Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

“Memulai dan Mencari Kesempatan”

Disusun Oleh :

Kelompok 1

 Sulvina Syarif
 Fitri
 Sebrianti
 Andi Baso Syam
 Agnes Hadelin S

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini, begitu banyak kesempatan kewirausahaan yang berpeluang di masyarakat.
Bisnis keluarga adalah salah satu jalan berwirausaha. Banyak anak laki-laki dan perempuan
mempunyai pilihan untuk memasuki perusahaan yang didirikan orang tua mereka atau nenek-
kakeknya. Pimpinan keluarga dapat berjuang untuk kelangsungan bisnis keluarga dalam
beberapa generasi, sehingga menciptakan kesempatan untuk anak-anaknya atau saudara
lainnya melanjutkan kewirausahaan dalam bisnis itu. Sering, selama masa pendidikannya
anggota keluarga yang mudaa harus memutuskan bagaimana mempersiapkan karier dalam
bisnis keluarga.
Alternatif kedua memulai bisnis yaitu bisnis franchise. Dalah satu perjanjian franchise
pertama adalah pembagian kerjasama pada abad 19 antara perusahaan mesin jahit Singer dan
penyalurnya. Franchise tak diragukan lagi, terus membantu ribuan wirausaha menyadari mimpi
kepemilikan bisnisnya tiap tahun.
Setelah mengamati kesempatan kewirausahaan yang ada di dalam bisnis keluarga atau
franchising, sekarang kita mengalihkan perhatian pada dua pilihan kewirausahaan tambahan-
pendirian dan pembelian kembali perusahaan. Menciptakan bisnis adalah pilihan yang
seringkali diasosiasikan dengan istilah serikat kewirausahaan. Tidak ada pertanyaan yang
menampilkan permulaan perusahaan hingga kesempatan yang signifikan bagi banyak
wirausaha. Tetapi wirausaha dapat juga mewujudkan mimpi mereka dengan membeli bisnis
yang sudah ada.

2. Topik Penulisan
 Memberikan tiga alasan untuk memulai bisnis baru daripada membeli perusahaan yang
sudah ada atau mengakuisi sebuah franchise.
 Membedakan jenis dan sumber ide-ide untuk memulai.
 Mengidentifikasi 5 faktor yang menentukan apakah suatu ide adalah sebuah
kesempatan investasi bagus.
 Menyebutkan beberapa alasan untuk membeli bisnis yang sudah ada.
 Meringkas empat pendekatan dasar untuk menentukan nilai wajar dari sebuah bisnis.
 Menggambarkan karakter dari pemula yang sangat sukses.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membuat suatu bisnis baru
Ada beberapa alasan untuk memulai sebuah bisnis dari sisa-sisa bisnis daripada mengejar
alternatif, seperti franchising. Termasuk didalamnya :
 Menampilkan penemuan terbaru atau barang/jasa terbaru yang dikembangkan.
 Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan,
pemasok, dan bankir yang ideal.
 Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan ikatan
sah dari perusahaan yang ada. Preseden, kebijakan, prosedur, komitmen hukum dari
perusahaan yang sudah ada yang tidak diinginkan.
Asumsikan bahwa anda punya satu atau lebih dari alasan di bawah ini untuk
mempertimbangkan “permulaan” anda:
 Apakah perbedaan antara jenis-jenis ide permulaan?
 Berapa jenis ide permulaan yang akan dipertimbangkan?
 Apasaja sumber untuk ide baru?
 Bagaimana anda mengenali kesempatan murni yang menjanjikan imbalan
finansial yang menarik?
 Bagaimana seharusnya anda menyaring ide anda?
 Apa yang mungkin anda lakukan untuk menambah kesempatan anda sehingga
bisnis anda akan berhasil?

1.1 Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha


Ada tiga jenis ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi ide awal, ide-ide untuk pasar baru,
teknologi baru, dan manfaat baru.
 Ide jenis A, ide awal yang pada penyediaan produk yang sudah ada tapi belum tersedia
pasar bagi konsumen.
 Ide jenis B, ide awal yang melibatkan teknologi baru, didasarkan bagi penyediaan
produk baru pada konsumen.
 Ide jenis c, ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang telah diperbarui
bagi konsumen.
1.2 Sumber ide awal pendirian perusahaan
Berdasarkan hasil dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh National Federation
if Independent Business Foundation, yang menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu”
menyebabkan 45% ide baru.
“minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah
11%. Meskipun sebuah ide baru sebenarnya dapat berasal dari mana saja, kita akan
memusatkan perhatian pada empat sumber yaitu: pengalaman pribadi, minat, penemuan tidak
sengaja, dan pencarian ide dengan penuh pertimbangan.
1. Pengalaman pribadi, merupakan dasar utama ide awal baik saat bekerja maupun di
rumah.
2. Minat, kadang kala minat tumbuh diluar statusnya sebagai minat dan menjadi
bisnis.
3. Penemuan secara tidak sengaja, melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan, sebuah ide awal yang dapat muncul dari
percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru.
Para wirausaha dapat mengevaluasi kemampuan mereka sendiri dan kemudian melihat
barang atau jasa baru yang mungkin dapat dihasilkan oleh mereka, atau mereka pertama-tama
dapat melihat kebutuhan di pasar dan kemudian menghubungkan kebutuhan tersebut dengan
kemampuan mereka sendiri.
Seseorang yang sungguh-sungguh kreatif dapat menemukan ide yang berguna dalam
berbagai cara. Sumber ide usaha baru yang didiskusikan disini hanya sedikit contoh dari
kemungkinan yang ada.

1.3 Mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan investasi


Menurut Amar Bhide, seorang professor di Harvard Business School, “permulaan
usaha dengan produk yang tidak memenuhi kebutuhan yang jelas dan penting tidak dapat
diharapkan untuk “ditemukan” dengan jumlah konsumen yang cukup untuk membuat sebuah
perbedaan.” Sehingga, pasar sangat menentukan apakah sebuah ide memiliki kemungkinan
untuk menjadi sebuah kesempatan investasi.
Terdapat banyak kriteria lain untuk menentukan apakah sebuah ide bisnis baru adalah
kesempatan investasi yang baik. Beberapa persyaratan dasar adalah sebagai berikut:
 Harus terdapat kebutuhan pasar yang ditentukan dengan jelass bagi barang atau jasa,
dan harus memiliki waktu yang tepat.
 Bisnis yang diinginkan harus mencapai tenggang waktu atau keuntungan bertahan yang
kompetitif.
 Ekonomi dari suatu usaha perlu untuk dihargai, dan bahkan dimaafkan,
memperbolehkan bagi keuntungan yang berarti dan menumbuhkan potensi.
 Harus ada kecocokan yang cukup baik antara wirausaha dan kesempatan.
 Harus tidak ada kesalahan total dalam usaha tersebut; yaitu tidak adanya situasi atau
perkembangan yang dapat membuat hidup dan mati sendiri yang dapat membuat bisnis
tersebut sebagai suatu kegagalan.

