Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ANC (ANTENATAL CARE)

A. Definisi Antenatal
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai
orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal
care(ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan
tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI (2012)
mengatakan pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar pelayanan
kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa antenatal care
adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
care yang sudah ditetapkan.
B. Tanda dan Gejala Antenatal
1. Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam :
a. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
Folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya
kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.
4) Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trieulan
kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar
rogga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormon esterogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
 Pipi : Cloasma Gravidarum, Keluarnya melanophore stimulating
hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi yang
berlebihan pada kulit.
 Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam,
payudara hiperpigmentasi areola mamae.
 Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
3) Tanda goodel : Pelunakan serviks.

4) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di
dalam otot uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
7) Teraba ballotemen
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

8) Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi


oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di
peredaran darah Ibu (pada plasma darah) dan diekskresi pada urine Ibu.

c. Tanda Pasti (Positive Sign)


1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal
(elektrocardiograf) misalnya doppler.
3) Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan
dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua
(trimester akhir).
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
2. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.

b. Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.
 Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).
c. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron.
d. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila
normal dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari aveoli
putting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mamae
melebar dan lebih tua warnanya.
g. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas pasru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga Ibu akan bernafas lebih
dalam sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI.

C. Patofisiologi dan Pathway


Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:
1. Fertilisasi Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata Dari 200-300 juta hanya 300-500
yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena
sudah megalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida Spermatozoa lain ternyata menempel di
zona pellusida, tetapi hanya satu yang terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma setelah menyatu maka
akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromososm diploid (44 autosom
dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita
dan XY untuk laki-laki).
2. Pembelahan Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4
sel, 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan
memperoleh membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga
rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel
yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan
akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-
5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat
lanjut.
3. Nidasi / Implantasi Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada
stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat
implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretonik (2-3 hari
setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan pembuluh nadi menjadi
berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan (Marjati dkk, 2010).
4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embryonic berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya
fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embryonic Berlangsung sejak 2-6 minggu.
c. Masa fetat Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.
Minggu ke 12 panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi. Minggu ke 16 panjang janin 16 cm, berat 20 gram, kulit
transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20 kepala tegak separuh PB,
wajah nyata, telinga, pada tempatnya kelopak mata, alis, kuku sempurna.
Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi gelap dengan vernix meningkat.
Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang dengan baik,
rambut menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu ke 36
lanugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa. Minggu
ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini
memudahkan fetus melalui jalan lahir (Marjati dkk, 2010).
Pathway

(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)

Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT

Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan
Peningkatan
kekuatan
asam
otot
lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK

Peristaltik Mual, Gangguan citra


menururn muntah, tubuh Gangguan
anoreksia eliminasi urin

Distensi
gastrointesti Ketidakseimbangan
nal Resiko
nutrisi kurang dari
kekurangan
kebutuhan
volume cairan

Konstipasi
D. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi
yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak
mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian
maternal akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang adalah suatu keadaan di
mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong
berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada
pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada
kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau
kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir
terakhir.
c. Hidramnion Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.
Keadaan ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-
lahan atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1
liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
d. Ketuban pecah dini Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan
premature (Hamilton, Persis Mary., 2012)
E. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Penatalaksanaan medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
 Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam
 Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari.
 Tingkatkan istirahat.
 Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
 Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
 Banyak minum di siang hari
 Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
d. Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen eksternal.
e. Edema dependen
 Hindari menggunakan pakaian ketat
 Elevasi kaki setiap hari
f. Nyeri ulu hati
 Distraksi / nafas dalam
 Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu pencernaan.

g. Kesemutan jari-jari

 Menjelaskan penyebab kesemutan


 Berbaring rileks

F. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil


1. Pengkajian ibu hamil
a. Identitas
 Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
 Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat
tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
 Pendidika
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila
diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
 Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
2) Riwayat keluhan utama

P : Provokasi / palatif (penyebab)


Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan

b. Riwayat kesehatan sekarang


Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie
yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan
gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit
kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu
haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal
ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau
tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
5) Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a) Inspeksi
 Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata
pucat atau merah adakah oedema pada muka,bagaimana
keadaan lidah, gigi.
 Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada
pembesaran kelenjar gondok dan limpe.
 Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan
gelanggang susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.
 Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas
operasi apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan
(pembesaran hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri
(pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus,
iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
 Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke
samping, keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah strie gravidarum
atau bekas luka.
 Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
 Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan
dehidrasi.
a) Palpasi
Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam Rahim
 Menentukan usia kehamilan menurut
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara
simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi
3 ½ cm.
Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
 Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas
simpisis.
 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
 24 minggu – setinggi pusat
 28 minggu – 3 jari diatas pusat
 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
 36 minggu – 3 jari dibawah px
 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
b) Menurut leopold
Leopold I
 Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
 Rahim dibawa ke tengah
 Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
c) Leopold II
 Keadaan tangan pindah ke samping
 Tentukan dimama punggung janin.
 Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak

d) Auskultasi
 DJJ terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
 Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan
asphyxial (kekurangan O2).
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition. Missouri:
Elsevier Mosby.

Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo Publisher.

Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta :


EGC.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis :


Definition and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC.

Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition. Missouri:


Elsevier Mosby

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai