INTELEGENSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Psikologi Umum
yang diampu oleh :
Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd
Dra. Setiawati, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 6
Faisal Ahmad Aziz Rizaldi (1803740)
Monica Surya Lestari Boreel (1807300)
Rt Almira Artha Salsyabila (1801087)
Yuni Nur Rohman (1800400)
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian intelegensi dan pengertian intelegensi
menurut para ahli
2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri intelegensi
3. Untuk mendeskripsikan macam-macam intelegensi
4. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
5. Untuk menjelaskan teori model intelegensi dan perbandingannya dengan
teori intelegensi lain
6. Untuk mendeskripsikan tes intelegensi
7. Untuk mendeskripsikan perkembangan tes intelegensi
8. Untuk mendeskripsikan IQ dan bagaimana cara perhitungannya
9. Untuk menjelaskan tujuan tes intelegensi dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
KONSEP TENTANG INTELEGENSI
2.1 Definisi
2.1.1 Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa inggris " intelligence "yang juga berasal dari
bahasa latin yaitu "intellectus dan intelegentia atau intellegere". Intelegensi berasal
dari bahasa latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktifitas atau
perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami
sesuatu.
Teori tentang intelegensi pertama kali di kemukakan oleh spearman dan Wynn
Jones poll pada tahun 1951. Jadi intelegensi adalah aktifitas atau perilaku yang
merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu. Meskipun
semua orang tahu apa yang dimaksud dengan intelegensi atau kecerdasan, namun
sukar sekali untuk mendefinisikan hal ini secara tepat. Para ahli sepakat dalam
memandang inteligensi sebagai kemampuan umum seseorang. Kemampuan umum
tersebut sering disebut juga dengan general factor (g factor).
Istilah intelegensi dapat diartikan dengan dua cara, yaitu:
2.1.1.1 Arti luas
kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berpikir
memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti pergaulan, sosial, tekhnis,perdagangan, pengaturan
rumah tangga dan belajar di sekolah.
2.1.1.2 Arti sempit
kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya
berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini, kerap
disebut “kemampuan intelektual” atau ”kemampuan akademik”
2.1.2 Definisi Intelegensi menurut beberapa ahli
Mengenai hakikat intelegensi, belum ada kesesuaian pendapat antara para ahli.
Variasi dalam pendapat nampak bila pandangan ahli yang satu dibanding dengan
pendapat ahli yang lain. Pendapat-pendapat itu antara lain :
2.1.2.1 Terman: intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak.
2.1.2.2 Thorndike: intelegensi adalah kemampuan individu untuk
memberikan respon yang tepat (baik) terhadap stimulasi yang
diterimanya, misalnya orang mengatakan “meja”, bila melihat
sebuah benda berkaki empat dan mempunyai permukaan datar.
Maka makin banyak hubungan (koneksi) semacam itu yang
dimiliki seseorang, makin intelegenlah orang itu.
2.1.2.3 Wechlsler: intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak
dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional
dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
Sedangkan Breckenridge dan Vincent berpendapat bahwa
“intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk belajar,
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah baru”
Spearman dalam teori dua faktornya ini menerangkan bahwa dua tes
akan berkorelasi tinggi satu sama lain hanya jika masing-masing
mengandung faktor ‘g’ dalam proporsi besar. Hal ini dapat diartikan
semakin besar korelasi suatu tes dengan ‘g’, maka akan semakin besar
pulalah korelasinya dengan tes lain yang juga mengandung ‘g’. Namun
demikian, beberapa tes tersebut dapat berkorelasi melebihi korelasi
masing-masing dengan ‘g’. Hal ini dapat terjadi jika terdapat suatu
kemampuan khusus yang sama-sama diukur oleh tes-tes tersebut atau
adanya kemiripan pada item dalam tes-tes tersebut. Menurut Spearman,
interkorelasi yang melebihi korelasi tes dengan ‘g’ ini dikatakan
sebagai faktor kelompok (group factor).
6.Dalam
kehidupan
sosial,
pengukuran
yang valid
terhadap faktor
‘g’ pada
individu-
individu ini
dapat dijadikan
dasar
berinteraksi
dengan
lingkungan
sosial dengan
tujuan agar
individu-
individu
tersebut dapat
mendapatkan
kenyamanan
sosial dalam
menjalankan
kehidupannya
3.2 Sinopsis Video Intelegensi
Film The Imitation Game
Pada tahun 1939, agen intelijen Inggris yang baru dibuat MI6 merekrut alumni
matematika Cambridge Alan Turing (Benedict Cumberbatch) untuk memecahkan
kode Nazi, termasuk Enigma - yang menurut para ahli cryptanalis tidak dapat
dipecahkan. Tim Turing, termasuk Joan Clarke (Keira Knightley), menganalisis
pesan-pesan Enigma ketika dia membangun mesin untuk menguraikannya. Turing
dan tim akhirnya berhasil dan menjadi pahlawan, tetapi pada tahun 1952, jenius
yang tenang menghadapi aib ketika pihak berwenang mengungkapkan bahwa dia
gay dan mengirimnya ke penjara.
The Imitation Game adalah film tentang kesuksesan memecahkan sandi
bernama ENIGMA buatan Nazi Jerman yang digambarkan luar biasa susahnya
untuk dipecahkan di film ini. Selain itu, Melalui alur ceritanya, The Imitation Game
sukses menangkap dua sisi kehidupan manusia bernama Alan Turing yaitu dirinya
sebagai seorang monster yang hanya peduli dengan dirinya sendiri bukan orang lain
dan sisi lainnya adalah tentang seseorang yang sangat kesepian dan selalu mendapat
perlakuan tidak baik dari manusia lainnya hingga ia menjadi depresi
4.1 Kesimpulan
Belum ada kesepakatan tentang definisi inteligensi. Inteligensi dapat diberikan
arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, inteligensi adalah prestasi di sekolah. Dalam
arti luas, inteligensi adalah prestasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Teori intelegensipun dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat berperan
besar, seperti : Faktor pembawaan, Faktor minat dan pembawaan yang khas, Faktor
pembentukan, Faktor kematangan, Faktor kebebasan, dan Stabilitas intelegensi dan
IQ.
Teori inteligensi terus mengalami perkembangan dan semakin banyak
dipergunakan. Perkembangan teori dimulai dari Sir Francis Galton ,Alfred Binet,
Theophile Simon, Lewis Terman, dan sampai pada akhirnya terbentuklah sebuah
tes pengukuran intelegensi.
Inteligensi diukur menggunakan tes inteligensi. Ukuran yang biasa digunakan
adalah IQ sehingga tes inteligensi biasa dikenal sebagai tes IQ. Ukuran IQ adalah
rasio antara umur kecerdasan dengan umur kalender.
4.2 Saran
Meski para ahli tidak sepakat mengenai konsep inteligensi, namun mereka
sepenuhnya sepakat bahwa inteligensi merupakan konsep yang penting untuk
dipahami, khususnya dalam dunia pendidikan. Pemahaman yang baik mengenai
inteligensi akan membantu memberikan pelayanan yang optimal dalam pendidikan.
Oleh karenanya kajian mengenai inteligensi sangat penting untuk terus
dikembangkan.
Kepentingan untuk melakukan kajian mengenai inteligensi berhubungan
dengan usaha memahami konsep dan cara pengukurannya. Pengukuran inteligensi
yang memadai memang masih menyisakan kontroversi karena sulitnya diperoleh
kesepahaman dalam konsep. Konsep yang berbeda akan menghasilkan perbedaan
dalam cara melakukan pengukurannya. Cara pengukuran inteligensi akan terus
berkembang sejalan perkembangan konsepnya. Meski belum diperoleh kesekatan
dalam cara mengukur inteligensi, mengingat pentingnya peranan inteligensi dalam
pendidikan, maka usaha-usaha untuk mengidentifikasi inteligensi harus dilakukan
melalui proses pengukuran. Hal itu diperlukan agar data inteligensi mempunyai
landasan yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA