Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi Waralaba
a. Menurut Keputusan Menperindag
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau
MENPERINDAG No. 259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba, waralaba adalah perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak
lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka
menyediakan dan atau penjualan barang dan jasa.
Pengertian waralaba menurut PP RI No. 42 Tahun 2007 tentang waralaba,
(Revisi atas PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba), waralaba adalah hak khusus yang
dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem dengan ciri khas
usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti hasil dan
dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba.

b. Menurut Asosiasi Franchise


Franchise berasal dari bahasa Latin, yaitu francorum rex yang artinya “bebas dari
ikatan”, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki hak usaha. Sedangkan
pengertian franchise berasal dari bahasa Perancis abad pertengahan diambil dari kata
“fran” (bebas) atau “francher” (membebaskan), yang secara umum diartikan sebagai
pemberian hak istimewa.
Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan
franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana
franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha
yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang
yang sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana
franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Sedangkan menurut British Franchise Association sebagai garansi lisensi
kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee) dengan:

1. Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu


pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.
2. Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara kontinyu selama periode
perjanjian.
3. Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada
subjek bisnis yang dijalankan—di dalam hubungan terhadap organisasi usaha
franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen atau yang
lainnya.
4. Meminta kepada franchise secara periodik selama masa kerjasama waralaba untuk
membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti untuk produk atau service yang
disediakan oleh franchisor kepada franchisee.

2. Jenis – jenis kewirausahaan Waralaba


Menurut Juajir Sumardi, jenis - jenis waralaba terbagi dua, yaitu:

1. Franchise sebagai Format Bisnis

Waralaba sebagai format bisnis maksudnya adalah seorang Penerima. Waralaba


memperoleh hak untuk memasarkan dan menjual produk atau pelayanan dalam suatu
wilayah atau lokasi yang spesifik dengan menggunakan standar operasional dan
pemasaran yang dari Pemberi Waralaba.

Martin Marldelsohn memberi pengertian mengenai franchise format bisnis yaitu :

Pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (franchisor) kepada pihak lain (franchisee),
lisensi tersebut memberi hak kepada franchisee untuk berusaha dengan menggunakan
merek dagang/nama dagang franhisor, dan untuk menggunakan merek dagang/nama
dagang franchisor, dan untuk menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari
seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya belum
terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankanya dengan bantuan yang terus menerus
atas dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam bentuk ini terdapat tiga jenis format bisnis franchise, yaitu :

a. Franchise pekerjaan

Dalam bentuk ini Penerima Waralaba yang menjalankan usaha waralaba

pekerjaan sebenarnya membeli dukungan untuk usahanya sendiri. Misalnya,

bisnis penjualan jasa penyetelan mobil dengan merek waralaba tertentu. Bentuk

waralaba ini cenderung paling murah, umumnya membutuhkan modal yang kecil

karena tidak menggunakan tempat dan perlengkapan yang berlebihan.

b. Franchise Usaha

Waralaba usaha merupakan bidang waralaba yang berkembang pesat,


bentuknya berupa toko eceran yang menyediakan barang atau jasa. Biaya yang

dibutuhkan lebih besar dari waralaba pekerjaan karena dibutuhkan tempat usaha

dan peralatan khusus.

c. Franchise Investasi

Ciri utama yang membedakan jenis waralaba ini dari waralaba pekerjaan

dan waralaba usaha adalah besarnya usaha, khususnya besarnya investasi yang

dibutuhkan. Waralaba investasi adalah perusahaan yang sudah mapan, dan

investasi awal yang dibutuhkan cukup besar. Misalnya, usaha hotel, maka dipilih

cara kegiatan waralaba yang memungkinkan mereka memperoleh bimbingan dan

dukungan.

2. Franchise Distibusi Produk

Dalam bentuk ini seorang Penerima Waralaba memperoleh lisensi ekslusif untuk
memasarkan produk dari suatu perusahaan tunggal dalam lokasi yang spesifik.
Dalam bentuk ini, Pemberi Waralaba dapat juga memberikan waralaba wilayah,
dimana Penerima Waralaba wilayah atau sub-pemilik waralaba membeli hak untuk
mengoperasikan atau menjual waralaba di wilayah geografis tertentu. Sub-pemilik
waralaba itu bertanggungjawab atas beberapa atau seluruh pemasaran waralaba,
melatih dan membantu Pemberi Waralaba baru, dan melakukan pengendalian mutu,
dukungan operasi, serta program penagihan royalti.

Franchise wilayah memberi kesempatan kepada pemegang franchise induk untuk


mengembangkan rantai lebih cepat daripada biasa. Keahlian manajemen dan risiko
finansialnya dibagi bersama oleh pemegang franchise induk dan sub-pemegangnya.
Pemegang indukpun menarik manfaat dari penambahan dalam royalti dan penjualan
produk. Hampir setiap pengaturan sub-franchise adalah untuk dalam komitmen yang
dibuat oleh setiap pihak. Namun, ciri bersama dari persetujuan yang dibuat adalah
petnbagian bersama dari penghasilan franchise. Biaya franchise, royalti, sumbangan
pengiklanan, dan biaya transfer franchise dibayar oleli pemegang franchise
(franchisee) tunggal kepada sub- pemegang franchise, dan sebagian dari itu
dibayarkan kepada pemegang franchise induk (franchisee induk).
3. Keuntngan dan kerugian waralaba
Keuntungan Waralaba
- Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis
lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen
suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada
lokasi yang baru.
- Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya
lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang
diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
- Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah
kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis
waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba
utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial
seperti membangun bisnis baru.
- Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang
telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan
pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
- Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen
finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah
termasuk dalam paket pembelian waralaba.
- Bisa mendapat untung lebih besar?
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah
mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang.
Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh
pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari
keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak
kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik
waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh
lebih menguntungkan.
- Resiko Kegagalan Lebih Kecil
Ketika anda membeli atau bermitra dalam waralaba, tentu usaha tersebut telah
terbukti kemapanan dan keberhasilannya. Dari berbagai data statistik,
menunjukkan bahwa terwaralaba mempunyai kesempatan lebih besar untuk
sukses daripada orang yang memulai bisnisnya sendiri (mandiri).Menurut hasil
riset, bisnis independen memiliki resiko 70-80% mengalami kegagalan ketika
memulai usahanya, sementara para franchisee hanya 20-30% (Michael M.
Coltman, Franchise di Kanada).
- Memperoleh Berbagai Bantuan Bisnis
Pada umumnya, bila anda membeli sebuah bisnis franchise, para franchisor akan
memberi berbagai jenis bantuan untuk kemajuan bisnis anda, seperti peralatan,
bahan baku, konsultasi, pelatihan dan juga promosi usaha. Franchisor yang baik
akan selalu setia mendampingi usaha anda, karena semakin maju bisnis anda,
maka mereka akan memperoleh banyak keuntungan.

- Kekuatan Daya Beli


Membeli barang dan bahan dalam jumlah besar tentu akan memperoleh harga
lebih murah. Hal tersebutlah yang menjadi nilai positif dalam bisnis franchise.
Secara tidak langsung, akan terjadi proses pembelian secara kolektif oleh para
franchisee yang diwakilkan oleh Franchisor. Pembelian kolektif tersebut akan
menjadikan daya beli lebih meningkat karena transaksi dilakukan dalam jumlah
party.
- Popularitas Merek
Banyak waralaba nasional dan internasional yang telah dikenal masyarakat luas.
Kepopuleran brand tersebut menjadikan mitra waralaba lebih mudah
mendatangkan konsumen atau “built-in customers”.

Kekurangan Bisnis Waralaba


- Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari
pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah
ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat
terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan,
karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
- Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha
menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang
murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah
ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
- Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi
waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan
kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan
mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
- Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian
waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para
pembeli waralaba.
- Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan
yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan
tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini. 
- Terkurung Dalam Konsep Franchisor
Kerugian utama membeli franchise adalah bahwa anda harus melakukannya
dengan cara mereka, sehingga kreatifitas dan insting bisnis anda menjadi tidak
berkembang. Beberapa franchisor meberi batasan yang ketat kepada mitra
waralaba guna menjaga citra brand yang diwaralabakan.
- Biaya yang Mahal
Membeli atau ikut dalam bisnis waralaba memerlukan biaya yang lebih besar
daripada anda melakukan usaha mandiri. Franchise fee, royalti, dan setoran
persentase keuntungan kepada pihak pewaralaba adalah beberapa contoh biaya
yang harus dikeluarkan oleh mitra waralaba.
- Memiliki Potensi Konflik
Bisnis waralaba merupakan bisnis dengan ikatan kerjasama. Ketika terjadi
ketimpangan, sering menimbulkan konflik bisnis antara franchisor dan franchisee,
sehingga menyebabkan terganggunya atau rusaknya jalinana kerjasama tersebut,
sehingga semua pihak akan merasakan kerugian.
- Taruhan Reputasi Bersama
Merek produk yang terkenal membuat anda tidak perlu bersusah payah
membangun citra. Namun jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh franchisor
atau franchisee lain, maka anda juga ikut menanggung akibatnya, paling tidak ikut
tercoreng terhadap bisnis atau produk yang anda jual. 

Anda mungkin juga menyukai