Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS
ANTENATAL CARE

Fajar Prakarsa W
2006539512

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
INDONESIA
2023
A. Definisi Antenatal
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejakkonsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba,
2008). Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai orang tua (Wagiyo &
Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC)
merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan
tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI
(2012) mengatakan pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal
care adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan
standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.

B. Tanda dan Gejala Antenatal


Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam :
1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
Folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
pagi hari. Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual
muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya
kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada trieulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus
yang membesar keluar rogga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormon esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi : Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut: strie livide dan strie albican, linea alba makin
menghitam, payudara hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka
yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta
payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan
serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di
dalam otot uterus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.

g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini
disekresi di peredaran darah Ibu (pada plasma darah) dan
diekskresi pada urine Ibu.

3. Tanda Pasti (Positive Sign)


a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal
(elektrocardiograf) misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan


1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram,
pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).
3. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron.
4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila
normal dan linea alba.
5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan perobekan selaput elastis di bawah kulit sehingga
timbul strie gravidarum.
6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari
aveoli putting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola
mamae melebar dan lebih tua warnanya.
7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
Kapasitas pasru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga Ibu
akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
D. Patofisiologi dan Pathway
Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase
yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah megalami proses
kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi
hanya satu yang terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromososm diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki).

2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,
8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan
memperoleh membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula
masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke
dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur
ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona
pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.

3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretonik
(2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan pembuluh
nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati dkk, 2010).

4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio


a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi
proses pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu.
c. Masa fetal
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.
Minggu ke 12 panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram,
sirkulasi tubuh berfungsi. Minggu ke 16 panjang janin 16 cm, berat
20 gram, kulit transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20
kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya
kelopak mata, alis, kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput,
lanugo menjadi gelap dengan vernix meningkat. Minggu ke 28
mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang dengan baik, rambut
menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu
ke 36 lanugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx
kareosa. Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum
sempurna, tetapi keadaan ini memudahkan fetus melalui jalan lahir
(Marjati dkk, 2010).
Pathway

Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT

Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen Tekanan pada
& Hc6
Hiperpigmentasi vesicula urinaria

Penurunan Strie gravidarum Meningkat


Peningkatan frekuensi BAK
kekuatan
asam
otot
lambung
Gangguan
eliminasi urin

Peristaltik Mual, Gangguan citra


menururn muntah, tubuh
anoreksia

Distensi
gastrointest
inal Ketidakseimbangan Resiko
nutrisi kurang dari kekurangan
kebutuhan volume
cairan
Konstipasi
E. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,
memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
Biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat
terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan
terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan
tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang
adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi
dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim
pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan
bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir,
karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan
ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan
atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½
sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ
tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature
(Hamilton, Persis Mary., 2012)

F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Penatalaksanaan medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam
2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi
hari.
3) Tingkatkan istirahat.
4) Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
2) Banyak minum di siang hari
3) Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
1) Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen
eksternal.
d. Edema dependen
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1) Distraksi / nafas dalam
2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu
pencernaan.
f. Kesemutan jari-jari
1) Menjelaskan penyebab kesemutan
2) Berbaring rileks

G. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil


1. Pengkajian ibu hamil
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga
dapat terjalin komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur
20 sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi
bila diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya
alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien.

5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa
kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak
mahal)

2. Riwayat
Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong
pasien/klien datang mencari pertolongan.
b. Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai
kapan
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak,
umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT
didapatkan, teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang
didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan
masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau
kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan,
terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia,
sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.

3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional


a. Inspeksi
1) Muka: adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat
atau merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan
lidah, gigi.
2) Leher: apakah vena terbendung dileher, apakah ada
pembesaran kelenjar gondok dan limpe.
3) Dada: bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.
4) Abdomen GIT: bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas
operasi apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan
(pembesaran hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri
(pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus,
iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5) Abdomen obstetrik: perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak
atau kontraksi uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva: keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan
dehidrasi.
b. Palpasi
1) Tujuan :
a) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan
usia kehamilan.
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara
simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi
3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
a) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas
simpisis.
b) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
c) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
d) 24 minggu – setinggi pusat
e) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
f) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
g) 36 minggu – 3 jari dibawah px
h) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
a) Leopold I
- Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
- Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat
ke arah muka penderita.
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari
anak yang terdapat dalam fundus
b) Leopold II
- Keadaan tangan pindah ke samping
- Tentukan dimama punggung janin.
- Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong
ialah letak lintang.
c) Leopold III
- Dipergunakan satu tangan saja.
- Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
- Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah.Jika
kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
- Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke
rongga panggul
- Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
- Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul
c. Auskultasi
1) Mendengar Denyut Jantung Janin : letak jantung, frekuensi dan
irama . Dengarkan selama 1 menit .
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan
asphyxial (kekurangan O2).

H. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Konstipasi Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
kelemahan otot selama … diharapkan masalah konstipasi (I.04155)
abdomen (D.0049) konstipasi dapat teratasi dengan 1. Monitor tanda dan
kriteria hasil : gejala konstipasi
1. Keluhan defekasi lama dan 2. Monitor bising usus
sulit menurun 3. Dorong pasien
2. Tidak mengejan saat BAB meningkatakan
3. Mengidentifikasi indikator asupan cairan
untuk mencegah konstipasi 4. Anjurkan pasien
4. Bebas dari untuk diet tinggi
ketidaknyamanan dan serat
konstipasi 5. Kolaborasi
pemberian laksatif
Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin
urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.04165)
dengan penurunan selama … diharapkan masalah 1. Pantau penggunaan
kapasitas kandung gangguan eliminasi urine dapat obat dengan sifat
teratasi dengan kriteria hasil : antikolinergik
kemih (D.0040)
1. Desakan berkemih menurun 2. Monitor efek dari
2. Tidak ada distensi kandung obat
kemih 3. Pantau asupan dan
3. Tidak ada spasme bladder keluaran
4. Balance cairan seimbang 4. Anjurkan pasien
untuk merekam
output urine
Ansietas berhubungan Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction
dengan kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan
terpapar informasi selama … diharapkan masalah yang menenangkan
(D.0080) kecemasan dapat teratasi 2. Temani pasien untuk
dengan kriteria hasil : memberikan
1. Mampu meminta bantuan keamanan dan
orang lain mengurangi rasa
2. Dukungan emosi takut
3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Bantu pasien
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
5. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
6. Kolaborasi
pemberian obat untuk
mengurangi
kecemasan
Gangguan citra tubuh Citra tubuh (L.09067) Promosi citra
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan tubuh
selama … diharapkan masalah (I.09305)
perubahan fungsi gangguan citra tubuh dapat 1. Kaji secara verbal
tubuh (D.0083) teratasi dengan kriteria hasil : dan non verbal
1. Perasaan positif tentang respon klien terhadap
perubahan tubuh tubuhnya
2. Mampu mengidentifikasi 2. Monitor frekuensi
kekuatan personal mengkritik dirinya
3. Mendiskripsikan secara 3. Jelaskan tentang
faktual perubahan fungsi pengibatan,
tubuh perawatan, kemajuan
4. Mempertahankan interaksi dan prognosis
social penyakit kepada
keluaga
Resiko Keseimbangan Manajemn
ketidakseimbangan
cairan (D.0036) cairan (L.03020) cairan (I.03098)
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status hidrasi
kepeawatan selama … 2. Monitor vital sign
diharapkan masalah resiko 3. Monitor masukan
kekurangan volume cairan makanan/cairan
dapat teratasi dengan kriteria 4. Dorong masukan oral
hasil : 5. Pertahankan intake
1. Mempertahankan urine dan output
output 6. Kolaborasi
2. Tekanan darah, nadi, suhu pemberian cairan IV
dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
4. Elastisitas kulit baik,
mukosa lembab.
Risiko defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen
(D.0032) Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …. nutrisi (I.03110)
Diharapkan masalah 1. Kaji adanya alergi
ketidaksimbangan nutrisi makanan
kurang dari kebutuhan dapat 2. Kaji kemampuan
teratasi dengan kriteria hasil : pasien untuk
1. Adanya peningkatan nafsu mendapatkan nutrisi
makan yang dibutuhkan
2. Frekuensi makan teratur 3. Monitor jumlah
3. Mampu makan/minum nutrisi dan
sesuai dengan tujuan kandungan kalori
kesehatan 4. Berikan informasi
4. Asupan nutrisi yang tepat tentang kebutuhan
nutrisi
5. Anjurkan pasien
meningkatkan protein
dan vitamin
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.


Missouri: Elsevier Mosby.

Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.

Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.


Jakarta : EGC.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis


: Definition and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta
: EGC.

Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition.


Missouri: Elsevier Mosby.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai