Anda di halaman 1dari 6

NO TEAMWORK, NO PERFECT

ESSAY
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori-teori Konseling yang
diampu oleh :
Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd
Dr. Ilfiandra, M.Pd.

Disusun oleh:

Dini Anggraeni 1805234


Ikrar Fadhilah Muharam 1807534
Yuni Nur Rohman 1800400
Kelompok 1
PPB-A 2018

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
No Teamwork, No Perfect

PENDAHULUAN
Di dunia ini, semua orang membutuhkan kerja sama. Kerja sama yang
dilakukan bisa di dalam hal apapun, seperti dalam dunia pekerjaan maupun dalam
lingkungan masyarakat. Sama halnya dengan melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling, butuh kerjasama yang kuat dalam melakukan kegiatan tersebut.
Kerjasama ini bisa dijalin antara guru BK dengan personel sekolah maupun guru
BK dengan orangtua siswa atau para ahli. Jika tidak ada atau kurangnya kerjasama
akan berakibat dalam pelaksanaan prosesnya.
Maka dari itu kami tertarik untuk membuat tulisan tentang isu kritis program
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Kami ingin mengulas lebih dalam,
memahami dan mencari jalan keluar tentang isu tersebut. Karena menurut
pandangan kami, permasalahan tentang isu kritis program BK di sekolah ini perlu
segera ditangani karena akan berdampak buruk pada pelaksanaannya. Selain itupun,
kasus ini juga sering kita jumpai di Indonesia. Maka dari itu, tidak ada atau
kurangnya kerjasama antara guru pembimbing (BK) dan pihak lain baik dari segi
penyusunan maupun pelaksanaan layanan akan menjadi kendala bagi terlaksananya
program BK.

ISI
Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan konseling, guru bimbingan dan
konseling harus berpanduan pada program bimbingan konseling yang telah disusun.
Program bimbingan dan konseling merupakan keseluruhan rencana kegiatan yang
disusun dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik yang dilaksanakan pada
periode tertentu. Dalam hal ini periode tertentu yakni periode harian, mingguan,
bulanan, semesteran, dan periode tahunan. Pelaksanaan program bimbingan
konseling yang sesuai dengan periode-periode tersebut akan membuat pelaksanaan
kegiatan layanan bimbingan konseling menjadi berkesinambungan.
Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari suatu
sistem disekolah yang mengandung makna bahwa program tersebut bukan berarti
program milik guru bimbingan dan konseling sendiri, tetapi lebih dari itu. Program
bimbingan dan konseling merupakan milik semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan disekolah. Program tersebut mengandung unsur-unsur yang terdapat di
dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan
berorientasi kepada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling
disekolah.
Menurut Giyono (2010) program bimbingan yang baik yaitu program
bimbingan yang apabila dilaksanakan akan efektif dan efisien atau dengan kata lain
program tersebut memiliki efisiensi dan efektifitas yang optimal apabila
dilaksanakan. Adapun ciri-ciri program yang baik, yaitu: program disusun dan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para peserta didik yang
bersangkutan, kegiatan bimbingan diatur berdasarkan skala prioritas yang juga
ditentukan berdasarkan kebutuhan peserta didik dan kemampuan petugas, program
dikembangkan secara berangsur-angsur dengan melibatkan semua tenaga
pendidikan disekolah dalam merencanakannya, program dikembangkan dengan
melibatkan tenaga diluar sekolah dalam pelaksanaan program (misal pihak
kepolisian, dokter), program memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis maksudnya
dapat dicapai dengan mudah dalam pelaksanaannya, program tersebut
mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan antara semua anggota staf
pelaksananya, menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan program,
penyusunan program disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan
sekolah yang bersangkutan, memberikan kemungkinan untuk memberikan
pelayanan kepada semua peserta didik di sekolah yang bersangkutan,
memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan memadukan
sekolah dengan masyarakat, berlangsung sesuai dengan proses penilaian diri, baik
mengenai program itu sendiri maupun kemajuan para peserta didik, program itu
menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan bimbingan dalam hal
pelayanan individual dan kelompok, program memiliki alat ukur objektif dan
mencakup berbagai bidang layanan (pribadi, sosial, karir, belajar), program
bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan disekolah.
Program bimbingan dan konseling disekolah akan terlaksana dengan efisien
dan efektif apabila memenuhi semua kriteria tersebut. Namun pada kenyataannya,
kriteria tersebut tidak selalu terpenuhi, terkadang terdapat hambatan-hambatan
dalam pelaksanaannya. Salah satu contohnya yaitu tidak adanya atau kurangnya
kerjasama antara guru BK dengan pihak-pihak lain, seperti staf sekolah, orangtua
siswa, para ahli, dll. baik dalam perencanaan program ataupun dalam pelaksanaan
program tersebut. Sehingga program bimbingan dan konseling masih terkesan
hanya tugas guru pembimbing (BK) saja. Padahal pihak-pihak tersebut dapat
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
disekolah, dan keterlibatannya adalah hal yang sangat penting.
Hal tersebut terjadi karena dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala
sebagai berikut, seperti: para pengelola sekolah masih beranggapan bahwa tugas
sekolah adalah mengajar, kepala sekolah dan guru masih belum memiliki
pengetahuan yang benar mengenai peranan dan kedudukan program bimbingan dan
konseling dalam kesatuannya dengan program pendidikan disekolah atau dengan
kata lain minimnya pengetahuan dari pihak sekolah mengenai BK, banyak lembaga
pendidikan guru pembimbing kurang memberikan bekal praktek bimbingan kepada
calon petugas bimbingan dan konseling, penyusunan program sering diadakan
tanpa adanya pihak sekolah, pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya penyusunan
program kepada guru BK, dan ketika ada siswa yang bermasalah sepenuhnya
diberikan kepada guru BK tanpa adanya kerjasama dengan guru atau wali kelas.
Kendala-kendala tersebut harus segera dihilangkan atau diselesaikan,
karena akan menghambat pelaksanaan program BK. Karena seharusnya program
BK itu disusun dengan matang dan juga tepat agar mencapai tujuan dan juga tepat
pada sasaran, dengan cara adanya suatu kerjasama dari berbagai pihak seperti
kepala sekolah, guru, orangtua siswa, para ahli, dll. Selain itu juga program
hendaknya direncanakan dan disusun berdasar kepada masalah-masalah yang
dihadapi anak dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu kedewasaan anak
itu sendiri.
Selain itupun kerjasama antara guru BK dengan pihak-pihak tersebut
sangatlah penting. Karena kerjasama itupun dilakukan demi kepentingan dan juga
keberhasilan bersama. Dan juga dengan adanya kerjasama tersebut program BK
akan terlaksana dengan maksimal. Selain itupun jika dilihat dari pihak guru BK-
nya itu sendiri, pada dasarnya guru BK tidak bisa bekerja sendirian. Guru BK juga
pasti memerlukan bantuan dan dukungan dari orang lain seperti kepala sekolah,
guru mata pelajaran, orangtua siswa, para ahli, dll. terutama ketika memberikan
pelayanan kepada peserta didik. Kepala sekolah akan membantu untuk memberikan
kemudahan bagi terlaksananya program BK, seperti contohnya: mengadakan
kerjasama dengan instansi lain (dinas kesehatan, kepolisian,dll). Guru mata
pelajaran akan membantu melaksanakan hal-hal yang bermanfaat sebagai suatu
bentuk kegiatan membimbing, contohnya seperti adanya kolaborasi antara guru BK
dengan guru mata pelajaran dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Para ahli akan membantu untuk menampung berbagai permasalahan yang
sulit untuk ditangani oleh guru BK, dan juga ia dapat membantu dalam memahami
siswa yang yang sedang dibantunya. Orangtua siswa akan membantu guru BK juga
dalam membimbing anaknya ketika mereka dirumah.
Maka dari itu, sebagai calon guru BK dimasa depan, kita seyogianya bisa
lebih memahami dan menjalankan program BK tersebut dengan baik agar program
tersebut bisa berjalan dengan efisien dan efektif. Kita juga harus bisa mengedukasi
atau menjelaskan kepada personel sekolah yang lain bahwasanya program BK juga
merupakan program yang perlu direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-
sama, karena program BK juga merupakan bagian integral dari program pendidikan
itu sendiri.

PENUTUP
Jelas bahwa jika tidak ada atau kurangnya kerjasama antara guru
pembimbing (BK) dan pihak lain, baik dari segi penyusunan maupun pelaksanaan
layanan akan menjadi kendala bagi terlaksananya program BK. Karena program
bimbingan dan konseling disekolah akan terlaksana dengan efisien dan efektif
apabila terjalinnya kerjasama yang optimal antara guru BK dan pihak lain, terlebih
kerjasama itu dilakukan demi kepentingan dan juga keberhasilan bersama. Selain
itupun pada dasarnya guru BK tidak bisa bekerja sendirian, artinya memerlukan
bantuan dan dukungan dari orang lain sebagaimana BK merupakan bagian integral
dari pendidikan itu sendiri.
REFERENSI

Nurihsan, A. J., & M. A. (2013). Dinamika Perkembangan Anak & Remaja:


Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sukardi, D. K., & Sumiati, D. M. (1990). Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan
Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai