PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
1814150010
i
A. Motede dan Desain Penelitian ( Variabel penelitian ) ........................................ 20
1. Test ................................................................................................................. 24
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tahapan Project based learning (PjBL) modifikasi dari sani
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR SINGKATAN
v
BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Corona virus diseases (Covid-19) yang melanda seluruh wilayah Indonesia
bahkan seluruh dunia telah menyebabkan gangguan dalam berbagai bidang
kehidupan termasuk bidang pendidikan. Lembaga pendidikan formal
melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang cukup lama. Kegiatan
pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan berbagai sarana melalui koneksi
internet memberikan dampak yang berarti bagi peserta didik. Banyak kendala
yang dihadapi oleh guru dalam mengoptimalkan tingkat pemahaman siswa
bahkan waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan sangat terbatas.
Pembelajaran jarak jauh tentu tidak terlepas dari celah yang menyebabkan
sistem pembelajaran ini kurang efektif. Satu hal yang ditakuti jika pembelajaran
jarak jauh berlangsung dalam jangka waktu lama akan berdampak pada Learing
loss. The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning
loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan
baik secara umum atau terjadinya kemunduran secara akademik karena kondisi
tertentu seperti kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungan
proses pendidikan. Learning loss yang ditakutkan terjadi adalah terbatasnya
interaksi antara tenaga pendidik dengan pelajar, terbatasnya interaksi antara
pelajar lain, masalah waktu belajar, kurangnya konsentrasi dan hilangnya fokus,
serta kurangnya serapan pelajar terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
Salah satu solusi yang dapat dilaksanakan adalah menerapkan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau dikenal sebagai pembelajaran
berbasis proyek untuk mengatasi learning loss yang dialami oleh siswa. Menurut
Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk
para pelajar dengan membentuk kelompok kecil dalam mengerjakan project,
eksperimen, dan inovasi. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu
1
ini, tentunya juga harus memperhatikan protocol Kesehatan yang berlaku. The
Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa Learning loss
adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan
baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena
kesenjagan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungan proses pendidikan.
Kondisi Learning loss bagi siswa adalah kondisi dimana: a). Siswa memiliki
waktu yang kurang untuk belajar di sekolah karena berbagai faktor baik internal
maupun eksternal. b). Siswa kurang paham materi pembelajaran sehingga
kompetensi yang diperolah tidak memadai. c). Siswa kehilangan kesempatan
untuk mengekspresikan kemampuan akademiknya, kehilangan motivasi untuk
merespon umpan balik yang diberikan
Project Based Learning atau dikenal sebagai Pembelajaran Berbasis Proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti
pelajaran peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Project Based
Learning merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman dalam beraktivitas secara nyata. PjBL merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata. Langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek adalah penentuan pertanyaan mendasar, menyusun
perencanaan proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evaluasi
pengalaman (permendikbud, 2014:975-976).
Model pembelajaran Project Based Learning mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif, mandiri, dan kreatif dalam memecahkan sebuah
permasalahan. Oleh sebab itu melalui model pembelajararan berbasis proyek
dapat membangun nilai karakter peserta didik terutama pada kreatif dan rasa ingin
tahu. Model pembelajaran Project Based Learning dapat digunakan untuk
mengatasi Learning loss yang dialami oleh siswa. Melalui model pembelajaran
2
berbasis proyek mengakibatkan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan memiliki
rasa tahu yang tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran Jarak jauh yang kurang efektif mengakibatkan terjadinya
learning loss.
2. Metode pembelajaran yang digunakan masih tergolong menoton yang
pada umumnya masih menggunakan metode ceramah yang
mengakibatkan peserta didik menjadi pasif.
3. Model project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran
yang menarik dan dapat dijadikan untuk mengatasi Learning loss.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka dapat dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan Model
project based learning (PjBL) yang dilaksanakan di kelas XI MIPA SMA
Negeri 26 Jakarta
2. Pengaruh model pembelajaran PjBL sebagai solusi mengatasi Learning loss
pada materi Polarisasi cahaya.
D. Rumusan Masalah
3
Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
selama proses pelaksanaan pembelajaran Jarak jauh (PJJ) pada materi
pembelajaran Fisika kelas XI MIPA ?
2. Bagaimana Respon siswa terhadap model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada
materi pembelajaran kelas XI MIPA ?
3. Apakah terjadi penurunan kasus learning loss di kelas XI MIPA SMA Negeri
26 Jakarta setelah mengikuti proses pembelajaran Fisika dengan
menggunakan model pembelajaran Project based learning (PjBL)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diperoleh tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Agar mengetahui bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) selama proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) pada materi pembelajaran Fisika.
2. Agar mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) selama proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ)
pada materi pembelajaran Fisika
3. Agar mengetahui apakah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
dapat mengatasi leaning loss selama proses pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh (PJJ) pada materi pembelajaran Fisika.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
terkait dalam penelitian ini, seperti :
1. Siswa
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah siswa
dalam proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga siswa dapat
berperan aktif selama pembelajaran berlangsung.
2. Guru
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat menjadi solusi
untuk mengatasi learning loss yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh (PJJ).
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pengelola pendidikan untuk menghindari terjadinya Learning loss
4. Peneliti
Penelitin dapat menambah wawasan serta mendapat pengalaman dalam
mengatasi learning loss selama proses pembelajaran jarak jauh ( PJJ) sehingga
nantinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kaidah Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses
belajar (Pane, 2017:337). Pembelajaran merupakan proses pengaturan
lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah positif dan
lebih baik sesuai potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa (Husamah, dkk,
2018:28). Pada undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
6
fasilitator dan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Mutu pembelajaran
perlu ditingkatkan guna dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif,
dan menyenangkan. Pembelajaran yang baik itu pembelajaran yang memiliki
tujuan pembelajaran yang ideal agar murid mampu mewujudkan perilaku
yang efektif ( Suyono, dkk: 2011:185)
7
pada pertanyaan/permasalahan menantang yang melibatkan siswa dalam
mendesain, menyelesaikan masalah, membuat keputusan dan kegiatan
investigasi yang membiarkan siswa bekerja mandiri dalam periode yang
lama dan berkunjung pada realistis produk atau presentasi.
8
b. Karakteristik Project Based Learning (PjBL)
9
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan untuk melakukan pekerjaan penting dan mereka perlu
untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan
dunia nyata
9) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
10
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu,
disarankan untuk menggunakan team teaching dalam pembelajaran.
5) Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
7) Apabila topik yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak memahami topik secara keseluruhan.
d. Sintaks Project Based Learning (PjBL)
Tabel 2.1 Tahapan Project Based Learning (PjBL) Modifikasi dari sani
11
Tahapan PjBL Kegiatan pembelajaran
Penyajian Guru menyajikan permasalahan yang terjadi dan
permasalahan berupaya melibatkan siswa untuk terlibat
Guru memotivasi siswa menemukan permasalahan
Perencanaan Guru menentukan kelompok belajar berdasarkan
karakteristik siswa.
Kelompok mengidentifikasi permasalahan yang
dikaji
Kelompok pengembangan pertanyaan yang dapat
mengarahkan pada perbuatan rancangan
penyelidikan.
Kelompok merumuskan hipotesis
Penjadwalan Guru menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian
mulai dari observasi awal, pelaksanaan
perlakuan/penelitian, analisis data, pembuatan
laporan, dan penyajian hasil penelitian.
Jadwal disepakati antara siswa dengan guru.
Pembuatan Siswa melakukan observasi berdasarkan pada
proyek dan rencana kegiatan yang telah dibuat.
monitor Guru melakukan monitoring proses belajar,
membantu kelompok yang mengalami kesulitan
dan sebagainya.
Penilaian Siswa melakukan presentasi hasil penelitian di
depan kelas yang dianggapi oleh kelompok lain.
Guru melakukan penilaian sejak pengamatan
sampai kegiatan presentasi dengan menggunakan
penilaian yang mengacu pada taksonomi Bloom.
Evaluasi Guru memberi kesempatan kepada kelompok
12
belajar untuk melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap proses belajar yang telah dilakukan.
13
Dalam panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-
19, learning loss disebut sebagai salah satu bentuk penurunan capaian belajar.
Selama pandemi, pendidikan dilakukan secara daring dimana terjadi
kesenjangan akses dan kualitas belajar. Hal inilah yang menyebabkan
munculnya learning loss dan capaian belajar siswa menurun. Sebuah studi
menemukan bahwa pembelajaran tatap muka secara langsung bisa
menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik di bandingkan saat
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa learning loss adalah
hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa, baik secara spesifik atau
umum, yang dipengaruhi berbagai faktor. Istilah ini sering diartikan sebagai
kemunduran secara akademis yang berkaitan dengan kesenjangan yang
berkepanjangan atau proses pendidikan yang berlangsung secara tidak baik.
4. Materi Gelombang cahaya
Cahaya adalah rambatan dari getaran medan listrik dan medan
magnetik yang saling tegak lurus, keduanya saling tegak lurus dengan arah
rambat cahaya. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, baik ada
medium ataupun tidak sehingga cahaya sebagai gelombang elektromagnetik
dapat merambat tanpa memerlukan medium. Dengan kata lain, cahaya dapat
merambat melalui vakum.
Sebagai gelombang, cahaya mengalami gejala dispersi, pemantulan,
pembiasan, difraksi, interferensi, polarisasi dan efek doppler.
a. Polarisasi cahaya
14
Gelombang cahaya memiliki arah getaran medan listrik dan medan
magnetik yang saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah
rambat gelombang cahaya. Kuat medan listrik jauh lebih besar dari pada
kuat medan magnetik ( ingat E=cB ) sehingga hanya arah getaran medan
listrik E yang kita perhitungkan. Nah sumber cahaya umum, seperti
lampu pijar, lampu senter, lampu neon, dan nyala lilin merupakan contoh
cahaya terpolarisasi hal ini disebabkan arah getaran medan listrik yang
dihasilkan oleh elektron-elektron dipercepat berarah sembarangan (tidak
satu arah).
Terdapat banyak sekali gelombang bidang yang dapat
dihasilkan oleh getaran-getaran medan listrik. Beberapa gelombang
bidang ditampilkan pada (gambar 2.1a). semua gelombang tersebut dapat
kita tampilkan dengan garis-garis berarah radial keluar (gambar 2.1b).
akan lebih sederhana lagi jika ditampilkan dengan dua vektor yang saling
tegak lurus (Gambar 2.1c). persis seperti ketika kita menguraikan semua
vektor pada Gambar 2.1b atas komponen-komponen horizontal dan
vertikal. Adapun cahaya terpolarisasi akan kita tampilkan dengan sebuah
vektor berarah radial.
15
dan jika cahaya hanya mempunyai satu arah getar tertentu disebut Cahaya
terpolarisasi Linear. Cahaya terpolarisasi, dapat diperoleh dari cahaya tak
terpolarisasi, yaitu dengan menghilangkan (memindahkan) semua arah
getar dan melewatkan salah satu arah getar saja. Ada empat cara untuk
melakukan hal tersebut, yaitu penyerapan selektif , pemantulan, pembiasan
ganda, dan hamburan.
16
Hasil percobaan oleh David Brewster ( 1781-1868 ) pada tahun
1814 menunjukkan bahwa ketiga kemungkinan tersebut bergantung
pada besaran sudut datang cahaya. Cahaya pantul tak terpolarisasi jika
sudut datang 0 o ( Searah garis normal bidang batas ) atau 90 o (searah
bidang batas). Cahaya pantul terpolarisasi sebagian jika sudut datang
diantara 0 o dan 90 o. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna jika sudut
datang cahaya mempunyai nilai tertentu ( sudut polarisasi atau sudut
Brewster).
17
2.2b. Cahaya pantul dipolarisasi
2.2a. polarisasi cahaya oleh sempurna dalam arah sejajar bidang
pemantulan pada sudut Brewster. pantul. Cahaya bias terpolarisasi
sebagian, membuat sudut 90 o terhadap
cahaya pantul.
Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar
akan sama ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen,
indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun, pada bahan-bahan
kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan cahaya di
dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai
indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan
mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas
akan memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar biasa),
sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar istimewa).
18
Jika cahaya datang pada suatu sistem partikel (misal gas ),
elektron-elektron dalam partikel dapat menyerap dan memancarkan
kembali sebagian dari cahaya. Penyerapan dan pemancaran kembali
cahaya oleh partikel-partikel ini yang disebut Hamburan. Hamburan
dapat menyebabkan cahaya matahari tak terpolarisasi sempurna.
Gambar 2.3 menunjukkan cahaya matahari terpolarisasi dihamburkan
oleh sebuah molekul menyebabkan elektron-elektron dalam molekul
penghambur bergetar pada suatu bidang yang tegak lurus terhadap
arah rambat cahaya. Elektron-elektron dalam molekul ini pada
giliranannya meradiasikan kembali gelombang-gelombang
elektromagnetik dalam berbagai arah.
19
Gambar 2.3 cahaya tak terpolarisasi yang dihamburkan dari
molekul-molekul atmosfer menjadi cahaya yang terpolarisasi
sebagian atau terpolarisasi sempurna.
Berikut ini ada beberapa penelitian yang relevan yang sesuai dengan
judul “Model pembelajaran project based learning (PjBL) untuk mengatasi
learning loss pada materi pembelajaran Fisika kelas XI MIPA SMA Negeri
26 Jakarta” . Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) untuk mengatasi Learning Loss selama proses
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
20
pendukung (Laptop, Smartphone, Geogle Clasroom, Geogle formulir). Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa
21
berubah menjadi pembelajaran online menyebabkan hilangnya ikatan
emosional sehingga pembelajaran online membuat aktivitas dan
pengalaman belajar mahasiswa terbatas karena hanya mendapatkan teori
tanpa bisa menerapkannya.
22
Penelitian yang dilakukan oleh Syarip Hidayat dkk, Universitas
Pendidikan Indonesia (2021) berjudul “Metode Gamification sebaagai
solusi fenomena learning loss dalam pembelajaran daring selama pandemi
covid-19” menggunakan metode Literature review dengan jenis Systematic
literature review melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian Kurnia et
al., (2021) ini menunjukkan bahwa dampak penggunaan gamifikasi melalui
hago dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan siswa
dan siswa mampu memahami pelajaran dengan baik terbukti hasil ujian
siswa mendapatkan diatas rata-rata KKM yaitu 74,80 dari 70. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan permata & Kristanto, (2020) dapat menimbulkan
minat belajar siswa terbukti dari hasil respon siswa yaitu 3,30 % dari 2%.
Hal inijuga sejalan dengan penelitian Shebastian et.al.,(2020), Purniasih et
al.,(2020) respon yang didapatkan dari anak-anak yang berkebutuhan
khusus menghasilkan repson diatas 90% artinya penerapan gamifikasi
dapat membantu anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Oleh
sebab itu, fenomena learning loss selama pandemic covid-19 dapat diatasi
dengan penerapan metode gamifikasi.
3. Kerangka Berpikir
Berdasarkan Latar belakang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tentu tidak
terlepas dari celah yang menyebabkan sistem pembelajaran yang kurang
Efektif. Sehingga pembelajaran jarak jauh jika berlangsung dalam jangka
waktu lama akan berdampak pada Learning loss. Permasalahan yang sering
dialami siswa yaitu kurang menariknya proses pembelajaran, penyampaian
guru yang cenderung sederhana dan menggunakan model pembelajaran yang
kurang efektif. Oleh karena itu, Penerapan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) atau dikenal sebagai pembelajaran berbasis proyek ini adalah
salah satu upaya untuk mengatasi Learning loss yang dialami oleh siswa.
23
4. Hipotesis
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain penelitian (Variabel Penelitian)
25
tidak diberi tindakan (treatment) menggunakan model pembelajaran Project
based learning (PjBL).
E O1 X O2
K O3 O4
Keterangan :
2. Variabel Penelitian
26
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2022/2023 terhitung sejak proposal dibuat dan mendapat ijin penelitian
hingga rangkum menjadi skripsi.
Jenis Bulan
Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust
Pengajuan
27
Proposal
Pra Penelitian
Seminar
Proposal
Revisi Proposal
Penelitian
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Penulisan
Laporan
Seminar Hasil
Populasi dari penelitian ini yaitu perserta didik kelas XI MIPA di SMA Negeri
37 Jakarta Tahun ajaran 2022/2023. Seperti yang dinyatakan oleh Arikunto (2010)
“sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti” (h.174). Sampel dipilih
dengan menggunakan Probability sampling dimana seluruh populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan Teknik Cluster
random sampling. Menurut Andriani (2019) Cluster sampling Merupakan teknik
sampling yang populasinya dibagi menjadi beberapa kelompok dengan melihat
aturan-aturan tertentu seperti batasan-batasan wilayah. Adapun langkah
pengambilan sampel dengan teknik Cluster random sampling. Populasi dibagi
menjadi beberapa kelompok, dan dari beberapa kelompok tersebut ditentukan
kelompok sampel yang dipilih secara random.
28
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :
1). Test
Menghitung intensitas √ √ √ 4
gelombang
terpolarisasi
√
Mengklasifikasikan
polarisasi cahaya
berdasarkan
penyebabnya.
29
digunakan yaitu angket tertutup dalam bentuk skala likert sebanyak 25
butir pernyataan.
30
memahami pada proses
pembelajaran
3. Berani menyampaikan
pendapat.
1. Kehadiran dalam mengikuti
pembelajaran
Disiplin 4 butir
2. Tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas
1. Berani mengakui kesalahan
Jujur 2. Menyampaikan sesuatu 4 butir
dengan keadaan sebenarnya
Butir Item
Indikator Ranah Psikomotorik Aspek yang diamati
Pernyataan
Tahap persiapan 3 butir
Pelaksanaan kegiatan praktikum
Tahap pelaksanaan 4 butir
gelombang stasioner
Tahap akhir praktikum 3 butir
31
oleh peneliti. Ahli akan memberikan pendapat apakah instrument layak
digunakan dengan perbaikan atau tanpa perbaikan.
1. Uji nomalitas
2. Uji Homogenitas
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan analisis menggunakan teknik
analisis data Uji-t dengan bantuan SPSS for windows 26.
H. Deskripsi Data
Hasil data penelitian yang didapat dalam bentuk kuantitatif dengan metode
deskriptif. Sehingga peneliti akan menggambarkan secara nyata model
32
pembelajaran Proect based learning (PjBL) dapat mengatasi Learning loss pada
proses pelaksanaan pembelajaran Fisika di SMA Negeri 26 Jakarta.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur yang akan dilakukan terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini dimulai dari mengurus surat observasi, membuat proposal
penelitian, menentukan popolasi dan sampel dilanjutkan dengan surat
perizinan penelitian, membuat RPP yang disesuaikan dengan materi pada
silabus, mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan hingga
seminar proposal.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada bagian tahapan ini peneliti terlebih dahulu mengsosialisasikan media
yang akan digunakan dalam penelitian, pemberian pretest sebelum
pembelajaran dan dilanjutkan dengan kegiatan inti dari penelitian yaitu
pemberian perilakuan (treatment) pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran Proect based learning (PjBL) dan kelas kontrol dengan model
pembelajaran konvensional. Bagian akhir dari tahap pelaksanaan yaitu
pemberian post-test dan penyebaran angket learning loss.
3. Tahap akhir
Pada bagian tahap akhir penelitian, peneliti akan mengolah data yang sudah
di peroleh dilajutkan dengan penarikan kesimpulan sampai menjadi skripsi
dan sidang skripsi.
33
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, W., Subandowo, M., Karyono, H., & Gunawan, W. (2021, August).
Learning loss dalam pembelajaran daring di masa pandemi corona. In Seminar
Nasional Teknologi Pembelajaran (Vol. 1, No. 1, pp. 484-501).
Rhamdan, D., Kule, A., & Mas' an Al Wahid, S. (2021). Analisis Pemanfaatan e-
Learning di Masa Pandemi (Studi Kepustakaan: Learning Loss pada Peserta
Didik). JURNAL PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN, 9(2), 432-446.
Octariani, D., & Rambe, I. H. (2020). Model Pembelajaran Berbasis Project Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
SMA. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 11(1).
Pratiwi, W. D. (2021). Dinamika learning loss: Guru dan orang Tua. Jurnal Edukasi
Nonformal, 2(1), 147-153.
Maulyda, M. A., Erfan, M., & Hidayati, V. R. (2021). Analisis situasi pembelajaran
selama pandemi covid-19 di sdn senurus: kemungkinan terjadinya learning
34
loss. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 4(3), 328-
336.
Amsikan, S., Nahak, S., & Mone, F. (2021). ANALISIS KEMAMPUAN SISWA
SEBAGAI ALTERNATIVE SOLUSI MENGATASI LEARNING LOSS SISWA
SMPN NUNUFAFI. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 4(4).
Cerelia, J. J., Sitepu, A. A., & Toharudin, T. (2021). Learning Loss Akibat
Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia. E-Prosiding
Nasional| Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, 10(1), 27-27.
