Anda di halaman 1dari 9

PRAKATA

Puja dan puji syukur kami anjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa, atas segala
rahmat berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul "". Makalah ini disusun guna memberikan informasi mengenai hakikat
manusia dalam pendidikan dan juga guna memberikan informasi mengenai ...dan
juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Kami juga
ucakan terimakasih kepaa pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel dan tulisan
telah kami jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus
berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi
masa depan yang lebih baik. Kami menerima kritik dan saran yang membantu
guna penyempurnaan makalah ini.

Denpasar, 6 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

PRAKATA...................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................3
1. LATAR BELAKANG...........................................................3
2. RUMUSAN MASALAH.......................................................3
3. TUJUAN................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................4
1. PENGERTIAN PERKEMBANGAN....................................4
2. MACAM-MACAM TEORI PERKEMBANGAN...............4
SIMPULAN................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................8

2
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Akal yang dimiliki manusia dikembangkan melalui berbagai proses
pendidikan yang dialaminya, sehingga akal tersebut dapat lebih peka dan tanggap
menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan manusia.
Dalam hal ini kita mengenal beberapa kecerdasan,dan yang berkaitan dengan
kecerdasan daya nalar atau kemampuan berfikir dalam intelligency quotient (IQ).
IQ kerap dijadikan harga mati bagi tigkat kemajuan pendidikan seorang manusia
padahal sebenarnya IQ saja tidak cukup untuk dijadikan patokan dalam mengukur
kemajuan pendidikan seseorang.

2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas, penulis merumuskan suatu masalah dalam penulisan makalah
ini
1. Teori perkembangan manusia dalam ilmu pendidikan

3. TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini antara
lain:
1. Mengetahui beberapa teori perkembangan manusia

3
PEMBAHASAN

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA

1. Pengertian Perkembangan
Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969).
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami oleh
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis (saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian
organisme dan merupakan satu kesatuan yang utuh), progresif (bersifat
maju, meningkat dan mendalam, baik secara kuantitatif maupun kualitatif)
dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara
kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis.

2. Macam-macam Teori Perkembangan Manusia


Menurut para ahli, terdapat 4 Teori Perkembangan Manusia, diantaranya;

a. Teori Empirisme
Teori ini digagas oleh Jhon Locke. Teori Empirisme menganggap
perkembangan individu dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
yang diperoleh selama perkembangan manusia sejak lahir hingga
dewasa. Teori ini juga sering disebut dengan teori tabula rasa, yang
memandang keturunan atau pembawaannya tidak mempunyai peranan.
Lebih jelasnya, menurut teori empirisme, pada dasarnya manusia
merupakan kertas putih, manusia tersebut akan menjadi apa,
tergantung pada apa yang dituliskan di kertas itu nantinya.
Teori ini menimbulkan pandangan yang optimis dalam dunia
pendidikan, dimana pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu
untuk membentuk pribadi individu. Selanjutnya aliran ini mempunyai
pengaruh yang sangat besar di Amerika Serikat, dimana banyak para

4
ahli yang walaupun tidak secara eksplisit menolak peranan dasar itu,
namun karena dasar itu sukar untuk ditentukan, maka praktis yang
dibicarakan hanyalah lingkungan, dan sebagai konsekuensinya juga
hanya lingkunganlah yang masuk percaturan. Paham
Environmentalisme yang banyak memiliki pengikut di Amerika
Serikat pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari aliran Empirisme
ini.
b. Teori Nativisme
Pelopor teori ini yaitu Athur Schopenhauer. Menurut teori ini,
perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa
manusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa manusia
membawa sifat-sifat tertentu yang mempengaruhi dan menentukan
keadaan individu yang bersangkutan. Faktor pendidikan dan
lingkungan dianggap tidak berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.
Teori ini juga memunculkan pandangan bahwa seakan-akan
manusia telah ditentukan oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat
diubah, sehingga individu akan sangat tergantung kepada sifat-sifat
yang diturunkan oleh orang tuanya. Apabila orang tuanya baik,
seseorang akan menjadi baik, sebaliknya apabila orang tuanya jahat,
seseorang akan menjadi jahat. Sifat baik atau jahat itu tidak dapat
diubah. Teori ini menimbulkan konsekuensi pandangan bahwa manusia
apabila dilahirkan baik akan tetap baik, sebaliknya apabila manusia
dilahirkan jahat akan tetap jahat, yang tidak dapat diubah oleh
pendidikan dan lingkungan.
Teori ini menimbulkan pandangan pesimistis dalam bidang
pendidikan, yang memandang pendidikan sebagai suatu usaha yang
tidak berdaya menghadapi perkembangan manusia. Hal demikian
bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sejak zaman
dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda,
karena pendidikan adalah hal yang dapat, perlu, bahkan harus
dilakukan. Lebih jauh lagi, teori ini juga dapat menimbulkan pendapat

5
bahwa untuk menciptakan masyarakat yang baik, langkah yang
diambil ialah mengadakan seleksi terhadap anggota masyarakat.
Anggota masyarakat yang tidak baik, tidak dapat diberikan
kesempatan untuk berkembang, karena ini akan memberikan keturunan
yang tidak baik pula. Jadi teori nativisme ini tidak dapat diterima oleh
ahli-ahli lain karena tidak dapat dipertahankan ataupun
dipertanggungjawabkan.
c. Teori Naturalisme
Pelopor teori ini adalah J.J Rosseau. Ia berpendapat bahwa
“Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang
pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia.” Aliran ini
disebut juga aliran negativisme, karena pendidik hanya wajib
membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya atau
diserahkan kembali ke lingkungannya. Dengan kata lain, anak tidak
memerlukan pendidikan tetapi yang perlu dilakukan oleh seorang
pendidik terhadap anak didiknya adalah menyerahkannya ke alam,
agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak melalui proses
kegiatan pendidikan itu sendiri. Teori ini menimbulkan anggapan
bahwa alam yang memegang peranan penting dalam memberikan
pendidikan kepada anak, sehingga anak bukanlah hasil bentukan dari
pendidikan yang diperolehnya di sekolah formal melainkan dari alam.
Peran pendidik menjadi tidak lagi begitu penting karena menurut teori
ini, sudah selayaknya anak dikembalikan ke alam dan belajar dari sana.
d. Teori Konvergensi
Yang mempelopori teori ini adalah William Stern. Teori
Konvergensi merupakan gabungan antara teori Nativisme dengan teori
Empirisme. Teori ini menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman
memiliki peranan dalam perkembangan manusia. Menurut aliran
konvergensi, antara lingkungan dan bakat pada individu yang terbawa
sejak lahir saling memengaruhi. Teori ini mengatakan bahwa bakat
telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah
tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat

6
berkembang. Misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai
bakat untuk berdiri tegak di atas kedua kaki. Akan tetapi bakat ini tidak
akan menjadi aktual (menjadi kenyataan) jika anak manusia itu
sekiranya tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia. Anak
yang semenjak kecilnya diasuh oleh serigala tak akan dapat berdiri
tegak diatas kedua kakinya, tapi mungkin ia akan dapat berjalan di atas
tangan dan kakinya (seperti serigala). Disamping bakat, perlu pula
dipertimbangkan soal kematangan (readiness). Bakat yang sudah ada
dan mendapatkan pengaruh lingkungan yang serasi belum tentu dapat
berkembang, jika bakat tersebut belum matang. Misalnya anak yang
normal umur 6 bulan, walaupun hidup di tengah manusia-manusia lain,
tak akan dapat berjalan karena belum matang.
Al-Qur’an sebagai acuan dasar pendidikan Islam telah
memberikan konsep terhadap pemikiran yang terdapat aliran
nativisme, empirisme dan konvergensi. Dalam hal ini, al-Qur’an
menegaskan bahwa pembawaan seorang anak sejak lahir disebut fitrah,
dan fitrah ini adalah dasar keagamaan yang dimiliki oleh setiap orang.
Fitrah menurut al-Qur’an di samping dapat menerima pengaruh dari
dalam (keturunan) juga dapat menerima pengaruh dari luar
(lingkungan). Untuk mengembangkan fitrah ini, maka pendidikan
keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting peranannya. Sifat
keturunan atau pembawaan bukanlah faktor utama yang menentukan
perkembangan individu, akan tetapi juga harus didorong dengan faktor
lingkungan

7
SIMPULAN

Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat


tetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969).

Sementara itu, menurut para ahli, terdapat 4 Teori Perkembangan Manusia,


diantaranya;

1. Teori Empirisme
Teori ini digagas oleh Jhon Locke. Teori Empirisme menganggap
perkembangan individu dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh
selama perkembangan manusia sejak lahir hingga dewasa.

2. Teori Nativisme
Pelopor teori ini yaitu Athur Schopenhauer. Menurut teori ini,
perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak
dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa manusia membawa sifat-sifat tertentu
yang mempengaruhi dan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor
pendidikan dan lingkungan dianggap tidak berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.

3. Teori Naturalisme
Pelopor teori ini adalah J.J Rosseau. Ia berpendapat bahwa “Semua anak
adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua
menjadi buruk di tangan manusia.” Aliran ini disebut juga aliran negativisme,
karena pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan
sendirinya atau diserahkan kembali ke lingkungannya

4. Teori Konvergensi
Teori ini menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki
peranan dalam perkembangan manusia.bahwa bakat telah ada pada masing-
masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan
lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Surharyanto, Arby. 2018. Teori Perkembangan Dalam Psikologi Pendidikan.


Diakses pada 28 September 2019 dalam https://dosenpsikologi.com/teori-
perkembangan-dalam-psikologi-pendidikan

Sari, Megandari. 2016. Teori Perkembangan Manusia. Diakses pada 28 September


2019 dalam http://psikopend.blogspot.com/2016/01/teori-perkembangan-
manusia-human.html

Sustiawati, Ni Luh, dkk. Bahan Ajar Pengantar Pendidikan (Bahan ajar belum
diterbitkan)

Anda mungkin juga menyukai