Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dosen Pembimbing :
Dr. Dwi Prihatin Era, S. Kp., M. Kep., Sp. KMB
Dosen Pembimbing :
Dr. Dwi Prihatin Era, S. Kp., M. Kep., Sp. KMB
Disusun Oleh :
Chindy Isnaini Durand ( P07220219082 )
Choirul Afif ( P07220219083 )
Echa Amelia ( P07220219086 )
Hanin Nafi’ ( P07220219091 )
Intan Putri Asih ( P07220219097 )
Mirhamsyah ( P07220219103 )
Muhammad Reza Anugerah ( P07220219104 )
Muhammad Robbani Ritbiyyun ( P07220219105 )
Nur Sajida ( P07220219106 )
Said Ahmad Farid Rahman ( P07220219117 )
Simanullang,Yuliana Dortauli ( P07220219119 )
Penyusun,
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................
1.4 Manfaat .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologis Sistem Pencernaan.........................................................
2.2 Mekanisme Pencernaan.................................................................................
2.3 Konsep Dasar Sirosis Hepatis.......................................................................
2.3.1 Anatomi hati ......................................................................................
2.3.2 Pengertian sirosis hepatis....................................................................
2.3.3 Patofisiologi sirosis hepatis................................................................
2.3.4 Farmokologi sirosis hepatis................................................................
2.3.5 Pemeriksaan penunjang sirosis hepatis...............................................
2.3.6 Terapi diet pada gangguan sistem pencernaan sirosis hepatis............
2.4 Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis............................................................
2.5 Peran dan Fungsi Perawat..............................................................................
2.5.1 Pendidikan kesehatan.........................................................................
2.5.2 Pencegahan pada masalah gangguan sistem pencernaan...................
2.5.3 Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium........................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................
3.2. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat
mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai
sirosis hepatis serta kemampuan dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien dengan sirosis hepatis
BAB II
PEMBAHASAN
1) Mulut (oris)
Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh
tulang rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-
otot pipi, serta sebelah bawah oleh rahang bawah.
a. Gigi (dentis)
b. Lidah
a) Papila fungiformis
b) Papila filiformis.
c) Papila serkumvalata
c. Kelenjar Ludah
2) Esofagus (Kerongkongan)
Esofagus merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang
menghubungkan faring dengan lambung (gaster). Yang panjang kira – kira
25 cm, diameter 2,5 cm. pH cairannya 5 – 6. Fungsi : menggerakkan
makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis.
3) Lambung (gaster)
a) Penyimpan makanan
b) Memproduksi kimus
c) Digesti protein
d) Memproduksi mucus
e) Memproduksi glikoprotein
f) Penyerapan
6) Anus
2.2.1 Kimiawi
- Enzim Ptialin
- Enzim Amilase
- Enzim Maltase
- Enzim Pepsin
- Enzim Tripsin
- Enzim Renin
- Enzim Lipase
2.2.2 Mekanik/fisika
a. Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati dengan ukuran 5-6 kali lebih
besar daripada lobus kiri
b. Lobus kiri adalah bagian hati yang berbentuk lebih runcing dan kecil
daripada lobus kanan. Terpisah oleh ligamen falciform.
c. Lobus kaudatus, memiliki ukuran lebih kecil dibanding lobus kanan dan
kiri. Letaknya memanjang dari sisi belakang lobus kanan dan
membungkus pembuluh darah balik utama.
d. Lobus kuadrat, berada lebih rendah dan terletak dari sisi belakang lobus
kanan hingga membungkus kantong empedu
2.3.4 Farmakologi
Sirosis berfokus pada faktor etiologi, misalnya dengan berhenti
mengonsumsi alkohol atau penanganan hepatitis B pasien. Selain
penanganan etiologi, monitoring dan penanganan komplikasi sirosis hepatis
seperti peritonitis atau pecah varises esofagus juga harus dilakukan.
Penanganan Infeksi
Transplantasi Hati
Sebelumnya, pertimbangan untuk transplantasi hati dilakukan
berdasarkan skor Child-Pugh. Akan tetapi, saat ini, transplantasi hepar
didasarkan pada Model for End-Stage Liver Disease (MELD).
2.4.1 Pengkajian
Pada awal sirosis hepatis biasaya orang dengan sirosis sering terungkap
kondisinya secara tidak sengaja ketika mencari pelayanan kesehatan
untuk masalah lain. Beberapa kondisi menjadi alasan masuk pasien yaitu
dengan keluhan Nyeri abdomen bagian atas sebelah kanan, mual,
muntah, dan demam. Sedangkan pada tahap lanjut dengan keluhan
adanya ikterus, melena, muntah berdarah. (Black & Hawks, 2009)
Sirosis Hepatis merupakan penyakit yang menular, jadi jika ada keluarga
yang menderita hepatitis maka akan menjadi faktor resiko.
1) Nutrisi
2) Eliminasi
BAB : biasanya berwarna hitam (melena) BAK : biasanya urine
berwarna gelap
3) Personal Hygiene
Biasanya pada ensefalopati pola tidur terbalik, malam hari terbangun dan
siang hari tertidur
5) Pola aktivitas
g. Pemeriksaan Fisik
2) Kepala
3) Wajah
4) Mata
5) Hidung
Biasanya tampak kotor
6) Mulut
7) Telinga
8) Paru
9) Jantung
10) Abdomen
c) Perkusi : Redup
11) Ekstremitas
12) Genitalia
h. Pemeriksaan Diagnostik
11) Pemindaian CT
12) MRI
f. Resiko perdarahan
g. Resiko cidera
i. Resiko Infeksi
(NANDA, 2015)
3. Intervensi Keperawatan
c. Monitor frekuensi
nafas dan irama
pernapasan.
Manajemen Cairan
a. Monitor indikasi dari
kelebihan volume
cairan (edema, asites).
b. Nilai luas dan lokasi
edema.
c. Monitor vital sign.
d. Monitor hasil labor
yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN,
Hb, Ht, osmolalitas).
Monitor Cairan
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan
(terapi diuretik, disfungsi
hati, muntah).
2. Kelebihan volume a. Keseimbangan Manajemen Cairan
cairan berhubungan Elektrolit dan a. Pertahankan catatan
dengan penurunan Asam Basa intake dan output yang
tekanan osmotik Indikator : akurat
koloid. 1) Serum albumin, b. Pasang urin kateter jika
kreatinin, diperlukan
hematokrit, c. Monitor hasil Hb yang
Blood Urea sesuai dengan retensi
Nitrogen cairan (BUN, Hmt,
(BUN), dalam osmolaritas urin)
rentang normal. d. Monitor vital sign
2) pH urine, urine e. Monitor indikasi
sodium, urine retensi / kelebihan
creatinin,urine cairan
osmolarity, f. Kaji luas dan lokasi
dalam rentang edema
normal. g. Monitor masukan
3) tidak terjadi makanan / cairan dan
kelemahan otot. hitung intake kalori
4) tidak terjadi h. Monitor status nutrisi
disritmia. i. Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai
interuksi
b. Keseimbangan j. Kolaborasikan dokter
Cairan jika tanda cairan
Indikator : berlebih muncul
1) Tidak terjadi memburuk
asites
2) Ekstremitas Monitor Cairan
tidak edema a. Tentukan riwayat
3) Tidak terjadi jumlah dan tipe intake
distensi vena cairan dan eliminasi
jugularis b. Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari
ketidakseimbangan
cairan
c. Monitor berat badan
d. Monitor TD, HR dan
RR
e. Monitor perubahan
irama jantung
f. Catat secara akurat
intake dan output
g. Monitor tanda dan
gejala edema
h. Beri cairan sesuai
keperluan
i. Kolaborasi dalam
pemberian obat yang
dapat meningkatkan
output urin
3. Ketidakeektifan a. Status Sirkulasi Manajemen asam basa
Perfusi Jaringan Indikator : a. Pertahankan kepatenan
Perifer berhubungan 1) Systolic blood akses selang IV
dengan Anemia pressure dalam b. Monitor gas darah
rentang normal arteri
2) Diastolic blood c. Monitor adanya
pressure dalam kegagalan pernafasan
rentang normal d. Monitor status
3) Pulse pressure hemodinamik
dalam rentang e. Monitor kehilangan
normal asam misalnya muntah,
4) CVP dalam retang pengeluaran NGT
normal f. Monitor status
5) MAP dalam neurologi
rentang normal g. Berikan terapi oksigen
6) Saturasi O2 dalam dengan tepat
rentang normal
7) Tidak asites
b. Perfusi Jaringan : Perawatan sirkulasi
Perifer a. Lakukan penilaian
Indikator : sirkulasi perifer (nadi,
1) CRT (jari edema, CRT ,warna
tangan dan dan suhu ekstermitas)
kaki) dalam b. Berikan agen inotropik
batas normal yang sesuai
2) Suhu kulit c. Berikan tranfusi darah
ekstremitas yang sesuai
dalam rentang d. Monitor nilai elektrolit,
normal BUN, dan kreatinin
3) Kekuatan setiap hari
denyut nadi
(karotis kanan Manajemen sensasi
dan kiri;brachial perifer
kanan dan kiri; a. Monitor sensasi panas
femur kanan dan dingin
dan kiri, radialis b. Monitor adanya
kanan dan kiri) parasthesia
dalam rentang c. Intruksikan pasien dan
normal keluarga memeriksa
4) Blood pressure adanya kerusakan kulit
dan MAP dalam d. Monitor tromboemboli
rentang normal dan tromboplebitis
pada vena
Managemen
Hipovolemia
a. Monitor adanya
hipotensi ortotastik dan
pusing saat berdiri
b. Monitor asupan dan
keluaran
c. Monitor adanya bukti
laboratorium terkait
dengan kehilangan
darah (misalnya
hemoglobin,
hematokrit).
d. Berikan cairan
hipotonik IV yang
diresepkan (misal
sodium klorida,
dektrose 5%)
e. Berikan coloid
suspensions yang
diresepkan (misalnya
albumin).
2.5 Peran dan Fungsi Perawat
Pencegahan Primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan Tersier
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
PENUTUP
KESIMPULAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta.