Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN


PENDEKATAN PERILAKU

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Teori dan Model Kepemimpinan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H.Achmad Fathoni, M.Ag

Disusun oleh:
MOHAMMAD SYAMSUDIN
NIM : 2019.080.043/019.10.04.2878

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO
TULUNGAGUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

  Puji  syukur  bagi  Allah  yang  senantiasa  mencurahkan  rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Teori dan Model Kepemimpinan Pendidikan Islam yang
berjudul “Analisis Kepemimpinan Berdasarkan Pendekatan Perilaku”, Tidak lupa
sholawat serta salam  semoga  tetap tercurah kepada nabi kita Nabi Muhammad
SAW yang kita tunggu syafaatnya di yaumul qiyamah.
            Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas kuliah Teori dan Model
Kepemimpinan Pendidikan Islam. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini terutama pada
dosen pengampu Prof. Dr. H. Achmad Fathoni, M.Ag yang selalu memberi
bimbingan pada kita semua.

            Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu. Saran dan kritik
yang membangun dari pembaca pada umumnya sangatlah kami nantikan guna
menyempurnakan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh

Tulungagung, 26 Pebruari 2021

2
Penyusun,

BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar belakang masalah


Dalam studi kepemimpinan, behavioral theory atau teori perilaku,
beranggapan bahwa pemimpin bukan hanya dilahirkan, tetapi dapat
diciptakan. Menurutnya pemimpin yang sukses pada dasarnya dapat
ditentukan, dan perilakunya dapat dipelajari. Teori ini tidak mengamati sifat
pemimpin yang dibawa sejak lahir, melainkan pada apa yang dilakukan
pemimpin secara aktual. Menurutnya, sukses seseorang dapat ditentukan oleh
aksi nyata dan yang terlihat. Implikasi dari pandangan ini adalah kemampuan
kepemimpinan seseorang dapat dipelajari.
Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin
adalah hal yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah
organisasi dituntut untuk bisa membuat individu-individu dalam organisasi
yang dipimpinnya bisa berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh
pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu seorang pemimpin
haruslah bisa memahami perilaku individu-individu di dalam organisasi yang
dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi
organisasinya.
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin
dan bagaimana seorang pemimpin menjalankan fungsinya. Menurut teori ini,
orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau
observasi. Pendekatan perilaku ini memandang bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin.
Alasannya sifat seseorang sukar untuk diidentifikasi. Beberapa ahli
berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti orang yang
dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara
efektif. . Namun demikian, keefektifan perilaku kepemimpinan ini

3
dipengaruhi oleh beberapa variabel. Jadi perilaku tidak mutlak menentukan
keberhasilan suatu kepemimpinan. Konsep perilaku kepemimpinan ini
muncul karena menganggap bahwa konsep sifat kepemimpinan tidak mampu
menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep perilaku kepemimpinan?
2. Bagaimana teori kepemimpinan berdasarkan analisis pendekatan
perilaku?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui konsep perilaku kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan berdasarkan analisis pendekatan
perilaku.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Perilaku Kepemimpinan.


Dalam penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh
suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi
mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan
kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang
berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat
bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas
kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti
lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk
menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan
kinerja bawahan.
Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership)
ini   didasari pada keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil
bentukan atau dapat dibentuk, bukan dilahirkan (leader aremade, nor born).
Berakar pada teori behaviorisme, teori kepemimpinan ini berfokus pada
tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Menurut teori
ini, orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan
atau observasi.1
Dalam pendekatan perilaku ini memandang bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin.
Alasannya sifat seseorang sukar untuk diidentifikasi. Beberapa ahli
berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti orang yang

1
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku
Motivasional, dan Mitos,(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 8

5
dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara
efektif.2
Namun demikian, keefektifan perilaku kepemimpinan ini dipengaruhi
oleh beberapa variabel. Jadi perilaku tidak mutlak menentukan keberhasilan
suatu kepemimpinan.
Konsep perilaku kepemimpinan ini muncul karena menganggap bahwa
konsep sifat kepemimpinan tidak mampu menghasilkan kepemimpinan yang
efektif, karena sifat sulit untuk diidentifikasi. Yulk sebagaimana yang dikutip
Marno dkk, menjelaskan bahwa perilaku pemimpin terhadap bawahan ada 4
bentuk perilaku, yakni :
1. ada yang lebih menekankan pada tugas
2. ada yang lebih mementingkan pada hubungan
3. ada yang mementingkan kedua-duanya
4. ada yang mengabaikan kedua-duanya.3

Ada juga peneliti yang mengatakan bahwa perwujudan perilaku


pemimpin dengan orientasi bawahan ialah:

1. penekanan pada hubungan atasan-bawahan


2. perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para
bawahannya
3. menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan
perilaku yang terdapat dalam diri dari para bawahan.4

Dalam penjabaran lebih lanjut, analisis perilaku kepemimpinan ini


menghasilkan beberapa teori kepemimpinan sebagaimana yang akan
dijelaskan di bawah ini secara lebih detail.

2
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
hal. 91
3
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung:
Refika Abditama, 2008), hal. 39
4
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hal. 293

6
B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Analisis Pendekatan Perilaku.
Dalam menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan, pemimpin
biasanya menampakkan perilaku kepemimpinannya dengan bermacam-
macam. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Usman, para peneliti telah
mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang berpijak dari perilaku
kepemimpinan ini, yaitu:
1. yang berorientasi pada tugas (task oriented)
2. yang berorientasi pada bawahan atau karyawan (employee oriented).5

Gaya yang berorientasi pada tugas lebih memperhatikan pada


penyelesaian tugas dengan pengawasan yang sangat ketat agar tugas selesai
sesuai dengan keinginannya. Hubungan baik dengan bawahannya diabaikan
yang penting bawahan harus bekerja keras, produktif dan tepat waktu.
Sebaliknya gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan cenderung
lebih mementingkan hubungan baik dengan bawahannya dan lebih
memotivasi karyawannya daripada mengawasi dengan ketat. Gaya ini sangat
sensitif dengan perasaan bawahannya. Jadi pada prinsipnya yang dipakai pada
gaya kepemimpinan yang ini bukan otak tapi rasa yang ada dalam hati.
Pemimpin berusaha keras tidak menyakiti bawahannya.

Penjabaran perilaku pemimpin terhadap bawahan tersebut dapat


dirinci sebagai berikut:

1. High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan


orientasi tugas yang tinggi juga.
2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang
tinggi, tetapi rendah hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan
hubungan dengan bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori
ini disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala

5
Ibid., hal. 293-294

7
yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan
juga lemah.6

Penulis mnyimpulkan dari macam gaya kepemimpinan tersebut yang


paling baik adalah high – high, sedangkan kepmimpinan yang paling fatal
akibatnya adalah yang keempat. Seorang pemimpin apabila memimpin
dengan gaya yang keempat ini, lebih baik turun saja dari kepemiminannya
sebelum hancur organisasi yang dipimpinnya tersebut.

Dari hasil penelitian terdapat beberapa teori kepemimpinan


berdasarkan perilaku yang terkenal di kalangan para peneliti. Teori tersebut
antara lain studi lowa, studi ohio, studi Michigan, Likert.

Studi Lowa. Studi ini meneliti kesukaan terhadap 3 macam gaya


kepemimpinan, yaitu gaya otoriter, gaya demokratis dan gaya laizes
faire. Hasil penelitian mengatakan bahwa kebanyakan suka gaya
kepemimpinan demokratis. Begitu juga penulis sangat setuju dengan gaya
demokratis karena berdiri di tengah, tidak berat sebelah.

Studi Ohio. Studi ini berusaha mengembangkan angket deskripsi


perilaku kepemimpinan. Peneliti merumuskan bahwa kepemimpinan itu
sebagai suatu perilaku seseorang yang mengarah pada pencapaian tujuan
tertentu, yang terdiri dari dua dimensi, yaitu struktur pembuatan inisiatif dan
perhatian. Struktur pembuatan inisiatif menunjukkan pada pencapaian tugas. 7
Perhatian menunjukkan perilaku pemimpin pada hubungan dengan
bawahannya. Penelitian ini menemukan empat gaya kepemimpinan sebagai
berikut:

1. Perhatian rendah pembuatan inisiatif rendah.


2. Perhatian tinggi pembuatan inisiatif rendah
6
Marno dan Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan…, hal. 39-40
7
Lihat juga Marno dan Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan…, hal. 40

8
3. Perhatian tinggi pembuatan inisiatif tinggi
4. Perhatian rendah pembuatan inisiatif tinggi

Studi Michigan. Penelitian ini mengidentifikasi dua konsep gaya


kepemimpinan, yaitu berorientasi pada bawahan dan berorientasi pada
produksi. Pemimpin yang berorientasi pada bawahan menekankan
pentingnya hubungan dengan pekerja dan menganggap setiap pekerja
penting. Pemimpin yang berorientasi pada produksi menekankan pentingnya
produksi dan aspek teknik-teknik kerja.8

Empat sistem kepemimpinan dalam manajemen Likert. Menurut


Likert, pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya participatif
management. Gaya ini menekankan bahwa keberhasilan pemimpin adalah
jika berorientasi pada bawahan dan komunikasi. Likert merancang empat
sistem kepemimpinan dalam manajemen sebagai berikut:

1. Exploitative Authoritative (Otoriter yang Memeras)


Pemimpin menentukan semua keputusan tentang seluruh kegiatan,
memerintahkan agar semua bawahan melaksanakan tugas kegiatan,
menentujan standar pelaksanaan tugas kegiatan, menentukan standar
pelaksanaan tugas yang harus dipenuhi bawahan, memberikan ancaman
dan hukuman kepada bawahan yang tidak berhasil melakukan tugas
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kurang mempercayai
bawahan dan tidak melibatkan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Benevolent Authoritative (Otoriter yang baik)
Pemimpin menyampaikan berbagai peratuaran, tugas tugas atau perintah
kepada bawahan dan pada giliranya, bawahan diberi kebebasan untuk
mengemukakan pendapatnya.Diman bawahan diberi kelongaran dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan batasan yang telah disepakati
3. Cosultative  (Konsultatif)

8
Usman, Manajemen Teori…, hal. 280

9
Pemimpin menetapkan dan mengemukakan tujuan yang harus dcapai dan
ketentuan ketentuan yang bersifat umum setelah berdiskusi dengan
bawahan.
4. Participatif (Partisipatif).9
Penentuan tujuan dan pengambilan keputusan ditentukan oleh kelompok.
Apabila diperlukan, pemimpin dapat mengambil keputusan setelah
memperoleh saran dan pendapat bersama bawahan.

Dari sini penulis mengambil kesimpulan bahwa penerapan system


kepemimpinan 1 dan 2 akan menghasilkan produktivitas kerja yang pas-
pasan, sedangkan penerapan system kepemimpinan 3 dan 4 akan
menghasilkan produktivitas kerja yang lebih.

9
Ibid., hal. 295-296

10
BAB III

KESIMPULAN 

A. Konsep Perilaku Kepemimpinan.


Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership)
ini   didasari pada keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil
bentukan atau dapat dibentuk, bukan dilahirkan (leader aremade, nor born).
Berakar pada teori behaviorisme, teori kepemimpinan ini berfokus pada
tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Dalam teori,
memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku,
dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin. karena sifat seseorang sukar
untuk diidentifikasi. Sedangkan perilaku dapat dipelajari.

B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Analisis Pendekatan Perilaku.

Dari hasil penelitian terdapat beberapa teori kepemimpinan


berdasarkan perilaku yang terkenal di kalangan para peneliti. Teori tersebut
antara lain

1. studi lowa, yaitu gaya otoriter, gaya demokratis dan gaya laizes faire.
2. studi ohio, yaitu
a. Perhatian rendah pembuatan inisiatif rendah.
b. Perhatian tinggi pembuatan inisiatif rendah
c. Perhatian tinggi pembuatan inisiatif tinggi
d. Perhatian rendah pembuatan inisiatif tinggi
3. studi Michigan, yaitu berorientasi pada bawahan dan berorientasi pada
produksi.
4. Likert, yaitu Exploitative Authoritative, Benevolent Authoritative,
Cosultative, Participatif 

11
Daftar Pustaka 

Ametembun, N.A., Kepemimpinan Pendidikan, Malang: IKIP Malang, 1975.

Danim, Sudarwan, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ),


Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos, Bandung: Alfabeta, 2010.

Kayo, Khatib Pahlawan, Kepemimpinan Islam dan Da'wah, Jakarta: Amzah,


2005.

Multitama Comunication, The Power of Leader: Potret Kepemimpinan Islam


yang Diteladani dan Dinantikan, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, Mei
2007.

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2004.

Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan


Islam, Bandung: Refika Abditama, 2008.

Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi


Aksara, 2009.

Madhi, Jamal, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh Tinjauan


Manajemen Kepemimpinan Islam, terj. Anang Syafruddin dan Ahmad
Fauzan, Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, 2004.

12

Anda mungkin juga menyukai