Anda di halaman 1dari 18

Seminar Asuhan Keperawatan Kasus Hematothorax

Disusun Oleh:
Kelompok 1 dan Kelompok 2

Nama:
1. Dian Yulianda
2. Intan Siswidya
3. Ferdy Yuswan
4. Shinta Noor
5. Qomarotun
6. Rency
7. Zahrotus
8. Difaul
Pasien datang dari IGD
 Riwayat Kesehatan Pasien: Pada hari Rabu, 19 Januari 2022 pukul 09:00 WIB pasien
pergi kerumah teman untuk mencari informasi kerja, kemudian terjadi kecelakaan di
desa Tunggorono, Jombang. Setelah kejadian pasien dibawa ke IGD RSUD Jombang.
 Diagnosa Medis: Tension pneumuthorak, COR, post inversi chest tub
A. Airway
Jalan nafas : Nafas tidak spontan, terpasang ETT, nafas dengan ventilator mode CPAP
Sputum : Berwarna kuning kental
Suara Nafas : Hipersionor

B. Breathing
Pernafasan : Tidak spontan, terpasang ventilator mode CPAP Peep 6 PSUP 10 Fi O2 30% SPO2
90%RR: 24 x menit, pasien gelisah
Gerakan dada : Tidak Simetris
Irama Nafas : Normal
Pola Nafas : Teratur terbantu ventilator
Reaksi otot dada : Tidak ada
Deviasi Trakea : Ada
Water Seal Drainage: Terpasang WSD
Analisa gas darah : Tidak terkaji
C.Circulation
Nadi : 75x per menit
Kekuatan nadi : lemah
Suhu : 37,4 derajat Celcius
Tekanan darah : 100/60 mmhg
Elektrokardrografi : terpasang monitor
Iv line : terpasang infus menggunakan syringpump dan infus
pump
Posisi Iv line : tangan sebelah kanan
Urine output : menggunakan alat bantu kaleter urin
Volume : +350 cc berwarna kuning jernih
D. Disability
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4x6
Ukuran pupil : Isokor 2/2 reflek
Respon cahaya : +/+

E. Exposure
Konjungtiva : Anemis
Mukosa bibi : Kering, pucat
Abdomen : Abdomen Seepel (+) dan distended (-)
Bising usus : Bising usus positif
Tutgor kulit : Bai CRT < 2

F. Nutrisi
Susu : 6x100 ml
Terapi : Cetiaxon 2x1 gr
Painloz 3x400 mg
Paracetamol 3x1
Pracetam 4x3 gr
OM2 2x40 mg
Tufusin 500
Aminofluid 1000
Pemeriksaan Sekunder B1-B6

B1 : Nafas tidak spontan, terpasang ETT yang terhubung dengan ventilator mode CPAP
Peep 6 PSUP 10 Fi O2 30% SPO2 90%RR: 24 x menit, tidak terdapat suara nafas
tambahan ronkhi -/- wezzing -/-. Terdapat sputum berwarna kuning kental di dalam
ETT dan terdapat retraksi dinding dada dan pernafasan cuping hidung.
B2 : Perfusi teraba hangat, TD 100/60 mmhg, nadi teraba kecil 75x/menit, CRT <2 detik.
B3 : kesadaran cimpos mentis, GCS 4x6, reflek cahaya +/+, pupil isokor
B4 : Terpasang alat bangtu Dowes Keteler, Urine berwana kuning jernih dan volume +350
Celcius
B5 : Perut teraba lunak, bunyi usus (+), distended (-), Super (+)
B6 : Pasien tampak lemah, bedrest total, head up 30 derajat
Trauma tajam atau
tumpul

Thoraks

Cedera Jaringan
Lunak/kontinuitas
struktur

Ketidakefektifan Pendarahan jaringan interstitium,


bersihan jalan nafas pendarahan intraalveolar, kolaps arteri
dan tahanan perifer meningkat

Ekspansi Paru Reabsorbsi darah oleh Merangsang reseptor


pleura tidak optimal nyeri pada pleura
Edema tracheal/ peningkatan Gangguan viseralis dan parietalis
produksi secret dan ventilasi
penurunan kemampuan batuk Hematoraks Diskontinuitas
efektif Jaringan
Ketidakefektifan
pola nafas
ANALISA DATA

Data Etiologi
 DS: Tidak terkaji karena terpasang ETT yang  Trauma Tumpul
terhubung dengan ventilator.  Pendarahan
 DO: Tidak ada tambahan bunyi nafas tetapi terdapat
 Penurunan ekspansi paru
secret berwarna kuning kental pada ETT
 Ventilasi dan oksigen menurun
 SPO2 90% RR: 24 x menit
 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Masalah : Bersihan jalan nafas tidak efektif


ANALISA DATA

Data Etiologi
 DS: Tidak terkaji karena terpasang ETT yang  Trauma Tumpul
terhubung dengan ventilator.  Pendarahan
 DO: Terdapat secret berwana kuning kental, terdapat  Penurunan ekspansi paru
kontraksi dinding dada dan pernafasan cuping  Ventilasi dan oksigen menurun
hidung
 Hipoksia
 SPO2 90% RR: 24 x menit
 Pola nafas tidak efektif

Masalah : Pola nafas tidak efektif


INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif
Kriteria hasil Intervensi
 Frekuensi nafas membaik Manajemen jalan nafas observasi
 Monitor pola nafas
 Kedalaman nafas membaik  Monitor bunyi nafas tambahan

 Penggunaan otot bantu nafas menurun  Monitor spatum

Terapeutik
 Pernafasan cuping hidung menurun
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Dispnea menurun  Posisikan semi flowler/flowler
 Berikan oksigen jika perlu

Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
 Anjurkan Teknik batuk efektif

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolotif jika perluu
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Pola nafas tidak efektif
Kriteria hasil Intervensi
 Pernafasan tetap pada batas normal Pemantauan Respirasi Observasi
 Penggunaan otot bantu napas menurun  Monitor pola nafas

 Pernafasan cuping hidung menurun  Monitor SPO2

 Frekuensi kedalaman nafas membaik  Monitor frekuensi kedalaman nafas dan sumbatan jalan
nafas
Terapeutik
 Atur entravena pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl : 24-01-2022 (07:00)
Diagnosa Implementasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif  Observasi TTU
 Pola nafas tidak efektif  Memonitor pola nafas pasien
 Memonitor suara nafas tambahan
 Melakukan suction kurang dari 15 detik
 Memberikan sonde susu 6x100ml
 Memposisikan head up 30 derajat celcius
 Pemberian injeksi obat intravena
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl : 25-01-2022 (07:00)
Diagnosa Implementasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif  Observasi TTU
 Pola nafas tidak efektif  Memonitor pola nafas pasien
 Memonitor suara nafas tambahan
 Melakukan suction kurang dari 15 detik
 Memberikan sonde susu 6x100ml
 Memposisikan head up 30 derajat celcius
 Pemberian injeksi obat intravena
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl : 26-01-2022 (07:00)
Diagnosa Implementasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif  Observasi TTU
 Pola nafas tidak efektif  Memonitor pola nafas pasien
 Memonitor suara nafas tambahan
 Melakukan suction kurang dari 15 detik
 Pemberian injeksi obat intravena
EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl : 24-01-2022 (14:00)
Diagnosa Evaluasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif S: Px tidak terkaji karena terpasang ETT yang terhubung ventilator

 Pola nafas tidak efektif O: B1 Nafas tidak spontan, terpasang ETT yang terhubung dengan
ventilator mode CPAP Peep 6 PSUP 10 Fi O2 30% SPO2 90%RR:
24 x menit, tidak terdapat suara nafas tambahan ronkhi -/- wezzing
-/-. Terdapat sputum berwarna kuning kental di dalam ETT dan
terdapat retraksi dinding dada dan pernafasan cuping hidung.
A: bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif
P: masalah belum teratasi, observasi TTD, memonitor pola nafas,
Memonitor suara nafas tambahan, Melakukan suction kurang dari
15 detik
EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl : 25-01-2022 (14:00)
Diagnosa Evaluasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif S: Px tidak terkaji karena terpasang ETT yang terhubung ventilator

 Pola nafas tidak efektif O: B1 Nafas tidak spontan, terpasang ETT yang terhubung dengan
ventilator mode CPAP Peep 6 PSUP 10 Fi O2 30% SPO2 90%RR:
24 x menit, tidak terdapat suara nafas tambahan ronkhi -/- wezzing
-/-. Terdapat sputum berwarna kuning kental di dalam ETT dan
terdapat retraksi dinding dada dan pernafasan cuping hidung.
A: bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif
P: masalah belum teratasi, observasi TTD, memonitor pola nafas,
Memonitor suara nafas tambahan, Melakukan suction kurang dari
15 detik
EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl : 26-01-2022 (14:00)
Diagnosa Evaluasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif S: Px tidak terkaji karena terpasang ETT yang terhubung ventilator

 Pola nafas tidak efektif O: B1 Nafas tidak spontan, terpasang ETT yang terhubung dengan
ventilator mode CPAP Peep 6 PSUP 10 Fi O2 30% SPO2 90%RR:
24 x menit, tidak terdapat suara nafas tambahan ronkhi -/- wezzing
-/-. Terdapat sputum berwarna kuning kental di dalam ETT dan
terdapat retraksi dinding dada dan pernafasan cuping hidung.
A: bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif
P: masalah belum teratasi, observasi TTD, memonitor pola nafas,
Memonitor suara nafas tambahan, Melakukan suction kurang dari
15 detik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai