Anda di halaman 1dari 7

Waralaba (Franchising)

Waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama di bidang bisnis antara 2 (dua) atau lebih
perusahaan, di mana 1 (satu) pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak lain sebagai
franchisee, dimana di dalamnya diatur bahwa pihak franchisor sebagai pemilik suatu merek
dari know-how terkenal, memberikan hak kepada franchisee untuk melakukan kegiatan bisnis
dari/atas suatu produk barang atau jasa berdasar dan sesuai dengan rencana komersil yang
telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari waktu ke waktu, baik atas
dasar hubungan yang eksklusif ataupun noneksklusif, dan sebaliknya suatu imbalan tertentu
akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan dengan hal tersebut (Munir Fuady,
2001:339).

Menurut Turf D. Brown dalam buku Handbook of Retailing yang terdapat dalam buku yang
berjudul Franchise Pola Bisnis Spektakuler dalam Perspektif Hukum dan Ekonomi (Lindaty
P Sewu, 2004:16) bisnis usaha waralaba terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

A. Waralaba Pekerjaan
Pada bentuk ini Penerima Waralaba (Franchisee) menjalankan usaha waralaba pekerjaan
sebenarnya membeli dukungan untuk usahanya sendiri. Bentuk ini tidak memerlukan
modal yang besar karena tidak menggunakan tempat dan perlengkapan. Dalam hal ini
usaha yang ditawarkan adalah usaha di bidang jasa
B. Waralaba Usaha
Bentuk usaha waralaba ini adalah berupa toko eceran yang menyediakan barang dan jasa,
atau restoran fast food. Waralaba ini memerlukan modal yang besar karena memerlukan
tempat dan perlengkapan.
C. Waralaba Investasi Pembeda waralaba investasi dengan yang lain adalah besarnya usaha,
khususnya besarnya investasi yang dibutuhkan.

Bentuk seperti ini biasanya adalah waralaba yang bergerak di bidang perhotelan. Di
Indonesia terdapat beragam jenis franchise yang dilihat dari sektor usaha. Jenis-jenis tersebut
antara lain:

1. Makanan dan Minutan


2. Ritel (non food & food)
3. Salon Rambut dan Kecantikan
4. Binatu/Jasa Perbaikan
5. Training/Jasa Konsultasi
6. Fitnes & Perawatan Jasmani (Body Care)
7. Printing/Photo Furnitur
8. Real Estate/Car Rental
9. Indomaret Emir M Noor dalam hal ini termasuk dalam jenis waralaba usaha dengan
sektor usaha pada ritel (non food & food).
Link (http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8810/5/BAB%20II.pdf )

Jenis- Jenis Waralaba beserta Contohnya

Di Indonesia juga terdapat usaha waralaba misalnya seperti usaha makanan, pendidikan,
kesehatan dan jasa lainnya. Umumnya terbagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:

1. Waralaba Menurut Kriteria atau Produk yang Ditawarkan


a) Waralaba produk
Produk yang ditawarkan adalah berupa barang misalnya makanan. Contoh dari jenis
usaha waralaba produk antara  lain adalah seperti Mc Donald, KFC, Kebab Turki,
dan lain-lain.
b) Waralaba jasa
Dalam jenis usaha ini yang ditawarkan adalah produk yang berwujud layanan
jasa, misalnya seperti pendidikan, studio photo atau jasa sewa video, dan jasa agen
perjalanan atau travel.Contoh dari jenis usaha waralaba jasa antara lain adalah seperti
bimbingan belajar hafara dan aliago travel.
c) Waralaba gabungan
Dalam jenis usaha ini yang ditawarkan adalah produk yang digabungkan atau dengan
kata lain produk yang ditawarkan adalah barang dan jasa.
2. Waralaba Menurut Asalnya

a) Waralaba berasal dari luar negeri

Waralaba jenis ini lebih cenderung disukai oleh masyarakat, alasannya adalah sistem
yang berlaku lebih jelas, merek-merek perusahaan sudah diterima oleh orang-orang di
penjuru dunia, selain itu dinilai lebih bergengsi.

b) Waralaba berasal dari dalam negeri


Waralaba jenis ini termasuk dalam salah satu pilihan investasi bagi orang-orang yang
ingin menjadi pengusaha dengan cepat namun orang tersebut tidak memiliki
pengetahuan cukup mengenai awal dari kelanjutan usaha oleh pemilik waralaba.
Contoh : Restoran cepat saji
3. Waralaba Menurut IFA
Dalam International Franchise Assocoation (IFA) terdapat empat jenis waralaba yang
umumnya digunakan di Amerika Serikat yaitu sebagai berikut:
1) Product Franchise
Dalam jenis waralaba ini umumnya produsen memiliki hak dalam mengontrol secara
penuh mengenai detail yang mendistribusikan produknya. Didalam perjanjian atau
kontrak yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak, berisi persutujuan bahwa
produsen memperbolehkan pemilik toko untuk dapat menggunakan merek dan hak
ciptanya.Pemilik toko memiliki kewajiban yaitu membayar dengan sejumlah uang
agar dapat memperoleh hak tersebut, atau dengan kata lain adalah agar dapat membili
sejumlah produk yang menjadi kualifikasi waralaba.
Contoh dari jenis waralaba  ini yaitu seperti sebuah toko computer dan pemilik toko
tersebut menjual printer merek HP, dari hasil penjualan tersebut  biasanya produsen
juga akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan penjualnya.

2) Manufacturing Franchise

Pada jenis waralaba Manufacturing Franchise, setiap badan usaha yang memproduksi


produk akan diberikan hak, untuk kemudian menjualnya kepada masyarakat dengan
syarat yaitu menggunakan merek dagang dan merek waralaba. Biasanya jenis
waralaba ini ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

Contohnya adalah apabila seseorang ingin membuka sebuah pabrik Coca Cola.


Dalam melakukannya adalah hanya perlu mendapatkan hak dari perusahaan Coke
untuk dapat menggunakan namanya dan hak ciptanya.

3) Business Opportunity Ventures


Waralaba jenis Business Opportunity Ventures mewajibkan kepada pemilik bisnis
agar membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu.
Selain itu perusahaan tersebut harus menyediakan pelanggan dan rekening bagi
pemilik bisnis. Pada praktiknya, pemilik bisnis diharuskan membayar biaya atau
prestasi sebagai kompensasinya sebagai bukti timbal balik. Contohnya adalah
pengusaha mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.
4) Business Format Franchising
Business format franchising merupakan jenis waralaba yang termasuk waralaba yang
terkenal dalam pelaksanaannya. Jadi setiap perusahaan mempunyai metode dalam
hal pemberian pilihan berupa bisnis kepada pemilik bisnis dengan menggunakan
nama dan merek dagang dari perusahaan.Biasanya perusahaan akan meyediakan
beberapa bantuan kepada pemilik bisnis denan membayar biaya atau royalty. Namun
terkadang perusahaan juga mewajibkan pemilik bisnis agar membeli persediaan dari
perusahaan.
Dalam waralaba jenis ini akan memberlakukan intergrasi bisnis yang lebih
menyeluruh dan lengkap. Dalam mendistribusikan produk dan jasa franchisor
dilakukan oleh pihak franchisee dibawah hak cipta pihak franchisor sekaligus
penerapan format dan prosedur yang telah diberlakukan oleh pihak franchisor dalam
bisnis tertentu.

Berikut ini merupakan syarat dan ketentuan dalam menjalankan bisnis yang tercantum dalam
sebuah perjanjian yang mengikat secara hukum yaitu:

 Nama franchisor
 Produk dan jasa
 Prosedur
 Panduan dan Standard Operation Procedure (SOP)
 Sistem pemasaran
 Fasilitas pendukung

Waralaba jenis business format franchising merupakan jenis waralaba yang paling popular
dan selalu menjadi rekomendasi dalam sebuah penawaran waralaba.

Contoh perusahaan yang menggunakan waralaba jenis business format franchising yaitu


sepertu MC Donald’s, Starbucks Coffe, Dunkin’ Donuts, dan KFC.

Link (https://www.akuntansilengkap.com/bisnis/lengkap-jenis-dan-contoh-usaha-waralaba/ )
Keuntungan Bisnis Waralaba

Semua jenis bisnis pasti punya kelebihan masing-masing, begitu juga halnya dengan bisnis
franchise. Berikut ini adalah kelebihan bisnis waralaba:

1. Manajemen bisnis telah terbangun

Usaha waralaba yang punya reputasi bagus biasanya telah memiliki manajemen bisnis
yang bisa memberikan keuntungan kepada para mitra mereka. Ide bisnis, nama brand,
dan sistem manajemen bisnis waralaba tersebut sudah teruji dan tinggal
diimplementasikan pada lokasi baru.

2. Brand sudah dikenal masyarakat

Brand yang sudah dikenal masyarakat akan membuat proses pemasaran bisnis
waralaba menjadi lebih mudah, apalagi bila produk yang dijual adalah produk yang
dibutuhkan dan disukai oleh masyarakat.

3. Kemudahan dalam manajemen finansial

Kebanyakan investor lebih suka memberikan modal pada sebuah bisnis yang terbukti
kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Bergabung dengan usaha waralaba
memberikan keuntungan karena sistem manajemen finansial telah ditetapkan oleh
pewaralaba. Para mitra waralaba tidak perlu pusing lagi mengenai hal ini seperti
halnya terjadi pada bisnis yang baru dimulai

4. Kerjasama usaha telah terbangun

Mereka yang membeli franchise sebuah brand akan mendapatkan keuntungan lain,
yaitu kerjasama bisnis yang telah terbangun dengan baik sebelumnya. Beberapa
contoh keuntungannya adalah dalam hal pemasok bahan baku untuk produk yang
dijual, agensi periklanan dan pemasaran.

5. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat

Biasanya para pemilik waralaba memberikan pelatihan khusus kepada para mitra
mereka sebelum beroperasi. Pelatihan ini mencakup manajemen finansial, strategi
pemasaran, cara periklanan, cara menjalankan usaha, dan lain-lain. Pelatihan tersebut
biasanya sudah termasuk dalam pembelian paket waralaba, sehingga para mitra akan
dimudahkan dalam menjalankan bisnis mereka sesuai standar yang baik.

6. Keuntungan bisnis waralaba lebih besar?

Jika dibilang usaha waralaba menguntungkan, tentu saja menguntungkan. Namun jika
kita beranggapan bahwa keuntungan dari bisnis waralaba ini akan lebih besar bila
brand waralabanya terkenal, ini belum tentu. Dengan sistem waralaba biasanya ada
potongan fee, dimana keuntungan mitra sebagian kecil akan menjadi hak si pemilik
waralaba.

Kekurangan Bisnis Waralaba

Semua jenis bisnis pasti ada kekurangan dan tantangan tersendiri, demikian juga dengan
usaha waralaba. Sebagian besar mitra waralaba tidak masalah dengan kekurangan ini, namun
tidak sedikit juga calon mitra yang memutuskan untuk mengundurkan diri.  Berikut ini adalah
kekurangan bisnis waralaba:

1. Mitra waralaba kurang memiliki kendali

Mitra waralaba biasanya tidak punya kendali penuh pada bisnis waralaba yang dia
beli, karena semua sistem sudah ditentukan sebelumnya oleh si pemilik waralaba.
Ketika mitra ingin melakukan inovasi atau perubahan, hal tersebut terbentur dengan
ketentuan dan perturan yang sudah disepakati sejak awal. Dengan adanya hambatan
ini, ide-ide Anda sebagai mitra waralaba tidak bisa diaplikasikan pada bisnis Anda.
2. Mitra waralaba terikat dengan pemasok

Biasanya para pengusaha akan mencari pemasok (supplier) yang menawarkan harga
yang lebih kecil. Hal ini tidak bisa Anda lakukan bila Anda sudah membeli usaha
franchise. Bila pemilik waralaba telah menentukan supplier sejak awal, maka mitra
waralaba tidak bisa membeli atau memilih supplier lain yang lebih murah.

3. Terpengaruh pada reputasi waralaba lain

Ini adalah salah satu kekurangan terbesar dari usaha waralaba. Ketika reputasi
waralaba lain (untuk brand yang sama) tercemar karena kesalahan mereka sendiri,
maka bisnis Anda juga akan ikut terimbas. Terkadang bisa terjadi penurunan omset
yang signifikan pada seluruh cabang waralaba bila hal ini terjadi pada salah satu
mitra.

4. Adanya biaya waralaba

Hampir semua usaha waralaba menerapkan sistem fee kepada mitra mereka. Pemiliki
franchise akan mengajukan biaya awal untuk membeli waralaba miliknya. Selain itu,
ada juga biaya berkelanjutan yang dibebankan kepada para mitra, biasanya itu untuk
pelatihan dan dukungan kepada pembeli waralaba.

5. Pemotongan keuntungan

Selain biaya waralaba, mitra waralaba juga harus membayar royalti kepada franchisor,
yaitu pemotongan dari sejumlah keuntungan yang Anda dapatkan. Jika ternyata
keuntungan Anda hanya sedikit, maka keuntungan tersebut tetap dipotong untuk
menutupi biaya royalti.

Link (https://www.maxmanroe.com/kelebihan-dan-kekurangan-bisnis-waralaba.html )

Anda mungkin juga menyukai