Anda di halaman 1dari 4

MATERI WARALABA

A. Pengertian Waralaba

Waralaba atau disebut juga Franchise adalah suatu hak khusus yang dimiliki
oleh individu (perseorangan) atau badan usaha terhadap sistem bisnis, dalam usaha
memasarkan barang atau jasa yang telah berhasil dan terbukti serta dapat dimanfaatkan
atau digunakan oleh pihak lain melalui perjanjian waralaba.
Secara sederhana, waralaba diartikan sebuah hubungan kerja yang memiliki suatu
kontrak maupun perjanjian antara pemilik waralaba (franchisor) dengan penerima
(franchise). Sering kali jalannya dari bisnis waralaba dalam bentuk sebuah kegiatan
pertukaran uang dengan adanya perjanjian maupun kontrak agar bisa menjalankan bisnis
itu dalam jangka waktu tertentu. Dalam sebuah kegiatan waralaba, franchisee atau yang
mempunyai waralaba memiliki tugas untuk menjual suatu produk maupun jasa yang
sesuai dengan ketetapan franchisor. Kemudian, tugas franchisor (penerima waralaba)
yakni bisa melakukan pengembangan bisnis dari waralabanya.

B. Pemberi & Penerima Waralaba

1. Pemberi waralaba
Badan usaha maupun perorangan yang memberikan hak terhadap pihak lain guna
memanfaatkan dan/atau memakai hak atas kekayaan intelektual maupun penemuan,
ataupun karakteristik khas dari usaha yang dimilikinya.
2. Penerima waralaba
Badan usaha maupun perorangan yang diberikan hak guna memanfaatkan dan/atau
memakai hak atas kekayaan intelektual maupun penemuan, ataupun karakteristik yang
khas dari pemberi waralaba.

C. Perkembangan Waralaba di Indonesia


Sistem waralaba yang ada di Indonesia sudah mulai dikenal sejak pada tahun 1950-
an. Sistem yang muncul pertama kali pada masa itu yakni adanya dealer kendaraan
bermotor lewat sistem perjanjian lisensi. Kemudian di tahun 1970-an, waralaba pun mulai
berubah dengan pewaralaba yang mempunyai hak untuk memproduksi sendiri produknya.
Selepas waralaba berhasil mulai berkembang, maka perlu adanya aturan hukum untuk
mengikatnya. Oleh sebab itu, maka dibuatlah beberapa aturan hukum terkait waralaba,
diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah RI no 42 tahun 2007 mengenai Waralaba
2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997
Tanggal 30 Juli 1997 mengenai Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba.
3. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008
mengenai Penyelenggaraan Waralaba
4. Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2001 mengenai Paten.
5. Undang-undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2001 mengenai Merek.
6. Undang-undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2000 mengenai Rahasia Dagang.
Berkembangnya sistem waralaba ini juga memicu terbentuknya asosiasi waralaba
yang disebut sebagai:
1. APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia )
2. WALI (Waralaba and Lisence Indonesia)
3. AFI (Asosiasi Franchise Indonesia)
4. dan yang lainnya.
Tak hanya itu saja, banyak juga pameran besar yang diselenggarakan untuk mewadahi
waralaba di Indonesia seperti:
1. International Franchise and Business Concept Expo
2. Franchise License Expo Indonesia
3. Info Franchise Expo

D. Jenis-Jenis Waralaba
Secara umum, waralaba dibagi ke dalam tiga jenis yaitu:
1. Berdasarkan Asalnya
a. Waralaba luar negeri
Adalah jenis metode waralaba yang asalnya dari luar negeri. Pada umumnya, jenis
waralaba ini telah dikenal oleh berbagai negara yang ada di seluruh dunia dan juga
sudah mempunyai sistem yang lebih jelas. Beberapa merk waralaba yang berasal dari
luar negeri memang dinilai lebih bergengsi menurut opini dari masyarakat.
Contoh: Pizza Hut, McDonalds, Burger King, Starbucks, KFC, dan yang lainnya.
b. Waralaba dalam negeri
Sesuai dengan namanya, jenis waralaba satu ini berasal dari dalam negeri. Jenis
waralaba satu ini dinilai dapat menjadi investasi yang lumayan bagus. Cara ini sangat
cocok untuk orang yang ingin untuk menjadi pengusaha tetapi belum mempunyai
pengetahuan serta ide yang cukup. Pada umumnya, skala dari usaha waralaba dalam
negeri juga memang lebih kecil serta lebih terjangkau. Contoh: Es Teler 77, Kebab
Baba Rafi, Geprek Bensu, Sate Taichan, dan yang lainnya.
2. Berdasarkan Kriterianya
a. Waralaba Jasa
Merupakan jenis waralaba yang menawarkan produk berupa layanan jasa. Contoh:
bidang pendidikan, jasa agen perjalanan dan travel, studio photo atau jasa sewa
video, dan yang lainnya.
b. Waralaba Produk
Merupakan jenis waralaba yang menawarkan produk berupa makanan. Contoh:
McDonalds, Kebab Turki, KFC, Cake Kekinian dan yang lainnya.
Brand diatas merupakan contoh beberapa waralaba makanan dan minuman terlaris.
c. Waralaba Gabungan
Merupakan jenis waralaba yang berupa barang sekaligus jasa. Contoh: Martha Tilaar
Salon Day Spa, Erha, dan yang lainnya.
3. Berdasarkan International Franchise Association
a. Product Franchise
Merupakan produsen mempunyai kontrol penuh kepada retail yang menjual
produknya. Sama halnya dengan waralaba lainnya, produsen ini memperkenankan si
penerima hak untuk menjual barang dari merek serta memakai hak ciptanya.
Penerima hak atau franchisee juga diwajibkan membayar agar mendapatkan hak serta
membeli produk waralaba tersebut. Contoh: Epson.
b. Manufacturing Franchise
Waralaba jenis ini memperkenankan penerima hak untuk memproduksi makanan
maupun minuman tertentu tanpa mengetahui apa saja bahan bakunya. Selepas
menerima hak cipta, kalian dapat mendirikan pabriknya sendiri. Pemilik pabrik juga
dapat mencampur seluruh bahan yang diterima lalu dikemas serta kemudian
didistribusikan. Contoh: Coca Cola.
c. Business Opportunity Ventures
Dalam waralaba jenis ini, penerima hak wajib untuk membeli lalu menjual produk
dari perusahaan tertentu. Perusahaan yang memiliki hak cipta juga wajib untuk
menyediakan pelanggan serta rekening untuk penerima hak cipta. Untuk kompensasi,
perusahaan yang diberikan hak cipta kemudian akan membayar biaya tertentu atau
dengan cara mencetak prestasi.
Contoh: pengusaha mesin penjualan otomatis
d. Business Format Franchising
Waralaba jenis satu ini mempunyai integrasi bisnis yang lebih lengkap daripada
waralaba jenis yang lain. Penerima hak cipta kemudian akan mendistribusikan
barang milik franchisor dibawah hak cipta franchisor dan juga melaksanakan format
serta cara yang diberlakukan oleh franchisor. Waralaba jenis satu ini paling populer
serta paling diminati di negara Amerika Serikat.
Contoh: Starbucks Coffee.

E. Biaya Waralaba
Biaya waralaba meliputi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Ongkos awal
Biasanya dimulai dari angka Rp10 juta sampai Rp1 miliar. Biaya satu ini
mencangkup pengeluaran yang dikeluarkan oleh sang pemilik waralaba guna membuat
tempat usaha yang sesuai dengan spesifikasi pengwaralaba serta ongkos pemakaian
HAKI.
2. Ongkos royalti
Dibayarkan oleh pemegang waralaba di setiap bulannya dari laba operasional. Besarnya
ongkos royalti ini berkisar dari angka 5 hingga 15 persen dari penghasilan kotor.
Ongkos royalti yang layak ialah 10 persen. Lebih dari 10 persen pada umumnya
merupakan biaya yang telah dikeluarkan guna pemasaran yang butuh untuk
dipertanggungjawabkan.

F. Kelebihan & Kekurangan Waralaba

1. Kelebihan/ Keuntungan Waralaba


Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari waralaba:
a. Memiliki sistem yang telah terbukti sukses/ berhasil.
b. Risiko kegagalan yang sangat kecil.
c. Memiliki brand image yang sudah dikenal luas serta terbukti sukses.
d. Proses untuk membuka usaha yang lebih cepat.
2. Kekurangan/ Kerugian Waralaba
Berikut ini merupakan beberapa kerugian dari waralaba:
a. Mewajibkan untuk membayar Royalty Fee.
b. Melakukan pengontrolan serta pengawasan dengan teratur.
c. Menerapkan aturan main yang harus diikuti.
d. Mewajibkan untuk membayar Franchise Fee.

Anda mungkin juga menyukai