan

Objective : klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya

Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :

1) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik

2) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah

3) Mampu memulihkan energy setelah tidur

4) Mampu melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa

19
Intervensi dan Rasional

1. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan mineral,
jika tidak dikontraindikasikan

R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan


demineralisasi

2. Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami keletihan

R/: agar kondisi pasien tidak memburuk

3. Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat

R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu menurunkan


keletihan dan meningkatkan stamina

4. Tetapkan pola tidur yang teratur

R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu mengurangi
keletihan

5. Hindari situasi yang penuh emosional

R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

d. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan

Goal : Klien tidak mengalami kopnstipasi

Objective :

outcome

1) Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat

2) Konsistensifses lunak

3) Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )

4) Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

Rencana tindakan

1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi

R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi

2. Auskultasi bising usus

R/ Bising usus menandakan sifat aktivitas peristaltik


20
3. Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat

R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan


eliminasi reguler

4. Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada
kontraindikasi

R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses


yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler

5. Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien

R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus


oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltik

6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses (laxatif,


suppositoria, enema)

R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang


melunakkan massa feses dan membantu eliminasi

E. Implementasi

Serangkaian kegiatan melanjutkan tindakan dari intervensi yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi status kesehetan yang lebih baik menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.

F. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik


dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya.

BAB III
21
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan


terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).

Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih


merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3
sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai
disebut fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai
periode kehamilan.

Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda


presumptif, Tanda-tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti (tanda
positif).

Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan terjadi pada sistem reproduksi


diantaranya Uterus, Indung telur (ovarium), Vagina vulva, Dinding perut
(abdominal wall) dan Payudara. Serta Perubahan pada organ dan sistem
lainnya diantaranya Sistem sirkulasi darah, Sistem pernapasan, Saluran
pencernaan, Tulang dan gigi, Kulit dan Kelenjar endokrin.

Pemeriksaan Ibu Hamil meliputi tahap Anamnesa, Pemerikaan fisik,


Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan
bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian
terendah, pelvimetri panggul) dan Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan
laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan
bakteriologis).

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan yaitu pada Trimester I dan II Setiap


bulan sekali serta pada Trimester III Setiap 2 minggu sekali sampai ada
tanda kehamilan.

Konsep Asuhan Keperawatan meliputi tahapan proses Pengkajian,


Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

3.2 Saran

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan


memberikan inspirasi bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

22
Sisrini Rahayu Sammarian.2012.Tumbuh Kembang Janin. Scribd.
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan,
Edisi 10, Jakarta: EGC.
Saleha.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan:Jakarta Salemba
Medika Ambarwati.

23

Anda mungkin juga menyukai