Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL / IBU HAMIL

Dosen Pembimbing :

Ns. Hanik Rohmah I,M.Kep,Sp.Mat

Disusun Oleh :
DEBY MULIA SEPHIRA
11191016
REGULLER 12 A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
TA 2019/2020
ANTENATAL / IBU HAMIL
1. PENGERTIAN

Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/ trimester ke-2
dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin,
2012: 12)
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis tetapi setiap saat dapat menghadapi berbagai risiko
komplikasi yang mengancam ibu dan janin (Depkes RI. 2006)
Menurut federasi obstetri Ginekologi Internasional dalam ilmu kebidanan, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi, berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau sembilan
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2010).
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan
sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan (Mirza, 2008). Kehamilan
dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester yang pertama dimulai dari konsepsi sampai dengan
3 bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai dengan 6 bulan, trimester ketiga
dimulai dari bulan ketujuh sampai dengan 9 bulan dalam (Wiknjosastro, 2005).

2. ADAPTASI FISIOLOGIS & PSIKOLOGIS


Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil:

1. Sistem reproduksi payudara

Kehamilan akan menyebabkan peningkatan jumlah estrogen dan


progesteron,mulanya diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian plasenta,
meningkatnya aliran darah ke payudara, prolaktin meningkat, yang diproduksi oleh
pituitary anterior. Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara lain
ketegangan, perasaan penuh, dan peningkatan berat payudara sampai 400 gram. Selain itu
ibu juga dapat merasakan pembesaran payudara, puting susu, areola, dan folikel
Montgomery (kelenjar kecil yang mengelilingi puting susu). Ibu akan memiliki striae,
karena penegangan kulit payudara untuk mengakomodasi pembesaran jaringan payudara.
Pada permukaan payudara akan tampak vena karena meningkatnya aliran darah.
Memproduksi kolostrum, sekresi cairan yang berwarna kuning yang kaya akan antibodi,
yang mulai diproduksi pada akhir minggu 16 kehamilan (Chapman & Durham, 2010).

2. Sistem reproduksi uterus

Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus (bagian atas), isthmus (bagian
bawah), serviks (bagian paling bawah), sering disebut sebagai leher rahim. Peningkatan
jumlah estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan pembesaran uterus untuk
mengakomodasi perkembangan janin dan plasenta. Keadaan pH vagina berubah menjadi
asam, dan terjadi hipertropi (pembesaran) pada dinding uterus (Chapman & Durham,
2010). Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di atas simpisis pubis pada kehamilan 12–14
minggu. Setelah 4 bulan kehamilan, kontraksi uterus dirasakan pada dinding abdomen
(Braxton Hicks sign) dengan ciri: kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur, kontraksi tidak
terasa sakit yang terjadi berselang seling selama kehamilan. Ujung servix lembut (goodell
sign), tanda ini terjadi karena peningkatan vaskularisasi, hiperplasi, hipertropi. Gerakan
pasif fetus yang tidak terikat (ballotement). Gerakan bayi (quickening) biasanya sulit
dibedakan dari peristaltik.

Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi


intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon progesteron
berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus.

Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:

1. Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)


2. Kehamilan 8 minggu : telur bebek
3. Kehamilan 12 minggu : telur angsa
4. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
5. Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
6. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
7. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
8. Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
9. minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada
kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi
satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu menjadi segmen
bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron (tanda Goodell). Sekresi lendir serviks meningkat pada
kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus uteri mengalami hipertropi kemudian
memanjang dan melunak yang disebut tanda Hegar.Berat uterus perempuan tidak hamil
adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai pada
akhir kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg)

3. Vagina dan vulva

Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan warna


ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick sign). Leukorrhea adalah
lendir putih kental, cairan yang kental dan banyak ini terjadi karena respon rangsangan
serviks oleh progesteron & estrogen. Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama
kehamilan. pH vagina yang asam dapat menghambat pertumbuhan bakteri namun candida
albicans dapat tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu hamil berisiko
terjadi kandidiasis.

4. Sistem kardiovaskuler

Hemodelusi (volume darah meningkat 40–50%, volume plasma meningkat,


hemoglobin menurun) atau anemia fisiologis kehamilan. Peningkatan volume darah
mengakibatkan peningkatan curah jantung sehingga jantung memompa dengan kuat dan
terjadi sedikit dilatasi. Progesteron menimbulkan relaksasi otot polos dan dilatasi
pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan jantung sehingga tekanan
darah mendekati normal dan mudah terjadi hipotensi supinasio karena vena cava inferior
tertekan oleh isi uterus. Tekanan pada vena iliaka dan vena cava inferior oleh uterus
menyebabkan peningkatan tekanan vena dan mengurangi aliran darah ke kaki terutama
pada posisi lateral sehingga menyebabkan edema, varises vena dan vulva, hemoroid.
5. Sistem respirasi

Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang timbul
berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan dispnea.

6. Sistem perkemihan

Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos. Gejala dan


tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan ureter sehingga meningkatkan
risiko infeksi saluran kemih (ISK), penurunan tonus bladder disertai peningkatan
kapasitas bladder sehingga frekuensi berkemih meningkat dan terjadi inkontinensia.
Edema sering terjadi karena penurunan aliran renal (aliran darah ke ginjal) pada trimester
ketiga. Perubahan pada saluran perkemihan tejadi karena faktor hormonal dan mekanis.
Progesteron memiliki efek relaksan pada serabut otot polos, terjadi dilatasi, pemanjangan
dan penekukan ureter; penumpukan urin (terjadi pada ureter bawah), penurunan tonus
kandung kemih sehingga pengosongan kandung kemih tidak tuntas. Frekuensi berkemih
meningkat akibat pembesaran kehamilan terutama pada akhir kehamilan. Penurunan
tonus otot dasar panggul dan penurunan tekanan akibat penambahan berat isi uterus
sehingga mengakibatkan stres inkontinensia akibat desakan yang ditimbulkan
peningkatan tekanan intrabdomen yang mendadak

7. Sistem gastrointestinal/ pencernaan

Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan metabolisme


karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester I. Peningkatan progesteron
menyebabkan penurunan tonus otot dan memperlambat proses digestif sehingga
menyebabkan konstipasi dan pengosongan lambung menjadi lambat. Perubahan
mengecap dan membaui sehingga menyebabkan mual.
8. Sistem musculoskeletal

Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan relaksasi ligament


sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi. Sedangkan peregangan otot abdomen karena
pembesaran uterus menyebabkan diastasis recti.

9. Sistem integument

Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan penyimpanan


melanin sehingga menyebabkan linea nigra, cloasma gravidarum, warna areola, putting
susu, vulva menjadi lebih gelap. Striae gravidarum/ stretch marks terjadi akibat kulit
perut, payudara, pantat teregang sehingga serabut kolagen mengalami rupture.

10. Sistem endokrin

Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi kontraksi


uterus.

Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil :

Kehamilan akan memberi waktu pada seorang perempuan untuk mempersiapkan


persalinan, melengkapi tugas kehamilan kemudian akan berperan menjadi seorang ibu
Perubahan psikososial yang sering terjadi pada kehamilan antara lain pada trimester I,
menerima kehamilan; trimester II menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran
bayi sebagai akhir dari kehamilan (Pilliteri, 2003). Ibu hamil akan menunjukkan respon yang
ambivalen, yaitu respon terhadap kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih
(Pilliteri, 2003).

Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan suami istri
karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil. Hal ini disebabkan karena masa menjadi
orang tua dianggap sebagai suatu transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas
perkembangan. Selain ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang tua
walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada sedikit hal yang
dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya, kecuali bila pasangan suami istri
mengikuti kelas pendidikan melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama dengan
pasangannya. Ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya
(Pilliteri, 2003). Namun prinsip terpenting adalah tidak menekan perut ibu hamil/janin dalam
kandungan. Hal yang harus Anda waspadai adalah peran Anda dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang hubungan seksual selama kehamilan. Terutama jika ibu hamil
memiliki riwayat abortus spontan, persalinan prematur, ketuban pecah dini, maka hubungan
seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan atau sebelum akhir trimester 3.

3. TANDA & GEJALA / MANIFESTASI KLINIS


4. Tanda Dugaan Hamil :
1. Amenorea (terlambat datang bulan)
a. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan
ovulasi.
b. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan
perkiraan persalinan.
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
a. Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung.
b. Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebut morning sickness.
c. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
3. Ngidam
a. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
4. Sinkope atau pingsan
a. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan syaraf dan menimbulkan sinkope.
b. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
5. Payudara tegang
a. Pengaruh estrogen - progesteron dan hormon somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara.
b. Payudara membesar dan tegang.
c. Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
6. Sering miksi
a. Desakan rahim ke depan menyebabakan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi.
b. Pada triwulan kedua sudah menghilang.
7. Konstipasi atau obstipasi
a. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan
untuk BAB.
8. Pigmentasi kulit
a. Sekitar pipi: kloasma gravidarum
• Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH) menyebabkan pigmentasi
pada kulit.
b. Dinding perut
• Striae lividae
• Striae nigra
• Linea alba makin hitam
c. Sekitar payudara
• Hiperpigmentasi areola mammae
• Puting makin menonjol
• Kelenjar montgomeri menonjol
• Pembuluh darah manifes sekitar payudara
9. Epulis
a. Hipertropi pada gusi
10. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
a. Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
b. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis
serta payudara.
c. Penampakan pembuluh darah ini hilang setelah persalinan
5. Tanda Tidak Pasti Hamil :
1. Rahim membesar sesuai dengan menuanya kehamilan.
2. Pada pemeriksan dalam dijumpai:
6. Tanda Hegar.
7. Tanda Chadwicks.
8. Tanda Piscaseck.
9. Kontraksi Braxton Hicks.
10. Teraba Ballottement.
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
11. Tanda Pasti Hamil :
1. Gerakan janin dalam rahim.
12. Terlihat/teraba gerakan janin.
13. Teraba bagian – bagian janin.

2. Denyut jantung janin.

14. Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi alat Doppler.


15. Dilihat dengan USG.
16. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin (pada
kasus tertentu)

17.PATHWAY
TRIMESTER 1
TRIMESTER 2
TRIMESTER 3
18.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Asrinah, dkk (2010) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada ibu hamil
tersebut ialah:

1) Urinalis
Pemeriksaan urinalis dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui adanya
abnormalitas.
2) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah tersebut diperlukan untuk mengetahui golongan darah ibu apabila di
perlukan transfusidarah saat persalinan
3) Ultrasnografi (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan
gambaran dari janin, plasenta dan uterus.

Pemeriksaan USG dilakukan setidaknya 3 kali selama masa kehamilan, yaitu:


a. Trimester pertama
Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan 10–14 minggu bertujuan
untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi kemungkinan hamil kembar atau
kelainan pada janin, misalnya sindrom Down.
b. Trimester kedua
Pemeriksaan USG pada trimester kedua (minggu 18–20) bertujuan untuk menentukan
apakah terdapat kelainan bawaan atau kongenital pada janin, misalnya kelainan jantung
bawaan dan cacat tabung saraf.
c. Trimester ketiga
Pemeriksaan USG di kehamilan minggu ke-32 atau memasuki trimester ketiga dilakukan
bila plasenta berada di atas tulang serviks. Pemeriksaan USG bertujuan untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya kondisi plasenta previa. Selain itu, USG juga digunakan untuk
mengetahui berat badan bayi, jenis kelamin, posisi bayi, dan menilai jumlah air ketuban.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan secara teratur agar kesehatan Anda dan janin
dapat terus terpantau. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak melewatkan jadwal
pemeriksaan kehamilan.

19.PENALATAKSAAN
1. Melakukan Pengawasan Janin sebelum Kelahiran/Antenatal Surveillance
Wanita dengan usia kehamilan di atas 41 minggu harus melakukan pengawasan janin
sebelum kelahiran. Saat antenatal surveillance, dilakukan pemeriksaan nonstress
testing menggunakan cardiotocography dan ultrasonografi untuk menentukan biophysical
profile.
Biophysical profile merupakan skor yang ditentukan berdasarkan parameter ultrasonografi
dan cardiotocography. Parameter yang dinilai mencakup volume cairan amnion, tonus,
gerakan fetus, pernapasan fetus, dan reaktivitas fetus. Pada kehamilan postterm dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan biophysical profile 2 kali dalam seminggu setelah usia gestasi
di atas 41 minggu.
2. Keputusan Terapi
Keputusan terapi pada kehamilan postterm didasarkan pada hasil biophysical profile. Jika
hasil skornya rendah, maka pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan atau
operasi sectio caesarea.
Pada kondisi di mana hasil biophysical profile janin baik, keputusan terapi selanjutnya perlu
juga mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam, perkiraan berat janin, riwayat kehamilan
sebelumnya, dan preferensi pasien. Dokter juga perlu menjelaskan risiko dari masing-masing
pilihan terapi untuk membantu pasien menentukan preferensi terapinya.
3. Terapi Konservatif vs Induksi Persalinan
Terapi konservatif dahulu lebih disarankan karena adanya risiko peningkatan tingkat sectio
caesarea jika induksi persalinan gagal. Walau demikian, bukti ilmiah yang ada justru
menunjukkan bahwa induksi persalinan tidak meningkatkan risiko persalinan sectio caesarea.
Sebaliknya, justru ketika dilakukan terapi konservatif, risiko sectio caesarea akan meningkat.
4. Sectio Caesarea
Sectio caesarea segera diindikasikan pada kehamilan postterm dengan oligohidramnion,
gawat janin, atau skor biophysical profile 0. Sectio caesarea juga diindikasikan jika terjadi
kegagalan induksi atau intoleransi janin terhadap persalinan
20.KOMPLIKASI
Komplikasi umum yang sering terjadi pada ibu hamil :
1. tekanan darah tinggi
2. pre-eklamsia
3. kelahiran prematur
4. keguguran
5. diabetes gestasional
6. anemia
7. infeksi saluran kemih.

21. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama kehamilan. Ibu yang
datang ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan, maka Anda harus melakukan pengkajian
pada ibu hamil tersebut. Beberapa tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain (Reeder, Martin,
Griffin, 2011) adalah:

1. Pemeliharaan kesehatan janin.


2. Penentuan akurat usia kehamilan.
3. Penilaian berkelanjutan status risiko dan penerapan manajemen risiko intervensi yang
tepat.
4. Rujukan ke sumber daya yang tepat.

1. Riwayat kehamilan secara menyeluruh


Kaji riwayat klien meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011):
 Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga di rumah, Berat
badan, tinggi badan).
 Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit yang dapat
diturunkan secara genetik).
 Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid terakhir (HPHT).
 Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan, persalinan, neonatal,
dan post-partum/nifas.
 Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan).
 Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan kafein (minum kopi dan
teh).
 Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).
 Rencana persalinan.

2. Pemeriksaan fisik

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat dianjurkan untuk mengukur
tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik
pada ibu hamil yang dilakukan meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011) pemeriksaan :

a. Kepala dan leher

Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu palpasi apakah

terjadi pembesaran tiroid atau tidak?

b. Dada dan jantung

Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah jantung dan paru–paru.

c. Payudara

Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area payudara dan axilla di
seluruh kuadran.

d. Kulit

Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.

e. Ekstremitas

Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex hammer.

f. Abdomen

Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi abdomen, auskultasi
denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi dengan USG Doppler dalam
trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin
normal berada antara 120 x/menit sampai 160 x/menit.

g. Vagina vulva

Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada mukosa vagina, terjadi
peningkatan leukorhea/ keputihan.

h. Panggul

Komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa untuk meraba dimensi


pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu memperkirakan usia kehamilan, baik
mengkonfirmasikan taksiran persalinan (TP) berdasar HPHT atau menyediakan informasi
dalam HPHT tertentu. Hal ini penting untuk menentukan TP akurat sedini mungkin dalam
kehamilan karena banyak keputusan intervensi yang berkaitan dengan waktu dan pengelolaan
kehamilan didasarkan pada usia kehamilan yang ditentukan oleh TP tersebut.

.
22. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit volme cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan peruubahan psikologi kehamilan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Amenorhea
23. INTERVENSI KEPERAWATAN

DK :Deficit volme cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan

Intervensi :

a. Tentukan frekuensi atau beratnya mual dan muntah


b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan medis lain
c. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine
d. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonarat
DK : Koping tidak efektif berhubungan dengan peruubahan psikologi kehamilan

Intervensi :
a. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
b. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
c. Berikan support psikologis
d. Berikan penguatan positif
e. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
DK : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Intervensi:

a. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan istirahat yang cukup


b. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat
c. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
DK : Amenorhea

Tujuan : Setelah diberikan asuhan, ibu tidak mengalami komplikasi lebih lanjut Kriteria : Ibu
bisa beradaptasi dengan keadaanya Intervensi menurut Dyah dkk, (2011) :

1) Pastikan hamil atau tidak, bila toidak hamil perlu tidakaan khusus. R/ Jika pasien hamil
berarti adalah kegagalan KB 374
2) Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke klinik.
R/ mendapatkan pelayanan lebih.
3) Bila hamil, hentikan pil dan kehamilan dilanjutkan.
R/ minipil dapat menimbulkan kelainan jika dikonsumsi saat hamil.
4) Jangan memberikan obat-obat hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan
tidak aka nada gunakanya.
R/ Dengan memberikan obat hormonal dapat mempengarhu proses menstruasi.
5) Bila klien tetap saja tidak menerima kejadian tersebut, perlu dicari metode konstrasepsi
lain. R/ Memberikan kenyamanan pada klien
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah dan Nuryaningsih.2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Fakultas


Kedokteran Dan Kesehatan UMJ. Jakarta

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta

Karjatin Atin. 2016. Keperawatan Maternitas. Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5.%20BAB%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf

https://www.docdoc.com/id/info/condition/komplikasi-pada-kehamilan

http://eprints.umpo.ac.id/4206/3/BAB%20II%20ACC.pdf

Anda mungkin juga menyukai