1.4 Menyaring ide awal


Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk penyaringan dan
testing. Ini secara tepat untuk temuan arti yang membutuhkan pengembangan kerja untuk
membuat mereka beroperasi. Hampir seluruh ide apapun membutuhkan studi yang hati-hati
dan modifikasi sebagai pembukaan untuk pendekatan bisnis.
Kriteria evaluasi untuk memulai bisnis
Ketertarikan
Kriteria faktor pemasaran Faktor yang dapat membantu Faktor yang menggagalkan
Kebutuhan akan produk Teridentifikasi dengan baik Tidak fokus
Pelanggan Dapat dijangkau, dapat menerima. Tidak terjangkau, kesetiaan yang
kuat pada produk pesaing.
Nilai yang diciptakan oleh Penting. Tidak penting.
produk atau servis bagi
pelanggan
Hidup produk Menggunakan perluasan dibalik Digunakan dalam waktu kurang
waktu yang ada bagi pelanggan dari waktu yang dibutuhkan oleh
untuk mengembalikan investasi pelanggan untuk mengembalikan
ditambah keuntungan. investasi.
Struktur pasar Memunculkan industri;tidak terlalu Persaingan yang terkonsentrasi
kompetitif. tinggi, industri yang dewasa atau
menurun.
Ukuran pasar Penjualan $100 atau di Tidak diketahui, kurang dari $10
Pertumbuhan pasar Atasnya bertumbuh setidaknya. Penjualan diatas jutaan dollar.

Keuntungan dari persaingan


Struktur harga Produsen yang menggunakan biaya Tidak ada keuntungan dari biaya
rendah produksi
Tingkat kontrol atas:
Harga Moderat sampai menguat Tidak ada
Biaya Moderat sampai menguat Tidak ada
Saluran pemasok Moderat sampai menguat Tidak ada
Harga masuk:
Informasi hak milik atau
proteksi peraturan Punya atau dapat mengembangkan Tidak mungkin
Relasi/keuntungan waktu Lentur dan dapat merespons Tidak ada
Keuntungan kontrak Hak milik atau dikembangkan Tidak ada
Kontak dan jaringan kerja Secara eksklusif Terbatas
yang sah
Ekonomi
Kembali pada investasi 25% atau lebih; mempunyai Kurang dari 15%, lemah
tenggang waktu
Persyaratan investasi Kecil ke sedang Jumlah besar
Waktu untuk laba break-even Di bawah dua tahun Dibiaya dengan kesulitan lebih dari
atau untuk mencapai arus kas tiga tahun
Kemampuan manajemen Pengalaman yang sudah terbukti; Pengusaha tunggal tidak
perbedaan keterampilan diantara mempunyai pengalaman yang
tim manajemen. berhubungan dengan hal tersebut.
Kesalahan fatal Tidak ada Satu atau lebih.

2. Membeli bisnis yang sudah ada


Keputusan untuk membeli sebuah bisnis yang telah ada harus dibuat hanya setelah
pertimbangan seksama akan keuntungan dan keinginannya.

2.1 Alasan untuk membeli bisnis yang sudah ada


Alasan-alasan untuk membeli bisnis yang sudah ada dapat dipadatkan ke dalam tiga kategori
umum berikut:
 Untuk mengurangi beberapa ketidaktentuan dan ketidaktahuan yang harus dihadapi
dalam memulai sebuah bisnis dari latar belakang tersebut.
 Untuk memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang sedang berjalan dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok.
 Untuk mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan dengan harga di bawah biaya
untuk memulai sebuah bisnis baru.
a. Pengurangan ketidakpastian
Bisnis yang sukses telah dapat mendemonstrasikan kemampuannya untuk menarik pelanggan,
menekan biaya, dan membuat keuntungan.
b. Akuisisi dari operasi yang sedang berjalan dan hubungan.
Pembeli bisnis yang telah berdiri menginginkan secara umum setiap personel, persediaan
fasilitas fisiknya, hubungan baik yang dikembangkan, dan hubungan yang sedang berlangsung
dengan pemasok perdagangan dan pelanggan.
c. Harga yang ditawarkan
Bila sipenjual ingin lebih menjual daripada sipembeli ingin membeli sebuah bisnis yang telah
berdiri dapat diperoleh dengan harga rendah. Apakah ini sebuah pembelian yang bagus harus
ditentukan dengan pemilik baru yang menjanjikan.

2.2 Menentukan sebuah bisnis untuk dibeli


Kadang kala, dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, seorang calon pembeli
mendapat kesempatan membeli bisnis yang ada. Sebagai contoh, perwakilan penjualan
seseorang penghasil produk atau penjual dapat ditawari sebuah kesempatan untuk membeli
bisnis eceran pelanggan. Dalam kasus lain, pembeli yang menjanikan butuh untuk mencari
bisnis untuk dibeli.
Sumber-sumber yang memimpin mengenai kemampuan bisnis untuk membeli
termasuk di dalamnya pemasok, dsitributor, asosiasi dagang bahkan bankir. Pernyataan-
terutama mereka yang mengkhususkan diri dalam penjualan, ada beberapa pialang khusus,
yang disebut match maker, yang menangani semua persetujuan untuk menutup pembelian.

2.3 Menyelidiki dan mengevaluasi bisnis yang ada


Tanpa mengesampingkan sumber kepemimpinan, sebuah kesempatan bisnis
membutuhkan evaluasi. Seperti langkah pertama, pembeli perlu mendapatkan informasi bisnis
tersebut. Beberapaa informasi dapat diperoleh melalui pengamatan pribadi atau diskusi dengan
penjual. Orang yang dapat memberikan informasi, antara lain pemasok, bankir, pegawai, dan
pelanggan bisnis.
 Mempercayai pendapat profesional, walaupun beberapa aspek latar belakang
penyelidikan membutuhkan pemeriksaan pribadi, seorang pembeli juga mencari
bantuan ahli dari luar. Kedua sumber yang paling berharga dari bantuan ahli luar adalah
akuntan dan pengacara. Juga bijaksana mencari orang lain yang telah mempunyai
bisnis, untuk belajar dari pengalaman mereka.
Calon pembeli memang harus mencari nasihat dan bimbingan, tetapi mereka harus
membuat keputusan akhir sendiri, karena terlalu penting untuk menyerahkannya
kepada orang lain.
 Menyeidiki mengapa bisnis tersebut dijual, ada kemungkinan bisnis tersebut tidak
berjalan baik atau adaa bahaya lain yang dapat mempengaruhi penampilannya di masa
mendatang. Berikut ini hal-hal yang paling umum yang ditawarkan empunya mengapa
bisnisnya ingin dijual.
 Usia lanjut atau sakit
 Keinginan untuk melokasi ulang di bagian lain suatu negara
 Keputusan untuk menerima sebuah posis dalam perusahaan lain
 Ketidakuntungan bisnis
 Penjualan eksklusif franchise yang tidak dapat diteruskan
 Kedewasaan industri tersebut dan kekurangan pertumbuhan potensial
Satu-satunya cara pembeli menghidari kejutan yang tidak menyenangkan kemudian
adalah melakukan yang terbaik baginya menentukan apakah si penjual adalah orang
yang beretika.
 Memeriksa data keuangan, tahap pertama dari mengevaluasi kesehatan keuangan dari
sebuah perusahaan, adalah mengulang kembali pernyataan keuangan dan pengembalian
pajak untuk lima tahun terakhir (atau sebanyak mungkin tahun yang mungkin diteliti).
Untuk menentukan sejarah bisnis dan menetukan kearah mana bisnis tersebut bergerak,
pembeli harus memeriksa data keuangan yang berkaitan dengan operasional
perusahaan. Bila data keuangan memungkinkan dalam lima tahun terakhir, pembeli
menggunakan ini untuk mendapatkan ide untuk trend bisnisnya.
Pembeli harus secara teliti menyelidiki lembar neraca penjual untuk melihat apakah
nilai aset yang ada di dalam buku tersebut nyata. Walaupun perubahan-perubahan
dalam nilai secara umum tidak terlihat dalam catatan akuntansi, hal-hal tersebut harus
dipertimbangkan oleh calon pembeli.
2.4 Penilaian sebuah bisnis
Meskipun sejumlah teknik digunakan dalam menilai sebuah perusahaan,, pada
dasarnya teknik-teknik tersebut adalah derivat dari empat dasar penilaian ini: (1) penilaian
berdasarkan aktiva, (2) penilaian berdasarkan pasar, (3) penilaian berdasarkan laba, dan (4)
penilaian berdasarkan perputaran uang.
a. Penilaian berdasarkan aktiva
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa sebuah perusahaan dapat ditentukan dengan
memperkirakan nilai aktiva yang ada di dalam perusahaan. Pendekatan ini melibatkan tiga
perhitungan aktiva yaitu: nilai buku pada aktiva, nilai pengganti aktiva, dan nilai likuidasi
aktiva. Teknik nilai buku yang dimodifikasi menggunakan nilai buku perusahaan, seperti yang
ditunjukkan pada neraca, dan menyesuaikannya untuk memperlihatkan perbedaan nyata antara
historical cost activa dan nilai saat ini. Pendekatan berdasarkan aktiva kedua adalah nilai
penggantian aktiva, mencoba untuk menentukan apakah biaya yang akan dikeluarkan untuk
mengganti tiap aktiva perusahaan. Metode ketiga, nilai likuidasi aktiva, menghitung jumlah
uang yang akan diterima jika perusahaan menghentikan operasinya dan melikuidasi aktivanya.
Pendekatan penilaian berdasarkan aktiva sangat tidak efektif dalam membantu calon pembeli
untuk memutuskan berapa uang harus dibayarkan pada perusahaan.
b. Penilaian berdasarkan pasar
Penilaian ini mengandalkan pada pasar keuangan dalam memperhitungkan nilai sebuah
perusahaan. Metode ini melihat pada harga pasar sebenarnya dari perusahaan sejenis yang
sedang dinilai dengan perusahaan yang dijual atau deperdagangkan secara umum di bursa
saham.
Sebuah pendekatan penilaian berdasarkan pasar yang lebih rumit melibatkanprice to
earnings ratio. Misalnya, sebagai calon pembeli, anda mungkin akhir-akhir ini menemukan
penjualan perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan dan tingkat risiko yang setara padaa
perusahaan yang anda inginkan untuk dinilai. Pendekatan penilaian berdasarkan pasar tidaklah
mudah seperti yang terlihat, karena seringkali sulit untuk menemukan bahkan satu perusahaan
yang sebanding dalam segala segi perusahaan yang dinilai. Tidaklah cukup hanya menemukan
sebuah perusahaan dalam industri yang sama, meskipun mungkin memberikan perhitungan
yang kasar. Perusahaan yang ideal adalah perusahaan yang yang berada dalam jenis bisnis yang
sama, dan memiliki tingkat pertumbuhan yang serupa, struktur keuangan, rasio perputaran
aktiva (penjualan/total aktiva), dan profit margin (laba/penjualan).
c. Penilaian berdasarkan laba
Menggunakan sudut pandang berbeda yang menentukan nilai perusahaan bukan dengan
historical cost atau replacement cost ataupun nilai pasar yang setara, tapi dengan return (hasil)
di masa mendatang dari investasi. Yakni, nilai perusahaan yang diperkirakan berdasarkan
kemampuannya menghasilkan laba atau pendapatan di masa mendatang.
Perbedaan prosedur yang digunakan dalam menilai sebuah perusahaan yang didasarkan
pada labanya, tapi pendekatan yang digunakan umumnya adalah: menetukan laba yang
disesuaikan, dan membagi jumlah ini dengan tingkat kapitalisasi. Tingkat kapitalisasi yang
tepat adalah yang didasarkan pada tingkat risiko yang terlibat dalam bisnis dan tingkat
pertumbuhan laba yang diharapkan di masa mendatang. Hubungannya adalah sebagai berikut:
1. Semakin besar (sedikit) risiko bisnis, lebih tinggi (rendah) tingkat kapitalisasi yang sesuai,
dan sebagai akibatnya, semakin rendah (tinggi) nilai perusahaan.
2. Semakin tinggi (rendah) tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan dalam laba di masa
mendatang, semakin rendah (tinggi) tingkat kapitalisasi yang tepat dan, oleh karena itu,
semakin tinggi (rendah) nilai perusahaan.
d. Penilaian bedasarkan arus kas
Pendekatan ini menilai perusahaan berdasarkan jumlah dan pengaturan waktu arus kas
di masa mendatang. Selain itu, pendekatan ini menetukan nilai sebuah bisnis dengan
memperbandingkan antara expected dan required rate of return dari investasi.
Membeli sebuah bisnis merupakan hal yang serupa dengan berinvestasi dalam sebuah
rekening tabungan di sebuah bank. Dalam sebuah penilaian berdasarkan arus kas, sebuah
perbandingan yang dibuat antara tingkat return yang diharapkan (tingkat bunga yang dijanjikan
oleh bank) dan tingkat return yang diminta, untuk menentukan apakah investasi tersebut
(rekening tabungan) memuaskan.
Dua langkah dalam mengukur present value dari sebuah arus kas perusahaan di masa
mendatang:
1. Memperkirakan arus kas di masa mendatang yang dapat diharapkan oleh investor.
2. Memuaskan tingkat return yang diminta investor.

2.5 Faktor nonkuantitatif dalam menilai sebuah bisnis


Faktor ini secara tidak langsung terkait dengan arus kas di masa mendatang dan posisi
keuangan perusahaan.
 Persaingan, pembeli harus melihat luas, intensitas dan lokasi dari bisnis yang bersaing
dan memeriksa apakah bisnis yang dipertanyakan tersebut mengalami kerugian atau
keuntungan dalam persaingannya.
 Pasar, menentukan kecukupan pasar untuk mempertahankan bisnis yang akan dibeli.
Hal ini memerlukan penelitian pasar, penelitian sensus data, dan secara perorangan, pengaturan
langsung pada tiap-tiap tempat persaingan bisnis.
 Pengembangan komunitas di masa mendatang, contohnya sebuah perubahan dalam
peraturan daerah setempat yang telah dilakukan, tapi belum mempengaruhi dan mengubah arus
lalu lintas dua arah menjadi satu arah.
 Komitmen hukum, meliputi kesatuan gugatan hukum, penundaan pembayaran pajak,
kelalaian penggajian, pembayaran sewa dan angsuran yang melewati waktunya, dan catatan
hipotek pada tiap properti riil yang diminta.
 Kontrak serikat pekerja, calon pembeli harus menentukan apakah jenis perjanjian
tenaga kerja, jika ada, yang berlaku, sebaik kualitas dari hubungan karyawan perusahaan.
 Bangunan, kualitas bangunan yang ditempati oleh bisnis harus diperiksa dengan
memberikan perhatian khusus bagi tiap bahaya kebakaran dan apakah terdapat batasan dalam
menggunakan bangunan tersebut.
 Harga produk, membandingkan harga dari penjual produk dengan harga yang tercatat
pada katalog para produsen atau pedagang besar, dan juga dengan harga dari produk pesaing
di pasar.

2.6 Menegosiasikan dan menutup perjanjian


Harga pembelian bisnis ditentukan oleh negosiasi antara pembeli dan penjual,
meskipun nilai yang dikalkulasikan mungkin bukanlah harga yang akhirnya dibayarkan untuk
bisnis tersebut.
Akan tetapi, nilai tersebut memberikan perkiraan nilai bagi pembeli untuk digunakan
dalam menegosiasikan harga. Secara nyata, pembeli mencoba untuk membeli perusahaan
kurang dari nilai penuh yang diperkirakan. Tentu saja, penjual mencoba untuk mendapatkan
harga diatas nilai tersebut.
Bagian yang penting dari proses negosiasi adalah syarat pembelian. Dalam berbagai
kasus, pembeli tidak dapat membayar harga sepenuhnya secara tunai dan harus mencari
perpanjangan waktu. Jangka waktu dapat menjadi lebih menarik bagi pembeli dan penjual
seperti jumlah pembayaran uang muka yang dikurangi dan atau jangka waktu pembayaran
kembali yang diperpanjang. Seperti pembelian harta tak bergerak, pembelian sebuah bisnis
ditutup pada waktu tertentu. Sejumlah dokumen penting diselesaikan selama penutupan
tersebut. Hal ini termasuk sebuah tagihan penjualan, sertifikat untuk pembayaran pajak dan
peraturan pemerintah lainnya, dan perjanjian yang ada di masa mendatang dan jaminan yang
berhubungan dengan penjual.

3. Meningkatkan peluang sukses awal mula: pelajaran dari perusahaan


bertingkat pertumbuhan tinggi
Siapapun yang punya mimpi untuk menjalankan bisnis kecil harus melakukan apapun
yang mungkin untuk memajukan peluang sukses. Mengikuti jejak orang sukses adalah salah
satu cara untuk mewujudkannya.
Kunci pencatatan sukses adalah pertumbuhan penjualan perusahaan. Tentu saja
keuntungan dan arus kas yang dihasilkan dari penjualan harus mencukupi.
Penjualan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk menutupi biaya pasti dengan
mencapai skala penjualan perlu untuk diraih lebih dari sekadar untuk bertahan. Perusahaan
yang sedang tumbuh bisa menjadi gagal, tetapi kesempatan untuk membuat nilai ekonomi-
barometer kunci- dan menciptakan kesempatan dalam komunitas dimana bisnis berada dalam
sebuah kemajuan besar di dalam pertumbuhan.
Berikut gambaran mengenai karakteristik dari awal mula yang sukses:
 Kebanyakan perusahaan tumbuh dengan cepat dimulai dari usaha tim.
 Pendiri telah mempunyai pengalaman yang berkaitan.
 Pendiri sering memulai bisnis lain.
 Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi sering ditemukan dalam industri
manufaktur dan jasa.
 Perusahaan berpertumbuhan tinggi dibbiayai dengan baik-tetapi tidak banyak.
 Pendiri perusahaan bertingkat pertumbuhan tinggi membagi kepemilikan dalam bisnis.
 Perusahaan berpertumbuhan tinggi tidak membatasi dirinya di pasar lokal.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ada berbagai macam alasan dalam berbisnis yang tentu ada kekurangan dan kelebihannya.
Untuk memulai bisnis baru, ada tiga alasan yaitu : 1) sebuah bisnis baru dapat memperlihatkan
investasi yang baru atau barang dan jasa yang baru saja dikembangkan, 2) bisnis baru dapat
mengambil keuntungan dari tempat yang ideal, peralatan, barang dan jasa, pekerja, pemasok
dan bankir, 3) bisnis baru menghindari contoh awal yang tidak diinginkan, kebijaksanaan,
prosedur, dan komitmen hukum dari bisnis yang ada. Sedangkan alasan untuk membeli
perusahaan yang sudah berdiri adalah : 1) membeli perusahaan yang telah berdiri mengurangi
ketidaktentuan, 2) dengan memperoleh perusahaan yang sudah ada, pengusaha dapat
mengambil keuntungan dari operasional yang telah berjalan dan hubungan yang telah dimiliki
perusahaan sebelumnya, 3) mungkin tersedia dalam harga penawaran.

2. Saran
Memulai bisnis yang baru atau membeli bisnis yang telah berdiri masing-masing memiliki
kekurangan dan kelebihan, kembali lagi bagaiman cara kita bisa mengelola perusahaan dengan
profesional dan barang yang diproduksi memiliki nilai jual yang tinggi dan dibutuhkan di
kalangan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Longenecker,justinG.,dkk.Kewirausahaan.SalembaEmpat,jl.Wijaya,Jakarta.2001

Anda mungkin juga menyukai