DISUSUN OLEH :
FARICH JAYA ACHMADI
2022207209035
2. Tanda-Tanda Kehamilan
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama
sickness.
d) Pingsan
g) Miksi sering
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada
Ini terjadi karena tonus usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh
besar.
i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j) Epulis
triwulan pertama.
a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,
estrogen
e) Tanda piscaseck
f) Tanda Braxton-Hicks
ditemukan.
g) Teraba ballotemen
bagian janin.
a. Adaptasi Fisiologi
Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara
sampai 400 gram. Selain itu ibu juga dapat merasakan pembesaran
tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu hamil
4) Sistem kardiovaskuler
sedikit dilatasi.
5) Sistem respirasi
dispnea.
6) Sistem perkemihan
Gejala dan tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan
mual.
8) Sistem musculoskeletal
rupture.
Pada bab ini Anda juga akan mempelajari perubahan psikologis. Anda
2003).
Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon
(Pilliteri, 2003). Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat
yang labil.Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap
dengan ibu, dan hanya ada sedikit hal yang dapat disiapkan dalam
dini, maka hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan
b. Kebutuhan nutrisi
banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada
sehari-hari ibu tidak hamil, ibu hamil dan ibu menyusui diantaranya
yaitu :
ke dokter.
c. Personal hygiene
d. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar,
nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau
perut yang membesar dan dianjurkan korset yang dapat menahan perut
lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan
f. Seksual
dilarang.
menular seksual.
atau panas.
menjelang persalinan.
5. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
diafragma.
kehamilan.
C. Intervensi Keperawatan
4. Indikator dalam
membantu untuk
mengevaluasi
tingkat/kebutuhan
hidrasi
5. Membantu dalam
meminimalkan
mual/muntah dengan
menurunkan
keasaman lambung.
Resiko tinggi
Setelah
pola dilakukan asuhan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. membantu
napas tidak efektif keperawatan 3 x 24 perubahan tidur normal mengidentifikasi
b/d jam diharapkan tidak berkenaan dengan kebutuhan
penekanan/pergeser efektif pola nafas kehamilan, teruskan pola menetapkan pola
an diafragma. tidaj terjadi dengan tidur saat ini. tidur yang berbeda
criteria hasil : 2. Kaji tingkat insomnia waktu tidur malam
1. Pernapasan dan respons klien dan tidur siang lebih
normal terhadap penurunan dini.
2. tidak ada suara tidur, anjurkan alat 2. ansietas yang
tambahan 3. Perhatikan keluhan berlebihan,
kesulitan bernapas kegembiraan,
karena posisi. Anjurkan ketidaknyamanan
tidur pada posisi semi fisik, nokturia, dan
fowler. aktivitas janin dapat
4. Evaluasi tingkat mempersulit tidur.
kelelahan, anjurkan klien 3. pada posisi
untuk istirahat ± 2 jam rekumben,
dan dapatkan 8 jam tidur pembesaran uterus
per malam. serta organ abdomen
menekan diafragma
hingga membatasi
ekspansi paru,
penggunaan posisi
semi fowler
memungkinkan
diafragma menurun
4. peningkatan retensi
cairan, penambahan
berat badan dan
pertumbuhan janin
semua memperberat
perasaan lelah,
khususnya pada
multipara dengan
anak lain
GangguanSetelahpola dilakukan asuhan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. membantu
tidur b/d stress keperawatan 3 x 24 perubahan tidur normal mengidentifikasi
psikologik, jam diharapkan pola berkenaan dengan kebutuhan
perubahan pola tidur teratur dengan kehamilan, teruskan pola menetapkan pola
tingkat aktivitas, criteria hasil : tidur saat ini. tidur yang berbeda
sesak. klien tidur lebih dari 8 jam 2. Kaji tingkat insomnia waktu tidur malam
dan respons klien dan tidur siang lebih
terhadap penurunan dini.
tidur, anjurkan alat bantu 2. ansietas yang
untuk tidur seperti teknik berlebihan,
relaksasi, membaca, kegembiraan,
mandi air hangat, dan ketidaknyamanan
penurunan aktivitas tepat fisik, nokturia, dan
sebelum beristirahat. aktivitas janin dapat
3. Perhatikan keluhan mempersulit tidur.
kesulitan bernapas 3. pada posisi
karena posisi. Anjurkan rekumben,
tidur pada posisi semi pembesaran uterus
fowler. serta organ abdomen
4. Evaluasi tingkat menekan diafragma
kelelahan, anjurkan klien hingga membatasi
untuk istirahat ± 2 jam ekspansi paru,
dan dapatkan 8 jam tidur penggunaan posisi
per malam. semi fowler
memungkinkan
diafragma menurun,
4. peningkatan retensi
cairan, penambahan
berat badan dan
pertumbuhan janin
semua memperberat
perasaan lelah,
khususnya pada
multipara dengan
anak lain
Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Buat hubungan saling 1. Memberikan
pengetahuan b/d keperawatan 3 x 24 percaya antara perawat – informasi dan
kurang pemahaman jam diharapkan klien meningkatkan
terhadap mengetahui tentang 2. Klarifikasi kesalah hubungan saling
kehamilan. kehamilan dengan pahaman percaya
criteria hasil : 3. Tentukan derajat 2. Ketakutan biasanya
memahami semua tentang motivasi untuk belajar timbul dari
kehamilan 4. Pertahankan sikap kesalahpahaman
terbuka terhadap informasi dan dapat
keyakinan pasangan mengganggu
5. Jelaskan rutinitas pembelajaran
kunjungan kantor dan selanjutnya.
rasional dari intervensi 3. Klien dapat
mengalami kesulitan
dalam belajar
tersebut jelas.
4. Penerimaan penting
untuk
mengembangkan dan
mempertahankan
hubungan.
5. Menguatkan
hubungan antara
pengkajian kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
EGC: Jakarta.
Kemenkes RI.
Uly Agustine, & Maria Christina Endang Sukartiningsih. (2019). Cultural Social
https://doi.org/10.31965/jkp
.