Anda di halaman 1dari 4

Pasien : Noni Halm Surianti

Ibu pasien : Hasnatul Fikriyah

Ayah pasien : Istiqamah Yulias

Adik pasien : Yoshi Hernanda

Perawat 1 : Putri Dahlia

Perawat 2 : Hasrini Fitria Kamal

Perawat 3 : Rizka Putri Kurnia

[ Prolog ]

(Perawat 1 menelpon perawat 2)

Perawat 1 : assalamu’alaikum. Perawat 2 dan 3 silahkan ke ruangan saya sekarang ya.

Perawat 2 : wa’alaikumussalam, baik perawat 1.

Perawat 2 dan 3 menuju ruangan perawat 1.

Tok tok tok.

Perawat 1 : ya,,silahkan masuk.

Perawat 2 dan 3 : assamalu’alaikum.

Perawat 1 : wa’alaikumussalam, silahkan duduk perawat 2 dan 3.

Perawat 1 : jadi begini, kita hari ini akan melakukan pengkajian pada pasien B yang
mengalami kelainan jiwa yaitu autisme. Jadi, saya akan mengajak perawat 2 dan 3 untuk ikut
melakukan pengkajian kepada pasien B hari ini. apakah Perawat 2 dan 3 bersedia?
Perawat 2 dan 3 “: bersedia, perawat 1.

Perawat 1 : baik, silahkan perawat 2 dan 3 persiapkan apa saja keperluan kita dalam
melakukan pengkajian nanti. Kita akan berangkat ke rumah pasien B 5 menit lagi ya.

Perawat 2 dan 3 : baik perawat 1.

( Perawat pergi ke rumah Pasien )

(setibanya di rumah pasien )

Perawat 1 : Assalamualaikum. . . apa benar ini rumah keluarga Tn. X ?


Ibu pasien : (Berdiri didepan pintu). Waalaikum salam. Iya benar. Ada perlu apa? Silahkan
duduk

Perawat 1 : iya ibu, terima kasih.

(di rumah pasien)

Perawat 1: baik Ibu, bapak, adek,sebelumnya saya perkenalkan diri terlebih dahulu. Saya
perawat (nama), Saya disini membawa rekan saya Perawat 2 dan 3 (nama perawat). Kami
disini untuk mengidentifikasi status kesehatan keluarga ibu dan bapak. Saya akan
menanyakan beberapa pertanyaan. Apakah ibu dan bapak bersedia?

ayah pasien : mengapa keluarga saya harus diperiksa?

Perawat 2: Tujuan dari identifikasi ini yaitu agar keluarga bapak dapat memperoleh kesehatan
yang lebih baik. Serta mendeteksi kemungkinan yang akan terjadi/mengancam kesehatan
keluarga bapak. Jadi apakah ibu dan bapak bersedia?

Ibu pasien : saya bersedia.

Perawat 2 : baik Ibu, usia bapak dan ibu serta berapa orang yang tinggal dalam rumah ini?

ayah Pasien : saya 50 tahun

ibu pasien: saya 45 thun, dan saya memmpunyai 2 orang anak, yang pertama noni dan kedua
yoshi

Perawat 2 : berapa umur kedua anak ibu sekarang?

Ibu Pasien : noni 15 tahun dan yoshi 10 tahun


Perawat 2: Bolehkah anak ibu dipanggil kemari?

Ayah Pasien : Maaf anak saya noni sedang sakit, dia sedang istirahat (Menundukkan kepala).
Dan anak saya Yoshi juga sedang beristirahat

Perawat 2 : bagaimana dengan aktivitas sehari-hari keluarga ini pak,buk?

Ayah Pasien : saya, biasanya pergi pagi setelah sholat subuh lalu pulang ketika hari sudah
larut malam. Kadang saya jarang bertemu anak saya. Sekarang ini karena kebetulan saya
libur makanya saya di rumah.

Perawat 2 : hoo begitu pak. Bagaimana kegiatan noni dan yoshi disekolah bu? Apa mereka
sering mengalami sakit?

Ibu Klien : kalau Yoshi baik bu, tapi noni dia putus sekolah kelas lima SD. Keadaan anak
saat teman-teman seumurannya dapat berjalan, dia belum bisa. Saat kelas dua SD, tetangga
selalu memanggil anak saya dengan sebutan idiot

Perawat 3 : bu, Pak, bagaimana hubungan Keluarga ini dengan Lingkungan sekitar?

Ayah Pasien : kami jarang ikut kegiatan di lingkungan sini, karna kondisi anak kami. Kami
merasa mereka memandang aneh terhadap anak kami. Jadi kami lebih baik tidak terlalu
mengikuti kegiatan masayarakat sekitar sini.

Ibu pasien: Saya sedih. . tetangga selalu meremehkan anak saya

Perawat 3: Apakah ibu pernah memeriksakan penyakit anak ibu kerumah sakit?

Ibu pasien: Pernah satu kali. Kata dokter anak saya mengalami cacat mental.

Perawat 3: Pernahkah ibu menanyakan dan mengetahui penyebab kewadaan anak ibu seperti
itu?

Ibu pasien: Tidak pernah, cuma sekali waktu periksa saja. Saya cuma curiga kenapa anak
saya mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Saya takut memang anak saya idiot
seperti yang tetangga bicarakan. Saat saya periksa kata dokter anak saya begitu karena kurang
asupan gizi saat masa kehamilan. Setelah itu saya tidak pernah memeriksakan kembali karena
tidak punya uang.

Perawat 3: Kapan ibu menyadari anak ibu mengidap penyakit tersebut?


Ibu pasien: Ya. . saat anak saya umur 9 tahun. Saat itu saya curiga karena anak saya tidak
dapat merespon seseorang yang berinteraksi dengannya dengan tindakan yang sesuai. Dia
cenderung bertingkah laia sulit mengucapkan kata-kata. Dia juga tidak dapat berbicar lantang
layaknya anak seusianya. Jika kemauannya tidak diberikan dia cenderung marah, pasif
terhadap kondisi sekelilingnya.

Ayah pasien: iya sus, bahkan adiknya dia yang pandai bicara duluan. Dia selalu berkelahi
dengan adiknya.

Perawat 1: adik Yoshi, apakah adik sering bermain dengan kakak noni?

Adik pasien: saya gak mau main dengan dia sus, dia jahat selalu merebut dengan paksa
mainan saya, jadi saya males main sama dia

Perawat 2: terus kakak gimana, mau gak main dengan adiknya?

Pasien: ( tidak menjawab, sibuk dengan dunianya sendiri )

Perawat 1: Apakah keluarga ibu sering meluangkan waktu bersama untuk rekreasi atau
liburan

Ibu pasien: Ya, mana pernah sus. Paling anak saya cuma nonton TV dirumah bersama saya
dan sesekali dengan suami saya.

Perawat 3: Em, usaha apa yang ibu telah lakukan untuk penyembuhan anak ibu?
Ayah pasien: pernah sus, kami mencoba bawa dia ke orang pintar, tapi tidak ada perubahan
jadi kami tidak pernah membawanya lagi
Ibu pasien: iya sus, kalau dibawa kerumah sakit, kami tidak memiliki biaya sus

Anda mungkin juga menyukai