Disusun Oleh :
YESICA NOVAYANTI
1420118020
KOTA BANDUNG
1. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan dan
persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya
membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di
mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk
mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui persalinan dengan sejat
dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan
optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
(Winjosastro, 2002).
3. Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii (Wiknjosastro,
2005: 125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan
zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah untuk
dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini
disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi) (Wiknjosastro, 2005: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh rambut getar
tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai dengan nidasi diperlukan waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat
makanan bagi mudgah dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Wiknjosastro, 2005: 125).
4. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan
zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan
bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk
setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
- Sel telur (ovum): Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum
terjadi di geneta-bridge.
- Sel mani (spermatozoa): Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala,
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat
bergerak dengan cepat.
- Pembuahan (konsepsi = fertilitas): Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara
sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
- Nidasi (implantasi ): Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium
5. Tanda dan Gejala
1) Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah
hari (morning sickness).
b. Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya gangguan
keseimbangan, perut kosong.
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada kandung
kencing.
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu diwaspadai
adanya abortus.
g. Perut membesar.
h. Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena menolak
kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan
antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik karena
pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan dukungan
suami.
2) Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada ibu
hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan
ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati.
Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ,
melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II
juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa
gangguan berarti
3) Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan
adanya hipertensi.
c. Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari
trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan
adanya kelainan letak (sungsang).
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai
adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat kencing,
perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f. Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya kepala ke
pintu atas panggul
g. Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih, dkk,
2010).
6. Penatalaksanaan
a. Diet dan pengawasan berat badan.
b. Hindari merokok
c. Menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dan lingkungan
d. Tidak mengkonsumsi obat obatan yang tidak perlu
e. Melakukan perawatan gigi
f. Perawatan payudara
g. Imunisasi
7. Kemungkinan data fokus
- Wawancara
a. Identitas klien dan Identitas PJ Kaji nama , umur, agama, pendidikan, suku,
alamat, no RM, pekerjaan, hubungan dengan klien
b. Keluhan utama Tanyakan keluhan yang dirasakan klien selama kehamilan seperti
mual, muntah, nyeri tidak nafsu makan.
c. Riwayat kesehatan sekarang Tanyakan apa yang dirasakan klien saat ini dalam
PQRST
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat kehamilan
g. Riwayat imunisasi : imunisasi TT tidak
h. Riwayat KB : KB yang digunakan sebelum hamil i Riwayat haid : lama haid,
siklus haid, HPHT, keluhan saat haid
i. Riwayat ekonomi,sosial, spritual
j. Riwayat alergi
k. Keadaan kehamilan sekarang
- Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: Baik/cukup/lemah.
b. Kesadaran: Composmentis/apatis/samnolen.
c. Tinggi badan: Normal > 145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan panggul sempit
d. Berat badan sebelum hamil: Mengetahui perubahan berat badan sebelum
hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat
badan.
e. Berat badan sekarang: Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat
badan ± 0,5 kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang
normal sekitar 9-13,5 kg
f. Lingkar lengan atas: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat
untuk status gizi ibu yang kurang baik / buruk, sehingga ia beresiko untuk
melahirkan BBLR
g. Tekanan darah: 110/70- 130/90 mmHg
h. Pernapasan: 16-24 x/menit Nadi: 60-80 x/menit
i. Jika denyut nadi ibu 100 x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah
satu atau lebih keluhan sbb:
tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu
perdarahan hebat
anemia
sakit/demam
gangguan tyroid
gangguan jantung
penggunaan obat
j. Temperatur: 36,1-37,6oC
2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher:
Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
Memreriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
b. Payudara:
Amati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya: paudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang dan
besar
Puting payudara menonjol atau masuk kedalam
Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
Retraksi akibat adanya lesi
Masa atau pembesaran pembuluh limfe
c. Abdomen:
Memeriksa apakah ada bekas luka operas
Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan >12 minggu atau pita ukuran bila kehamilan> 22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan leopold:
1) Leopold I:
a) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
b) Menentukan tinggu fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
c) Konsistensi uterus
2) Leopold II:
a) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
b) Menentukan letak punggung janin
c) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
3) Leopold III:
a) Menentukan bagian terbawah janin
b) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/masih goyang
4) Leopold IV:
a) Pemeriksaan menghadap ke arah kaki ibu hamil
b) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan beberapa
jauh sudah masuk PAP
d. Tangan dan kaki
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varies
Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper
e. Pemeriksaan panggul: genital luar
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang ureta, introitus
vagna untuk melihat adanya tukak atau luka, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah, bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartoloni untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
- Pemeriksaan diagnostik
1) Laboratorium
a. Darah (Hb, golongan darah, VDRL)
b. Urine (tes kehamilan, glukosa, analisis)
c. Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)
2) USG
a. Jenis kelamin
b. Taksiran kelahiran, TBJ, jumlah cairan amnion
8. Analisa data
normal
Mual muntah
Kekurangan nutrisi
DS: Kehamilan Ansietas
Klien sering bertanya
keadaan janin Perubahan fisiologis
DO:
Tampak gelisah Ketidakseimbangan nutrisi
Ansietas
DS: Kehamilan Ketidakefektifan pola nafas
Klien mengatakan sesak
DO: Uterus menekan diagfragma
Pernafasan cepat, gelisah
Pengembangan paru terbatas
Ventilasi meningkat
Nafas cepat
Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta:
EGC.
Dongoes, RE. (2001). Rencana Perawatan Matemal/ Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC. 4. Muchtar
Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta EGC.
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/pemeriksaan-obstetri-dan-asuhan.html
http://www.scribd.com/doc/71391112/8/Perubahan-fisiologis-pada-kehamilan