Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERILAKU MENYIMPANG

Disusun oleh :

1.Nurul Aini Mustofia (G2A017036)


2.Fathoni Nur H (G2A017037)
3.Suryani Cahya A (G2A017038)
4.Deva Armetha (G2A017039)
5.Andita Rachma (G2A017040)

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Tahun 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmatNya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“ Penyimpangan Budaya” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Psikososial dan Kebudayaan Dalam Keperawatan yang diampu oleh Trixie Salawati.,
S.Sos.,M.Kes. Makalah ini berisi tentang apa itu budaya dan pengertian kebudayaan
perilaku masyarakat yang menyimpang dan menguraikan solusi terhadap perilaku
menyimpang dengan benar.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat dalam
memahami kebudayaan .Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari karya ini.
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................. ....

Daftar Isi................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................

1.1. Latar Belakang.................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

2.1. Kebudayaan......................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebudayaan atau yang dapat disebut juga “Peradaban” mengandung pengertian yang
sangat luas dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat kompleks
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,moral, hukum, adat-istiadat, kebiasaan dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (UD Nuswantoro, 2015).

Mempelajari kebudayaan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana,


karena banyak sekali batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, sumber bacaan atau
literatur baik pendekatan metode juga telah banyak disiplin ilmu lain yang juga mengkaji
berbagai macam permasalahan terkait kebudayaan seperti, Sosiologi, Psikoanalisis,
Psikologi (Perilaku) dan sebagainya yang masing-masing mempunyai tingkat kejelasan
sendiri-sendiri tergantung pada konsep dan penekanan masing-masing.

Apabila ditinjau dari asal katanya, maka “Kebudayaan” berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu “Budhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “Budhi‟ yang berarti Budi
atau Akal. Dalam hal ini,‟Kebudayaan‟ dapat diartikan sebagai Hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal.

Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan Budaya tidak
dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD) adalah: “Penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani yang
tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik
maupun sosial”. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah
yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apakah pengertian dari kebudayaan?


2. Apa pengertian dari perilaku menyimpang?
3. Apa jenis-jenis perilaku menyimpang?
4. Apa sifat-sifat perilaku menyimpang?
5. Faktor-faktor perilaku menyimpang?
6. Apa pengertian kebudayaan perilaku masyarakat yang menyimpang ?
7. Bagaimana solusi-solusi terhadap perilaku menyimpang

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan


2. Untuk mengetahui apa saja perilaku masyarakat yang menyimpang
3. Untuk mengetahui solusi terhadap perilaku sosial yang menyimpang.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

2.1 Pengertian Budaya


Kebudayaan atau yang dapat disebut juga”Peradaban‟ mengandung pengertian yang
sangat luas dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat kompleks
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,moral, socia, adat-istiadat, kebiasaan dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (UD Nuswantoro, 2015).

Mempelajari pengertian kebudayaan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan


sederhana, karena banyak sekali batasan konsep dari berbagai social, sejarah, sumber bacaan
atau social baik yang berwujud ataupun yang abstrak dari sekelompok orang atau
masyarakat. Dalam hal pendekatan metode juga telah banyak disiplin ilmu lain yang juga
mengkaji berbagai macam permasalahan terkait kebudayaan seperti, Sosiologi,
Psikoanalisis, Psikologi (Perilaku) dan sebagainya yang masing-masing mempunyai tingkat
kejelasan sendiri-sendiri tergantung pada konsep dan penekanan masing-masing.

Apabila ditinjau dari asal katanya, maka “Kebudayaan” berasal dari social Sanskerta
yaitu “Budhayah‟, yang merupakan bentuk jamak dari „Budhi‟ yang berarti Budi atau Akal.
Dalam hal ini,‟Kebudayaan‟ dapat diartikan sebagai Hal-hal yang bersangkutan dengan
budi atau akal. Selanjutnya Koentjaraningrat (1980) mendefinisikan Kebudayaan sebagai
“Keseluruhan dari PENGERTIAN KEBUDAYAAN Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM,
MPH. | Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) 3 hasil budi dan karya”.

Dengan kata lain “Kebudayaan adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan
oleh manusia karena pemikiran dan karyanya”. Jadi Kebudayaan merupakan produk dari
Budaya. Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan Budaya
tidak dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD) adalah: “Penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani
yang tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik
fisikmaupun sosial”. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungannya.
(Sulaeman, M. 2012)
2.2 . Pengkajian Budaya

Model konseptual yang di kembangan oleh leininger dalam menjelaskan asuhan


keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit sunrise
model, menyatakan bahwa proses keperawatan di gunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan keperawatan
dilaksanakan mulai dari tahap pengkajian,diagnosa keperawatan ,perencanaan ,pelaksanaan
dan evaluasi .

a. Model Matahari Terbit


Matahari terbit sebagai lambang simbol keperawatan,suatu kekuatan untuk memulai
dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur.Anak panah berarti
mempengaruhi tetapi tidak ada penyebab atau garis hubungan.Garis putus-putus
mengindikasikan sistem terbuka.
b. Proses Keperawatan
1. .Pengkajian
Proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien.Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada sunrise
muda,yaitu:
A. Faktor teknologi
B. Faktor agama & falsafah hidup
C. Faktor social dan keterikatan keluarga
D. Nilai-nilai budaya& gaya hidup
E. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
F. Faktor ekonomi
G. Faktor pendidikan
2. Diagnosa keperawatan
Respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah,diubah /
dikurangi melalui intervensi keperawatan terdapat 3 diagnosa yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transcultural, yaitu : gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi
soail berhubungan dengan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan
dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan pelaksanaan
Suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan, perencanaan adalah
suatu proses memilih strategi yang tepat. Pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan yang sesui dengan latar belkang budaya klien. Terdapat 3 pedoman
dalam keperawatan transcultural, yaitu : mempertahankan budayayang
dimiliki klien bila tidak bertentangan dengan kesehatan mengakomodasi
budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
merubah budaya bila budaya yang dimiliki bertentangan dengan kesehatan .
4. Evaluasi
Dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang
sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan
kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.

A. Pengertian Perilaku Menyimpang


Apakah perilaku menyimpang itu? Istilah penyimpangan perilaku sering digunakan pada
istilah gangguan emosional (emotional disturbance) dan ketidakmampuan penyesuaian diri
(maladjusment) dengan berbagai bentuk variasinya.Perilaku menyimpang yang juga biasa
dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara
individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Ada beberapa
sudut tinjauan mengenai faktor penyebab perilaku menyimpang. Menurut tinjauan secara
biologis, retardasi mental adalah penyimpangan perilaku yang semata-mata disebabkan oleh
faktor biologis, termasuk faktor gen dan unsur kimiawi-fisik. Psikodinamik memandang
konflik emosional yang berhubungan dengan kepuasan mengenai dorongan instintif yang
menimbulkan frustasi.
Karakteristik gangguan emosional diantaranya sebagai berikut:
a. Ketidakmampuan belajar yang tidak dapat dijelaskan faktor intelektual, sensori atau
kesehatan
b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan interpersonal dengan teman sebaya
atau guru-guru di sekolah
c. Ketidaktepatan perilaku atau perasaan senantiasa dalam keadaan terganggu(feeling
under normal circumtances)
d. Kecenderungan mengembangkan simptom-simptom fisik, lelah dan
ketidakmampuan penyesuain diri.
Berdasarkan orientasi kebutuhan pendidikan khusus, maka penyimpangan perilaku
didefinisikan sebagai perilaku yang menunjukan karakteristik:
a. Membutuhkan guru yang mempunyai kemampuan khusus atau berbeda dengan
standar normalitas
b. Gangguan fungsional terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Karakteristik perilaku tersebut dimanifestasikan sebagai konflik lingkungan dan atau
gangguan prilaku.
James Vander Zender berpendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang
dianggap sebagai hal tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
Bruce J. Cohen berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu
dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang dapat didefinisakan sebagai suatu perilaku menyimpang yang
diekspresikan oleh seorang atau beberapa orang kelompok masyarakat yang secara disadari,
tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima oleh sebagaian besar
masyarakat.
a. Robert M.Z Lawang(dalam pengantar sosiologi, 1980) berpendapat bahwa
penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu system sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untk memperbaiki
perilaku yang menyimpang atu abnormal tersebut.
b. Kartini kartono(dalam patologi sosial jilid 1, 2005) berpendapat bahwa penyimpangan
merupakan tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik
rata-rata dari rakyat kebanyakan.
Tingkah laku seseorang dapat dikatakan menyimpang bilamana tingkah laku tersebut dapat
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga melanggar aturan-aturan, nilai-nilai,
dan norma-norma, baik norma agama, norma hukum, norma adat. Tingkah laku
menyimpang dapat terjadi dimana-mana, dan kapan saja, baik di sekolah, dalam keluarga
maupun dalam kehidupan di masyarakat.
Mengenai masalah tingkah laku menyimpang dewasa ini sudah menjadi program
pemerintah untuk menanggulanginya. Hal ini sudah terbukti sejak tahun 1971. Pemerintah
telah menaruh perhatian yang serius dengan dikeluarkannya bakolak Inpres No. 6 / 1971
pedoman 8, tentang Penanggulangan tingkah laku menyimpang pada anak didik. Didalam
pedoman ini diungkapkan mengenai pengertian tingkah laku, perbuatan atau tindakan yang
bersifat asosial, bahkan anti sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan
hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Dr. Kusumanto “Tingkah laku menyimpang” adalah tingkah laku individu yang
bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai akseptabel
dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang
berkebudayaan.
Secara sosiologi menurut Dr. Fuad Hassan “Tingkah laku menyimpang” adalah perbuatan
atau kelakuan anti sosial dan anti normatif.
Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa “tingkah laku menyimpang”
adalah suatu tindakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, agama, dan norma-
norma masyarakat sehingga akibatnya dapat merugikan orang lain, mengganggu ketentuan
umum dan juga merusak dirinya sendiri.

2.2 Jenis perilaku menyimpang

Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan


1) Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat sementara / temporer
b. Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat masih mentolerir / menerima
Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta,
siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.
2) Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya :
a) Bersifat permanen / tetap
b) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
c) Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
2) Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan
melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku.
Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi dalam sub kebudayaan yang menyimpang
yang ada dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.
3) Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi lainnya yang
dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat
negara.
2.3 Sifat-sifat perilaku menyimpang
Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang memiliki dampak positif
terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya
alternatif. Umumnya, penyimpang ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan
perubahan zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang
memunculkan banyak wanita karier
2. Penyimpangan yang bersifat negatif
Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan
pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot penyimpangan dapat diukur
menurut kaidah sosial yang dilanggar. Contoh, seorang koruptor selain harus
mengembalikan kekayaan yang dimilikinya kepada negara, juga tetap dikenakan hukuman
penjara.

2.4 Faktor-faktor Penyebab Perilaku Penyimpang


Beberapa faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang, antara lain sebagai berikut:
 Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap mental yang tidak sehat.
Sikap itu ditunjukkan dengan tidak merasa bersalah/menyesal atas perbuatannya, bahkan
merasa senang. Contoh: Profesi pelacur.
 Ketidakharmonisan dalam keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku
menyimpang. Contoh : Kalangan remaja yang menggunakan obat-obatan terlarang karena
faktor broken home.
 Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal yang
positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya. Contoh
: Bunuh diri
 Dorongan kebutuhan ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi. Contoh :
Perbuatan mencuri
 Pengaruh lingkungan dan media massa.
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh
oleh lingkungan kerjanya/teman sepermainannya. Begitu juga peran media massa, sangat
berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku. Contoh: Anak kecil yang menonton
Smackdown tanpa bimbingan orang tuanya, ia mempraktekannya.
 Keinginan untuk dipuji
Seseorang dapat bertindak menyimpang karena keinginan untuk mendapat pujian, seperti
banyak uang, selalu berpakaian mahal dan perhiasan yang mewah, atau gaya hidup yang
mewah. Agar keinginan itu terwujud, ia rela melakukan perbuatan menyimpang. Contoh:
Korupsi, menjual diri, merampok.
 Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang.
Contoh: Seorang anak remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-
obatan terlarang atau terlibat perkelahian.
 Ketidaksanggupan menyerap norma
Ketidaksanggupan menyerap norma kedalam kepribadian seseorang diakibatkan karena ia
menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga ia tidak sanggup menjalankan
peranannya sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Contoh : Anak dari
keluarga broken home tidak mendapat pendidikan yang sempurna dari orang tua, maka anak
tidak akan mengetahui hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.

2.5 Pengertian Kebudayaan perilaku masyarakat yang menyimpang

Perilaku menyimpang karena sosialisasi nilai dan norma dalam subkebudayaan


menyimpang yaitu perilaku individu/anggota kelompok yang telah mempelajari nilai dan
norma menyimpang dalam kelompoknya, dimana nilai dan norma tersebut bertentangan
dengan nilai dan norma yang berlaku umum didalam masyarakat.
Kelompok-kelompok tersebut sebagai sub kelompok masyarakat, yang mempunyai
kebudayaan menyimpang. Seperti apakah kelompok-kelompok tersebut? kelompok-
kelompok itu adalah kelompok perampok, penjudi (kartu,sabung ayam dll),
homoseks/lesbian, waria, pengguna narkoba, teroris dll. Kelompok -kelompok tersebut
mempunyai nilai dan norma yang menyimpang, dan yang menjadi anggota kelompok
jelasnya mensosialisasikan/mempelajari nilai dan norma yang menyimpang tadi dan inilah
yang menjadi budaya didalam kelompok tersebut.

2.6 Solusi terhadap perilaku masyarakat yang menyimpang


 Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dari pengaruh negatif yang ada,
seperti menggalakkan kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) guna
menanggulangi penyebarluasan obat-obat terlarang dan tindakan asusila;
 Memperbanyak kegiatan kemasyarakatan yang positif, seperti kerja bakti dan
pengajian;
 Mengadakan pertemuan rutin setiap minggunya untuk membahas persoalan yang
terjadi dalam masyarakat dan mencari solusinya;
 Memberlakukan peraturan yang bersifat memaksa kepada setiap individu di
lingkungan tersebut, seperti pemberlakuan jam belajar dan malam;
 Menetapkan suatu sanksi sosial kepada setiap pelanggar norma sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tingkah laku menyimpang merupakan tingkah laku yang melanggar hukum, peraturan dan
nilai yang berlaku di masyarakat yang dijunjung tinggi, sehingga menimbulkan kehancuran
bagi kehidupan remaja itu sendiri, orang lain dan lingkungan alam sekitarnya.

Penyebab tingkah laku menyimpang adalahgangguan psikologi atau kepribadian seperti:


tidak merasa puas dengan kehidupan dirinya sendiri karena potensi psikis maupun fisik yang
tidak tersalurkan, nilai atau filsafat hidup yang salah dan mengalami gangguan emosi karena
berbagai sebab.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam penyajiannya
maupun teknis penyusunannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun senantiasa kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Muin Idanto, Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X, Jakarta; Erlangga, 2006

Rahman, Taupik, dkk, Sosiologi 1 Suatu Kajian Kehidupan MAsyarakat, Jakarta; Yudistira,
2007

Thalib, Syamsul Bahri, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, cet ke 1,
Jakarta; Kencana, 2010

Sarwono, Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum,cet ke 2, Jakarta; RajaGrafindo Persada,


2010

http://makalah4you.blogspot.com/2013/11/makalah-perilaku-menyimpang.html (diakses
pada 18 Oktober 2018, Pkl. 13.04)

Anda mungkin juga menyukai