Anda di halaman 1dari 76

Franchising &

Joint Venture
FRANCHISING/BISNIS FRANCHISE/ WARALABA
MENGAPA FRANCHISE?
 Dalam bahasa Indonesia, wara=lebih, laba= untung, jadi berarti
lebih untung
 Merupakan format bisnis yang dipandang risiko kegagalannya lebih
kecil ketimbang mendirikan sebuah usaha baru
 Dipandang lebih mudah daripada memulai dari nol
 Ada kepastian hukum yang diatur dengan Kepmen Perindustrian
dan Perdagangan RI; UU Hak Paten; UU Merek; UU tentang Rahasia
Dagang
DASAR HUKUM

 PP No. 42 tahun 2007 tentang Waralaba


 Kepmen Perindustrian dan Perdagangan RI
No.259/MPP/KEP/7/1997 tanggal 30 Juli 1997
 Undang Undang no 14 tahun 2001tentang Hak Paten
 Undang Undang no. 15
tahun 2001 tentang Merek
 Undang Undang no 30
tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
PENGERTIAN

 Franchise (Prancis), yang berarti kejujuran atau kebebasan


 Adalah hak-hak untuk menjual jasa atau layanan
 Kita membeli satu paket bisnis sdengan harga tertentu,
sebagai gantinya pihak penjual paket bisnis akan
memberikan kita lisensi untuk menggunakan mereknya,
resep rahasia mereka atau sistem manajemen mereka,
peralatan serta bahan baku untuk usaha awal
DEFINISI
 Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana
pemilik merek (Franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan
untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area
tertentu (Asosiasi Franchise Indonesia)
 Kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri usaha
tertentu dalam wliayah tertentu.
 Merupakan metode unutk melakukan bisnis yaitu metode untuk memasarkan
produk / jasa kepada masyarakat atau suatu siistem pemasaran / sistem usaha
unutk memasarkan produk / jasa tertentu.
 Franchasing juga disebut sebagai:
 Hubungan berdasrkan kontrak lisensi yang menimbulkan cara memasarkan
barang / jasa dengan memberi unsur kontrol tertentu kepada pemasok /
franchisor. Sebagai imbalan yang diperoleh oleh yang mendapat hak (franchisee)
untuk menggunakan merek dan nama barang Franchisor.
DEFINISI (lanjutan)

 Perikatan dimana salahsatu pihak diberikan hak


memanfaatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atau
pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa (Sony
Sumarsono, 2009)
DEFINISI (lanjutan)

 Franchise adalah membeli paket bisnis orang lain, dimana


kita akan mendapat outlet untuk berjualan, paket
peralatan usaha yang lengkap, bahan baku bulan pertama,
tata cara dalam buku panduan, hak berkonsultasi, kepada
pihak penjual franchise, serta lisesni penggunaan merek
dagang bisnis tersebut (Eka Darma Pranoto, 2010)
ADA 4 HAL Penting dalam pemasaran konsep FRANCHISING Yaitu”.
1. Produk
2. Price
3. Place
4. Promotions

Karekteristik FRANCHISING :
 Harus ada karakter kontrak tertulis antara franchisor dan franschise dan isi kontrak
berdasarkan kesepakatan bersama.
 Franchisor memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan dimasukan.
 Franchise diperbolehkan beroprasi dengan menggunakan nama atau merek dagang
prosedur serta segala nama reputasi yang dimiliki franchisor.
 Frachisee harus mengadakan investasi yang berasal dari sumber dananya sendiri /
dengan dukungan dari sumber dana yang lain.
 Franchisee berhak penuh mengelola bisnisnya sendiri.
 Franchesee membayar Fee / royalti kepada franchisor atas hak yang dapat dari
franchisor.
 Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia satu-satunya
pihak yang memasarkan barang / jasa yang dihasilkan.
JENIS FRANCHISE

 Franchise luar negeri, cenderung lebih disukai karena


sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima di berbagai
negara, dan dirasakan lebih bergengsi
 Franchise dalam negeri, pilihan investasi untuk orang-
orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak
memiliki pengetahuan, cukup p iranti awal dan
kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik
waralaba
JENIS FRANCHISE (lanjutan)

 Waralaba dengan format bisnis, franchisor memberikan


hak (lisesnsi) kepada franchisee untuk menjual produk/
jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang
dimiliki franchisor
 Waralaba produk dan merek dagang, pemberian hak dan
izin pengelolaan dari franchisor kepada franchisee untuk
menjual produk dengan menggunakan merek dagang
dalam bentuk keagenan, distributor, atau lisensi penjualan
APA DAN SIAPA?

 Franchise
 Franchisor
 Franchisee
 Ongkos Royalty
 Advertising fee
 Area Franchise
 Istilah-istilah lain dalam Franchise
FRANCHISOR

 Pihak pejual Franshise/ Pemberi waralaba


 Badan usaha atau perorangan yang memberikan hak
kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan HAKI atau penemuan atau ciri khas usaha
yang dimilikinya
 Bertugas memberikan outlet dan bahan baku serta
menyediakan pelatihan operasional bisnis kepada pihak
franchisee
FRANCHISEE

 Penerima waralaba/ membeli franchise


 adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak
untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang
dimiliki pemberi waralaba.
 Haknya adalah menerima outlet, peralatan atau inventaris
usaha lengkap, distribusi bahan baku, pelatihan produksi,
menerima transfer rahasia manajemen, lisensi
penggunaan merek bisnis, serta hak konsultasi
FRANCHISE FEE

 Adalah biaya pembelian hak waralaba yang dikeluarkan


oleh franchisee setelah dinyatakan memenuhi syarat
 Umumnya dibayarkan satu kali saja
 Akan dikembalikan oleh franchisor dalam bentuk fasilitas
pelatihan awal, dukungan set up awal dari outlet pertama
yang akan dibuka franchisee
ROYALTY FEE

 Royalty Fee, merupakan biaya royalty yang harus


dibayarkan pihak franchisee kepada franchisor
 Dibayarkan pemegang waralaba setiap bualn dari laba
operasional
 Biasanya harus dibayarkan setelah tiga tahun pertama,
 Besarnya berkisar 5-15% dari penghasilan kotor (yang
layak 10%)
 Biasanya dikeluarkan untuk pemasaran
ADVERTISING FEE

 Biaya pemasaran/ promosi/periklanan


 Merupakan biaya yang dibayarkan oleh franchisee kepada
franchisor untuk membiayai pos pengeluaran/ belanja
iklan dari franchisor yang disebarluaskan secara nasional/
internasional
 Besarnya maksimal 3% dari penjualan
 Biasanya dikumpulkan secara kolektif dari franchisee
untuk membiayai iklan di TV, misalnya
AREA FRANCHISE

 Semacam Perwakilan franchise pada area tertentu


 Disebut juga Master Franchise
 Hak waralaba biasanya diberikan meliputi wilayah geografis
tertentu (biasanya negara) yang ditentukan dalam perjanjian
waralaba.
 Pada praktiknya area franchise dapat diberikan target dan dead
line terkait dengan jumlah outlet yang harus dibuka dalam
kurun waktu tertentu
 Area Franchise dapat menjual hak waralabanya kepada
individual atau Multiple Franchisee
MULTIPLE FRANCHISE

 Multiple Franchise, adalah Franchisor yang memagang hak


waralaba untuk lebih dari satu outlet di area geografis
tertentu, akan tetapi tidak bisa menjual hak waralaba
yang dimilikinya
INDIVIDUAL FRANCHISE

 Individual Franchise adalah Franchisee yang bertindak


atas nama sendiri yang memegang hak waralaba untuk
satu outlet saja, dan tidak dapat menjual hak waralaba
yang dimilikinya
DEVELOPMENT AGREEMENT

 Adalah perjanjian antara Franchisor dengan Master


Franchise atau Area Franchise berkaitan dengan
komitmen franchise dalam hal target pengembangan
waralaba di area geografis yang dimilikinya
BUSINESS FORMAT
FRANCHISING

 Pemberian hak untuk menjual produk/ jasa menggunakan


merek, identitas dari sistem yang dimiliki franchisor
 Franchisor melatih franchisee dalam hal pemasaran,
penjualan, pengelolaan stock, akunting, personalia,
pemeliharaan, pengembangan bisnis dan semua aspek yang
berkaitan dengan pengelolaan usaha tersebut
 Juga diberikan dukungan untuk kesinambungan bisnis
dalam bentuk konsultasi usaha, internal audit, pemusatan
pembelian untuk mendapat harga terbaik, pengembangan
produk dan iklan.
CONVERSION FRANCHISE

 Waralaba konversi adalah jenis waralaba dimana


franchisor memberikan lisensi kepada usaha sejenis millik
franchise untuk bergabung di dalam rantai usaha yang
dimiliki franchisor untuk menggunakan merek, logo dan
sistem operasi franchisor.
 Conohnya, diterapkan dalam rantai hotel.
DISCLOSURE

 Pada awal pembelian waralaba dikenal dengan sebutan FOC


(Franchise Ofering Circular)
 Merupakan penyajian fakta berupa kondisi penjualan,
personalia maupun keuangan dari franchisor kepada calon
franchisee
 Fakta yang disajikan merupakan dokumen rahasia, tidak boleh
digunakan untuk kepentingan pribadi, untuk mengetahui
kondisi usaha dan memutuskan pembelian hak waralaba
 Biasanya diberikan sepuluh hari sebelum pembelian waralaba
DISTRIBUTORSHIP (Dealer)

 Pemberian hak oleh pabrikan kepada individu/


perusahaan untuk menjual produk atau jasa kepada pihak
lain.
 Merupakan cikal bakal format waralaba
 Biasanya hanya merupakan perpindahan kepemilikan
produk dan mencantumkan persyaratan kerjasama.
FRANCHSEE’S QUALIFICATION
QUESTIONAIRE

 Kuesioner Kualifikasi Pewaralaba/ franchisee


 Dokumen yang disiapkan franchisor untuk dilengkapi franchisee
 Berisi informasi untuk
menetukantukan kandidat
mampu dan memiliki motivasi
memulai usaha franchise
 Juga berisi tentang kemampuan
finansial kandidat
MYSTERY SHOPERS

 Mystery Shopers adalah satu alat yang digunakan


Franchisor atau franchisee untuk menilai seberapa baik
penerapan standar operasional di satu outlet dari sisi
pelanggan
INITIAL INVESTMENT

– Initial Investment, adalah modal awal yang harus


disetorkan dan dimiliki
oleh Franchisee pada saat
memulai usaha waralabanya.
– Terdiri atas Franchisee Fee,
investasi untuk fixed asset
dan modal kerja untuk menutup operasi selama bulan-
bulan awal waralabanya.
MANUAL OPERASI/
OPERATING MANUAL

 Dibuat oleh Franchisor sebagai panduan operasi bagi


Franchisee
 Panduan komprehensif dan detail bagaimana cara
melakukan fungsi-fungsi operasi bisnis franchisor
 Memuat: operasional, personalia, marketing, keuangan,
kehumasan, customer service, perawatan, dsb
 Bila melanggar dapat kehilangan hak franchisee
COMPANY OWNED OUTLET/ PILOT STORE

 Adalah Outlet milik Franchisor


 Franchisor yang terpercaya adalah Franchisor yang telah
terbukti sukses dan mengoperasikan outlet milik mereka
sendiri yang disebut Pilot Store atau Company Owned
Outlet
 Jangan pernah membeli waralaba kalau tidak terbukti
akan outlet yang dipasarkan franchise/ waralabanya
OFFER

– Penawaran merupakan komunikasi lisan atau tertulis dari


Franchisor kepada calon Franchisee.
– Komunikasi tertulis dpat berupa prospektus, dsb
– Lakukan prinsip 3D
KELEBIHAN BISNIS
FRANCHISE
– Merek-nya sudah dikenal luas oleh masyarakat
– Produknya memenuhi standar kualitas produksi
– Standar manajemennya sudah terbukti sukses dan ada jaminan
pembimbingan/ konsultasi
Keuntungan Franchisee :
– Diberikan pelatihan / pengarahan.
– Diberikan bantuan finansial bila prospek baik.
– Diberikan penggunaan nama dagang produk merek yang
terkenal.

Kerugian Franchisee :
– Program latihan yang dijanjikan kadang –kadang tidak sesuai.
– Perincian tiap hari tentang penyelaenggaraan perusahaan sering
diabaikan.
– Kebebasan yang diberikan kepada franchisee terikat pada
kontrak yang sudah di sepakati.
PROSEDUR PEMBUKAAN
FRANCHISE

1. Survei lokasi.
2. Pembayaran DP 80%.
3. Konfirmasi Transfer
4. Pengiriman Outlet.
5. Promosi dan Rekrutmen.
6. Bayar sisa pembayaran 20%.
7. Pelatihan Karyawan
8. Pelajari Buku Manual/ Panduan.
9. Pembukaan Usaha.
SARAN SARAN

– Membeli waralaba bukan


berarti membeli sukses
– Sistem manajemen franchisor tidak selalu bisa berjalan di
lingkungan tertentu
– Pembeli franchise harus berani berkreasi sendiri
– Jangan membeli yang sifatnya sekedar bisnis opportunity
Joint Venture
Pengertian secara Umum :
J.V Merupakan perusahaan baru yang didirikan bersama
oleh beberapa perusahaan yang berdiri sendiri dengan
menggabungkan potensi usaha Knohow dan modal dengan
perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian /
kontrak yang sudah disepakati bersama yang diberi istilah
“foreign Colaborations / Internal Interprises ).
Menurut Friendmen JV ada 2 jenis :
 JV.yang tidak melakukan penggabungan modal,
sehingga kerja samanya terbatas pada knowhow
yang dibawa ke dalam JV.
 JV. Dengan penggabungan modal.
Ciri – Ciri JOINT VENTURE
 Adanya perusahaan baru yang didirikan bersama oleh beberapa perusahaan.
 Adanya modal perusahaan baru yang didirikan bersama oleh beberapa
perusahaan.
 Kekuasaan JV sesuai dengan banyaknya saham yang ditanam oleh masing-
masing perusahaan.
 Di Indonesia yang kita kenal sekarang JV merupakan kerjasama antar
perusahaan domestik / lokal tidak menjadi soal apakah modal pemerintah /
swasta.
Beberapa alasan mengapa perlu dilakukan penggabungan / JV antara lain :
 Untuk mengambil alih suatu persoalan yang sedang berjalan dan untuk
memperluas pemasaran.
 Untuk memperoleh keuntungan
 Untuk mendapat sumber baru bagi barang- barang.
 Untuk memperoleh cadangan uang tunai.
JV dalam Aspek Akuntansi
Venture

– Istilah yang banyak dipakai untuk


proyek-proyek yang ruang
lingkupnya terbatas dan sifatnya
sementara, yang bisa berbentuk
single venture dan joint venture
Single Venture

– Pengusahaan suatu pekerjaan yang dilakukan


satu unit tertentu.
– Dalam hal ini cukup dengan menggunakan
pembukuan sederhana yang menggunakan
rekening tersendiri yg disebut “venture account”
mengkredit apabila terjadi pendapatan dan
mendebetnya apabila terjadi biaya atau sering
disebut sebagai rekening ekploitasi.
Joint Venture

– Kerjsama diantara dua orang/badan atau lebih untuk


melakukan kegiatan usaha tertentu dengan waktu yang
terbatas. Masing-masing pihak menyerahkan aset sebagai
kontribusi modal. Keuntungan joint venture didasarkan
pada perjanjian pembgaian laba rugi.
JV vs PERSEKUTUAN

Joint Venture Persekutuan

Lingkupnya tak terbatas,


Lingkupnya lebih yaitu untuk usaha yang
terbatas, yaitu untuk menghasilkan laba, bisa
usaha tertentu. lebih satu macam

Waktunya tertentu, Waktunya tak tertentu,


yaitu sampai dengan yaitu sampai selama-
tujuan tercapai lamanya (going concern)
Metode Pencatatan

1. Buku-buku diselenggarakan secara terpisah


dari pembukuan masing-masing anggota
(separately)

2. Rekening untuk setiap transaksi dalam joint


venture ada dan dicatat dalam buku masing-
0masing anggota (tidak diselenggarakan
pembukuan terpisah/ no separately)
Pembukuan Terpisah
A,B dan C membuat usaha patungan dalamkapling tanah. Transaksi yang terjadi sbb:

– A menyerahkan tanah , dengan nilai yang disetujui $ 100.000, harga pokok $ 75.000
– B menyesuaikan pemetakan, perbaikan lain lain $ 60.000
– C Menyerahkan kepada A (managing partner) $ 40.000
– A membayar iklan, dan lain-lain $ 37.500
– Kapling tanah terjual total $ 250.000, dengan perincian $ 50.000 tunai dan sisanya
wesel.
– Wesel tagih djiual dengan diskonto 10%
– Perhitungan laba Perhitungan laba bersih bersih dan dan distribusi
– Komisi A $ 5.000 sebagai sebagai managing partner
– Pembagi A : B : C = 10 : 6 : 4
– = 250.000 – ( 100.000 + 60.000 + 37.500 + 20.000) =32.500
– Pembagian kas oleh A kepada anggota
Pembukuan Terpisah
Joint Venture Buku A Buku B Buku C

1 Tanah 100.000 Investasi JV 100.000


Modal A 100.000 Tanah 75.000
Laba 25.000

2 Tanah 60.000 Inv. dl JV 60.000


Modal B 60.000 Kas 60.000

3 Kas 40.000 Inv. dl JV 40.000


Modal C 40.000 Kas 40.000

4 By. Penjualan 37.500


Kas 37.500

5 Kas 50.000
Wesel Tagih 200.000
Tanah 160.000
Laba Penjualan 90.000

6 Kas 180.000
By. Bunga 20.000
Wesel Tagih 200.000

7 Laba Penjualan 90.000 Investasi JV 18.750 Investasi JV 8.250 Investasi JV 5.500


By. Penjualan 37.500 Laba JV 18.750 Laba JV 8.250 Laba JV 5.500
By. Bunga 20.000
Modal A 18.750
Modal B 8.250
Modal C 5.500

8 Modal A 118.750 Kas 118.750 Kas 68.250 Kas 45.500


Modal B 68.250 Investasi JV 118.750 Investasi JV 68.250 Investasi JV 45.500
Modal C 45.500
Kas 232.500
Pembukuan Tidak Terpisah
A,B dan C membuat usaha patungan dalamkapling tanah. Transaksi yang terjadi sbb:

– A menyerahkan tanah , dengan nilai yang disetujui $ 100.000, harga pokok $ 75.000
– B menyesuaikan pemetakan, perbaikan lain lain $ 60.000
– C Menyerahkan kepada A (managing partner) $ 40.000
– A membayar iklan, dan lain-lain $ 37.500
– Kapling tanah terjual total $ 250.000, dengan perincian $ 50.000 tunai dan sisanya
wesel.
– Wesel tagih djiual dengan diskonto 10%
– Perhitungan laba Perhitungan laba bersih bersih dan dan distribusi
– Komisi A $ 5.000 Komisi A $ 5.000 sebagai sebagai penagih penagih partner
– Pembagi A : B : C = 10 : 6 : 4
– = 250.000 – ( 100.000 + 60.000 + 37.500 + 20.000) =32.500
– Pembagian kas oleh A kepada anggota
Pembukuan Tdk Terpisah
Buku A (Managing Partner) Buku B Buku C

1 Join Venture 100.000 Join Venture 100.000 Join Venture 100.000


Tanah 75.000 Tn A 100.000 Tn A 100.000
Laba 25.000

2 Join Venture 60.000 Join Venture 60.000 Join Venture 60.000


Tn B 60.000 Kas 60.000 Tn B 60.000

3 JV Kas 40.000 Tn A 40.000 Tn A 40.000


Tn C 40.000 Tn C 40.000 Kas 40.000

4 Join Venture 37.500 Join Venture 37.500 Join Venture 37.500


JV Kas 37.500 Tn A 37.500 Tn A 37.500

5 JV Kas 50.000 Tn A 250.000 Tn A 250.000


JV Wesel Tagih 200.000 Join Venture 250.000 Join Venture 250.000
Join Venture 250.000

6 JV Kas 180.000 Join Venture 20.000 Join Venture 20.000


Join Venture 20.000 Tn A 20.000 Tn A 20.000
JV Wesel Tagih 200.000

7 Join Venture 32.500 Join Venture 32.500 Join Venture 32.500


Laba JV 18.750 Laba JV 8.250 Laba JV 5.500
Tn B 8.250 Tn A 18.750 Tn A 18.750
Tn C 5.500 Tn C 5.500 Tn B 8.250

8 Kas 118.750 Kas 68.250 Kas 45.500


Tn B 68.250 Tn C 45.500 Tn B 68.250
Tn C 45.500 Tn A 113.750 Tn A 113.750
JV Kas 232.500
JOINT VENTURE

– Modalnya berupa gabungan PMA dan PMDN.


– Di dirikan di Indonesia.
– Tunduk pada hukum Indonesia.

Hernawan Hadi.doc.
PENANAMAN MODAL
DALAM NEGERI

– Modal 100% dari WNI.


– Dilakukan di Indonesia.
– Bersifat terus menerus dan tetap.
– Tunduk dg hukum Indonesia.

Hernawan Hadi.doc.
PENANAMAN MODAL
ASING

1. Modal berasal dari luar negeri.


2. Penanaman modal langsung.
3. Didirikan di Indonesia dan tunduk pd hukum
Indonesia.
4. Risiko ditanggung secara langsung oleh pemilik
modal.
5. Modal asing adl : alat pembayaran luar
negeri,alaty alat perusahaan, hasil perusahaan
yg tdk ditransfer ke luar negeri tetapi
dipergunakan utk pembiayaan perusahaan di
Indonesia
Hernawan Hadi.doc.
PENANAMAN MODAL
ASING

– Pada awal orde baru dirasakan adanya keterbatasan


teknologi, ketrampilan, kemampuan manajemen dan dana.
– Pemerintah membuka investasi asing melalui UU No.1
Th.1967 ttg PMA.
– PMA hanya sgb pelengkap.

Hernawan Hadi.doc.
BIDANG PMA

– PMA secara penguasaan penuh.


– PMA kerja sama dg modal nasional.
– Bidang bidang yg tertutup utk penguasaan penuh PMA:
1. Pelabuhan.
2. Transmisi dan listrik.
3. Telekomunikasi.
4. Pelayaran.
5. Penerbangan.
6. Air minum.
7. Kereta api.
8. Pembangkit tenaga atom.
9. Media massa.

Hernawan Hadi.doc.
KEBIJAKAN DALAM PMA

– Bentuk Badan Usaha : PT.


– Jangka waktu maksimal 30 tahun.
– Hak atas tanah : HGB, HGU dan Hak Pakai.
– Tenaga Kerja : PMA bebas menentukan
Direksi.
– Dibolehkan memakai tenaga kerja asing,tetapi
hrs melibatkan tenaga kerja Indonesia.
– Nasionalisasi : Jika kepentingan nasioanal
menghendaki.

Hernawan Hadi.doc.
TEORI PMA

Dalam menelaah Penanaman Modal Asing dpt


digunakan teori :
– Hubungan kerja sama : Dalam investasi PMA dpt
dilaksanakan krn adanya kerjasama yg saling
menguntungakan dlm posisi yg sederajat.
– Hubungan kurang seimbang (ketergatungan) :
Teori Dependencia : PMA terjadi karena salah
satu pihak lebih dominan shg pihak lain menjadi
tergantung pd PMA.

Hernawan Hadi.doc.
EFEK NEGATIF OTONOMI
DAERAH THD INVESTASI
– EKONOMI BIAYA TINGGI : banyak pungutan
dan pajak daerah yang membebani investor.
– TUMPANG TINDIH KEWENANGAN : tidak jelas
kewenangan perijinan investasi oleh Pusat,
Provinsi atau Kab/Kotamadya.
– PEREKRUTAN TENAGA KERJA : banyak daerah
mensyaratkan perekrutan tenaga lokal yg tdk
memenuhi kualifikasi.
– KERJA SAMA ANTAR DAERAH : tdk ada
kerjasama dan standarisasi peraturan daerah.
Hernawan Hadi.doc.
STRATEGI MENARIK
INVESTOR
– Kesempatan,kemitraan dan keamanan.
– Kompetisi sehat dan transparan.
– Memangkas ekonomi biaya tinggi.
– Aturan yg pro pasar.
– Menghapus monopoli.
– Prosedur izin cepat dan satu pintu.
– Menghormati kontrak.
– Kebijakan investasi yang jelas.
– Koordinasi antar sektor dan daerah.
– Penentuan tarif berdasarkan kondisi ekonomi.
– Penegakan hukum.

Hernawan Hadi.doc.
PASAR MODAL INDONESIA
UU No. 8 1995

Pengertian Pasar Modal


1. - Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubngan
dengan penawaran umum dan perdagangan
efek,perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
- Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi
bagi para investor selain alternatif investasi lainya seperti :
menabung di Bank, membeli emas, asuransi, tanah dan
bangunnan, dan sebagainya.
2. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah
melalui perdagaan instrumen keuangan jangka panjang
seprti Obligasi, Saham dan lainya.
3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan
yang sehat dan berprospek baik” Perusahaan yang sehat
dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya
dimiliki oleh sejumlah orang – orang tertentu saja, karena
penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong
perkembangan menjadi lebih transparan.
4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional
dan transparan.” Keikut sertaan masyarakat dalam
kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk
menerapkan manajemen secara lebih profesional, efesien
dan berorentasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu
kondisi”. Good corporate governance” serta keuntungan
yang lebih baik bagi para investor.
5. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan
yang sehat dan berprospek baik. “ Perusahaan yang sehat
dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya
dimiliki oleh sejumlah orang – orang tertentu saja, karena
penyebaran kepemilikansecara luas akan mendorong
perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.
6. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional
dan transparan.” Keikut sertaan masyarakat dalam
kepemilikan perusahaan mendorang perusahaan untuk
menerapkan manajemen secara lebih profesional, efesien
dan berorentasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu
kondisi “ good corporate governance” serta keuntungan
yang lebih baik bagi para investor.
ORGANISASI TERKAIT di PASAR MODAL
a. Badan pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) memiliki
kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan Pasar Modal di Indonesia. Bapepam berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Mentri Keungan.
b. Perusahaan memperoleh dana di pasar Modal dengan
melaksanakan penawaran umum atau investasi langsung
(private placement). Perusahaan ini dikenal sebagai emiten.
c. Self Regulatory Organizations (SRO), adalah organisasi
yang memiliki kewenangan untuk membuatperaturan yang
berhubungan dengan aktivitas usahanya, SRO terdiri dari:
d.Perusahaan Efek “ adalah perusahaan yang
mempunyai aktifitas sebagai Perantara
Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek,
Manajer Investasi,atau gabungan dari ketiga
kegiatan tersebut.

e.Penasehat Investasi, adalah pihak yang


memberi nasehat kepada pihak lain
mengenai penjualan atau pembelian efek.
UU yang Terkait Dengan
Pasar Modal

Saat ini undang-undang yang terkait dengan Pasar


Modal di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
b. Peraturan Pemerintah No. 45 dan 46 tahun 1995 tentang
pelaksanaan Kegiatan di pasar Modal dan Tata cara
Pemeriksaan di bidang Pasar Modal.
c. Keputusan Mentri Keuangan.
d. Keputusan Ketua BAPEPAM.
e. Peraturan Bursa Efek.
INSTRUMEN
PASAR MODAL
SAHAM
A. Devinisi dari Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan, dan pemenang saham
memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan.
B. 2 Jenis Saham adalah:
a. Saham Biasa “ merupakan jenis efek yang paling
sering digunakan oleh emiten untuk memperoleh dana
dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling
populer di Pasar Modal. Jenis ini memiliki karakteristik
seperti:
- Hak klaim terahir atas aktiva perusahaan jika
perusahaan di likuidasi.
- Hak suara proporsional pada pemilihan direksi
serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat
Umum Pemegang Saham.
- Diveden, jika perusahaan memperoleh laba dan
disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang
Saham.
- Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek
tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
b. Saham Perferen, memiliki karakteristik sebagai
berikut:
- Pembayaran dividen dalam jumlah yang
tetap.
- Hak klaim lebih dahulu dibanding saham
biasa jika perusahaan dilikuidasi.
- Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
Manfaat Investasi pada Saham
a. DIVIDEN
Dividen adalah bagian keuntungan peruahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham, Jumlah dividen
yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan
disetujui didalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jenis
Dividen:
Dividen Tunai, jika emiten membagikan dividen
kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah
uang untuk setiap saham yang dimiliki.
Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen
kepada para pemegang saham dalam bentuk saham
baru perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang
saham.
b. Capital Gain
Investor dapat meningkatkan capital gain, jika harga
jual melebihi harga beli saham tersebut.
Pengaturan JV
 Joint venture atau usaha patungan ini dikategorikan sebagai kegiatan
penanaman modal asing (“PMA”) sebagaimana didefinisikan dalam Pasal
1 huruf (c) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UU
Penanaman Modal”).
 Berdasarkan Pasal 27 UU Penanaman Modal, maka Pemerintah
mengoordinasi kebijakan penanaman modal, baik koordinasi antar instansi
Pemerintah dengan Bank Indonesia, antar instansi Pemerintah dengan
pemerintah daerah, maupun antar pemerintah daerah. Koordinasi
pelaksanaan kebijakan penanaman modal ini dilakukan oleh Badan Kepala
Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”). BKPM merupakan lembaga
independen non-departemen yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden. Presiden kemudian menetapkan Peraturan Presiden No. 90
Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 3
September 2007 (“Perpres No. 90/2007”).
Lanjutan...
– Sesuai dengan Pasal 28 UU Penanaman Modal dan Pasal 2 Perpres
No. 90/2007, maka BKPM memiliki tugas utama untuk melaksanakan
koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman modal
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
– Dengan kewenangan yang diberikan kepadanya, BKPM
mengeluarkan Peraturan Kepala BKPM No. 13 Tahun 2009 tentang
Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman
Modal pada 23 Desember 2009 (“Perka BKPM No. 13/2009”).
Pengendalian Pelaksanaan Modal ini dimaksudkan untuk
melaksanakan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan hak, kewajiban, dan
tanggung jawab penanam modal.
Tujuan dari pengendalian pelaksanaan modal ini
adalah agar dapat:
– Memperoleh data perkembangan realisasi penanaman
modal dan informasi masalah dan hambatan yang
dihadapi oleh perusahaan;
– Melakukan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian
masalah dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan;
– Melakukan pengawasan pelaksanaan ketentuan
penanaman modal dan penggunaan fasilitas fiskal serta
melakukan tindak lanjut atas penyimpangan yang
dilakukan oleh perusahaan.
Pengawasan Pelaksanaan Joint Venture dan
Badan yang Berwenang Melakukan
Pengawasan

Pengawasan pelaksanaan penanaman modal diatur dalam


Pasal 6 huruf (c) Perka BKPM No. 13/2009 dilakukan melalui:
(i) penelitian dan evaluasi atas informasi pelaksanaan
ketentuan penanaman modal dan fasilitas yang telah
diberikan;
(ii) pemeriksaan ke lokasi proyek penanaman modal; dan
(iii) tindak lanjut terhadap penyimpangan atas ketentuan
penanaman modal.
Lanjutan
Badan yang berwenang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
penanaman modal tersebut adalah:
– Perangkat daerah kabupaten/kota bidang penanaman modal (“PDKPM”)
terhadap seluruh kegiatan penanaman modal di kabupaten/kota;
– Perangkat daerah provinsi bidang penanaman modal (“PDPPM”) terhadap
penanaman modal yang kegiatannya bersifat lintas kabupaten/kota dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi kewenangan
pemerintahan provinsi;
– BKPM terhadap penggunaan fasilitas fiskal penanaman modal yang menjadi
kewenangan pemerintah;
– Instansi teknis terhadap pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan usaha.
LKPM merupakan laporan secara berkala mengenai perkembangan
kegiatan perusahaan dan kendala yang dihadapi penanam modal
yang disampaikan secara online melalui Sistem Pelayanan
Informasi dan Pemberian Izin Investasi Secara Elektronik pada
website http://nswi.bkpm.go.id atau langsung kepada BKPM dan
kepada Badan Penanaman Modal Provinsi serta Kabupaten/Kota
dimana proyek penanaman modal berlokasi.
Metode pelaporan LKPM tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bagi PT PMA yang masih dalam tahap pembangunan, kewajiban menyampaikan LKPM menjadi setiap tiga
bulanan atau per triwulan yaitu:
 LKPM triwulan I untuk periode pelaporan Januari sampai dengan Maret, disampaikan paling lambat pada 5 April
bulan yang bersangkutan;
 LKPM triwulan II untuk periode pelaporan April sampai dengan Juni, disampaikan paling lambat pada 5 Juli bulan
yang bersangkutan;
 LKPM triwulan III untuk periode pelaporan Juli sampai dengan September, disampaikan paling lambat pada 5
Oktober bulan yang bersangkutan; dan
 LKPM triwulan IV untuk periode pelaporan Oktober sampai dengan Desember, disampaikan paling lambat pada 5
Januari tahun berikutnya.
b. Bagi PT PMA yang telah memiliki Izin Usaha, kewajiban menyampaikan LKPM menjadi per enam bulan atau
per semester yaitu:
 LKPM semester I untuk periode pelaporan Januari sampai dengan Juni, disampaikan pada minggu pertama Juli
bulan yang bersangkutan; dan
 LKPM semester II untuk periode pelaporan Juli sampai dengan Desember, disampaikan pada minggu pertama
Januari tahun berikutnya.
c. Bagi PT PMA yang memiliki kegiatan penanaman modal lebih dari satu kabupaten/kota wajib menyampaikan
LKPM untuk masing-masing kabupaten/kota.
d. Bagi PT PMA yang memiliki beberapa bidang usaha wajib merinci realisasi investasi untuk masing-masing
bidang usaha dalam LKPM.
Formulir LKPM ini dapat diunduh melalui website www.bkpm.go.id
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai