Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANTENATAL


CARE DI PUSKESMAS PEMBANTU
(PUSTU) TENAU - PUSKESMAS ALAK

OLEH

NAMA : GERALD ADITYA RIHI


DO NIM : PO5303201201031
KELAS : TK. 3 DIII KEPERAWATAN REG. A

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Natalia Debi Subani, S. Kep. M. Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


KUPANG PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
KUPANG
TAHUN 2022/2023
1. KONSEP PENYAKIT

A. Definisi
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita
selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016).

Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC) merupakan pengawasan wanita hamil
secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI (2012)
mengatakan pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.

B. Etiologi

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek, yaitu:


a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nucleus
yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida dan kromoson
radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopi.
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Marjati, (2015) Tanda dan Gejala kehamilan dibagi dalam :
1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan Folikel de Graff
dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trieulan kedua umumnya
keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rogga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon
esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi: Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut: strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam, payudara
hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta
payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di dalam otot
uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di peredaran darah Ibu
(pada plasma darah) dan diekskresi pada urine Ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal
(elektrocardiograf) misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
D. Patofisiologi / Pathway
Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2017) yaitu:
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla
tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah megalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu
yang terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromososm
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX
untuk wanita dan XY untuk laki-laki).
2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh
membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan
mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di
massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel
bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida
akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk endometrium dan siap
berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke
dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior
korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim
sedang berada pada fase sekretonik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini,
kelenjar rahimdan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini
mengandung banyak cairan (Marjati dkk, 2010).
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir. Minggu ke
12 panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi.
Minggu ke 16 panjang janin 16 cm, berat 20 gram, kulit transparan, rambut
mulai tumbuh. Minggu ke 20 kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga,
pada tempatnya kelopak mata, alis, kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit
keriput, lanugo menjadi gelap dengan vernix meningkat. Minggu ke 28 mata
terbuka, alis dan bulu mata berkembang dengan baik, rambut menutupi
kelapa, deposit lembak subkutan, testis turun ke skrotum. Minggu ke 32
lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu ke 36 lanugo sebagian
besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa. Minggu ke 40 osifikasi
tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini memudahkan
fetus melalui jalan lahir (Marjati dkk, 2010).
SUMBER: (SDKI DPP PPNI, (2018))
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea / Mual
1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam
2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari.
3) Tingkatkan istirahat.
4) Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
2) Banyak minum di siang hari
3) Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
1) Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen eksternal.
d. Edema dependen
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1) Distraksi / nafas dalam
2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu pencernaan.
f. Kesemutan jari-jari
1) Menjelaskan penyebab kesemutan
2) Berbaring rileks
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa
darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka
janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi:
- Diperlukan tanda pasti hamiL
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010)

G. Komplikasi
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu: tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia kehamilan
memasuki 20 minggu.
2. Pre-eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan
ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum
28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan
kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan
tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang adalah suatu keadaan di mana
janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan
bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan
tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi
letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai
tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada
kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar
akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Hamilton, Persis Mary., 2016)
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE (ANC)
1. Pengkajian ibu hamil
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
2. Riwayat
Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji: sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur kehamilan,
ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang didapatkan,
penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau
kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau
kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain- lain.
c. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari,
lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau
tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak,
penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan.
3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a. Inspeksi
1) Muka: adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau merah
adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher: apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3) Dada: bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu, keadaan
puting susu, adakah kolostrum.
4) Abdomen GIT: bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan
kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri
(scibala).
5) Abdomen obstetrik: perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus,
adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva: keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
7) Anggota bawah: cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b. Palpasi
1) Tujuan:
a) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan
puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
a) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
b) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
c) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
d) 24 minggu – setinggi pusat
e) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
f) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
g) 36 minggu – 3 jari dibawah px
h) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
a) Leopold I
i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah muka
penderita.
iii. Rahim dibawa ke tengah
iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang terdapat
dalam fundus
b) Leopold II
i. Keadaan tangan pindah ke samping
ii. Tentukan dimama punggung janin.
iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak lintang.
c) Leopold III
i. Dipergunakan satu tangan saja.
ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.Jika kita rapatkan ke dua
tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih
teraba diluar :
i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
c. Auskultasi
1) DJJ terdengar dimana frekuensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2).
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan
2. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Goal dan Kriteria Hasil Intervensi
Manajemen Energi (1.05178)
Setelah dilakukan intervensi 1 x 24
1. Intoleransi Observasi
jam, diharapkan Intoleransi
Aktivitas b.d 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Aktivitas meningkat. Dengan
Kelemahan mengakibatkan kelelahan
kriteria hasil:
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
(L.05047)
3. Monitor pola dan jam tidur
1. Kemudahan dalam aktivitas 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
sehari-hari meningkat (5) selama melakukan aktifitas
Terapeutik
2. Keluhan Lelah Menurun (5)
1. Sediakan lingkungan nyaman dan
3. Perasaan Lemah Menurun
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
(5)
kunjungan)
2. Lakukan Latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan aktifitas distraksi yang
menyenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat ridur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan

Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelhan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
2. Nyeri Akut b.d Manajemen Nyeri (1.08238)
Setelah dilakukan intervensi 1 x
Agen Pencedera
Observasi
Fisik 24 jam, diharapkan Nyeri pasien
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
berkurang, Dengan kriteria
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
hasil:
nyeri
(L. 08064)
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun (5) 3. Identifikasi factor yang

2. Meringis menurun (5) memperberat dan memperingan nyeri


4. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
5. Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
7. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping penggunaan
analgetic
Terapeutik
1. Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurasi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tekniki imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetic
secara tepat
5. Ajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
E. Implementasi Keperawatan
Menurut PPNI (2018), Implementasi merupakan proses penerapan segaka
intervensi yang telah disusun sebelumnya untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan diselesaikan.

F. Evaluasi Keperawatan
Menurut PPNI (2018) Evaluasi disesuaikan dengan Implementasi Keperawatan
yang telah dilakukan, apakah masalah teratasi Sebagian atau tidak teratasi.
ÐAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2017. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.


Missouri: Elsevier Mosby.
Hadi, RA. 2015. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.
Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai