PERBANKAN SYARIAH
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NIM.22.52.11.220
2022
KATA PENGANTAR
Penulisan proposal ini tak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu ucapan
terima kasih saya sampaikan kepada, Ibu Annida Unnatiq Ulya, S.T., M.Sc. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.
Penulis menyadari proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
laporan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di
lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan,
terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi
komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti
KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan mendasar
diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang
dibiayai dan lingkungan kerja. (Syafi'I Antonio, 2001 hlm:10).
4
institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai
dengan syariah.
Periode 1992 sampai 1998, hanya terdapat satu Bank Umum Syariah dan 78
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah beroperasi. Tahun 1998
muncul UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No 7 Tahun 1992 tentang
perbankan. Perubahan UU tersebut menimbulkan beberapa perubahan yang
memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan bank syariah. Undang-
undang tesebut telah mengatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha
yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang
tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka
cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.
5
Perkembangan bank umum syariah dan bank konvensional yang membuka
cabang syariah juga didukung dengan tetap bertahannya bank syariah pada saat
perbankan nasional mengalami krisis cukup parah pada tahun 1998. Sistem bagi
hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produk-produk Bank Muamalat
menyebabkan bank tersebut relative mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut
oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih
rendah dari bank konvensional. (Novita Wulandari, 2004 hlm:3).
Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (j)rofit and
loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk
memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan
pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil ini
memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui
monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin
besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga
sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama
menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan
peringatan dini yang transfaran dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan
konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang
diperoleh. (Novita Wulandari, 2004 hlm:3).
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat
beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank
konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan
yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa
bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank
untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Analisis
6
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
D. Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :
1. Maanfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
7
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau wawasan
kepada masyarakat tentang kinerja keuangan bank.
c) Bagi Para Pengguna Informasi (pemegang saham, manajer, kreditur
,debitur, karyawan ,dan pemerintah ) diharapkan dapat memberikan
alternatif bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara
perusahan dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
keuangan bank.
8
BAB II
A. Kajian Teori
1. Pengertian Bank
Pengertian Bank secara umum adalah lembaga perantara keuangan atau biasa
disebut financial intermediary. Artinya, lembaga bank adalah lembaga yang dalam
aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan
selalu dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya
perdagangan yang utama. Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan
komoditas,antara lain :
Memindahkan uang
Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya
Membeli dan menjual surat-surat berharga.
9
- Pengertian Bank Konvensional menurut para Ahli:
1. Triandaru dan Budi santoso berpendapat bahwa bank konvensional yaitu bank
yang aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah
imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu priode tertentu. Setiap
perbankan mempunyai peran dan fungsi masing-masing, oleh karena itu peran dan
fungsi bank konvensional adalah:
10
UU 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah didalamnya mengatur pula kegiatan
usaha yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi kegiatan usaha yang
tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim. Juga diatur
juga mengenai masalah kepatuhan syariah (syariah compliance) yang
kewenangannya berada pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
direpresentasikan melalui Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus dibentuk
pada masing-masing Bank Syariah dan UUS.
1.Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syari’ah., adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut
dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.
Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
(Value Added 2004 hlm:2)
2. Menurut Heri Sudarsono menyatakan bahwa: Bank syariah secara umum adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah. (Heri Sudarsono 2003 hlm:27)
11
syariah. Risiko yang dihadapi bank syariah meliputi risiko kredit, risiko pasar,
risiko likuiditas, dan risiko operasional. Risiko ini muncul karena isi neraca pada
bank syariah berbeda dengan neraca pada bank konvensional. Hal ini menunjukkan
dengan adanya perbedaan risiko-risiko yang dihadapi maka akan memberi dampak
perbedaan pula antara rasio CAR bank konvensional dan bank yariah. Ada yang
menyatakan bahwa kinerja keuangan bank umum konvensional lebih baik di
bandingkan dengan bank syariah dilihat dari asio CAR. Nilai CAR bank syariah
berada di bawah bank umum konvensional. Ada pula yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara bank konvensional dengan
bank syariah diihaat dari rasio CAR. Berdasarkan uraian terebut penuis menduga
terdapat perbedaan yang signifian antara kinerja keuangan bank konvensional dan
bank syariah dilihat dari rasio CAR. ( Suharsimi Arikuto 2003 hlm: 64)
Perbedaan kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional dilihat dari laporan
keuangannya:
12
2. Pos pada bank syariah pada akun piutang jual beli terdiri dari piutang
murabahah,piutang salam, piutang isthisna, piutang qardh sedangkan pada bank
konvensional nama akunnya piutang dagang.
4. Pada bank konvensional tidak ada pinjaman qard yaitu pemberian harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau dimita kembali,meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan dan bukan transaksi komersial.
- Sistem Penghimpunan Dana Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-
bank konvensional didasari teori yang diungkapkan Keynes yang mengemukakan
bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan, yaitu fungsi transaksi,
cadangan dan investasi. Teori tersebut menyebabkan produk penghimpunan dana
disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito.
Berbeda halnya dengan hal tersebut, bank syariah tidak melakukan pendekatan
tunggal dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya.
-Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank konvensional dan bank
syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis
penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,
persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank
konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha
yang dibiayai, dan lingkungan kerja.
-Perbedaan dalam Struktur Organisasi, Bank syariah dapat memiliki struktur yang
sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi
13
unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah
keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan
Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas setiap opini yang
diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota
Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah
para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan
Syariah Nasional.
14
Hasan.2000.Analisis Perbandingan kinerja keuangan perbankan konvensional dan
perbankan Syariah. Hlm 13)
Dari Penelitian yang Relevan di atas dapat di simpulkan Persamaan nya adalah
sama sama membahas tentang profitabilitas bank konvensional dan bank Syariah.
Sedangkan Perbedaan nya terletak pada hasil penelitian yang menjelaskan
Perkembangan Perbankan konvensional relatif rendah dibandingkan perbankan
Syariah.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang dan uraun teoritis dapat dikatakan `bahwa perusahaan
yang bergerak dibidang perbankan syariah harus menerapkan prinsip-prinsip
syariah yang mencerminkan kepatuhan syariah. Kepatuhan bank syariah yang
15
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah diharapkan akan berpengaruh positif terhadap
kinerja perbankan yang sesuai dengan maqashid syariah. Selain itu pelaksanaan
prinsip-prinsip Islamic Social Responsibility juga mempengaruhi kinerja keuangan
bank syariah. Pelaksanaan ISR juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan
kuantitas perusahaan dalam memenuhi kepatuhan terhadap prinsip syariah.
Berdasarkan hal tersebut penulis membuat model penelitian sebagai berikut:
Reputasi (X2)
D. Hipotesis Penelitian
1. Pengungkapan Islamic Social Responsibility Berpengaruh Positif Terhadap
Kinerja Perbankan Syariah.
Kinerja yang baik merupakan salah satu aset yang dapat menjadi modal
perusahaan untuk unggul dari pesaing. Keberhasilan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan sosial yang islami dapat meraih dukungan dari stakeholder,
yang mampu memperluas akses terhadap sumber daya dan meningkatkan kinerja
perusahaan.Penelitian Arifin dan Eke menujukkan hasil dari aktivitas
pengungkapan ICSR dalam laporan keuangan berpengaruh positif signifikan
16
terhadap reputasi perusahaan dan ROE sementara itu pengungkapan ICSR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Kegiatan CSR yang disampaikan
dalam laporan tahunan perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan
reputasi perusahaan dan Kinerja perusahaan. Bank umum syariah harus
berlandaskan syariah enterprise theory dalam melaksanakan tugasanya, karena
bank umum syariah tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik melainkan
kepada stakeholder dan Allah SWT. Salah satu bentuk tanggung jawab terhadap
stakeholder dan Allah SWT. Dengan melakukuan tanggung jawab sosial yang
sesuai dengan syariah. Apabila bank menerapkan pelaksanaan ISR dengan baik
diharapkan bank dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan serta dapat
meningkatkan kinerja keuangan.H1: Pengungkapan Islamic Social Responsibility
berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan Syariah.
17
tinggi mampu mengadakan dan meningkatkan interaksi mereka dengan konsumen,
pemasok, dan investor yang mana hasilnya meningkatkan reputasi mereka.
Berdasarkan paparan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Reputasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Perbankan Syariah.
18
maqashid shariah. Hal tersebut untuk memastikan bahwa bank Syariah tidak hanya
berorientasi pada keuntungan saja, namun memikirkan aspek lainnya sesuai dengan
tujuan awal terbentuknya bank syariah tersebut. Apabila kinerja dari perbankan
syariah dan perbankan konvensional diukur dengan menggunakan indikator yang
sama, maka akan terdapat nilai-nilai yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan
perbankan syariah memiliki objek pengukuran yang lebih luas dari perbankan
konvensional Kondisi tersebut memunculkan asumsi pada beberapa peneliti bahwa
diperlukannya suatu gagasan baru untuk menjawab pertanyaan mengenai
bagaimana cara melakukan pengukuran kinerja perbankan syariah yang tidak
terbatas pada pengukuran dengan rasio keuangan saja namun adanya
pengembangan pada pengukuran fungsi sosialnya.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
yang disusun berdasarkan laporan keuangan tahunan. Deskriptif kuantitatif yaitu
menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis datanumerik (angka)
menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa. Tahap ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan data-data sekunder berupa data yang diperoleh,diambil
melalui beberapa website dari bank yang bersangkutan dan Perpustakaan Bank
Indonesia.
CAR (capital adequancy ratio) rasio kecukupan modal yang Berfungsi menampung
risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh Bank:
ATMR
NPL (non performing loan) atau Kredit bermasalah merupakan salah Satu
indicator kunci menilai kineja bank:
Return on equity (ROA) adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berate
suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengambilan dari asset yang
dimiliki perisahaan.
Modal sendiri
20
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah kita pelajari lebih mendalam dari pengertian, peranan dan perkembangan
bank syari’ah di Indonesia dapat disimpulkan bahwa:
1. Masa depan perbankan syari’ah di Indonesia sangat cerah. Hal ini terlihat dari
semakin bertambahnya jumlah (unit) perbankan syari’ah dari tahun ke tahun.
Perbankan syari’ah dapat dikembangkan sebagai salah salah satu sistem perbankan
alternatif selain sistem perbankan yang umum (konvensional). Jika dibandingkan
dengan jumlah nasabah dan simpanan dari perbankan yang umum (konvensional)
cenderung tidak meningkat (stagnan), maka masih sangat terbuka kemungkinan
perbankan syari’ah untuk mendapatkan kenaikan jumlah nasabah maupun
simpanan mereka. Aturan yang berlaku dalam perbankan syari’ah adalah adanya
sistem bagi hasil yang tidak seberat jika kita mengikuti aturan dalam perbankan
umum (konvensional) yang sering memberatkan kalangan pengusaha.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bank/amp/
Karnaen Perwataatmaja dan M. Syafe’I Antonio. (1997) . Apa dan Bagaimana Bank
Islam, Yogyakarta : PT Dana Bakhti Wakaf.
22