Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT

Penanggung Jawab : Cindy Andri Pujiastuti, S.Kep

KARU : Elok Nadliroh Gusmar, S.Kep


PP : Kelvin Putra Taruna, S.Kep
PA 1 : Miftahul Ni’mah, S.Kep
PA 2 : Dwi Suci Fatmawati, S.Kep
KP : Aliep Kharisma A., S.Kep
P : Iffa Apritta Lucyta S., S.Kep

Pada hari Kamis, 10 Maret 2022 Sekitar pukul 10.00 WIB


Pasien Sdr.Iffa dengan diagnosis Typoid dari ruangan UGD di rujuk ke ruangan Bima RSUD
Jombang. Pasien diantar oleh keluarga dan perawat UGD menuju ruang Bima dengan kursi
roda. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran composmentis. Sesampai di ruang Bima,
perawat ruangan dan perawat UGD melaksanakan serah terima pasien baru. Setelah pasien
baru (OB) diterima di Ruang Bima kemudian perawat ruangan akan melaksanakan kegiatan
desentralisasi/sentralisasi obat.

PA 1 : “Selamat pagi Ns., ingin memberitahu bahwa ada pasien baru Sdr. Iffa dengan
diagnosis medis Typoid dari ruangan UGD. Keadaan umum pasien lemah dan
kesadaran composmentis. Saya telah menerima pasien dan saat ini pasien sudah berada
di ruang rawat inap Bima dan saat ini saya limpahkan wewenang untuk tindakan
sentralisasi obat kepada Ns. Kelvin.”
PP : “Baik Ns. Miftah saya terima pelimpahan wewenang perawatan Sdr. Iffa untuk
tindakan selanjutnya Prosedur desentralisasi/sentralisasi obat pasien. Terima Kasih”
PA 1 : “Baik Ns.”

PP memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan desentralisasi/sentralisasi obat pasien

PP : “Selamat pagi Ns, ini kita memiliki pasien baru Sdr. Iffa dengan diagnose Typoid
dengan keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi sudah
dilakukan Penerimaan Pasien Baru oleh Ns. Miftah, sekarang saya akan melakukan
sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns. Elok?”
KARU : “Selamat pagi Ns. Baik, untuk formatnya bisa saya lihat Ns?”
PP : “Baik Ns. ini untuk formatnya.”
KARU : “Baik Ns. Kelvin, saya rasa persiapannya sudah lengkap, silahkan bisa dilakukan
sekarang Ns.”
PP : “Baik Ns. Elok, terimakasih untuk perijinannya”

PP menyapaikan tentang Sentralisasi obat kepada pasien dan kelurga.

PP : “Permisi bu. Saya Ns. Kelvin , saya perawat primer yang berdinas pagi ini. Apakah
benar ini dengan keluarga Sdr. Iffa ?
KP : “Benar Ns. Saya orang tua dari Sdr. Iffa ”
PP : “Baik bu. Mari ikut saya keruangan untuk saya jelaskan tentang pengaturan dan
pengelolaan obat untuk anak ibu”
KP : “Iya Ns”
(diruangan konseling)
PP : “Jadi bu, saya akan menjelaskan tentang pengaturan dan pengelolaan obat untuk
anak ibu. Apabila nanti ada yang tidak jelas mohon untuk ditanyakan ya bu”
KP : “Baik Ns”
PP : “Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan
melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat
adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi, antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu

Untuk penerimaan obat, obat yang sudah diresepkan oleh dokter akan diambil oleh
keluarga dan kemudian diserahkan kepada perawat serta menerima lembar terima
obat, selanjutnya perawat akan menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan obat dalam kartu control, dan ditandatagani oleh kelurga pasien dalam
buku obat masuk dan perawat akan menjelaskan tentang 5T yaitu Tepat jenis, dosis,
waktu, pasien, dan cara pemberian obat. Selanjutnya perawat dan keluarga
mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat dan obat
yang telah diserahkan kemudian dimasukkan dikotak obat oleh perawat.

Untuk pembagian obat,


1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian
obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian pemberian
obat; dengan terlebih terlebih dahulu dicocokkan dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat dan efek samping. Usahakan tempat/ wadah obat kembali ke perawat
setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau
petugas atau petugas yang ditunjuk dan ang ditunjuk dan didokumentasikan
dalam didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis
akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih
perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien.
Untuk Penambahan obat baru
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
perubahan alur pemberian obat, pemberian obat, maka informasi in maka
informasi ini akan dimasukkan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus
dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat.
Untuk Obat khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu/ sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, pemberian, dan
wadah obat sebaiknya sebaiknya diserahkan diserahkan atau ditunjukkan
ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian.
Bagaimana bu apakah ada yang ditanyakan?”
KP : “Sudah tidak ada Ns, sudah sangat jelas”
PP : “baik bu, mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan. Ini berkasnya
silahkan di baca terlebih dahulu.”
KP : “Iya Ns.”

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat.


KP : “Sudah Ns.”
PP : “Baik bu, Terimakasih. Ini untuk resep obatnya silahkan diambil di apotek dan nanti
diserahkan kepada perawat yang sedang berjaga ya bu seperti yang sudah saya
jelaskan tadi"
KP : “Iyaa Ns. Terimakasih, saya permisi mengambil obat dulu”
PP : “Baik bu silahkan”

Setelah keluarga pasien menebus obat

KP : “permisi Ns, ini obat yang sudah saya tebus.”


PP : “baik bu, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan ibu duduk disini.”
KP : “baik Ns”
PP : “bu ini ada obat …… (katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada
keluarga Pasien) . Silahkan ibu bertandatangan di format pernyataan serah terima ini,
tapi sebelumnya silahkan dipelajari yang tertera didalam persetujuannya.”
KP : “baik mbak, saya setuju. Apakah saya tanda tangan disini ?”
PP : “iya bu benar … baik ibu bisa kembali keruangan dan menemani Sdr. Eksan nanti
saat konsumsi obat di antar oleh perawat ya bu.”

Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse station.

PP : “Ns. Suci tolong ini obat Sdr. Iffa di atur dalam rak obat pasien dan berikan obat
untuk siang ini.”
PA 2 : “baik Ns. Kelvin”
PP melimpahkan melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan obat pasien
kepada Perawat Asosiet.
PA 2 : “permisi selamat siang”
PX : “Iya sus”
PA 2 : “perkenalkan nama saya Ns. Suci, saya perawat pelaksana yang bertugas pada dinas
siang ini. Saya akan memberikan obat injeksi maupun obat oral kepada Sdr. Iffa.
Sesuai dengan standar aturan keselamatan pasien, maka sebelum memberikan obat
saya akan menanyakan identitas anda terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menjaga
hak pasien dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar :Benar obat, benar pasien, benar
dosis, benar rute, benar waktu, benar dokumentasi. Jadi apakah saudara bisa sebutkan
nama dan alamat ?”
PX : “iya sus, nama saya Iffa, alamat desa jombang”
PA 2 : “baik Sdr. Iffa, identitas yang saudara sebutkan sudah sesuai dengan yang tertera di
dalam gelang. Selanjutnya saya akan menyuntikkan obat ini melalui selang infus,
saya harap rileks saat saya suntikkan obatnya ya. Obat akan terasa sedikit sakit saat
memasuki pembuluh darah, reaksi obat jika sudah diserap oleh tubuh adalah saudara
akan merasakan mengantuk, dan itu baik untuk memulihkan kesehatan. Apakah
saudara bersedia ?”
PX : “baik sus, saya bersedia.”

Lalu Ns. Suci menginjeksikan obat melalui selang infus Sdr. Iffa

PA 2 : “Baik saya sudah menyuntikkan obatnya. Apakah ada yang ditanyakan lagi ? atau
jika butuh bantuan keperawatan, saudara bisa memanggil saya di ruang keperawatan”
PX : “baik sus terima kasih”
PA 2 : “baik , kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat beristirahat.”

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan

PA 2 : “Ns. Kelvin, saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien Sdr. Iffa sesuai
standart keamanan pasien, dan sentralisasi obat pasien Sdr. Iffa sudah saya rapikan di
loker obat pasien.”
PP : “baik Ns. Suci terima kasih sudah bekerja dengan baik.”

Anda mungkin juga menyukai