Anda di halaman 1dari 34

Hiperbilirubin

1 Konsep Dasar
Hiperbilirubin
Definisi
Ikterus Neonatorum adalah diskolorisasi
kuning penumpukan pada kulit / organ
lain akibat penumpukan bilirubin dalam
darah. (Sukarni & Sudarti, 2014).
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan
dimana konsentrasi bilirubin dalam darah
berlebihan sehingga menimbulkan
jaundice pada neonatus di sclera mata,
kulit, membrane mukosa dan cairan
tubuh. (Ayu, niwang, 2016).

3
Etiologi
Hiperbilirubinemia disebabkan oleh Menurut Nelson (2011) secara garis besar
peningkatan produksi bilirubin etiologi ikterus atau hiperbilirubinemia pada
karena tingginya jumlah sel darah neonatus dapat dibagi menjadi :
merah, dimana sel darah merah
1. Produksi bilirubin yang berlebihan
mengalami pemecahan sel yang lebih
cepat. Selain itu, hiperbilirubinemia 2. Gangguan dalam proses uptake dan
juga dapat disebabkan karena konjugasi hepar.
penurunan uptake dalam hati, 3. Gangguan transportasi bilirubin
penurunan konjugasi oleh hati, dan 4. Gangguan dalam ekskresi
peningkatan sirkulasi enterohepatik
5. Faktor bayi
(IDAI, 2013).
6. Faktor ASI

4
Klasifikasi Hiperbilirubin
▫ Hiperbilirubin Fisiologis ▫ Hiperbilirubin Patologis
Hiperbilirubin fisiologis pada bayi baru lahir Hiperbilirubi patologis atau biasa disebut
tidak muncul pada 24 jam pertama setelah dengan ikterus pada bayi baru lahir akan
bayi dilahirkan. Biasanya pada muncul dalam 24 jam pertama setelah bayi
hiperbilirubinfisiologis peningkatan kadar dilahirkan. Pada hiperbilirubin patologis kadar
bilirubin total tidak lebih dari 5mg/dL per hari. serum bilirubin total akan meningkat lebih
Pada bayi cukup bulan, hiperbilirubin dari 5 mg/dL per hari. Pada bayi cukup bulan,
fisiologis akan mencapai puncaknya pada 72 kadar serum bilirubin akan meningkat
jam setelah bayi dilahirkan dengan kadar sebanyak 12 mg/dL sedangkan pada bayi
serum bilirubin yaitu 6 – 8 mg/dL. Selama 72 kurang bulan (premature) kadar serum
jam awal kelahiran kadar bilirubin akan bilirubin total akan meningkat hingga 15
meningkat sampai dengan 2 – 3 mg/dL mg/dL. Ikterus biasanya berlangsung kurang
kemudian pada hari ke-5 serum bilirubin akan lebih satu minggu pada bayi cukup bulan dan
turun sampai dengan 3mg/dL (Hackel, 2004) lebih dari dua minggu pada bayi kurang bulan
(Imron, 2015).
5
Tanda dan Gejala Hiperbilirubin
Menurut Ridha (2014) bayi baru lahir dikatakan mengalami hiperbilirubin apabila tampak
tanda-tanda sebagai berikut :
▫ Sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain tampak kuning akibat penumpukan bilirubin.
▫ Terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
▫ Peningkatan konsentasi bilirubin 5mg/dL atau lebih setelah 24 jam.
▫ Konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg/dL pada
neonatus kurang bulan.
▫ Ikterik yang disertai proses hemolisis.
▫ Ikterik yang disertai berat badan lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang dari 36
minggu, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi trauma lahir kepala, hipoglikemia,
hiperkarbia.

6
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan klinis tersebut bisa dilakukan pada bayi baru lahir normal dengan
menggunakan pencahayaan yang sesuai. Kulit kuning pada bayi akan terlihat
lebih jelas bila dilihat dengan sinar lampu dan tidak dapat terlihat dengan
penerangan yang kurang. Tekan kulit dengan perlahan menggunakan jari
tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan: Hari ke-1 tekan
ujung hidung atau dahi, Hari ke-2 tekan pada lengan atau tungkai, Hari ke-3
dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki. Bilirubin pada saat pertama kali
muncul yaitu di wajah , menjalar kearah tubuh, dan ekstremitas. Tentukan
tingkat keparahan ikterus secara kasar dengan melihat warna kuning pada
seluruh tubuh (metode Kramer) (Manggiasih & Jaya, 2016).

7
Keterangan:
▫ Kramer 1 : warna kuning pada daerah kepala dan leher,
▫ Kramer 2 : warna kuning sampai dengan bagian badan (dari pusar ke atas),
▫ Kramer 3 : warna kuning pada badan bagian bawah hingga lutut atau siku,
▫ Kramer 4 : warna kuning dari pergegelangan dan kaki,
▫ Kramer 5: warna kuning pada daerah tangan dan kaki
▫ (Setyarini & Suprapti, 2016).

8
Patofisiologi
Bilirubin dapat diproduksi dalam sistem retikuloendotelial sebagai hasil akhir dari katabolisme heme dan
terbentuk melalui reaksi oksidasi reduksi. Pada tahap pertama oksidasi, biliverdin terbentuk dari heme melalui
kerja heme oksigenase, dan terjadi pelepasan zat besi dan karbon monoksida. Zat besi dapat di gunakan
kembali, sedangkan karbon monoksida diekskresikan oleh paru-paru. Biliverdin yang larut dalam air direduksi
menjadi bilirubin yang hampir tidak larutdalam air dalam bentuk isomerik (karena ikatan hidrogen
intramolekul). Bilirubin yang tak terkonjugasi yang hidrofobik diangkut ke dalam plasma, dan terikat erat oleh
albumin. Bila terjadi gangguan pada ikatan bilirubin tak terkonjugasi dengan albumin baik itu dari faktor
endogen maupun eksogen (misalnya obat-obatan), bilirubin yang bebas dapat melewati membran yang
mengandung lemak (double lipid layer), termasuk penghalang darah ke otak, yang dapat mengarah ke
neurotoksik (Mathindas, & Wahani, 2013).
Bilirubin yang mencapai hati akan diangkat kedalam hepatosit, dimana bilirubin terikat ke ligandin. Masuknya
bilirubin ke dalam hepatosit akan meningkat sejalan dengan terjadinya peningkatan konsentrasi ligandin.
Konsentrasi ligandin rendah pada saat lahir, namun akan meningkat drastis dalam waktu beberapa minggu
kehidupan (Mathindas& Wahani, 2013).

9
Bilirubin terikat menjadi asam glukuronat di reticulum endoplasmic reticulum
melalui reaksi yang dikatalisis oleh uridin difosfoglukuronil transferase. Konjugasi
bilirubin mengubah molekul bilirubin yang tidak larut dalam air menjadi molekul
yang larut dalam air. Setelah diekskresikan kedalam empedu dan masuk kedalam
usus, bilirubin direduksi dan menjadi tetrapirol yang tidak berwarna oleh mikroba
di usus besar. Sebagian dikonjugasi dan terjadi didalam usus kecil proksimal
melalui kerja B- glukuronidase. Bilirubin yang tak terkonjugasi ini dapat
diabsorbsi kembali dan masuk ke dalam sirkulasi sehingga meningkatkan kadar
bilirubin plasma total. Siklus absorbsi, konjugasi, ekskresi, dekonjugasi, dan
reabsorbsi ini disebut sirkulasi enterohepatik. Runtutan proses ini berlangsung
panjang pada neonatus, karena asupan gizi yang terbatas pada hari-hari pertama
kehidupan (Mathindas, Wilar, & Wahani, 2013).

10
Pathway

11
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian fenobarbital
2. Pemberian Substrat
3. Fototerapi
4. Tranfusi Tukar
5. Pemberian ASI

Penatalaksanaan Keperawatan
1. Edukasi pemberian intake ASI yang adekuat.
2. Edukasi menjemur bayi dengan sinar ultraviolet ringan yaitu dari jam 07.00 –
09.00 pagi. 12
Komplikasi
Yang paling utama dalam Hiperbilirubin yaitu potensinya dalam
menimbulkan kerusakan sel-sel saraf meskipun kerusakan sel-sel tubuh
lainnya juga dapat terjadi bilirubin. Bilirubin dapat menghambat
enzimenzim mitokondria serta mengganggu sintesis DNA. Bilirubin juga
dapat menghambat sinyal neuroeksitatori dan konduksi saraf (terutama
pada nervus auditorius) sehingga meninggalkan gejala sisa berupa tuli
saraf. Kerusakan jaringan otak yang terjadi seringkai tidak sebanding
dengan konsentrasi bilirubin serum. Hal ini disebabkan kerusakan
jaringan otak yang terjadi ditentukan oleh konsentrasi dan lama paparan
bilirubin terhadap jaringan (Tando, 2016).

13
Pemeriksaan Penunjang Hiperbilirubin

Kadar
bilirubin
serum total

Bi r a n
lir
t
ub kut

ga i
i
n g us
nt
ino an
s

pe ranf
me

T
te
r

14
Konsep Asuhan
2 Keperawatan
Hiperbilirubin
Pengkajian
Anamnese orang tua/keluarga
Meliputi : Nama bayi, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, anak ke berapa, BB/ PB dan alamat, nama orang
tua bayi.
Riwayat keperawatan
▫ Riwayat kehamilan : Kurangnya antenal care yang baik. Penggunaan obat-obat yang meningkatkan ikterus.
Misalnya salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat mempercepat proses konjugasi sebelum ibu partus.
▫ Riwayat persalinan : Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan atau dokter. Lahir prematur/kurang bulan,
riwayat trauma persalinan, hipoxin dan aspixin.
▫ Riwayat postnatal : Adanya kelainan darah tapi kadar bilirubin meningkat, kulit bayi tampak kuning.
▫ Riwayat kesehatan keluarga : Seperti ketidak cocokan darah ibu dan anak Polychitemia, gangguan saluran
cerna dan hati (hepatitis).
▫ Riwayat psikososial : Kurangnya kasih sayang karena perpisahan, perubahan peran orang tua
▫ Pengetahuan keluarga : Penyebab perawatan pengobatan dan pemahaman orang tua tentang bayi yang
ikterus.
16
Kebutuhan sehari-hari
Nutrisi Eliminasi Istirahat Personal hygiene

Pada umumnya bayi Biasanya bayi mengalami diare, Bayi tampak Kebutuhan personal
malas minum (refleks urin mengalami perubahan cengeng dan mudah hygiene bayi oleh
mengisap dan menelan warna gelap pekat, hitam terbangun. keluarga terutama ibu.
lemah) sehingga berat kecoklatan (sindrom bayi
Aktifitas
badan (BB) bayi bronze) dan feses mungkin
lunak/ cokelat kehijauan selama Bayi biasanya mengalami penurunan aktifitas,
mengalami penurunan.
Palpasi abdomen dapat pengeluaran bilirubin. Bising letargi, hipototonus dan mudah terusik.
menunjukan pembesaran usus hipoaktif, pasase
limpa, hepar. mekonium mungkin lambat. Pernapasan
Neurosensori Riwayat asfiksia
Sefalohematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua Krekels, mukus bercak merah muda (edema
tulang parietal yang berhubungan dengan trauma pleural, hemoragi pulmonal)
kelahiran/kelahiran ekstraksi vakum. Edema umum,
hepatosplenomegali, atau hidros fetalis mungkin ada dengan
inkompatibilitis Rh berat
17
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Kepala, leher : Bisa dijumpai Dada : Selain akan Perut : Peningkatan dan
Tampak lemah, pucat, ikterus pada mata (sclera) dan ditemukan tanda penurunan bising usus
ikterus dan aktivitas selaput / mukosa pada mulut. ikterus juga dapat /peristaltic perlu dicermati.
menurun Dapat juga diidentifikasi ikterus ditemukan tanda Hal ini berhubungan
dengan melakukan Tekanan peningkatan dengan
Urogenital : Urine langsung pada daerah menonjol frekuensi nafas, indikasipenatalaksanan
kuning dan pekat, untuk bayi dengan kulit bersih ( status kardiologi fototerapi.
Adanya faeces yang kuning), dapat juga dijumpai menunjukkan
pucat / acholis / cianosis pada bayi yang adanya tachicardia, Pemriksaan Neurologis :
seperti dempul atau hypoksia khususnya ikterus Adanya kejang, epistotonus,
kapur merupakan yang disebabkan lethargy dan lain- lain
Ekstremitas : Kulit : Tanda
akibat dari oleh adanya infeksi menunjukkan adanya
Menunjukkan dehidrasi
gangguan / atresia tanda- tanda kern – ikterus
tonus otot yang ditunjukkan
saluran empedu (Surasmi, 2013)
lemah dengan
turgor jelek

18
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Pemeriksaan
Screnning enzim G6PD
Darah : DL, (glucose 6 phosphate Bilirubin Bilirubin Total
Bilirubin > dheydrogenase) Direct >0,2 >12 mg/dl
10 mg % menunjukkan adanya mg/dl (Suriadi, 2001)
penurunan
1 3 5
7

2 4 6

Biakan darah, Screnning Pemeriksaan


CRP Ikterus melalui Bilirubin
menunjukkan metode Kramer Indirect >0,60-
adanya infeksi 10,50 mg/dl 19
Pemeriksaan Reflek pada Bayi Baru Lahir

Refleks moro

Refleks rooting

Refleks sucking

Refleks plantrar

Refleks tonic neck

Refleks palmar

Refleks Babinski 20
Analisa Data

21
22
23
24
25
Diagnosa Keperawatan
▫ Hipovolemia berhubungan dengan kurangnya
asupan ASI akibat dari Fototerapi
▫ Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya
asupan nutrisi akibat dari fototerapi
▫ Hipertermi berhubungan dengan paparan sinar
fototerapi
▫ Diare berhubungan dengan paparan sinar fototerapi
▫ Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
paparan sinar fototerapi 26
Intervensi Keperawatan

27
28
29
30
31
Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah aksi dalam melakukan tindakan
dari keperawatan, selesaikan perencanaan mandiri dan
kolaboratif untuk membantu pasien mencapai hasil dan
tujuan yang diinginkan. Tindakan mandiri adalah
aktivitas dimana perawat menggunakan
pertimbangannya sendiri (Potter & Perry, 2010).

32
Evaluasi Keperawatan
Hasil yang diharapkan tidak terjadi ikterus pada
neonatus, tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil dalam
batas normal, keseimbangan cairan dan elektrolit bayi
terpelihara, integritas kulit baik/utuh, bayi menunjukan
partisipasi terhadap rangsangan visual dan terjalin
interaksi bayi dan orang tua (Surasmi, 2013)

33
👶
Thanks!
Any questions?

34

Anda mungkin juga menyukai