2. Fase evaluasi:
Melakukan evaluasi dari 6 tahap pada fase investigasi . Jika semuanya visible
maka selanjutnya adalah berkonsultasi kepada ahli hukum atau pihak-pihak yang
kompeten lainnya.
3. Fase pemilihan:
a. Pilihlah bisnis waralaba yang cocok dengan waktu, fasilitas dan modal
anda.
b. Pilihlah waralaba yang paling cocok dengan perasaan, kepercayaan,
kemauan, hobi atau hal-hal lain yang anda tentukan baik secara individu
maupun pertimbangan keluarga.
Tahap 8: Pembukaan
Fase pembukaan ini mencakup:
a. Training. Anda berhak menanyakan materi, metode dan berapa lama
training yang akan diberikan oleh pihak pewaralaba kepada anda sebagai
terrwaralaba.
b. Marketing. Anda perlu menanyakan srategi, sistem pemasaran, serta
marketing tools seperti apa yang akan diberikan oleh pewaralaba kepada
terwaralaba.
c. Team force. Anda perlu memastikan apakah ada juga tim intidari
pewaralaba pada saat awal pembukaan.
Menurut Longenecker, dkk., (2005) edisi 12, jenis-jenis usaha waralaba ada tujuh,
yaitu:
1) Waralaba nama dagang dan produk (product and trade name franchise).
Bantuan-bantuan hak menggunakan/menjuai nama dagang dan produk
yang telah dikenal luas (grants the right to use a widely recognized product
or name).
2) Waralaba unit tunggal (single unit franchise). Waralaba jenis ini
merupakan waralaba paling sederhana dan paling banyak digunakan
karena kemudahannya. Pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba
untuk menjalankan usaha atas nama usahanya dengan panduan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya. Terwaralaba hanya diperkenankan
untuk menjalankan usahanya di sebuah gerai yang telah disepakati.
3) Waralaba format bisnis (business format franchise). Menyediakan seluruh
sistem pemasaran dan petunjuk yang terus-menerus dari pewaralaba
(provides an entire marketing system and ongoing guidance from the
franchisor).
4) Waralaba dukung-mendukang (piggyback franchising). Operasi suatu
waralaba ritel dalam fasilitas fisik/bangunan toko terwaralaba (the
operation of a ritelfranchise within the plrysical facilities of a host store).
5) Waralaba pemegang lisensi pemilik (master licensee). Perusahaan
independent atau individu yang bertindak sebagai agen penjualan produk
dengan tanggung jawab untuk menemukan terwaralaba baru dengan
batasan suatu teritorial khusus. (An independent firm or individual acting
as a sales agent with the responsibility for finding new franchises within a
specified territory). Format master francftise memberikan hak pada
pemegangnya untuk menjalankan usahanya di sebuah teritorial ataupun
sebuah sistem, dan bukan hanya membuka usaha, pemegang hak dapat
menjual lisensi kepada sub-waralaba dengan ketentuan yang telah
disepakati kedua belah pihak.
6) Waralaba kepemilikan multiunit/kelipatan (multiple-unit ownership).
Mengangkat penerima hak (terwaralaba) tunggal untuk memiliki lebih dari
satu gerai waralaba atau dapat membuka beberapa gerai dari perusahaan
yang sama (holding by a single franchisee of more than one franchise from
the same company).
7) Waralaba pengembang wilayah (area developers). Perorangan atau
perusahaan yang memperoleh hak untuk membuka beberapa gerai
waralaba dalam wilayah yang telah ditentukan (individuals or firms that
obtain the legal right to open several frqnchised outlets in a given
area).Padawaralaba jenis ini, terwaralaba memperoleh hak untuk
menjalankan usahanya dalam sebuah teritoriai tertentu, misalkan pada
sebuah propinsi ataupun kota, dengan jumlah cabang yang lebih dari I
gerai.
Prinsip dasar atau syarat utama dalam pelaksanaan usaha waralaba, antara lain:
1) Pewaralaba harus hidup dari royalti (bagi keuntungan) yang dibayarkan
oleh terwaralaba sebagai pemakai format bisnis yang telah diciptakan oleh
pewaralaba.
2) Pewaralaba harus bersedia memberikan informasi yang berkaitan dengan
produk dan atau jasa yang akan diwaralabakan secara jujur, benar,
lengkap, transparan, serta tidak ada unsur kesengajaan dalam
menyembunyikan informasi atau ketidakbenarannya.
3) Jaringan waralaba harus besar agar royalti yang didapat mampu
membiayai operasional bisnis dari pewaralaba, sehingga dapat
mengembangkan usaha lebih baik.
4) Seluruh distribusi bahan baku sebaiknya dijagaoleh pewaralaba untuk
mengukur volume bisnis dan menjaga kualitas bahan baku.
5) Secara prinsip, terwaralaba bisa mendapatkan harga beli yang lebih murah
dari harga jual pewaralaba kepada pelanggan.
6) Terwaralaba menlukai bisnis yang dibelinya, memiliki komitmen penuh,
dan percaya akan potensi itu.
7) Terwaralaba sebaiknya bekerja keras berpengabdian dan percaya bahwa
sukses berasal dari dirinya sendiri bukan dari pewaralaba.
8) Terwaralaba sebaiknya memiliki tipe owner-operator, yakni bersedia
terlibat dalam pengelolaan gerainya minimal 45 jam per minggu,.
9) Terwaralaba harus memahami bahwa bergabung dengan sistem waralaba
bukan untuk mencari kambing hitam bila usaha gagal atau merugi.
10) Terwaralaba sebaiknya memahami setiap usaha pasti ada risiko gagal dan
memiliki/membeli bisnis dengan sistem usaha waralaba tidak selalu
menjamin kesuksesan.
11) Terwaralaba sebaiknya memahami keunggulan dan kelemahan jika
bergabung pada usaha waralaba.
12) Terwaralaba harus memiliki kemampuan manajemen yang memadai,
termasuk mengelola sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan
pelanggan sepenuh hati.
Hampir semua pewaralaba mengatakan diri dan bisnisnya paling baik di dunia.
Sebagai calon terwaralaba Anda tidak boleh mengandalkan informasi satu arah
dari pewaralaba saja sepenuhnya. Menurut Bambang N.Rachmadi (2007),
sebelum Anda memilih, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut.
1. Jangan mudah percaya dengan brosur, lebih-lebih kepada calo usaha
waralaba.
2. Jangan berharap ingin cepat kaya yang berlebihan.
3. Jangan memilih waralaba hanya karena harganya yang murah.
4. Tentukan tujuan Anda memasuki bisnis waralaba.
5. Perhatikan tingkat risiko usaha waralaba yang Anda pilih.
6. Hati-hati dengan faktor subjektivitas atau emosional.
7. Hindari pewaralaba yang hanya memiliki satu jenis produk.
8. Hindari waralaba yang membutuhkan banyak karyawan.
9. Hindari pewaralaba yang terjerat masalah hukum.
10. Selidiki seberapa banyak terwaralaba yang gagal.
11. Pelajari dukungan promosi pewaralaba selama ini.
12. Kunjungi beberapa pewaralaba sebagai perbandingan.
13. Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
14. Mengujungi atau bertukar pikiran dengan terwaralaba lain yang sudah
membelinya lebih dahulu.
15. Pelajari laporan keuangan pewaralaba.
16. Bandingkan tingkat penghasilan usaha waralaba yang akan Anda beli
dengan penghasilkan deposito atas rencana investasi Anda.
17. Pertimbangkan besarnya franchise fee, royalti, atau fee lainnya.