Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun oleh :
Umi Naviatun Maesaroh
SN231191

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

A. Definisi
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medic pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan.
Asuhan antenatal adalah pengawasan terhadap kehamilan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakkan
secara dini penuyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini
komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi,
resiko meragukan, resiko rendah). Asuhan antenatal juga untuk
mempersiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (weel born
baby) dan kesehatan ibu yang baik (well health mother), mempersiapkan
pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang
optimal pada saat akhir kala nifas.
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.
Kehamilan adalah periode dimana ovum telah dibuahi dan berkembang
didalam uterus mengalami proses diferensiasi dan uterus berkembang
sampai bisa menunjang sendiri kehidupan diluar uterus (Syaiful, 2019).
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Hutabarat, 2020)
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40) (Prawirohardjo, 2014).

B. Tanda dan Gejala Antenatal


Menurut (Elizabeth, 2015) Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan
dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala
kehamilan yaitu :
a) Tanda dugaan hamil
1. Amenorea (berhentinya menstruasi), Konsepsi dan nidas
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan
ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea
dapat diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid
terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia
kehamilan dan tafsiran persalinan.
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis), Pengaruh ekstrogen dan
progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan
dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari yang disebut morning sicknes. Bila terlampau sering dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan
hiperemesis gravidarum.
3. Ngidam (menginginkan makan tertentu), Wanita hamil sering
menginginkan makanan tertentu. Ngidam sering terjadi pada bulan
bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya
kehamilan
4. Syncope (pingsan), Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada
tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5. Kelelahan
6. Payudara Tegang, Estrogen meningkatkan perkembangan sistem
duktus pada payudara, sedangkan progestron menstimulasi
perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama
somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran
payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua
bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum
7. Sering miksi, Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan
pertama akibat desakan uterus ke kandung kemih
8. Konstipasi atau obstipasi, Pengaruh progesteron dapat
menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) shingga
kesulitan untuk BAB.
9. Pigmentasi kulit oleh pengarh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher
dan dinding perut (Linea nigra-grisea)
b) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1. Pembesaran perut, Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempat kehamilan.
2. Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak)
3. Tanda goodel, Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperi bibir.
4. Tanda chadwick, Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5. Tanda piscaseck (pembesaran uterus yang tidak simetris)
6. Kontraksi braxton hicks (kontraksi kecil uterus bila mendapat
rangsangan)
7. Teraba ballottement (adanya pantulan janin dan cairan amnion
akibat penekanan mendadak pada uterus)
8. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
c) Tanda Pasti
1. Gerakan janin dalam rahim, Gerakan janin ini harus dapat diraba
dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan
pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2. Denyut jantung janin, Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu
dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya
dopler). Dengan stethoscope laenec, DIJ baru dapat didengar pada
usia kehamilan 18-20 minggu.
3. Bagian bagian janin, Bagian bagian janin yaitu bagian besar janin
(kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi
menggunakan USG.
4. Kerangka janin, Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Masa Kehamilan


1. Uterus
a. Ukuran: karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25
x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
b. Berat: dari 30 gr - 1000 gr.
c. Bentuk dan konsistensi: bulan pertama seperti alpukat, usia 4 bulan
berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur.
d. Posisi: awal antefleksi/retrofleksi, 4 bulan berada pada rongga
pelvis, akhir rongga perut sampai hati.
e. Serviks: menjadi lunak yang disebut tanda "boodell"
2. Indung telur (Ovarium)
a. Ovulasi terhenti
b. Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya ari
3. Vagina dan vulva
a. Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan
b. Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda
Chadwick” hipervaskularisasi
Perubahan juga terjadi pada organ dan sistem lainnya, seperti :
1. Sistem Sirkulasi Darah
a. Volume darah : terjadi peningkatan pada volume darah dan plasma
b. Protein darah: jumlah protein dan albumin menurun, pada trimester
1 secara bertahap meningkat sampai akhir kehamilan.
c. Hitung jenis dan Hb: Ht menurun karena volume plasma darah
eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
d. Nadi dan TD: TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/menit.
e. Jantung: pompa jantung meningkat pada trimester 1 sampai
menurun pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan
deviasi aksis ke kiri.
2. Sistem Pernafasan
a. Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma
akibat pembesaran rahim.
b. Kapasitas vital paru meningkat.
c. Nafas dalam dan yang lebih menonjol perafasan dada.
3. Sistem Pencernaan
a. Saliva meningkat, mual dan muntah.
b. Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas.
c. Muntah (emesis gravidarum) pada pagi hari (morning sickness).
4. Tulang dan Gigi
a. Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak.
b. Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi
kebutuhan kalsium janin.
5. Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada:
a. Muka: cloasma gravid.
b. Payudara: puting susu dan areola payudara.
c. Perut: linea nigra.
6. Kelenjar Endokrin
a. Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
b. Kelenjar hipofise: dapat membesar terutama lobus anterior.
c. Kelenjar adrenal: tidak satu berpengaruh (-).
7. Payudara
a. Payudara bertambah besar, tegang dan berat.
b. Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli.
c. Bayangan vena lebih membiru.
d. Kalau diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
8. Metabolisme
a. BMR meningkat 15 - 20% terutama trimester ketiga.
b. Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara.
c. Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
d. Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
e. BB bumil meningkat 6,5 - 16 kg disebabkan olch: janin, uri, air
ketuban, uterus, payudara, darah, lemak, protein, retensi urine.

D. Patofisiologi (proses kehamilan) dan Pathway


a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum
dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1. Tahap penembusan korona radiate: Dari 200 - 300 juta hanya 300 -
500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona
radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida: Spermatozoa lain ternyata bisa
menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma: Setelah menyatu
maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX
unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,
8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel - sel tersebut
akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk
rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur - angsur ruang
antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel
sehingga disebut blastokista (4 - 5 hari). Sel bagian dalam disebut
embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya
menghilang sehingga trofoblast bisa masuk endometrium dan siap
berimplantasi (5 - 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik
(2 - 3 hari setelah ovulasi).
Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok -
kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan.
d. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
1. Masa pre embryonic: Berlangsung selama 2 minggu sesudah
terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai dengan
nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3
lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
2. Masa embryonic: Berlangsung sejak 2 - 6 minggu sistem utama
didalam tubuh telah ada didalam bentuk rudimenter. Jantung
menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut masa
organogenesis/ masa pembentukan organ.
3. Masa fetal: Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan
bayi lahir.
Pathway
E. Komplikasi kehamilan
Menurut (Mochtar, 2012) Komplikasi yang dapat terjadi pada masa
kehamilan antarra lain :
a) Hiperimesis gravidarum
Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
menganggu pekerjaan schari-hari karena keadaan umumnya menjadi
buruk, karena terjadi dehidrasi.
b) Preeklamsi
Tekanan darah tinggi/hipertensi dapat terjadi pada ibu hamil.
Preeklamsi merupakan salah satu gangguan hipertensi dalam
kehamilan. Preeklamsia adalah penyakit kehamilan yang berkisar dari
hipertensi ringan sampai berat dan disertai dengan mendasari sistemik
patologi yang dapat memiliki dampak ibu dan janin yang parah
c) Abortus (keguguran dan kelainan dalam dalam tua kehamilan)
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan.
d) Ketuban Pecah Dini
e) Kelainan letak kehamilan (kehamilan ektopik) Adalah kehamilan
dengan hasil konsepsi perimplentasi diluar endometrium rahim.

F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian obat tambah darah (tablet Fe)
Tablet ini mengandung 200mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
dikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk
memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa
kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat
besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama.
Cara pemberian adalah satu tablet Fe per hari, sesudah makan, selama
masa kehamilan dan nifas.
2. Pemberian imunisasi TT
Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan Keperawatan di rumah Pendidikan kesehatan pada
ibu hamil yang besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan
setidanya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi
makanan yang tinggi kandungan zat besi memberikan penyuluhan
kepada pasien dan keluarga tentang suplement besi dan peningkatan
sumber besi dalam makanan yang mengandung vitamin K
(Proverawati 2011)
G. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
1. Pengkajian ibu hamil
1) Identitas
Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan/informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat
tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan keschatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku keschatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).
Riwayat keperawatan
a. Riwayat obstetri
- Menarche : untuk menanyakan kapan terjadinya haid
pertama kali
- Siklus: apakah siklus menstruasinya teratur atau tidak
- Banyaknya: untuk mengetahui banyaknya pengeluaran
darah
- Lamanya : untuk mengetahui berapa lamanya menstruasi
- HPHT: Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir
- TP: Untuk mengetahui tafsiran persalinan
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, untuk
mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit schingga
dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang
dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya
c. Kehamilan sekarang: Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala
sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu
tiap minggu. Gerakan janin.Umumnya gerakan janin dirasakan
ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan
kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan
pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan
lebih dari 28 minggu. Keluhan-keluhan yang lazim pada
kehamilan. Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya
diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang
lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu
kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak
membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda.
Pemberian vitamin, zat besi: tablet schari segera setelah rasa
mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan
d. Riwayat KB, ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak,
apa macamnya, ada keluhan/tidak, setelah persalinan
rencananya ibu menggunakan KB apa.
e. Riwayat Kesehatan yang Lalu, ditanyakan untuk mengetahui
penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu
pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis,
malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah 35
tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita
kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu
pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Sekarang, ditanyakan untuk mengetahui
apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang
menderita kanker ataupun tumor.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga, ditanyakan mengenai latar
belakang keluarga terutama: Anggota keluarga yang
mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, Penyakit keluarga yang diturunkan
seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
h. Riwayat Psikososial dan Budaya, untuk mengetahui keadaan
psikologis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana
tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya
ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan
pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan ibu. Pola Spiritual, untuk mengetahui
kegiatan spiritual ibu.
i. Pola aktivitas, wanita yang sedang hamil bolch bekerja tapi
sifatnya tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan.
Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak,
menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dIl.
Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor bolch diteruskan.
Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih
baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok,
percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu
janin dalam kandungannya.
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala dan wajah: inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut
(normal rambut bersih, tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan
rambut tidak rontok), cloasma gravidarum, keadaan sclera
(normalnya sclera berwarna putih), konjungtiva (normalnya
konjungtiva berwarna merah muda, kalau pucat berarti anemis),
kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut dan gigi bersih, tidak
berbau, bibir merah), caries. Palpasi palpebra, odem pada mata dan
wajah; palpasi pembesaran getah bening (normalnya tidak ada
pembengkakan), JVP, kelenjar tiroid.
b. Dada: inspeksi irama napas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi
jantung, hitung frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu
hamil meliputi inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan
dan palpasi konsisten dan apakah ada nyeri tekan guna menentukan
status laktasi. Normalnya putting susu menonjol, areola berwarna
kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, payudara
simetris dan tidak ada benjolan atau masa pada saat di palpasi.
c. Abdomen: menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka
/insisi, adanya linea atau tidak
3. Pemeriksaan leopold
a. Leopold 1 Sebelum anda melakukan leopold 1, anjurkan ibu untuk
BAK, agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan.
Kemudian posisikan ibu supine/ terlentang dengan satu bantal
dibawah kepala & posisi lutut fleksi/menekuk. Tempatkan
gulungan handuk kecil dibawa pinggang kanan atau kiri klien
untuk memindahkan uterus jauh dari pembuluh darah mayor
( untuk mencegah terjadinya sindrom hipotensi akibat supine /
terlentang). Jika menggunakan tangan kanan , berdiri disebelah
kanan klien, lihat wajah klien . leopold bertujuan untuk mengetahui
bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil. jika pada
saat mempalpasi anda merasa bulat, keras, mudah digerakkan,
maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut,
agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian
fundus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah
punggung janin. Jika bagian fundus itu teraba bagian - bagian
kecil, maka bagian itu adalah ekstermitas janin.
b. Leopold 2 Leopold 2 bertujuan untuk mengetahui bagian janin
yang terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika
pada saat mempalpasi anda merasa bulat, keras, mudah digerakkan,
maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut,
agak melenting maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian
kanan atau kiri teraba memanjang dan keras maka bagian itu
adalah punggung janin. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba
bagian - bagian kecil, maka bagiam itu adalah ekstermitas janin
c. Leopold 3 Leopold 3 bertujuan untuk mengetahui bagian janin
yang terdapat pada bagian presentasi atau bawah uterus ibu hamil.
Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa
lembut, agak melenting maka bagian itu adalah bokong janin. Jika
bagian kanan atau kiri teraba memanjang dan keras maka bagian
itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba
bagian - bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstermitas janin.
Jika saat anda palpasi hasilya adalah kepala, maka goyangkan
kepala bagian janin tersebut, apakah kepala masih goyang atau
terfiksasi. Jika kepala mash bisa digoyangkan dengan tangan anda
maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan leopold. Namun
jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak
dapat digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke leopold 4.
d. Lepold 4 Lepold 4 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala
masuk kedalam pintu atas panggul. Cara pemeriksaannya adalah
tempatkan jari - jari tangan anda dengan tertutup discbelah kiri dan
kanan pada segmen bahwa rahim kemudian tentukan letak dari
bagian presentasi tersebut (konvergen / divergen) e. Tentukan TFU
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri, anda harus pastikan apakah
ibu hamil sudah memasuki trimester 2 atau 3 atau belum. Jika
sudah memasuki trimester 2 atau 3 , maka anda harus menentukkan
TFU dengan cara mengumpulkan rahim atau uterus ibu kemudian
tentukan fundus uterus. Lalu gunakan meteran/ metline dan
lakukan pengukuran dengan cara 39 mengukur fundus uterus ibu
hamil sampai simfisis pubis. Lihat berapa cm TFU ibu hamil.
2. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul (SDKI)
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi tentang penyakit(D.0111)
b. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
persalinan (D.0080)
c. Kesiapan persalinan ditandai dengan mengatakan ingin persalinan
lancar dan percaya diri menjalani persalinan (D.0070)
3. Tujuan kriteria hasil (SLKI) dan Intervensi Keperawatan (SIKI)
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Defisit Setelah dilakukan Observasi
pengetahuan tindakan keperawatan 1. Identifikasi
berhubungan selama 1x24 jam kesiapan dan
dengan diharapkan Tingkat kemampuan
kurang Pengetahuan mengenai menerima
terpaparnya anemia dan penanganan informasi
informasi yang bersangkutan teratasi 2. Identifikasi
tentang dengan kriteria hasil : faktor – faktor
penyakit 1. Melaporkan yang dapat
(D.0111) pemahaman meningkatkan
mengenai penyakit dan menurunkan
yang dialami motivasi
2. Menanyakan perilaku hidup
tentang pilihan tidak bersih
terapi yang Terapeutik
merupakan 1. Sediakan materi
petunjuk kesiapan dan media
belajar pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang
informasi yang
belum dipahami
2 Ansietas Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan selama 1x24 jam 1. Identifikasi
kurangnya diharapkan Tingkat penurunan
pengetahuan Ansietas menurun dengan tingkat energi,
temtang kriteria hasil : ketidakmampuan
persalinan 1. Verbalisasi berkonsentrasi
(D.0080) kebingungan atau gejala lain
menurun (5) mengganggu
2. Verbalisasi kemampuan
khawatir menurun kognitif
(5) 2. Identifikasi
3. Perilaku gelisah teknik relaksasi
menurun (5) yang pernah
4. Perilaku tegang efektif
menurun (5) digunakan
5. Konsentrasi 3. Identifikasi
membaik (5) kesediaan,
6. Frekuensi nadi kemampuan dan
membaik (5) penggunaan
7. Kontak mata teknik
membaik (5) sebelumnya
8. Orientasi membaik 4. Periksa
(5) ketegangan otot,
frekuensi nadi,
tekanan darah
dan suhu
5. Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman
2. Gunakan
relaksasi sebagai
strategi
penunjang
Edukasi
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis
relaksasi yang
tersedia (mis,
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
2. Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
3. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan Perawatan Kenyamanan
persalinan keperawatan selama 1x24 Observasi
ditandai jam diharapkan Kesiapan 1. Identifikasi
dengan Persalinan dapat membaik masalah
mengatakan dengan kriteria hasil : emosional
ingin 1. Nyeri abdomen Terapeutik
persalinan menurun 1. Berikan posisi
lancar dan 2. Tekanan darah yang nyaman
percaya diri membaik untuk
menjalani 3. Frekuensi kandungannya
persalinan membaik 2. Dukung
(D.0070) keluarga dan
pengasuh terlihat
dalam terapi
pengobatan
(pemberian obat)
Edukasi
1. Ajarkan terapi
relaksasi
2. Ajarkan teknik
relaksasi dan
imajinasi
terbimbing
Kaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetic
antipruritus, anti
histamin, jika
perlu

H. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi ini adalah proses membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah dilakukan implementasi keperawatan dan memiliki tujuan
yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga altenatif dalam menentukan sejauh mana tujuan
itu dapat tercapai (Sarani, 2021), yaitu:
a. Tercapai : Perilaku pasien sesuai dengan pertanyaan tujuan dalam
waktu dan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tercapai sebagian: Pasien telah menunjukan perilaku tetapi belum
sebaik dengan perilaku yang telah ditentukan dalam petanyaan
tujuan.
c. Belum tercapai : Pasien belum mampu sama sekali menunjukan
perilaku yang telah diharapkan sesuai dengan pernyataan tujuan.
Agar memudahkan perawat dalam mengevaluasi atau membuat
perkembangan pasien maka digunakan komponen SOAP, yaitu:
a. S: Data subyektif merupakan perkembangan suatu keadaan pasien
yang didasarkan pada apa yang telah dirasakan, dikeluhkan dan
diungkapkan.
b. O : Data obyektif merupakan perkembangan yang dapat diamati
dan juga dapat diukur oleh seorang perawat atau tim kesehatan
lainnya.
c. A : Analisis merupakan penelitian dari kedua jenis data tersebut
baik data subyektif maupun data obyektif, apakah berkembang
dengan baik atau malah kemunduran.
d. P : Perencanaan merupakan rencana dalam penanganan pasien
yang didasari pada hasil analisis di atas yang mempunyai isi untuk
melanjutkan perencanaan apabila masalah belum teratasi (Sarani,
(2021).

DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi


2. EGC: Jakarta

Elizabeth, S. & Endang, P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan


Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Hutabarat. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo: Zifatama


Jawara.

Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Syaiful, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya: CV. Jakad


Publishing.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Ed.3. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai