Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KINERJA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN

PERBANKAN SYARIAH

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Muhammad Syahrul Faturachman

NIM.22.52.11.220

JURUSAN MANEJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah


SWT,karena atas rahmat dan karunia nya yang telah di berikan kepada kita
semua,sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal dengan judul “Perbandingan
Kinerja Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah” Laporan proposal ini
disusun sebagai salah satu syarat unutuk memenuhi tugas kuliah pada program
Strata-1 di jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.

Penulisan proposal ini tak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu ucapan
terima kasih saya sampaikan kepada, Ibu Annida Unnatiq Ulya, S.T., M.Sc. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.

Penulis menyadari proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
laporan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di
lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Sukoharjo, 5 November 2022

Muhammad Syahrul Faturachman

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................ 9
KAJIAN TEORI,PENELITIAN YANG RELEVAN,KERANGKA
BERPIKIR,DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................................................. 9
A. Kajian Teori ................................................................................................ 9
1. Pengertian Bank ........................................................................................ 9
2 . Pengertian Bank Konvensional................................................................. 9
3. Pengertian Bank Syariah ......................................................................... 10
4. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah ............. 11
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 14
C. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 15
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 16
BAB III ............................................................................................................. 20
METODE PEELITIAN ................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 21
A.Kesimpulan ................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA….......................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting
di dalam perekonomian suatu negara sebagai Lembaga perantara keuangan. Bank
dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun
1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang
dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha :

1.Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

2. Bank yang melakukan usaha secara Syariah.

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan,
terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi
komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti
KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan mendasar
diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang
dibiayai dan lingkungan kerja. (Syafi'I Antonio, 2001 hlm:10).

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan


syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh
lembaga keuangan kepada nasabah. (Muhammad, 2005 hlm:1).

Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum


dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan di
Indonesia. Beberapa badan usaha pembiayaan non-bank telah didirikan sebelum
tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan
operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya

4
institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai
dengan syariah.

Kebutuhan masyarakat tersebut telah terjawab dengan terwujudnya sistem


perbankan yang sesuai syariah. Pemerintah telah memasukkan kemungkinan
tersebut dalam undang-undang yang baru. Undang-Undang No.7 Tahun 1992
tentang Perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha
perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip
Bagi Hasil. Ketentuan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya
bank syariah di Indonesia.

Periode 1992 sampai 1998, hanya terdapat satu Bank Umum Syariah dan 78
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah beroperasi. Tahun 1998
muncul UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No 7 Tahun 1992 tentang
perbankan. Perubahan UU tersebut menimbulkan beberapa perubahan yang
memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan bank syariah. Undang-
undang tesebut telah mengatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha
yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang
tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka
cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

Akhir tahun 1999, bersamaan dengan dikeluarkannya UU perbankan maka


munculah bank-bank syariah umum dan bank umum yang membuka unit usaha
syariah. Sejak beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai bank
syariah yang pertama pada tahun 1992, dengan satu kantor layanan dengan asset
awal sekitar Rp. 100 Milyai, maka data Bank Indonesia per 30 Mei 2007
menunjukkan bahwa saat ini perbankan Syariah nasional telah tumbuh cepat, ketika
pelakunya terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS),
dan 106 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), sedangkan asset kelolaan
perbankan Syariah nasional per Mei 2007 telah berjumlah Rp. 29 triliyun.

5
Perkembangan bank umum syariah dan bank konvensional yang membuka
cabang syariah juga didukung dengan tetap bertahannya bank syariah pada saat
perbankan nasional mengalami krisis cukup parah pada tahun 1998. Sistem bagi
hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produk-produk Bank Muamalat
menyebabkan bank tersebut relative mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut
oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih
rendah dari bank konvensional. (Novita Wulandari, 2004 hlm:3).

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan


syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh
lembaga keuangan kepada nasabah. (Muhammad, 2005 hlm:20).

Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (j)rofit and
loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk
memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan
pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil ini
memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui
monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin
besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga
sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama
menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan
peringatan dini yang transfaran dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan
konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang
diperoleh. (Novita Wulandari, 2004 hlm:3).

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat
beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank
konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan
yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa
bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank
untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Analisis

6
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pendapat para ahli tentang pengertian Bank Konvensional dan


Bank Syariah?
2. .Bagaimana perbandingan kinerja bank konvensional dan bank syariah?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian bank konvensioal dan bank Syariah menurut para


ahli.
2. Mengetahui Bagaimana perbandingan kinerja bank konvensional dan bank
Syariah.

D. Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Maanfaat teoritis

a) Digunakan sebagai alat untuk membantu dalam pengembangan ilmu


pegetahuan khususnya dalam dunia perbankan. Serta menjadikan bahan
pertimbangan untuk melaksanakan penelitian.
b) Hasil penelitian ini dijadikan referensi atau perbandingan untuk penelitian-
penelitian selanjutya.

2. Manfaat Praktis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada


pihak pemimpin Bank Umum Konvensional dan Bank Syariah untuk
mengevaluasi kinerja keuangan bank.

7
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau wawasan
kepada masyarakat tentang kinerja keuangan bank.
c) Bagi Para Pengguna Informasi (pemegang saham, manajer, kreditur
,debitur, karyawan ,dan pemerintah ) diharapkan dapat memberikan
alternatif bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara
perusahan dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
keuangan bank.

8
BAB II

KAJIAN TEORI,PENELITIAN YANG RELEVAN,KERANGKA


BERPIKIR,DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori
1. Pengertian Bank
Pengertian Bank secara umum adalah lembaga perantara keuangan atau biasa
disebut financial intermediary. Artinya, lembaga bank adalah lembaga yang dalam
aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan
selalu dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya
perdagangan yang utama. Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan
komoditas,antara lain :

 Memindahkan uang
 Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
 Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya
 Membeli dan menjual surat-surat berharga.

2 . Pengertian Bank Konvensional


Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1999 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka mcningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia,
menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam Pasal I ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa
bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada
pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998
dengan menghilangkan kalimat "dan atau berdasarkan prinsip syariah", yaitu bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

9
- Pengertian Bank Konvensional menurut para Ahli:

1. Triandaru dan Budi santoso berpendapat bahwa bank konvensional yaitu bank
yang aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah
imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu priode tertentu. Setiap
perbankan mempunyai peran dan fungsi masing-masing, oleh karena itu peran dan
fungsi bank konvensional adalah:

a) Sebagai penghimpun dana masyarakat dan meminjamkan kembali ke


masyarakat dalam bentuk kredit dengan imbalan bunga
b) Sebagai penyedia jasa pembayaran (Triandaru dan Budi santoso 2006
hlm:3)

2 .Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi,


definisi dari bank adalaha lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebu ke masyarakat dalam
bentuk kredit serta memberikan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. (Kuncoro,2000 hlm 68)

3. Menurut Kasmir menyatakan Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan


utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya. (Kasmir 2006
hlm:3)

3. Pengertian Bank Syariah


UU 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengatur tentang jenis usaha,
ketentuan pelaksanaan syariah, kelayakan usaha, penyaluran dana, dan larangan
bagi Bank Syariah maupun UUS yang merupakan bagian dari Bank Umum
Konvensional.

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memiliki


tujuan untuk memberikan keyakinan pada masyarakat yang masih meragukan
kesyariahan operasional Perbankan Syariah.

10
UU 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah didalamnya mengatur pula kegiatan
usaha yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi kegiatan usaha yang
tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim. Juga diatur
juga mengenai masalah kepatuhan syariah (syariah compliance) yang
kewenangannya berada pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
direpresentasikan melalui Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus dibentuk
pada masing-masing Bank Syariah dan UUS.

- Pengertian Bank Syariah menurut para Ahli:

1.Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syari’ah., adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut
dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.
Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
(Value Added 2004 hlm:2)

2. Menurut Heri Sudarsono menyatakan bahwa: Bank syariah secara umum adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah. (Heri Sudarsono 2003 hlm:27)

3. Pengertian bank Islam menurut Muhammad adalah lembaga keuangan yang


usahapokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
prinsip syariat Islam. (Muhammad 2005 hlm:13)

4. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah


Risiko yang dihadapi bank konvensional dengan bank syariah relatif sama, tetapi
bank syariah memiiki tingkat risiko yang berbeda yang akan berpengaruh terhadap
nilai aktiva tertimbang terhadap modal yang dimilikinya karena mengikuti prinsip

11
syariah. Risiko yang dihadapi bank syariah meliputi risiko kredit, risiko pasar,
risiko likuiditas, dan risiko operasional. Risiko ini muncul karena isi neraca pada
bank syariah berbeda dengan neraca pada bank konvensional. Hal ini menunjukkan
dengan adanya perbedaan risiko-risiko yang dihadapi maka akan memberi dampak
perbedaan pula antara rasio CAR bank konvensional dan bank yariah. Ada yang
menyatakan bahwa kinerja keuangan bank umum konvensional lebih baik di
bandingkan dengan bank syariah dilihat dari asio CAR. Nilai CAR bank syariah
berada di bawah bank umum konvensional. Ada pula yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara bank konvensional dengan
bank syariah diihaat dari rasio CAR. Berdasarkan uraian terebut penuis menduga
terdapat perbedaan yang signifian antara kinerja keuangan bank konvensional dan
bank syariah dilihat dari rasio CAR. ( Suharsimi Arikuto 2003 hlm: 64)

BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL


Melakukan investasi investasi yang halal saja Investasi yang halal dan haram
Berdasarkan prinsip bagi hasil,jual,beli,atau sewa Memakai perangkat bunga
Berdasarkan pada keuntungan (profit orlented)dan Profit Oriented
kemakmuran dan kebahagiaan dunia akhirat
Hubungan nasabah dalam bentuk hubungan Hubungan dengan nasabah dakam
kemintraan bentuk hubungan kreditur-debitur
Penghimpunan dana penyaluran dana harus sesuai Tidak terdapat dewan sejenis
dengan fatwa dewan pengawas Syariah

Perbedaan kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional dilihat dari laporan
keuangannya:

1. Dimulai pada persamaaan akuntansi bank syariah yaitu aktiva = kewajiban +


investasitidak terikat + ekuitas sedangkan pada+ bank konvensional yaitu aktiva =
utang modal disini terlihat ada penambahan investasi tidak terikat yang berupa
dana investasi tidak terikat(mudharabah muthiaqah) terdiri dari tabungan
mudharobah dan deposito mudharobah.

12
2. Pos pada bank syariah pada akun piutang jual beli terdiri dari piutang
murabahah,piutang salam, piutang isthisna, piutang qardh sedangkan pada bank
konvensional nama akunnya piutang dagang.

3. Pada laporan keuangan selain laporannya sama(neraca,laporan labarugi,laporan


perubahan ekuitas dan cash flow seperti bank konvensianal tetapi pada bank
syariah ada beberapa tambahan laporan keuangan bank syariah seperti terdapat
laporan sumber dan penggunaan dana ZIS sebagai zakat infaq sadaqah yang akan
disalurkan melalui qard sedangkan pada bank konvensional tidak, laporan sumber
dan penggunaan dana qardh disini bank syariah sebagai pengemban fungsi social
juga terdapat laporan perubahan dana investasi tidak terikat disini bank sebagai
agen Syariah.

4. Pada bank konvensional tidak ada pinjaman qard yaitu pemberian harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau dimita kembali,meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan dan bukan transaksi komersial.

- Sistem Penghimpunan Dana Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-
bank konvensional didasari teori yang diungkapkan Keynes yang mengemukakan
bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan, yaitu fungsi transaksi,
cadangan dan investasi. Teori tersebut menyebabkan produk penghimpunan dana
disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito.
Berbeda halnya dengan hal tersebut, bank syariah tidak melakukan pendekatan
tunggal dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya.

-Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank konvensional dan bank
syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis
penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,
persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank
konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha
yang dibiayai, dan lingkungan kerja.

-Perbedaan dalam Struktur Organisasi, Bank syariah dapat memiliki struktur yang
sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi

13
unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah
keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan
Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas setiap opini yang
diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota
Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah
para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan
Syariah Nasional.

B. Penelitian Yang Relevan


Penelitian tentang perbandingan kinerja bank sudah dilakukan oleh beberapa orang
peneliti, antara lain :

1. Sabi melakukan penelitian perbandingan kinerja bank antara bank domestik


dengan bank asing pada masa transisi menuju ekonomi yang berorientasi pasar
(market-oriented economy) di Ilungaria periode 1992-1993. Ukuran kinerja yang
digunakan adalah rasio keuangan yang dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu
profitabilitas, likuiditas dan komitmen terhadap ekonomi domestik. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa, dibanding dengan bank lokal, profitabilitas bank asing lebih
tinggi, tingkat likuiditas dan penyaluran kredit berisiko lebih kecil. (Sabi.1996
.Analisis Perbandingan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan
Syariah. Hlm 12)

2. Samad dan Hasan melengkapi penelitian Sabi (1996) dengan menggabungkan


metode inter-temporal dan inter-bank. Mctode inter temporal digunakan untuk
membandingkan kinerja Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada awal dan akhir
pendiriannya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ROA dan ROE akhir
periode lebih baik dibandingkan awal periode. Metode inter-bank digunakan untuk
membandingkan kinerja BIMB dengan 8 bank konvensional di Malaysia selama
periode 1984-1997. Hasilnya menunjukkan bahwa BIMB mempunyai likuiditas
relatif lebih baik dan risiko kecil dibandingkan 8 bank konvensional. (Samad dan

14
Hasan.2000.Analisis Perbandingan kinerja keuangan perbankan konvensional dan
perbankan Syariah. Hlm 13)

3. Chantapong merujuk dari penelitian Manijeh Sabi untuk membandingkan kinerja


bank domestik dengan bank asing di Thailand setelah krisis keuangan melanda Asia
Tenggara pada tahun 1997. Data yang digunakan adalah rasio keuangan yang
dihitung berdasarkan neraca keuangan dan laporan laba/rugi dari kedua kelompok
bank selama periode 1995-2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank asing
mempunyai tingkat profitabilitas lebih tinggi dibandingkan bank domestik. Namun
demikian angka profitabilitas semua bank menunjukkan peningkatan selama pasca
krisis. (Chantapong.2003 Analisis Perbandingan kinerja keuangan perbankan
konvensional dan perbankan Syariah. Hlm 29 )

4. Rubitoh melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank


Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama
1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA
(profitabilitas), CAR (rasio kecukupan modal), LDR (rasio penyaluran terhadap
dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank
syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank
konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedang
bank konvensional hanya lima persen. (Rubitoh.2003 Analisis Perbandingan
kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan Syariah. Hlm 14 )

Dari Penelitian yang Relevan di atas dapat di simpulkan Persamaan nya adalah
sama sama membahas tentang profitabilitas bank konvensional dan bank Syariah.
Sedangkan Perbedaan nya terletak pada hasil penelitian yang menjelaskan
Perkembangan Perbankan konvensional relatif rendah dibandingkan perbankan
Syariah.

C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang dan uraun teoritis dapat dikatakan `bahwa perusahaan
yang bergerak dibidang perbankan syariah harus menerapkan prinsip-prinsip
syariah yang mencerminkan kepatuhan syariah. Kepatuhan bank syariah yang

15
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah diharapkan akan berpengaruh positif terhadap
kinerja perbankan yang sesuai dengan maqashid syariah. Selain itu pelaksanaan
prinsip-prinsip Islamic Social Responsibility juga mempengaruhi kinerja keuangan
bank syariah. Pelaksanaan ISR juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan
kuantitas perusahaan dalam memenuhi kepatuhan terhadap prinsip syariah.
Berdasarkan hal tersebut penulis membuat model penelitian sebagai berikut:

Islamic Social Responsbiliti


(X1)

Reputasi (X2)

Kinerja Perbankan Syariah (Y)


Kepatuhan Syariah (X3)

Maqashid syariah (X3)

D. Hipotesis Penelitian
1. Pengungkapan Islamic Social Responsibility Berpengaruh Positif Terhadap
Kinerja Perbankan Syariah.

Kinerja yang baik merupakan salah satu aset yang dapat menjadi modal
perusahaan untuk unggul dari pesaing. Keberhasilan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan sosial yang islami dapat meraih dukungan dari stakeholder,
yang mampu memperluas akses terhadap sumber daya dan meningkatkan kinerja
perusahaan.Penelitian Arifin dan Eke menujukkan hasil dari aktivitas
pengungkapan ICSR dalam laporan keuangan berpengaruh positif signifikan

16
terhadap reputasi perusahaan dan ROE sementara itu pengungkapan ICSR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Kegiatan CSR yang disampaikan
dalam laporan tahunan perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan
reputasi perusahaan dan Kinerja perusahaan. Bank umum syariah harus
berlandaskan syariah enterprise theory dalam melaksanakan tugasanya, karena
bank umum syariah tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik melainkan
kepada stakeholder dan Allah SWT. Salah satu bentuk tanggung jawab terhadap
stakeholder dan Allah SWT. Dengan melakukuan tanggung jawab sosial yang
sesuai dengan syariah. Apabila bank menerapkan pelaksanaan ISR dengan baik
diharapkan bank dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan serta dapat
meningkatkan kinerja keuangan.H1: Pengungkapan Islamic Social Responsibility
berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan Syariah.

2. Reputasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Perbankan Syariah

Reputasi perusahaan sebagai hasil evaluasi (penilaian) yang menggambarkan


citra perusahaan menurut masyarakat.71 Argenti dan Druckenmiller menyebut
reputasi sebagai representasi kolektif dari citra yang dimiliki berbagai konstituen,
istilah untuk menyebut orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan organisasi
maupun mereka yang dilayani organisasi, yang dibangun dari waktu ke waktu dan
didasarkan pada program perusahaan, kinerja perusahaan, dan bagaimana para
konstituen mempersepsikan perilaku mereka terhadap perusahaan. Berbagai
reputasi perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial,
banker, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan
gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkan
untuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang
luas, menerapkan harga yang tinggi, dan lebih menarik minat investor. Selanjutnya
Daud enambahkan bahwa perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan akan
lebih memperhatikan pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat, hal ini
dapat meningkatkan citra perusahaan dan mempengaruhi tingkat penjualan. Branco
dan Rodrigues mencatat bahwa perusahaan yang mempunyai profil ICSR yang

17
tinggi mampu mengadakan dan meningkatkan interaksi mereka dengan konsumen,
pemasok, dan investor yang mana hasilnya meningkatkan reputasi mereka.
Berdasarkan paparan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Reputasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Perbankan Syariah.

3. Kepatuhan Syariah Berpengaruh Posotif Terhadap Kinerja Perbankan Syariah

Kepatuhan syariah adalah ketaatan bank syariah terhadap prinsip-prinsip syariah.


Perbankan syariah harus memastikan bahwa produk-produknya telah sesuai prinsip
syariah melalui kepatuhan syariah. Dalam menjelaskan kaitan antara kepatuhan
syariah dengan kinerja perbankan peneiliti menggunakan teori stewardship dan
Syariah Enterprise theory. Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat
antara kesuksesan organisasi dengan kinerja perusahaan. Stewardship lebih melihat
pada usaha untuk mencapai tujuan organisasi dan bukan pada tujuan individu.
Ketika bank umum syariah mengelola kegiatan operasionalnya sesuai dengan
prinsip syariah diharapkan pendapatan islam, investasi islam tinggi dan pembiayaan
dalam bagi hasil tinggi maka kinerja keuangan juga meningkat. Disamping itu,
Bank Umum Syariah tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik melainkan
kepada stakeholder dan Allah SWT. Oleh karena itu Bank Umum Syariah akan
mematuhi prinsip – prinsip yang telah ditetapkan. Tanpa adanya kepatuhan
terhadap prinsip Syariah masyarakat akan kehilangan keistimewaan yang mereka
cari dalam layanan perbankan syariah sehingga akan berpengaruh pada keputusan
mereka untuk memilih atau terus melanjutkan pemanfaatan jasa yang diberikan
oleh bank syariah. Apabila kepatuhan syariah dilanggar, mengakibatkan kredibiltas
dan kepercayaan nasabah akan menurun terhadap bank syariah tersebut. Hal ini
akan berakibat pada berkurangnya kepercayaan nasabah terhadap bank, dan akan
berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah.. H3: Kepatuhan Syariah
berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan Syariah.

4. Maqasid Syariah Berpengaruh Posotif Terhadap Kinerja Perbankan Syariah

Bank syariah dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyedia jasa keuangan


harus mengevaluasi kembali tujuan dari bank syariah itu sendiri sesuai dengan

18
maqashid shariah. Hal tersebut untuk memastikan bahwa bank Syariah tidak hanya
berorientasi pada keuntungan saja, namun memikirkan aspek lainnya sesuai dengan
tujuan awal terbentuknya bank syariah tersebut. Apabila kinerja dari perbankan
syariah dan perbankan konvensional diukur dengan menggunakan indikator yang
sama, maka akan terdapat nilai-nilai yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan
perbankan syariah memiliki objek pengukuran yang lebih luas dari perbankan
konvensional Kondisi tersebut memunculkan asumsi pada beberapa peneliti bahwa
diperlukannya suatu gagasan baru untuk menjawab pertanyaan mengenai
bagaimana cara melakukan pengukuran kinerja perbankan syariah yang tidak
terbatas pada pengukuran dengan rasio keuangan saja namun adanya
pengembangan pada pengukuran fungsi sosialnya.

Antonio et al. (2012) mengukur kinerja perbankan syariah melalui aspek


maqashid shariah dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata bank
syariah di Indonesia menunjukkan tingkat kesehatan terhadap prinsip syariah yang
lebih baik dibandingkan dengan bank syariah yang ada di Jordania. H4: Maqasid
Syariah berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan Syariah.

19
BAB III

METODE PENELITIAN
Metode desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
yang disusun berdasarkan laporan keuangan tahunan. Deskriptif kuantitatif yaitu
menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis datanumerik (angka)
menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa. Tahap ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan data-data sekunder berupa data yang diperoleh,diambil
melalui beberapa website dari bank yang bersangkutan dan Perpustakaan Bank
Indonesia.

Rasio permodalan (Silvability Ratio) merupakan suatu indikator mengenai


kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

CAR (capital adequancy ratio) rasio kecukupan modal yang Berfungsi menampung
risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh Bank:

CAR = Modal bank X 100%

ATMR

NPL (non performing loan) atau Kredit bermasalah merupakan salah Satu
indicator kunci menilai kineja bank:

NPL= Tottal Kredit bermasalah X 100%

Total seluruh Kredit

Return on equity (ROA) adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berate
suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengambilan dari asset yang
dimiliki perisahaan.

ROA= Laba bersih X 100%

Modal sendiri

20
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah kita pelajari lebih mendalam dari pengertian, peranan dan perkembangan
bank syari’ah di Indonesia dapat disimpulkan bahwa:

1. Masa depan perbankan syari’ah di Indonesia sangat cerah. Hal ini terlihat dari
semakin bertambahnya jumlah (unit) perbankan syari’ah dari tahun ke tahun.
Perbankan syari’ah dapat dikembangkan sebagai salah salah satu sistem perbankan
alternatif selain sistem perbankan yang umum (konvensional). Jika dibandingkan
dengan jumlah nasabah dan simpanan dari perbankan yang umum (konvensional)
cenderung tidak meningkat (stagnan), maka masih sangat terbuka kemungkinan
perbankan syari’ah untuk mendapatkan kenaikan jumlah nasabah maupun
simpanan mereka. Aturan yang berlaku dalam perbankan syari’ah adalah adanya
sistem bagi hasil yang tidak seberat jika kita mengikuti aturan dalam perbankan
umum (konvensional) yang sering memberatkan kalangan pengusaha.

2. Perbankan syari’ah menawarkan berbagai produk baik tabungan maupun yang


lainnya. Sehingga harapan dari kalangan usaha kecil dan menengah untuk
memperoleh modal untuk memajukan usaha mereka bisa terlaksana dengan baik.
Perbankan syari’ah tidak memberikan pinjaman untuk kegiatan haram dan
spekulasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ema rindawati. (2007). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah


Dengan Bank Konvensional di Indonesia.vol 2.hlm 12.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bank/amp/

Molli Wahyuni,Ririn Eka Efriza. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja


Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional di Indonesia. International
Journalof Social Science and Business.Vol 1. hlm 66-74 .

Ifanny Rizsky. (2012 ). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah


Dengan Bank Konvensional di Indonesia.Hukum Perbankan Indonesia.Vol 7. hlm
340.

Citra AdityaBakti. (2006) .Hal 11 VALUE ADDED. Bandung. Vol 2. hlm. 1.

Karnaen Perwataatmaja dan M. Syafe’I Antonio. (1997) . Apa dan Bagaimana Bank
Islam, Yogyakarta : PT Dana Bakhti Wakaf.

Raharjo dkk. (2007).Hal 37 Agency theory accounting prespective,Fokus


ekonomi.Vol 2.hlm 37 .
Prasetyo, Indra. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank
Konvensional Di Indonesia. Jurnal aplikasi manajemen vol.6 hlm .2.

22

Anda mungkin juga menyukai