Lampiran 1.
35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (RPPJJ)
36
Lampiran 2.
Ranah Afektif
Pilihan
Keterangan
No Indikator Ranah Butir item (Skala) Saran Perb
Aspek yang diamati Pernyataan
. Afektif pernyataan Tidak
1 2 3 4 5 Valid
Valid
1 Motivasi Belajar Ketertarikan dalam Model pembelajaran yang
diterapkan membuat saya rajin
pembelajaran dengan model
untuk belajar secara mandiri
2 pebelajaran yang diberikan 2 Butir Manfaat penggunaan model
pembelajaran dapat
guru
Membantu saya dalam
memahami materi
3 Model pembelajaran ini sesuai 1 Butir Dengan model pembelajaran
yang diterapkan materi
dengan materi tentang
gelombang stasioner di
gelombang stasioner paparkan dengan jelas dan
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
4 Model pembelajaran ini 2 Butir Model pembelajaran yang
membuat perserta didik digunakan menyenangkan
semangat mempelajari Fisika sehingga saya bersemangat
untuk mengikuti pembelajaran
fisika
5 Dengan model pembelajaran
1
yang menyertakan praktikum
membuat saya semangat dalam
mempelajari fisika
6 Peduli Membantu teman sekelas jika 2 Butir Saya membantu menjelaskan
jika teman saya kurang
tidak memahami materi.
memahami materi
7 Saya berdiskusi bersama teman
untuk menyelesaikan kesulitan
dalam menyelesaikan tugas
8 Memperhatikan dan meresponi 2 Butir Saya mengikuti dan
dengan baik saat guru memperhatiakan guru saat
menjelaskan materi menjelaskan materi
9 Saya bertanya jika tidak
memahami materi yang
disampaikan guru
10 Tanggung Jawab Mampu berdiskusi dengan baik 2 Butir Saya merasa nyaman ketika
dikelompok berdiskusi dengan kelompok
saya
11 saya dapat berkerjasama
dengan baik dalam kelompok
untuk menyelesaikan tugas
12 Berperan aktif dalam 2 Butir Saya dapat menyelesaikan
menyelesaikan tugas tugas dengan baik
13 Saya berusaha mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan
dengan bertanya kepada teman
sekelas.
14 Percaya diri Bertanya dan Menjawab 2 Butir Saya dapat menjawab
berinteraksi dengan pertanyaan yang diberikan oleh pertanyaan yang diberikan oleh
2
sekitar guru terkait materi yang guru.
disampaikan
15 Saya bertanya kepada guru
ketika saya tidak memahami
materi
16 Berani menyampaikan 2 Butir Saya akan mengkonfirmasi jika
ada kekeliruan dalam
pendapat.
penjelasan yang disampaikan
guru
17 Saya dapat menyimpulkan
pembelajaran yang
disampaikan dikelas
18 Disiplin Kehadiran dalam mengikuti 2 Butir Saya masuk kelas dengan tepat
waktu
pembelajaran
19 Saya mengikuti pembelajaran
dari awal sampai pembelajaran
berakhir
20 Tepat waktu dalam 2 Butir Saya mengumpulkan tugas
menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu
yang ditentuan.
21 Saya menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu.
22 Jujur Berani mengakui kesalahan 2 Butir Saya tidak menyalin
pengerjaan tugas teman
sekelas.
3
keadaan sebenarnya dengan benar ketika tidak
masuk saat pembelajaran
berlangsung
25 Saya menyampaikan kendala
yang dialami selama
pembelajaran berlangsung.
Referensi : 1. Pada ranah afektif mengacu pada Permendikbud No. 37 Tahun 2018
2. Assiddiqi, D. R. Peluang Menurunnya Capaian Hasil Belajar (Learning Loss) Dan Alternatif Solusinya: Kajian
Kasus Pembelajaran Online Di Era Pandemi Covid-19 Di Jurusan Teknik Mesin Unesa.
Ranah Psikomotorik
Pilihan
Keterangan
N Indikator Ranah Butir item (Skala) Saran Perb
Aspek yang diamati Pernyataan
o. psikomotorik pernyataan Tidak
1 2 3 4 5 Valid
Valid
1 Kemampuan perserta didik Saya mengoperasikan simulasi
sesuai dengan petunjuk
dalam mengoperasikan
praktikum
Moving (bergerak) 2 Butir
simulasi praktikum Saya mengoperasikan simulasi
secara hati-hati dan tidak
gegabah
Manipulatig Kemampuan perserta didik 2 Butir Saya melakukan pengamatan
(manipulasi) sesuai dengan urutan langkah-
dalam mengukur serta
langkah petunjuk praktikum
4
mengamati Saya melakukan pengamatan
dan pengukuran dengan teliti
Kemampuan perserta didik Saya mencatat atau
memasukkan data hasil
mencatat hasil praktikum
parktikum pada tabel yang
sesuai dengan urutan
2 Butir praktikum
Saya mencantumkan satuan
data hasil praktikum sesuai
dengan standar internasional
(SI)
Communicating Kemampuan perserta didik Saya berperan aktif selama
(komunikasi) kegiatan praktikum
berpartisipasi dalam kelompok 2 Butir Saya mampu berkerja dengan
praktikum sunguh-sungguh dan semangat
Kemampuan siswa dalam Saya menyimpulkan hasil
praktikum sesuai dengan
menyimpulkan hasil praktikum
kebenaran konsep materi
2 Butir
Saya menyimpulkan hasil
praktikum sesuai dengan
analisis data praktikum
Siswa mampu menganalisis Saya menganalisis data
praktikum dengan metode
data hasil praktikum
Creating perhitungan
2 Butir
(Menciptakan) Saya menganalisis data
praktikum dengan metode
grafik
5
Referensi :
1. Dahniar, N. (2006). Pertumbuhan Aspek Psikomotori dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala
Fisis pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1(2), 1-5.
2. Widodo, W., & Suryanti, M. (2009). Dimensi Afektif dan Psikomotorik.
3. layyinah, I. (2013). Pengembangan Instrumen Penilaian Aspek Psikomotorik Pada Praktikum Hukum
Hooke Dengan Teknin Peer Assessment (penilaian teman sebaya).
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7964/31/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
6
Lampiran 3.
Keterangan
Kompetensi Ketercapaian No. Ranah Kunci
Soal Valid Tidak
Dasar Indikator Butir Kognitif Jawaban
valid
karakterisitik Mendefinisika Pernyataan di bawah ini yang benar adalah 1 C1 (E)
polarisasi n polarisasi (Mengin 4 saja
1) Warna langit saat siang hari
cahaya cahaya gat)
berwarna biru dikarenakan adanya
polarisasi hamburan cahaya
2) Sudut polarisasi hamburan cahaya
saat siang dan sore hari adalah sama
3) Sudut polarisasi hamburan cahaya di
khatuistiwa saat siang hari dan
kutub utara nilainya berbeda.
4) Polarisasi menyebabkan cahaya
matahari yang kita lihat saat siang
hari menjadi lebih kuat.
Jawaban yang benar adalah
7
A. 1,2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. Semua benar
Kenapa gelombang cahaya termasuk C1 (c)
(mengin Karena
gelombang transversal ?
gat) mengalam
A. Karena mengalami perubahan i gejala
polarisasi
B. Karena terjadi pembiasan 9
C. Karena mengalami gejala polarisasi
D. Karena mengalami pemantulan
E. Karena mengalami penyerapan
Jika terjadi polarisasi pada pemantulan sinar 10 C2 (E)
(Memah 4 saja
oleh suatu permukaan batas medium tembus
ami)
cahaya
1) Sudut antara berkas sinar jatuh dan
berkas sinar pantul 90 0
2) Sudut pantul 570
3) Sinar sudut jatuh adalah kebalikan
8
dari indeks bias
4) Sudut antara berkas sinar pantul dan
sinar bias 90 0
Yang benar adalah
A. Semua benar
B. 1,2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
E. 4 saja
9
E. 2,5 watt/m
10
jika intensitas cahaya tak terpolarisasi
memiliki intensitas 400 candela melewati
kedua polaroid, maka intensitas cahaya
yang
keluar dari polaroid kedua adalah..
A. 400 Candela
B. 300 Candela
C. 200 Candela
D. 150 Candela
E. 100 Candela
11
A. 4 m dan 2,9 m
B. 3 m dan 2,7 m
C. 2 m dan 2,5 m
D. 1 m dan 2,2 m
E. 0,5 m dan 2,1 m
12
0
A. 52
0
B. 53
0
C. 57
0
D. 60
E. 630
13
14