Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN KOMPETENSI KONSELOR DAN

KOMPETENSI GURU
TUGAS
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Bimbingan
dan Konseling yang diampu oleh :
Dr. Agus Taufiq, M.Pd.
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd.

Disusun oleh:
Annisa Shelsa Lailia 1800738
Nuha Tsaqifa Salsabila 1804939
Salsabila H. F. Khairunnisa 1601468
Yuni Nur Rohman 1800400
PPB-A 2018

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
PERBANDINGAN KOMPETENSI KONSELOR DAN
KOMPETENSI GURU

A. SOSOK UTUH KOMPETENSI KONSELOR


1. Menguasai Landasan Teoretik Bimbingan dan Konseling
a) Menguasai Teori dan Praksis Pendidikan
1) Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
2) Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses
pembelajaran
3) Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan
b) Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis,
dan jenjang satuan pendidikan
1) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur
pendidikan formal, nonformal, dan informal
 Esensi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal,
merupakan proses memfasilitasi perkembangan peserta didik/
siswa pada jalur pendidikan formal, yang diprogram secara
sistimasis, obyektif, logis dan berkelanjutan. Program bimbingan
dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam mencapai
kemandirian dalam wujud kemampuan memahami diri dan
lingkungannya, menerima, mengarahkan mengambil keputusan,
dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab, sehingga
mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya.
 Esensi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan
nonformal, K enyataan di masyarakat tidak semua individu dapat
mengikuti pendidikan formal di sekolah, banyak individu dengan
segala keterbatasan baik fisik, ekonomi, atau sosial tidak mampu
menyelesaikan dan/atau bersekolah pada jalur pendidikan formal
dan bersekolah pada jalur pendidikan nonformal. Maka dari itu,
esensi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan nonformal
adalah membantu warga belajar mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis sesuai
dengan peranan yang diinginkannya di masa depan.
 Esensi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan nonformal
adalah membantu peserta didik mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis sesuai
dengan peranan yang diinginkannya di masa depan
2) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis
pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
 Esensi bimbingan dan konseling pada jenis pendidikan umum,
sama seperti dengan seperti pada layanan di jalur pendidikan
formal, yaitu membantu konseli agar mampu: (1) memahami dan
menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan
menyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di
masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan
lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang
dihadapi dalam kehidupannya dan (6) mengaktualiasikan dirinya
secara pertanggung jawab
 Esensi bimbingan dan konseling pada jenis pendidikan kejuruan
adalah membantu peserta didik/ konseli pendidikan kejuruan agar
mampu: (1) memahami dan menerima potensi diri bakat dan
minatnya sebagai dasar dalam peminatan dan perencanaan karier;
(2) memahami lingkungan terkait dengan lingkungan dunia kerja
dan dunia industri maupun studi lanjut; (3) membuat perencanaan
penyelesaian studi, perencanaan karir maupun perencanaan
kehidupan di masa yang akan datang; (4) membuat pemilihan
peminatan secara tepat; (5) menyesuaikan diri dengan lingkungan
dunia kerja dan dunia industri saat prakerin; (6) mengatasi
hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannyadan
(7) mengaktualiasikan dirinya secara pertanggung jawab.
 Esensi bimbingan dan konseling pada jenis pendidikan
keagamaan adalah untuk membantu konseli / peserta didik agar
mampu: (1) memahami potensi diri, bakat, minat dan nilai-nilai
hidup yang dimiliki; (2) menerima diri termasuk nilai-nilai yang
dianut terutama nilai religi/ keagamaan; (3) memahami
lingkungan sosial budaya di mana ia sedang belajar termasuk
lingkungan yang terkait dengan aktivitas keagamaan yang sedang
ditekuni; (4) mengadakan penyesuaian diri dengan
lingkungannya; (5) membuat perencanaan dalam menyelesaikan
studi, perencanaan karir dan perencanaan kehidupannya di masa
yang akan datang; (6) mengatasi hambatan atau konflik-konflik
yang dihadapi dalam studi maupun dalam kehidupan secara
umum; dan (7) mengaktualiasikan dirinya secara pertanggung
jawab.
 Esensi bimbingan dan konseling pada jenis pendidikan khusus
adalah agar konseli/ peserta didik mencapai perkembangan yang
optimal, sesuai dengan potensi dan kondisi yang dimiliki. Dan
membantu konseli/ peserta didik agar mampu: (1) memahami
potensi, bakat, minat dan kekhususan yang ada pada dirinya baik
pada kelebihan maupun kekuarangannya; (2) menerima
kelebihan dan kelemahan serta kekhususan yang dimiliki; (3)
mengenali lingkungan yang dapat mendukung atas
pengembangan potensi yang dimiliki; (4) mengadakan
penyesuaian diri atas kekhususan yang dimiliki diri; (5)
mengadakan penyesuaian diri dengan lingukungan sosialnya; (6)
mengembangkan potensi unggul yang dimiliki seoptimal
mungkin; (7) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi
dalam kehidupannya dan (8) mengaktualiasikan dirinya secara
pertanggung jawab.
3) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang
pendidikan usia dini, dasar, dan menengah

B. KOMPETENSI GURU
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual
Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukan dengan kemapuan;
a) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek
fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang
sosial budaya
b) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran
c) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata pelajaran
d) Mengidentifikasi kesulitan peserta didik.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
Indikator penguasaan terhadap kompetensi ini ditunjukan dengan
kemampuan guru;
a) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
b) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif,
c) Menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan
karateristik bidang studi.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran/bidang studi yang diampu
Indikatornya seperti;
a) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
b) Menentukan tujuan pelajaran,
c) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pelajaran,
d) Memilih materi pelajaran yang terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran,
e) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan
yang dipilih dan karakteristik peserta didik,
f) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Kompetensi ini
dilakukan oleh guru dalam bentuk penyususnan RPP.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
Indikatornya ditunjukan dengan :
a) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik,
b) Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran,
c) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan
di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan,
d) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium,
dan di lapangan,
e) Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
utuh,
f) Mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai dengan
situasi yang berkembang.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini sudah menjadi
keharusan bagi guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan TIK untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendidik, seperti penggunaan
media dan penggalian sumber belajar.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
Untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
kompetensi ini ditunjukan guru dengan;
a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta
didik mencapai prestasi belajar secara optimal,
b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik
a) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan
santun, baik secara lisan maupun tulisan
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun
secara siklikal dari (1) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (2)
memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada peserta didik
untuk ambil bagian,
c) Respons peserta didik,
d) Reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar.
Kompetensi evaluasi sangat penting dikuasai oleh guru, karena
evaluasi menjadi alat ukur keberhasilan bagi guru dan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Indikator kompetensi ini meliputi;
a) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,
b) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk
dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu,
c) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
d) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar,
e) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrument,
f) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai
tujuan,
g) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Seorang guru juga harus mampu untuk memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
a) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan
ketuntasan belajar,
b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan,
c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan,
d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
10. Kemampuan guru dalam melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran
Indikator kompetensi ini ditunjukkan dengan;
a) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
b) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan mata
pelajaran
c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran mata pelajaran.

C. PERBANDINGAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN


KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI KONSELOR KOMPETENSI GURU
Menguasai Landasan Teoretik 1. Menguasai karakteristik peserta
Bimbingan dan Konseling didik dari aspek fisik, moral,
1. Menguasai Teori dan Praksis sosial, kultural, emosional, dan
Pendidikan intelektual
a) Menguasai ilmu pendidikan 2. Menguasai teori belajar dan
dan landasan keilmuannya prinsip-prinsip pembelajaran
b) Mengimplementasikan yang mendidik
prinsip-prinsip pendidikan dan 3. Mengembangkan kurikulum
proses pembelajaran yang terkait dengan mata
c) Menguasai landasan budaya pelajaran/bidang studi yang
dalam praksis pendidikan diampu
2. Menguasai esensi pelayanan 4. Menyelenggarakan
bimbingan dan konseling dalam pembelajaran yang mendidik
jalur, jenis, dan jenjang satuan 5. Memanfaatkan teknologi
pendidikan informasi dan komunikasi untuk
a) Menguasai esensi bimbingan kepentingan pembelajaran.
dan konseling pada satuan 6. Memfasilitasi pengembangan
jalur pendidikan formal, potensi peserta didik
nonformal, dan informal
b) Menguasai esensi bimbingan 7. Berkomunikasi secara efektif,
dan konseling pada satuan empatik, dan santun dengan
jenis pendidikan umum, peserta didik
kejuruan, keagamaan, dan 8. Menyelenggarakan penilaian
khusus dan evaluasi proses serta hasil
c) Menguasai esensi bimbingan belajar.
dan konseling pada satuan 9. Seorang guru juga harus mampu
jenjang pendidikan usia dini, untuk memanfaatkan hasil
dasar, dan menengah penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran
10. Kemampuan guru dalam
melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata, S., & dkk. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Lestari, N. D. (n.d.). Kompetensi Guru. 3-6.
Ramli, M., & dkk. (2017). ESENSI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA
SATUAN JALUR, JENIS, DAN JENJANG PENDIDIKAN. 1-36.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://repositori.kemdikbud.
go.id/1153/1/20170316165213_58cac2bd558c5.pdf

Anda mungkin juga menyukai