Hiperbilirubinemia
Dosen:
Disusun oleh:
Vina Oktaviana Putri 191FK03068
2) Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur :-
Pekerjaan : -
Hub.Dengan Klien : Ibu pasien
2. Pengkajian (Data Fokus)
1) Alasan Datang ke Rumah Sakit
Menurut ibunya Ny. A sebelum satu hari setelah bayinya lahir
kulitnya tampak kuning.
2) Keluhan Utama
Hiperbilirubin pada bayi.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
P: Apa penyebab yang dikeluhkan?
p: Poduksi bilirubin yang berlebihan.
Q: Bagaimana keluhan yang dirasakan?
q: By. Z tampak lemah, kulit tampak agak kering, dan refleks sucking
lemah.
R: Dimana lokasi yang dikeluhkan?
r: Tidak menyertakan lokasi.
S: Bagaimana skala yang dirasakan jika keluhan kambuh?
s: Tidak disebutkan atau ditanyakan.
T: Kapan keluhan mulai dirasakan?
t: Menurut ibunya Ny. A sebelum satu hari setelah bayinya lahir
kulitnya tampak kuning.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Penampilan Umum
Kulit bayi tampak kuning, tampak ikterik sclera, kepala badan
bagian atas dan bawah, lengan, kaki, dan lutut, refleks sucking
lemah, kliean tampak lemah, kulit tampak agak kering, perpasang
infus.
b) Kepala, leher: Bisa dijumpai ikterus pada mata (sclera).
c) Urogenital: Urine kuning dan pekat, Adanya faeces yang pucat
atau acholis atau seperti dempul atau kapur merupakan akibat dari
gangguan atresia saluran empedu.
d) Kulit: Tanda dehidrasi ditunjukkan dengan turgor jelek.
3. Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Goal dan Objektif Intervensi
. Keperawatan
1. Resiko tinggi Goal: Bayi akan bebas Fototerapi :
cedera dari cedera selama dalam Neonatus
berhubungan perawatan 1. Observasi
dengan Objektif: Dalam jangka tanda-tanda
peningkatan waktu 2x24 jam bayi icterus
bilirubin sekunder bebas dari cederadengan 2. Observasiletak
dari pemecahan sel kriteria hasil: penutup mata
darah merah. 1. Serum bilirubin bayi.
menurun. 3. Tempatkan
2. Tidak ada ikterik lampu fototerapi
pada sclera, diatasbayi dengan
kepala badan tinggi 30-50 cm
bagian atas dan 4. Cek intensitas
bawah, lengan, lampu setiap
kaki, dan lutut. hari.
5. Ukur tubuh 4-6
jam sekali.
6. Ubah posisi
bayi setiap 4
jam per protocol.
7. Ubah posisi
bayi tiap 8 jam.
8. Tutup daerah
kemaluan dengan
penutupyang
dapat
memantulkan
cahaya untuk
melindungi daerah
kemaluan.
9. Observasi
tindakan
fototerapi
2. Risiko kekurangan Goal: Bayi akan bebas Monitor cairan
volume cairan dari kekurangan volume 1.Periksa turgor
berhubungan cairan kulit.
dengan efek Objektif: Dalam jangka 2. Observasi
fototerapi. waktu 2x24 jamvolume membrane
cairan dalam batas mukosa.
normal dengan kriteria 3.Obsevasi warna
hasil: urin.
1. Mokusa bibir 4.Observasi
tidak kering. pemberian
2. Volume cairan kebutuhan cairan.
dalam batas
normal (558cc/m:
3. Warna urine
normal (kuning
muda)
3. Risiko infeksi Goal: Bayi akan bebas 1.Observasitanda-
berhubungan dari resiko infeksiselama tanda infeksi pada
dengan prosedur dalam perawatan tempat
invasif. Objektif: Dalam jangka pemasangan
waktu 2x24 jambayi alat infus.
bebas dari infeksidengan 2.Bersihkan area
kriteria hasil : pemasangan alat
1. Tidak adanya menggunakan
infeksi pada kassa lembab
tempat 3.Kolaborasi
pemasangan infus. penyuntikan
obatantibioti
kampicilin dan
gentasimin(IV)
5.Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan.
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan tidak terjadi ikterus pada neonatus, tanda vital dan
suhu tubuh bayi stabil dalam batas normal, keseimbangan cairan dan
elektrolit bayi terpelihara, integritas kulit baik/utuh, bayi menunjukan
partisipasi terhadap rangsangan visual dan terjalin interaksi bayi dan orang
tua(Surasmi, 2013).