Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERBILIRUBIN
•SATRIYO PRIYONO 2020206203199P
•FARICH JAYA ACHMADI 2020206203240P
•JUMADI 2020206203218P
•M.SODIK ARBA 2020206203418P
•SRIATUN 2020206203429P
•KATARINA LITANI 2020206203186P
•BUDI SETIAWAN 2020206203206P
•AHMAD YANI 2020206203203P

By: Kelompok IV
LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi (0-12 bulan) di Indonesia masih


tinggi, yaitu 34/1000 kelahiran hidup. Angka kematian
neonatal (0-28 hari) adalah 19/1000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian neonatal pada minggu
pertama menurut Riskesdas tahun 2007 adalah
gangguan pernapasan (35,9%), prematuritas dan berat
badan lahir rendah (BBLR) 32,4%, sepsis (12%),
hipotermi (6,3%), kelainan darah/hiperbilirubinemia
(5,6%), post matur (2,8%) dan kelainan kongenital
(Riskesdas 2007 dalam Sulani, 2009)
DEFENISI
 Hiperbilirubinemia adalah akumulasi bilirubin dalam darah
yang berlebihan, ditandai dengan adanya jaundice atau
hiperbilirubinemia, perubahan warna kekuningan pada
kulit, sklera dan kuku (Hockenberry & Wilson, 2009)
 Hiperbilirubinemia adalah pewarnaan kuning yang tampak
pada sklera dan muka yang disebabkan oleh penumpukan
bilirubin yang selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari
atas ke bawah) ke arah dada, perut dan ekstremitas. Pada
bayi baru lahir, hiperbilirubinemia seringkali tidak dapat
dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit
membuka mata (Suradi dalam Hegar, 2008).
KLASIFIKASI
 Hiperbilirubinemia tidak terkonugasi/ Indirek
Hiperbilirubinemia Fisiologis
 terjadi hampir pada setiap bayi, terlihat pada hari ke 2-3 dan biasanya hilang pada hari ke
6-8 tetapi mungkin tetap ada sampai hari ke 14 dengan maksimal total kadar bilirubin
serum kurang dari 12 mg/dl.
 Pada bayi kurang bulan sehat, hiperbilirubinemia akan terlihat pada hari ke 3-4 dan
hilang pada hari ke 10-20 degan kadar serum maksimal kurang 15 mg/dl (Indrasanto et al,
2008).
Hiperbilirubinemia Nonfisiologis
 Hiperbilirubinemia terjadi sebelum bayi berumur 36 jam, peningkatan kadar bilirubin
serum lebih dari 0.5 mg/dl/ jam, total bilirubin serum lebih dari 15 mg/dl pada bayi cukup
bulan dan diberi susu formula, total bilirubin serum lebih dari 17 mg/dl pada bayi cukup
bulan dan diberi ASI, hiperbilirubinemia klinis lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan
dan lebih dari 14 hari pada bayi kurang bulan (Indrasanto et al, 2008).

 Hiperbilirubinemia Terkonjugasi/ Direk


ETIOLOGI

1. Produksi yang berlebihan


2. Gangguan dalam proses uptake dan
konjugasi hepar Imaturasi Hepar
3. Gangguan transportasi Defisiensi Albumin
4. Gangguan dalam ekskresi Obstruksi Hepar
Tanda & Gejala
(Surasmi 2003)
Tanda yang timbul menurut Surasmi (2003) yaitu:
• Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar
• Letargi (lemas)
• Kejang
• Tidak mau menghisap
• Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental
• Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot, epistotonus,
kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot
• Perut membuncit
• Pembesaran pada hati
• Feses berwarna seperti dempul
• Tampak ikterus: sklera, kuku, kulit dan membran mukosa. Joundice pada 24 jam
pertama yang disebabkan oleh penyakit hemolitik waktu lahir, sepsis, atau ibu
dengan diabetik/infeksi.
• Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap, warna tinja gelap.
Lanjutan….

Menurut Surasmi (2003) gejala hiperbilirubinemia


dikelompokkan menjadi:
 Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase
pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak
mau minum dan hipotoni.
 Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch
cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang
selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis
serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran,
paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis).
TERAPI
 Fototerapi
Merupakan tindakan dengan memberikan terapi
melalui sinar yang menggunakan lampu. Lampu
yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam
untuk menghindari turunya energi yang dihasilkan
oleh lampu (A. Aziz Alimun Hidayat; 2011).
 Transfusi Tukar
Pemberian transfusi tukar dilakukan apabila kadar
bilirubin indirek 20mg/dl, kenaikan kadar bilirubin
yang cepat yaitu 0.3-1 mg/ jam, anemia berat
dengan gejala gagal jantung dan kadar hemoglobin
tali pusat 14 mg% dan uji coombs direk positif (A.
Aziz Alimun Hidayat; 2011).
Komplikasi

Kernikterus merupakan deposit bilirubin


tidak terkonyugasi (indirek) pada basal ganglia
otak. Cedera sel, warna kuning, kehilangan neuron
dan penggantian glial dapat terjadi dengan
kerusakan neurologis lanjutan. Pada bayi sakit dan
kecil, kadar bilirubin kisaran rendah juga dapat
menyebabkan kernikterus (Indrasanto et al, 2008).
Penilaian Ikterus Menurut Krammer

 Derajat I : kepala sampai leher.


 Derajat II : kepala, badan sampai
dengan umbilicus.
 Derajat III : kepala, badan, paha
sampai dengan lutut.
 Derajat IV : kepala, badan,
ekstremitas sampai dengan
pergelangan tangan dan kaki.
 Derajat V : kepala, badan, semua
ekstremitas sampai dengan ujung
jari.
Kasus
Ny. M membawa naknya ke RS pada tanggal 9Januari
2015. Ny. M membawa bayinya ke RS karena badan
anaknya tampak kuning. Ny. M merasa cemas
karena kondisi bayinya . Dari hasil pemeriksaan
ditemukan keadaan umum sedang, perut tidak
terjadi pembesaran hati, warna kuning pada
kepala, leher, badan sampai lutut, reflek morro
dan grasping kuat, BAK berwarna kuning jernih
dan BAB kuning kecoklatan. Hasil bilirubin total
17,74 mg%, bilirubin direk 0,32 %.
PENGKAJIAN
IDENTITAS BAYI IDENTITAS ORANG TUA

 Nama bayi : By. M.S  Nama orang tua : Tn.S/


 Jenis kelamin : Laki-laki
Ny.M
 TTL/usia : 31 Desember
 Pendidikan ayah/ibu :
2014/ 8 hari
 Tgl masuk : 9 januari 2015
SMA/SMA
 Pekerjaan ayah/ibu :
 Alamat : Jl.Ampel Sari Rt.01

Rw.23 Kel.Muktiharjo kidul Swasta/-


Kec.Pedurungan Kota  Usia ayah/ibu :
Semarang
35/31 tahun
 Dx : Hiperbilirubinemia
Prosedur Tgl Indikasi dan Nilai
Hasil Analisa
laboratorium PEM tujuan normal

Bilirubin total 9 Jan Untuk 17,14 mg/dl   High


Bilirubin direk 2015 mengetahui 0,31 mg/dl 0-0,2  
Bilirubin indirek   bilirubin 16,83 mg/dl 0-10  
         
Bilirubin total 10 Jan Untuk 6,24 mg/dl   High
Bilirubin direk 2015 mengetahui 0,25 mg/dl 0-0,2
Bilirubin indirek bilirubin 5,99 mg/dl 0-10
N Data Problem Etiologi
o
Ds1:- Resiko perubahan suhu Efek samping fototerapi
Do:
. tubuh: Hipertermi  
  - Mendapatkan terapi    
  fototerapy    
  - S:38.5oc    
  - RR:25X/ menit    
    Gangguan integritas kulit Ikterus
Ds:
2-    
Do :    
- Jaundice pada kepala,    
leher, badan sampai    
lutut
- BAK berwarna
kuning jernih dan
BAB kuning
kecoklatan.
- Hasil bilirubin total
17,74 mg%, bilirubin
direk 0,32 %.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Resiko perubahan suhu tubuh: Hipertermiberhubungan


dengan efek samping fototerapi ditandai dengan bayi
menjalani fototerapi, S: 38.5 oc, RR: 25 X/ menit.

 Gangguan integritas berhubunga dengan ikterus ditandai


dengan jaundice Jaundice pada kepala, leher, badan
sampai lutut, BAK berwarna kuning jernih dan BAB
kuning kecoklatan dan Hasil bilirubin total 17,74 mg%,
bilirubin direk 0,32 %.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai