Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
DEBY MULIA SEPHIRA
11191016
REGULLER 12 A
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/ trimester ke-2
dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin,
2012: 12)
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis tetapi setiap saat dapat menghadapi berbagai risiko
komplikasi yang mengancam ibu dan janin (Depkes RI. 2006)
Menurut federasi obstetri Ginekologi Internasional dalam ilmu kebidanan, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi, berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau sembilan
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2010).
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan
sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan (Mirza, 2008). Kehamilan
dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester yang pertama dimulai dari konsepsi sampai dengan
3 bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai dengan 6 bulan, trimester ketiga
dimulai dari bulan ketujuh sampai dengan 9 bulan dalam (Wiknjosastro, 2005).
Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus (bagian atas), isthmus (bagian
bawah), serviks (bagian paling bawah), sering disebut sebagai leher rahim. Peningkatan
jumlah estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan pembesaran uterus untuk
mengakomodasi perkembangan janin dan plasenta. Keadaan pH vagina berubah menjadi
asam, dan terjadi hipertropi (pembesaran) pada dinding uterus (Chapman & Durham,
2010). Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di atas simpisis pubis pada kehamilan 12–14
minggu. Setelah 4 bulan kehamilan, kontraksi uterus dirasakan pada dinding abdomen
(Braxton Hicks sign) dengan ciri: kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur, kontraksi tidak
terasa sakit yang terjadi berselang seling selama kehamilan. Ujung servix lembut (goodell
sign), tanda ini terjadi karena peningkatan vaskularisasi, hiperplasi, hipertropi. Gerakan
pasif fetus yang tidak terikat (ballotement). Gerakan bayi (quickening) biasanya sulit
dibedakan dari peristaltik.
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada
kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi
satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu menjadi segmen
bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron (tanda Goodell). Sekresi lendir serviks meningkat pada
kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus uteri mengalami hipertropi kemudian
memanjang dan melunak yang disebut tanda Hegar.Berat uterus perempuan tidak hamil
adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai pada
akhir kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg)
4. Sistem kardiovaskuler
Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang timbul
berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan dispnea.
6. Sistem perkemihan
9. Sistem integument
Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan suami istri
karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil. Hal ini disebabkan karena masa menjadi
orang tua dianggap sebagai suatu transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas
perkembangan. Selain ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang tua
walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada sedikit hal yang
dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya, kecuali bila pasangan suami istri
mengikuti kelas pendidikan melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama dengan
pasangannya. Ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya
(Pilliteri, 2003). Namun prinsip terpenting adalah tidak menekan perut ibu hamil/janin dalam
kandungan. Hal yang harus Anda waspadai adalah peran Anda dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang hubungan seksual selama kehamilan. Terutama jika ibu hamil
memiliki riwayat abortus spontan, persalinan prematur, ketuban pecah dini, maka hubungan
seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan atau sebelum akhir trimester 3.
17.PATHWAY
TRIMESTER 1
TRIMESTER 2
TRIMESTER 3
18.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Asrinah, dkk (2010) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada ibu hamil
tersebut ialah:
1) Urinalis
Pemeriksaan urinalis dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui adanya
abnormalitas.
2) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah tersebut diperlukan untuk mengetahui golongan darah ibu apabila di
perlukan transfusidarah saat persalinan
3) Ultrasnografi (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan
gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
19.PENALATAKSAAN
1. Melakukan Pengawasan Janin sebelum Kelahiran/Antenatal Surveillance
Wanita dengan usia kehamilan di atas 41 minggu harus melakukan pengawasan janin
sebelum kelahiran. Saat antenatal surveillance, dilakukan pemeriksaan nonstress
testing menggunakan cardiotocography dan ultrasonografi untuk menentukan biophysical
profile.
Biophysical profile merupakan skor yang ditentukan berdasarkan parameter ultrasonografi
dan cardiotocography. Parameter yang dinilai mencakup volume cairan amnion, tonus,
gerakan fetus, pernapasan fetus, dan reaktivitas fetus. Pada kehamilan postterm dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan biophysical profile 2 kali dalam seminggu setelah usia gestasi
di atas 41 minggu.
2. Keputusan Terapi
Keputusan terapi pada kehamilan postterm didasarkan pada hasil biophysical profile. Jika
hasil skornya rendah, maka pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan atau
operasi sectio caesarea.
Pada kondisi di mana hasil biophysical profile janin baik, keputusan terapi selanjutnya perlu
juga mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam, perkiraan berat janin, riwayat kehamilan
sebelumnya, dan preferensi pasien. Dokter juga perlu menjelaskan risiko dari masing-masing
pilihan terapi untuk membantu pasien menentukan preferensi terapinya.
3. Terapi Konservatif vs Induksi Persalinan
Terapi konservatif dahulu lebih disarankan karena adanya risiko peningkatan tingkat sectio
caesarea jika induksi persalinan gagal. Walau demikian, bukti ilmiah yang ada justru
menunjukkan bahwa induksi persalinan tidak meningkatkan risiko persalinan sectio caesarea.
Sebaliknya, justru ketika dilakukan terapi konservatif, risiko sectio caesarea akan meningkat.
4. Sectio Caesarea
Sectio caesarea segera diindikasikan pada kehamilan postterm dengan oligohidramnion,
gawat janin, atau skor biophysical profile 0. Sectio caesarea juga diindikasikan jika terjadi
kegagalan induksi atau intoleransi janin terhadap persalinan
20.KOMPLIKASI
Komplikasi umum yang sering terjadi pada ibu hamil :
1. tekanan darah tinggi
2. pre-eklamsia
3. kelahiran prematur
4. keguguran
5. diabetes gestasional
6. anemia
7. infeksi saluran kemih.
Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama kehamilan. Ibu yang
datang ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan, maka Anda harus melakukan pengkajian
pada ibu hamil tersebut. Beberapa tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain (Reeder, Martin,
Griffin, 2011) adalah:
2. Pemeriksaan fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat dianjurkan untuk mengukur
tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik
pada ibu hamil yang dilakukan meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011) pemeriksaan :
Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu palpasi apakah
c. Payudara
Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area payudara dan axilla di
seluruh kuadran.
d. Kulit
e. Ekstremitas
f. Abdomen
Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi abdomen, auskultasi
denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi dengan USG Doppler dalam
trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin
normal berada antara 120 x/menit sampai 160 x/menit.
g. Vagina vulva
Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada mukosa vagina, terjadi
peningkatan leukorhea/ keputihan.
h. Panggul
.
22. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit volme cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan peruubahan psikologi kehamilan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Amenorhea
23. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi :
Intervensi :
a. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
b. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
c. Berikan support psikologis
d. Berikan penguatan positif
e. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
DK : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi:
Tujuan : Setelah diberikan asuhan, ibu tidak mengalami komplikasi lebih lanjut Kriteria : Ibu
bisa beradaptasi dengan keadaanya Intervensi menurut Dyah dkk, (2011) :
1) Pastikan hamil atau tidak, bila toidak hamil perlu tidakaan khusus. R/ Jika pasien hamil
berarti adalah kegagalan KB 374
2) Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke klinik.
R/ mendapatkan pelayanan lebih.
3) Bila hamil, hentikan pil dan kehamilan dilanjutkan.
R/ minipil dapat menimbulkan kelainan jika dikonsumsi saat hamil.
4) Jangan memberikan obat-obat hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan
tidak aka nada gunakanya.
R/ Dengan memberikan obat hormonal dapat mempengarhu proses menstruasi.
5) Bila klien tetap saja tidak menerima kejadian tersebut, perlu dicari metode konstrasepsi
lain. R/ Memberikan kenyamanan pada klien
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5.%20BAB%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf
https://www.docdoc.com/id/info/condition/komplikasi-pada-kehamilan
http://eprints.umpo.ac.id/4206/3/BAB%20II%20ACC.pdf