[ Prolog ]
Perawat 1 : jadi begini, kita hari ini akan melakukan pengkajian pada pasien B yang
mengalami kelainan jiwa yaitu autisme. Jadi, saya akan mengajak perawat 2 dan 3 untuk ikut
melakukan pengkajian kepada pasien B hari ini. apakah Perawat 2 dan 3 bersedia?
Perawat 2 dan 3 “: bersedia, perawat 1.
Perawat 1 : baik, silahkan perawat 2 dan 3 persiapkan apa saja keperluan kita dalam
melakukan pengkajian nanti. Kita akan berangkat ke rumah pasien B 5 menit lagi ya.
Perawat 1: baik Ibu, bapak, adek,sebelumnya saya perkenalkan diri terlebih dahulu. Saya
perawat (nama), Saya disini membawa rekan saya Perawat 2 dan 3 (nama perawat). Kami
disini untuk mengidentifikasi status kesehatan keluarga ibu dan bapak. Saya akan
menanyakan beberapa pertanyaan. Apakah ibu dan bapak bersedia?
Perawat 2: Tujuan dari identifikasi ini yaitu agar keluarga bapak dapat memperoleh kesehatan
yang lebih baik. Serta mendeteksi kemungkinan yang akan terjadi/mengancam kesehatan
keluarga bapak. Jadi apakah ibu dan bapak bersedia?
Perawat 2 : baik Ibu, usia bapak dan ibu serta berapa orang yang tinggal dalam rumah ini?
ibu pasien: saya 45 thun, dan saya memmpunyai 2 orang anak, yang pertama noni dan kedua
yoshi
Ayah Pasien : Maaf anak saya noni sedang sakit, dia sedang istirahat (Menundukkan kepala).
Dan anak saya Yoshi juga sedang beristirahat
Ayah Pasien : saya, biasanya pergi pagi setelah sholat subuh lalu pulang ketika hari sudah
larut malam. Kadang saya jarang bertemu anak saya. Sekarang ini karena kebetulan saya
libur makanya saya di rumah.
Perawat 2 : hoo begitu pak. Bagaimana kegiatan noni dan yoshi disekolah bu? Apa mereka
sering mengalami sakit?
Ibu Klien : kalau Yoshi baik bu, tapi noni dia putus sekolah kelas lima SD. Keadaan anak
saat teman-teman seumurannya dapat berjalan, dia belum bisa. Saat kelas dua SD, tetangga
selalu memanggil anak saya dengan sebutan idiot
Perawat 3 : bu, Pak, bagaimana hubungan Keluarga ini dengan Lingkungan sekitar?
Ayah Pasien : kami jarang ikut kegiatan di lingkungan sini, karna kondisi anak kami. Kami
merasa mereka memandang aneh terhadap anak kami. Jadi kami lebih baik tidak terlalu
mengikuti kegiatan masayarakat sekitar sini.
Perawat 3: Apakah ibu pernah memeriksakan penyakit anak ibu kerumah sakit?
Ibu pasien: Pernah satu kali. Kata dokter anak saya mengalami cacat mental.
Perawat 3: Pernahkah ibu menanyakan dan mengetahui penyebab kewadaan anak ibu seperti
itu?
Ibu pasien: Tidak pernah, cuma sekali waktu periksa saja. Saya cuma curiga kenapa anak
saya mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Saya takut memang anak saya idiot
seperti yang tetangga bicarakan. Saat saya periksa kata dokter anak saya begitu karena kurang
asupan gizi saat masa kehamilan. Setelah itu saya tidak pernah memeriksakan kembali karena
tidak punya uang.
Ayah pasien: iya sus, bahkan adiknya dia yang pandai bicara duluan. Dia selalu berkelahi
dengan adiknya.
Perawat 1: adik Yoshi, apakah adik sering bermain dengan kakak noni?
Adik pasien: saya gak mau main dengan dia sus, dia jahat selalu merebut dengan paksa
mainan saya, jadi saya males main sama dia
Perawat 1: Apakah keluarga ibu sering meluangkan waktu bersama untuk rekreasi atau
liburan
Ibu pasien: Ya, mana pernah sus. Paling anak saya cuma nonton TV dirumah bersama saya
dan sesekali dengan suami saya.
Perawat 3: Em, usaha apa yang ibu telah lakukan untuk penyembuhan anak ibu?
Ayah pasien: pernah sus, kami mencoba bawa dia ke orang pintar, tapi tidak ada perubahan
jadi kami tidak pernah membawanya lagi
Ibu pasien: iya sus, kalau dibawa kerumah sakit, kami tidak memiliki biaya sus