Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE

NAMA : Atin Supriatin


NPM : H 523104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
TAHUN 2024
1. DEFINISI
Antenatal Care merupakan salah satu usaha preventif program
pelayanan kesehatan obstetri untuk mengoptimalkan kelainan yang terjadi
pada maternal dan neonatal melalui serangkaian pemeriksaan yang dapat
dilakukan selama kehamilan. Menurut Padila (2014) sitasi Liana (2019),
antenatal care merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik maupun mental
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka dalam keadaan sehat dan normal. Antenatal
Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang tujuannya guna
mengoptimalkan kesehatan fisik maupun psikis ibu hamil. Sehingga mampu
untuk menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Sedangkan kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan senyawa antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan
sperma hingga masa dimana janin siap lahir, dalam hitungan medis kurang
lebih 40 minggu (Masriroh, 2013).
2. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan rekapitulasi jumlah ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
nifas diIndonesia menurut provinsi, tahun 2018, didapatkan bahwa rata-rata
jumlah ibu hamil di Indonesia tahun 2018 yaitu 155.622 jiwa, sedangkan rata-
rata jumlah ibu bersalin/nifas di Indonesia yaitu 148.548. Menurut Ketua
Komite IlmiahInternational Conference on Indonesia Family Planning and
ReproductiveHealth (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019
angka kematianibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per
100.000 kelahiran hidup .Sedangkan Menurut sensus penduduk tahun 2020
menjadi 189 kematian per 100.000 Kelahiran hidup Dimana masalah yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan,termasuk AKI tidak dapat
dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain status
kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil,pemeriksaan antenatal (masa
kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatansegera setelah persalinan,
serta faktor sosial budaya (Pusat Penelitian BadanKeahlian DPR RI, 2019).
3. TANDA KEHAMILAN
a. Tanda tidak pasti/presumtif kehamilan
1) Amenore ( terlambat datang bulan), konsep dan nidasi menyebabkan
tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff denovulasi di ovarium.
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah, umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi
pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual
muntah.
3) Ngidam, menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadipada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiringtuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan, terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkansinkope/pingsan
dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang, pengaruh estrogen, progesterone dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada
payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa, pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak
nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing, hal ini sering terjadi karena kandung kencingpada
bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena
uterus yang membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi, hal ini terjadi karena tonus otot menurun
dikarenakan oleh pengaruh hormone estrogen.
9) Epulis, hipertrfi gusi epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran Rahim/Perut: Terjadi akibat pembesaran uterus. Halini
terjadi pada bulan keempa kehamilan. Tetapi perlu diperhatikan
pembesaran perut belum jadi tanda pasti kehamilan, kemungkinanlain
disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista ovarium.
2) Tanda Hegar : yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang
mempertemukan leher rahim dan badan rahim) karena selamamasa
hamil, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis sehingga
saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak dan terjadi antara
usia 6-8 minggu kehamilan.
3) Tanda Goodel: melunaknya serviks akibat pengaruh hormone sterogen
yang menyebabkan massa dan kandungan air meningkat sehingga
membuat serviks menjadi lebih lunak.
4) Tanda Chadwiks: Perubahan warna menjadi keunguan pada vulvadan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek: Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadikarena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornusehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks: Peregangan sel–sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu.
7) Teraba Ballotement: pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, hal ini menyebabkan
janin berenang jauh dan kembali keposisinyasemula/ bergerak bebas.
Pantulan dapat terjadi sekitasr usia 4-5 bulan, tetapi ballotement tidak
dipertimbangkan sebagai tanda pasti
kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor dalam
kandungan ibu.
8) Pemeriksaan test biolgis kehamilan (planotest) positif: Pemeriksaan
ini adaah untuk mendeteksi adanya HCG yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormonini disekresi diperedaran
darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim: Gerakan janin ini wajib dapat dirabadengan
jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin: Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan
memanfaatkan alat fetal electrocardiograf (misalnya doppler).
c. Bagian bagian janin: Bagian besar janin (kepala dan bokong)serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin: Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG.
4. PERUBAHAN PADA KEHAMILAN
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan
berlanjut sepanjang kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan
fisiologis yang terjadi pada wanita hamil, diantaranya:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Vagina dan Vulva Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan
vaskularisasi atau penumpukan pembuluh darah dan pengaruhhormon
esterogen yang menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut
dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi
peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan
penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan)
pada otot polos yang meregang, akibat peregangan ini vagina menjadi
lebih lunak.
b. Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang
untuk menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh. Perubahan
ini disebabkan antara lain: peningkatan vaskularisasi dan dilatasi
pembuluh darah, hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan
perkembangan jaringan abnormal) yang menyebabkan otot-otot Rahim
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran Rahim
karena pertumbuhan janin, dan perkembangan desidua atau sel-
selselaput lendir rahim selama hamil.
c. Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan
kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan
vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darahdan terjadi
penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi
lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwick) perubahan ini
dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.
d. Ovarium
Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga
terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran hormon estrogen
dan progesteron.
e. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang
mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin).
Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum),
garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama,papilla
mamae.
f. Payudara
Perubahan yang terlihat diantaranya :
1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal inidikarenakan
karenaadanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai
darahyang meningkat akibat oerubahan hormon selamahamil.
2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara
yangmembesar dan terlihat jelas.
3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta
munculareola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada
putingsusu yang menonjol dan keras.
4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar
putingpayudara yang terletak di dalam areola mamame membesar
dan dapatterlihat dari luar.
5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai
kehamilan16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna jernih. Pada
kehamilan16 minggu sampai 32 minggu warna cairan agak putih
seperti air susuyang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir,cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning,
dan banyakmengandung lemak. Cairan ini di sebut kolostrum
2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskuler)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar
daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau
pengenceran darah.Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada
kehamilan tunggal, dan50% pada kehamilan kembar, peningkatan
ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi
aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau curah
jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30% setelah
kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32 minggu.
3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita
hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena
usus tertekan ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang membesar.
Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambahberat karena selama hamil,
jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru
menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk
kebutuhan ibu danjanin.
4. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah
yang volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran
uterus yang menekan kandung kemih menyebabkan sering berkemih
(Sunarti, 2013).Selain itu terjadinya hemodelusi menyebabkan
metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun
bertambah.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan
hormon HCG(Human Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang
akan menstimulasi pembentukan esterogen dan progesteron yang di sekresi
oleh korpus luteum,berperan mencegah terjadinya ovulasi dan
membantu mempertahankan ketebalan uterus. Hormon lain yang dihasilkan
yaitu hormon HPL (HumanPlacenta Lactogen) atau hormon yang
merangsang produksi ASI, Hormon HCT (Human Chorionic Thyrotropin)
atau hormon penggatur aktivitas kelenjartyroid, dan hormon MSH
(Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang mempengaruhi warna
atau perubahan pada kulit.
6. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari
faktor hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron
mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan
kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini
mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang danbekerja lebih lama
karena adanya desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar sehingga
keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing/sakit kepala pada
ibuterutama di pagi hari (morning sickness) jika disertai muntah yang
berlebihanhingga mengganggu aktivitas ibu sehari-hari disebut :
Hyperemesis gravidarum (Sunarti, 2013).
5. JADWAL PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal
pemeriksaan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid atau tidak menstruasi.
b. Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7
bulan, setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dansetiap
1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampaimelahirkan.
c. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan
oleh ibu hamil. Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali padatrimester kedua dan
dua kali trimester tiga.
Informasi yang diberikan ketika kunjungan kehamilan :

KUNJUNGAN WAKTU KEGIATAN


Trimester I Usia 1. Menjalin hubungan saling percaya
kehamila
n 2. Deteksi masalah
0-13 3. Mencegah masalah (TT dan anemia)
Minggu
4. Konseling persiapan persalinan dan
komplikasi

5. Perilaku sehat (gizi, latihan/senam,


kebersihan, istirahat)
6. Motivasi hidup sehat

Trimester II Usia 1. Membina hubungan baik


kehamila
n 2. Deteksi masalah dan Penanganan
14-27 3. Mencegah masalah (Tetanus dan anemia)
Minggu
4. Konseling persiapan persalinan dan
komplikasi

5. Perilaku sehat (gizi, latihan/senam,


kebersihan, istirahat)
6. Motivasi hidup sehat
7. Kewaspadaan khusus terhadap
preeclampsia

Trimester III Usia 1) Sama seperti asuhan pada trimester I dan


kehamila II, bedanya yaitu melakukan palpasi
n 28- 36 abdominal untuk mengetahui apakah ada
Minggu kehamilan kembar

Setelah 2) Sama seperti asuhan pada trimester I,II


36 dan III bedanya yaitu ditambah dengan
Minggu melakukan deteksi letak janin dan
kondisi lain
6. STANDAR ASUHAN KEHAMILAN
Berdasarkan pelaturan Menteri Kesehatan No.97 Tahun 2014, untuk
melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar pemeriksaan antenatal yang terdiri
dari :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan selama kehamilan didasarkan pada BMI atau IMT
ibu hamil. Apabila penambahan berat kurang dari 9 kg selama kehamilan
atau kurang dari 1 kg per bulan menunjukan adanya gangguan pertumbuhan
janin. Pengukuran tinggi badan dilakukan saat kunjungan yang pertama,
apabila tinggi badan ibu kurang 145 cm, ibu termasukdalam kategori
mempunyai factor risiko tinggi.
Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) :
Berat Badan dalam Kg
IMT =
(Tinggi Badan dalam meter)2

klasifikasi nilai IMT :


Kategori IMT Rekomendasi
(kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
2) Pemeriksaan tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah pada setiap kunjungan antenatal berguna untuk
mendeteksi adanya hipertensi atau pre-eklamsia pada kehamilan(tekanan
darah ≥140/90 mmHg).
3) Ukur lingkar lengan atas/nilai status gizi
Pengukuran lingkar lengan atas hanya dilakukan pada kontak pertama
anternal. Hal ini dilakukan untuk skrining ibu hamil berisikokurang energy
kronis (KEK). Seorang ibu hamil dikatakan mengalami KEK apabila
lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm yang menunjukan terjadinya
kekurangan gizi yang telah berlangsung lama. Keadaan ini dapat menjadi
risiko terlahirnya bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Pengukuran
lingkar lengan atas dilakukan pada lengan bagian atas, dilakukan pada
lengan yang jarang digunakan untuk aktivitas biasanya pada lengan kiri.
Pita pengukur menggunakan pita pengukur yang tidak elastis. Dengan
lengan ditekuk, tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan siku,
selanjutnya tentukan lingkar lengan atas dengan posisi lengan lurus dan
santai.
4) Pemeriksaan tinggi fundus uterus
Pemeriksaan TFU dilakukan setiap kali kunjungan antenatal.
Bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin atau
intra-uterine growth retardation (IUGR). Pengukuran TFU dapat
dilakukan dengan pemeriksaan McDonald dengan menggunakan pita ukur
dalam sentimeter yang dilakukan setelah umur kehamialn 24 minggu,
sedangkan pengukuran TFU dengan menggunakan pemeriksaan leopold
dapat dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu.
Tinggi Fundus Uteri berdasarkan Perjarian
Usia Tinggi Fundus Uteri (TFU)
kehamilan
(minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus(px)
36 3 jari dibawah prosesus
xiphoideus
40 Pertengahan pusat-prosesus
xiphoideus

Tinggi fundus uteri dapat melakukan pengukuran berat badan janin.


Johnson dan Tosbach menggunakan suatu metode untuk menaksir berat
janin dengan pengukuran (TFU). Di kenal juga dengan rumus Johson-
Thousack. Rumus terbagi menjadi tiga berdasarkan penurunan kepala
janin :
a) Berat janin = (TFU - 13) x 155, jika bagian terbawah belum masuk
PAP
b) Berat janin = (TFU - 12)x x 155, bila janin sudah memasuki PAP
c) Berat janin = (TFU - 11) x 155, bila kepala janin sudah melewati PAP
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antental. Pemeriksaan ini bertujuan
mengetahui letak janin. Kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain
ditentukan apabila bagian terendah janin bukan kepala atau kepala janin
belum masuk pintu atas panggul pada trimester III. Penilain DJJ dilakukan
pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ
lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 60 kali/menit
menunjukan adanya gawat janin.
6) Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT
Vaksinasi tetanus toxoid dalam kehamilan dapat menurunkan
kematian bayi dan ibu karena tetanus. Menurut WHO, jika seorang wanita
tidak pernah mendapatkan imunisasi tetanus, ia harus mendapatkan paling
sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan (pertama pada kunjungan antenatal
I, yang kedua pada 4 minggu kemudian). Dosis terakhir harus diberikan
sedikitnya 2 minggu sebelum persaliann. Vaksinasi Tetanus Toxoid
diberikan 0,5 ml secara IM/SC. (megasari miratu,2014).
Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi
TT ibu hamil, apabila diperlukan, di berikan imunisasi pada saat pelayanan
antenatal. Tujuan :
a. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir
b. Melengkapi status imunisasi TT
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya
terdapat interval minimal.
Interval dan masa perlindungan TT
Antigen Interval Lama %Perlindungan
Perlindungan
TT 1 Pada - Tidak ada
kunjungan
antenatal
pertama
TT 2 4 minggu 3 tahun* 80
setelah TT1
TT 3 6 bulan 5 tahun 95
setelah TT2
TT 4 1 tahun 10 tahun 99
setelah TT3
TT 5 1 tahun 99
setelah TT4
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Pada masa kehamilan volume darah mengikat seiring kebutuhan zat
besi. Suplement zat besi hamil terbukti membantu mencegah defisiensi zat
besi. Kekurangan zat besi bias mempertinggi resiko komplikasi disaat
persalinan dan resiko melahirkan berat badan rendahdan premature. Para
ahli menganjurkan wanita hamil mengkonsumsi zat27 mg hari, yaitu 50%
diatas kebutuhan normal.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutim adalah pemeriksaan laboratorium
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan
darah,hemoglobin darah dan pemeriksaan spesifik daerah malaria HIV dll.
a) Pemeriksaaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanyauntuk
mengetahui golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan
calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi
situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester I dan sekali pada trismester III. Pemeriksaan ini
di tujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah pada ibu hamil pada trimester ke II dilakukan atas
indikasi. WHO menetapkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dimana ibu dengan kadar HB di bawah 11gr% pada trimester I dan
III atau kadar HB <10gr% pada trimester
II. (Sarwono,2011).
c) Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester ke II dan ke III atas indikasi. Pemeriksaan yang ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinnuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu
hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang di curigai menderita diabetes melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali
pada trimester I, sekali pada trimester ke II dan sekali pada trimester ke
III.
9) Tatalaksana kasus
Setiap kelainan yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan
antenatal harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan dan
dirujuk sesuai dengan system rujukan.
10) Temu wicara (konseling)
Menyatakan bahwa temu wicara pasti dilakukan pada setiap klien
melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan
rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan
pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama
penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan.
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan.
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
e. Memberikan asuhan antenatal.
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah.
g. Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
tentang rencana proses kelahiran.
7. Hasil penelitian terkait
Judul Riset, Peneliti dan Tahun Link Jurnal Metode Rekomendasi Penelitian
Pemilihan
Determinan Perilaku Ibu Hamil http://ejournal.urindo.ac.id/index.php Survey analitik fasilitas kesehatan yang disediakan di
Melakukan Pemeriksaan Kehamilan /kesehatan/article/view/1107/737 menggunakan tempat praktik meningkatkan perilaku
(Antenatal Care) Pada Masa Pandemi pendekatan cross ibu hamil melakukan pemeriksaan
Covid -19 sectional, kehamilan karena dengan fasilitas
Vol. 10, No. 2 Desember 2020 kesehatan yang disediakan sangat
mendukung kealam kenyamanan
pasien selama melakukan pemeriksaan
kehamilah sehingga proses selama
melakukan pemeriksaan dan interaksi
dengan bidan sangat mendukung
apalagi.
Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu https://ejurnal.latansamashiro.ac.id/i survey analitik Diperlukannya peningkatan pelayanan
Hamil Dengan Kelengkapan ndex.php/OBS/article/view/129/124 dengan desain kesehatan yang lebih baik di tingkat
Pemeriksaan Kehamilan (K4) cross sectional puskesmas ataupun khususnya bidan
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. yang berkualitas guna meningkatkan
2, (2014-2015) derajat kesehatan masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR YANG http://download.garuda.kemdikbud.g survey analitik Agar bidan lebih banyak memberikan
BERHUBUNGAN DENGAN o.id/article.php?article=1097381&va dengan penyuluhan atau konseling secara
PEMERIKSAAN KEHAMILAN l=16453&title=FAKTOR- pendekatan Cross terbuka kepada ibu hamil agar
PADA IBU HAMIL DI BIDAN FAKTOR%20YANG%20BERHUB Sectional menghindari kehamilan dengan resiko
PRAKTIK MANDIRI NURTILA UNGAN%20DENGAN%20PEMER tinggi seperti usia ibu yang tua > 35
PALEMBANG TAHUN 2017 IKSAAN%20KEHAMILAN%20PA Tahun atau terlalu muda < 20 Tahun,
Wita Solama Volume 2, Agustus DA%20IBU%20HAMIL paritas yang sudah lebih dari 3, Jarak
2018 kehamilan terlalu dekat < 1 Tahun,
Tinggi Badan Ibu < 145 cm dan
memiliki riwayat persalinan di tolong
oleh alat bantu seperti Ekstra Vacum
atau Cunam dan Operasi Sectio Caesar
Pada Persalinan.
FAKTOR-FAKTOR YANG https://juke.kedokteran.unila.ac.id/in Deskriptif dengan pemanfaatan antenatal care di daerah
MEMPENGARUHI IBU HAMIL dex.php/majority/article/view/59/58 pendekatan cross perkotaan lebih tinggi dari pada di
TERHADAP KUNJUNGAN sectional daerah pedesaan. Hal ini dapat terjadi
PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI karena fasilitas umum seperti kondisi
PUSKESMAS RAWAT INAP jalan dan sarana transportasi yang ada
PANJANG BANDAR LAMPUNG di daerah perkotaan lebih baik. Selain
Medical Journal of Lampung itu, ibu hamil yang tinggal di daerah
University Volume 2 No 4 Februari perkotaan memiliki akses informasi
2013 antenatal care yang lebih mudah dan
tersedianya fasilitas kesehatan yang
lebih baik di daerah perkotaan.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.ph Penelitian pemberian pendidikan kesehatan
Hubungan pengetahuan ibu hamil p/jks/article/view/402 kuantitatif secara tentang pemeriksaan kehamilan sangat
tentang antenatal care terhadap
perilaku kunjungan kehamilan accidental penting untuk dilakukan serta ibu
sampling hamil diharapkan untuk menyadari
pentingnya pemeriksaan ANC
sehingga berusaha memperkaya
pengetahuannya yang menjadikannya
patuh dalam pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC.
Manuaba, IB. 2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia.
Jakarta: EGC.

Padila, 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jogjakarta : Nuha


Medika
Wiknjosostro, Hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima
Pustaka Sarwana Prawirohardjo.
Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Kurniawati, Desi, dkk. (2009). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi.
Yogykarta: ToscaEnterprise.

Anda mungkin juga menyukai