Anda di halaman 1dari 15

Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

REFLEKSI PENDIDIKAN FILSAFAT IDEALISME

Ali Mubin
alimubin1972@gmail.com
(Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Abstrak:
Filsafat Idealisme Plato menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul)
atau jiwa (spirit) daripada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pokok pikiran
filsafat Idealisme terdiri dari bahasan metafisika, epistimologi dan aksiologi. Bahwa refleksi
pendidikan filsafat idealisme dalam praktek pendidikan yakni terlaksananya proses
pendidikan dengan mendasarkan formulasi yang bertujuan untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial, kurikulum pendidikan
ke arah pengembangan kemampuan nalar secara rasional dan pendidikan praktis, metode
merupakan kunci bermain dalam mendidik dan yang diutamakan oleh idealisme adalah
metode socratik/dialektika, peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat
dan kemampuan dasarnya, pendidik bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan
pendidikan melalui kerja sama dengan lingkungan, peserta didik dan alam.

Kata kunci: Pendidikan, Filsafat, Idealisme.

A. Pendahuluan pendidikan semata yang hanya terbatas


Pendidikan sebagai upaya untuk pada pengalaman, fakta-fakta yang
memanusiakan manusia melalui human dijangkau oleh inderawai, tetapi pendidikan
resource development memerlukan juga akan berhadapan dengan fakta-fakta
wawasan yang luas, seluas aspek bersifat metafisik yang dalam hal ini hanya
kehidupan manusia itu sendiri. Karenanya dapat dijangkau oleh ilmu filsafat. Masalah-
masalah pendidikan tidak cukup hanya masalah tersebut diantaranya adalah tujuan
didasarkan pengalaman saja, melainkan pendidikan yang bersumber dari tujuan
dibutuhkan suatu pemikiran mendalam, hidup dan nilai-nilai kehidupan manusia.
pengkajian secara ilmiah dan penelitian Filsafat sebagai induk dari ilmu
yang up to date. Bahkan yang tidak kalah pengetahuan (the mother of knowledge)
pentingnya pendidikan juga harus pada dasarnya bermaksud untuk menjawab
dibangun diatas fondasi discourse and seluruh problematika yang ada maupun
philosophical analysis. yang mungkin ada dalam kehidupan
Pendekatan filosofis terhadap manusia. Masalah yang berkaitan dengan
pendidikan adalah suatu pendekatan untuk trilogi metafisika, yaitu manusia, Tuhan dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan alam beserta problematikanya menjadi issu
dengan menggunakan pendekatan filsafat. utama yang menjadi kajian filsafat1.
Sehingga pengetahuan atau teori Seiring dengan perkembagan dan
pendidikan hasil dari pendekatan filsafat perubahan yang terjadi di masyarakat,
tersebut disebut dengan filsafat ternyata ada banyak berbagai masalah
pendidikan. Pendidikan membutuhkan
filsafat, karena masalah pendidikan tidak 1
Mulyadhi Kartanegara, Menembus Batas
hanya menyangkut masalah pelaksanaan Waktu, Panorama Filsafat Islam, Sebuah Refleksi
Autobiografis (Bandung: Mizan, 2005), h. 124.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 25
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

kemanusiaan yang tidak mampu dijawab Istilah ini pertama kali digunakan oleh
oleh filsafat. Maka lahirnya sebuah ilmu filosof ahli matematika Jerman G. W.
pengetahuan sesungguhnya merupakan Leibniz pada awal abad ke-18 yang
jawaban atas kegagalan filsafat dalam merujuk pada pemikiran Plato dan
menjawab problem kemanusiaan yang membedakannya dengan empirisisme.3
komplek dan universal. Dengan Idealisme ini digunakan sebagai nama
menggunakan cara kerjanya yang untuk teori tentang ide-ide arketip
sistematis, universal dan radikal yang (archetypal ideas) dan untuk doktrin
mengupas, menganalisa sesuatu secara epistemologis Rene Descartes dan John
mendalam ternyata filsafat sangat relevan Locke yang menyatakan bahwa ide yang
dengan segala problematika hidup dan dalam doktrin ini berarti objek pemahaman
kehidupan manusia serta mampu menjadi manusia bersifat subjektif dan dimiliki
perekat kembali antara berbagai macam secara pribadi. Pengertian idealisme di atas,
disiplin ilmu yang terpisah kaitannya satu yang meragukan eksistensi dunia materi,
dengan yang lain2. membuat istilah ini juga digunakan untuk
Penulis mencermati bahwa ternyata akosmisme yang menganggap alam materi
filsafat telah berkembang dan berubah dari hanya sekedar proyeksi dari pikiran
mother of knowledge menjadi manusia dan immaterialisme yang
philosophical analysis yakni, analisa menyatakan bahwa dunia materi tidak ada.
filosofis dalam memecahkan permasalahan Ternyata, kata idealisme semakin
dalam dunia ilmu pengetahuan dan populer setelah digunakan oleh Immanuel
kehidupan manusia yang nyata. Oleh Kant yang menyebut teori pengetahuannya
karena itu, pada giliranya filsafat memiliki sebagai idealisme kritis atau idealisme
implikasi dalam konteks operasionalisasi transendental4. Dalam pengertian filsafati,
pendidikan. Implementasi pendidikan juga idealisme adalah sistem filsafat yang
banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran menekankan pentingnya keunggulan
filsafat pendidikan yang dikembangkan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit)
dengan perspektif filsafat. Jadi sesuai dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan
dengan pokok bahasan pada makalah ini atau material. Pandangan-pandangan umum
penulis akan memfokuskan kajiannya pada yang disepakati oleh para filsuf idealisme,
kajian releksi pendidikan filsafat idealisme yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur
dan implementasinya dalam dunia yang paling penting dalam kehidupan
pendikan dewasa ini. manusia dan hakikat akhir alam semesta
yang pada dasarnya adalah nonmaterial.
B. Pemikiran Filsafat Idealisme dalam Sebagai sebuah aliran dalam filsafat, dapat
Lintasan Sejarah penulis nyatakan idealisme telah
Filsafat idealisme berasal dari Plato,
yaitu filsuf Yunani yang hidup pada tahun 3
A. Pablo Iannone, Dictionary Of World
427-347 SM. Sebagaimana akar kata Phylosophy (London & New York: Routledge,
idealisme, awal mulanya berasal dari 2001), h. 251. (dalam http/:nurohcman-
bahasa Yunani idea yang berarti ceper.blogspot.com/2010).
4
pandangan (vision) atau kontemplasi. Kita bisa lihat dalam: Wilbur Long,
Idealism, dalam Dagobert D.Runes, The Dictionary
of Phylosophy (New York: Phylosophical Library,
2
Jujun Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif tt), h. 136 (dalam http/:nurohcman-
(Jakarta: PT Gramedia), h.35 ceper.blogspot.com/2010)

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 26
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

menjelaskan bahwa pengetahuan itu tidak kebebasan, hidup dengan suatu aturan
lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, moral yang jelas dan bertujuan yang lebih
sedangkan kenyataan yang diketahui terarah.
manusia itu terletak di luarnya. Sedangkan Idealisme juga mengindentifikasi
pemikiran filsafat menurut aliran idealisme bahwa hakikat nyata dunia adalah berupa
adalah sebagai berikut: ide yang sifatnya rohani atau juga disebut
1. Metafisika Idealisme intelegensi. Termasuk dalam paham
Metafisika adalah cabang filsafat idealisme ini adalah paham spiritualisme,
yang mempelajari hakikat realitas (segala rasionalisme dan supernaturalisme.
sesuatu yang ada) secara komprehensif. Secara absolut kenyataan yang
Menurut Idealisme hanya realitas spiritual, sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah,
mental atau rohani yang nyata dan tidak meskipun pada kenyataannya ada realita
berubah. Karena dengan hakikat realitas yang bersifat fisik tetapi sesungguhnya
yang bersifat rohani, spiritual dan ideal kenyataan rohanilah yang lebih dapat
itulah yang kekal dan abadi. Alam semesta berperan.
adalah ekspresi dari sebuah kecerdasan
yang sangat umum dari pikiran universal5. 2. Epistemologi Idealisme
Pemikiran Daniel U, tersebut bagi Epistemologi adalah cabang filsafat
penganut idealisme adalah sebuah realitas yang mempelajari tentang hakikat
yang diturunkan dari suatu substansi pengetahuan. Menurut filsafat idealisme,
fundamental, adapun substansi proses mengetahui terjadi dalam pikiran,
fundamental itu sifatnya nonmaterial, yaitu manusia memperoleh pengetahuan melalui
pikiran/spirit/roh. Dan benda-benda yang berfikir dan intuisi (gerak hati). Beberapa
bersifat material yang tampak nyata, filsuf percaya bahwa pengetahuan diperoleh
sesungguhnya diturunkan dari pikiran/ dengan cara mengingat kembali (semua
spirit/roh. Di sisi lain, menurut para filsuf pengetahuan adalah sesuatu yang diingat
idealisme bahwa manusia hakikatnya kembali). Sehinggga mengetahui adalah
bersifat spiritual/kejiwaan. Sementara itu memikirkan lembali gagasan laten, yakni
menurut Plato, setiap manusia memiliki yang sudah ada sejak lama dan abadi.
tiga bagian jiwa, yaitu nous (akal pikiran) Adapun tentang teori pengetahuan,
yang merupakan daya rasional, thumos idealisme mengemukakan bahwa
(semangat atau keberanian), dan epithumia pengetahuan yang diperoleh melalui indera
(keinginan, kebutuhan atau nafsu). ternyata tidak pasti dan bahkan tidak
Setelah penulis merenung, ternyata lengkap karena dunia hanyalah merupakan
dari ketiga bagian jiwa tersebut akan tiruan belaka, sifatnya maya (maka sering
muncul salah satunya yang dominan. Jadi, dikenal dengan dunia maya) yang
sebenarnya hakikat manusia bukanlah menyimpang dari kenyataan sebenarnya
badannya, melainkan jiwa/spiritnya. Nah, (seperti beredarnya informasi hoaks-pen).
sebagai makhluk yang bisa berfikir, Pengetahuan yang benar hanya
manusia mampu memilih serta memiliki diperoleh melalui intuisi dan pengingatan
kembali melalui proses berpikir yang
5 terarah. Kebenaran hanya mungkin dapat
Baca: Allan C Ornstein & Daniel U, An
Introduction To The foundations of Education dicapai oleh manusia yang mempunyai akal
(Boston: Houghton Mifflin Company,1985), t.h. pikiran yang cemerlang, jernih, murni dan
(dalam http/:nurohcman-ceper.blogspot.com/2010)

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 27
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

itupun sebagian besar manusia hanya manusia tahu apa yang dikatakannya
sampai pada tingkat berpendapat/ sebagai hidup yang baik dan berpedoman
komentar, jarang sekali sampai pada kepada suatu ide, mereka tidak akan
tingkat menemukan teori baru secara berbuat hal-hal yang bertentangan dengan
murni. moral. Kejahatan terjadi karena mungkin
orang tidak tahu bahwa perbuatan tersebut
3. Aksiologi Idealisme jahat. Kejahatan terjadi bukan hanya karena
Aksiologi adalah cabang filsafat yang ada niat dari pelakunya tapi juga karena ada
mempelajari tentang hakikat nilai. Para kesempatan.
filsuf idealisme sepakat bahwa nilai Di dalam sebuah tulisannya, Sadulloh
bersifat mutlak dan abadi6. Keabadian nilai menjelaskan bahwa jika seseorang
yang dimaksud merupakan elaborasi dari menemukan sesuatu yang benar, maka
dua jenis idealisme yakni: Theistik dan orang tersebut akan berbuat salah. Namun
Pantheistik. Nilai yang abadi menurut yang menjadi masalah adalah bagaimana
Idealime Theistik ini bersifat transedental hal itu dapat dilakukan jika manusia
yaitu berada pada Tuhan. Sedangkan memiliki pandangan yang sangat berbeda
menurut Idealisme Pantheistik dalam pikirannya tentang hidup yang baik.8
mengidentikan Tuhan dengan alam.
Untuk mewujudkan harmonisasi C. Aliran-Aliran Filsafat Idealisme dan
dalam kehidupan manusia, maka diatur Tokohnya
dengan adanya kewajiban-kewajiban moral Secara historis, Plato merupakan salah
yang diturunkan dari pikiran tentang seorang tokoh filsafat Yunani Kuno yang
adanya metafisika. Sehingga menurut mempunyai pengaruh kuat dalam
pandangan idealisme, nilai adalah absolut. pengembangan ilmu pengetahuan. Ia juga
Apa yang dikatakan baik dan buruk, benar, dianggap sebagai pelopor filsafat idealisme
salah, cantik, ganteng, kurang ganteng, yang mengagungkan nilai pengetahuan dan
keadilan.9 Nampaknya pengaruh Plato ini
secara fundamental bersifat tetap, tidak
begitu kuat terhadap pengembangan ilmu
berubah dari generasi ke generasi, tidak
pengetahuan, sehingga aliran teologi dan
diciptakan oleh manusia dan nilai-nilai filsafat Kristen pada umumnya sampai
tersebut merupakan bagian dari alam kurun waktu abad XIII bercorak Platonis10.
semesta. Selain menciptakan dominasi yang kuat
Di sisi lain, Plato juga pada aliran teologi, Plato juga terkenal
mengemukakan bahwa kehidupan yang menjadi gurunya Aristoteles yang dianggap
baik hanya mungkin terjadi dalam sebagai ”Bapak Penalaran Deduktif”.11
masyarakat yang baik dan ideal yang
diperintah oleh “the Philosopher Kings”, 8
Sadulloh,U, Pengantar Filsafat pendidikan,
yaitu kaum intelektual, para ilmuwan atau (Bandung: Alpabeta, 2007) h. 99.
9
cendekiawan7. Nampaknya pendapat Waini Rasyidin, Filsafat Pendidikan (dalam
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan), (Bandung:
beliau dapat disimpulkan bahwa jika Pedagogiana Press, 2007), h. 10.
10
Bisa kita lihat pada: Betrand Russel,
Sejarah Filsafat Barat; Kaitannya dengan Kondisi
6
Ibid.,h.45 Zaman Kuno Hingga Sekarang (terj), (Yogyakarta:
7
George F Kneller, Introduction to the Pustaka Pelajar, 2007), h. 141.
11
Philosophy of Education (New York: Publishing Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian&
John Wiley & Sons, 1991), h. 33. (dalam Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
http/:nurohcman-ceper.blogspot.com/2010) Pelajar, 2004), h. 17.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 28
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

Konsep pengembangan ilmu pemikirannya disebut idealisme absolut


pengetahuan yang digagas Plato dapat sebagai hasil sintesis dari idealisme
dibedakan menjadi 2 macam yaitu: subjektif dan objektif.13
pengetahuan yang bersifat inderawi 1. Idealisme Subjektif
(sensual) dan pengetahuan yang bersifat Idealisme subjektif adalah aliran
kejiwaan. Menurut Plato, pengetahuan filsafat idealisme yang dipelopori oleh
yang diperoleh dengan menggunakan Fichte. Filsafat ini bertitik tolak pada ide
sarana inderawi hanya merupakan kesan- manusia atau ide sendiri. Menurutnya dunia
kesan yang bersifat sementara dan merupakan postulat subjek yang
senantiasa berubah. Sementara memutuskan. Alam dan masyarakat ini
pengetahuan yang diperoleh melalui proses tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu
perenungan kejiwaan dapat melahirkan yang timbul dan terjadi di alam atau di
kebijaksanaan dan keabadian nilai.12 masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan
Paparan di atas memperlihatkan ide manusia atau idenya sendiri, atau
bahwa, selain konsep dalam dengan kata lain alam dan masyarakat
pengembangan ilmu pengetahuan, Plato hanyalah sebuah ide/pikiran dari dirinya
nampaknya memiliki sejumlah gagasan sendiri. Menurut filsafat ini segala, sesuatu
penting dalam filsafatnya, antara lain: yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita
gagasannya tentang Utopia, teori-teorinya itu bukanlah materi yang riil dan ada secara
tentang ide dan konsepnya tentang objektif. Sesuatu yang bersifat materi
pengetahuan yang ternyata lebih misalkan buah jeruk, dianggapnya hanya
bersumber dari ingatan dibanding dari sebagai sensasi-sensasi atau kumpulan
persepsi. Berbagai gagasan penting Plato perasaan/konsepsi tertentu yaitu perasaan/
tersebut turut mempengaruhi konsepsi dari rasa jeruk, berat, harum,
pandangannya terhadap pentingnya bentuk dsb. Dengan demikian teori ini
pendidikan bagi individu, keluarga, menyangkal adanya materi yang ada secara
kelompok dan lebih luas lagi yaitu bagi objektif dan hanya mengakui adanya materi
bangsa. atau dunia yang riil didalam pikirannya atau
Selain itu, ada beberapa aliran idenya sendiri saja.
idealisme filosofis yang turut menorehkan Kesimpulan yang dapat penulis
pengaruhnya dalam bidang pemikiran dan nyatakan dari filsafat ini adalah,
pendidikan. diantaranya adalah idealisme kecenderungan untuk bersifat egoistis
Jerman yang ditandai oleh tiga tahap “Aku-isme” yang hanya mengakui yang riil
perkembangan dalam pemikiran sosok tiga adalah dirinya sendiri yang ada hanya
filosof. Tahapan pertama adalah J. G. “Aku”, segala sesuatu yang ada diluar
Fichte yang berpandangan idealisme selain “Aku” itu hanya sensasi atau
subjektif. Tahap selanjutnya adalah F. W. konsepsi-konsepsi dari “Aku”. Untuk
J. Schelling yang berpandangan idealisme berkelit dari tuduhan egoistis dan
objektif. Puncak idealisme Jerman tercapai mengedepankan “Aku-isme, maka penulis
di tangan G. W. F. Hegel yang menyatakan hanya Tuhan yang berada

12 13
Betrand Russel, Sejarah Filsafat Barat: A. Pablo Iannone, Dictionary Of World
Kaitannya dengan Kondisi Zaman Kuno Hingga Phylosophy, ( Newyork:Routledge, 2001), h. 251-
Sekarang terj. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 252. (dalam http/:nurohcman-
h. 141. ceper.blogspot.com/2010)

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 29
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

tanpa tergantung pada sensasi dan hirarki dari seluruh sistem hirarki dunia
konsepsi-konsepsi. semesta, begitupun yang hirarki yang
berada dalam masyarakat feodal merupakan
2. Idealisme Objektif kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan.15
Idealisme objektif adalah suatu aliran Jadi kesimpulannya, segala sesuatu
filsafat yang dimotori oleh Schelling. yang ada dan terjadi di dunia ini maupun
Pandangan idealismenya bertitik tolak dari dalam alam semesta merupakan penjelmaan
ide universal, yaitu ide di luar ide manusia. dari titah Tuhan atau perwujudan dari ide
Menurut idealisme objektif segala sesuatu Tuhan. Filsafat ini pada masa itu memang
baik yang ada di alam atau masyarakat luas lebih membela para bangsawan atau kaum
adalah hasil dari ciptaan ide universal. feodal yang pada waktu itu merupakan tuan
Alam semesta yang kelihatan ini pada tanah besar di Eropa dan kekuasaan gereja
hakekatnya hanyalah intelegensi yang sebagai “wakil” Tuhan di dunia ini.
kelihatan.
Hemat penulis pandangan filsafat 3. Idealisme Absolut
seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu Di masa modern sekitar abad ke-18
yang bukan materi, yang ada secara abadi muncullah sebuah sistem filsafat idealisme
di luar manusia, sesuatu yang bukan materi objektif baru yang disebutnya dengan
itu ada sebelum dunia alam semesta ini idealisme absolut, yaitu sistem yang
ada, termasuk manusia dan segala pikiran dikemukakan oleh George.W.F Hegel
dan perasaannya. Dalam pandangan lain, (1770-1831 M). Filsafat ini pada dasarnya
bentuknya yang agak primitif paradigma merupakan bentuk sintesis atas filsafat
ini menyatakan jenisnya seperti dalam idealisme subjektif sedangkan filsafat
bentuk penyembahan terhadap pohon, idealisme objektif sebagai antithesis,
batu, hewan dan benda-benda langit kemudian disintesiskan dan diubah diberi
Akan tetapi sebagai suatu sistem nama menjadi idealisme absolute.
filsafat, pandangan dunia ini pertama-tama Pemikiran seperti ini menurut kesimpulan
kali disistimatiskan oleh Plato (427-347 penulis yaitu hakikat dunia ini adalah “ide
S.M). Menurut Plato dunia luar yang dapat absolut”, yang berada secara absolut dan
di tangkap oleh panca indera kita bukanlah “objektif” didalam segala sesuatu dan tak
dunia yang riil, melainkan bayangan dari terbatas pada ruang dan waktu. Ide absolut
dunia “idea” yang abadi dan riil. ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya
Pandangan dunia Plato ini mewakili dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat
kepentingan kelas yang berkuasa pada dan gejala pikiran.
waktu itu di Eropa yaitu kelas pemilik Filsafat Hegel ini terlihat mewakili
budak. Dan ini jelas nampak dalam kelas borjuis Jerman yang pada waktu itu
ajarannya tentang masyarakat “ideal”14. baru tumbuh dan masih lemah, kepentingan
Pada jaman feodal, filsafat idealisme kelasnya menghendaki suatu perubahan
objektif ini mengambil bentuk yang sosial, menghendaki dihapusnya hak-hak
dikenal dengan nama Skolastisisme, sistem istimewa kaum bangsawan. Hal ini
filsafat ini memadukan unsur idealisme tercermin dalam pandangannya yang
Aristoteles (384-322 S.M), yaitu bahwa
dunia kita merupakan suatu tingkatan 15
Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian &
Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
14
Betrand Russel, Sejarah Filsafat Barat:.. Pelajar, 2004), h. 31.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 30
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

beranggapan bahwa sesuatu itu senantiasa besar dalam implementasi pendidikan.


berkembang dan berubah tidak ada yang Kenyataan dan kebenaran sesuatu, bagi
abadi atau mutlak, termasuk juga idealisme pada hakikatnya sama kualitasnya
kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi, dengan hal-hal yang bersifat spiritual atau
karena kedudukan dan kekuatannya masih ide-ide. Idealisme memiliki keterkaitan
lemah saat itu, maka mereka tidak berani dengan konsep-konsep abadi (ideas),
terang-terangan melawan filsafat dan seperti kebenaran, keindahan dan
ajaran agama yang berkuasa ketika itu. kemuliaan. Idealisme pada intinya adalah
Nah, bagaimana kita memahami suatu penekanan pada realitas ide atau
lebih mendalam pemikiran filsafat gagasan, pemikiran atau akal-pikir yang
idealisme objektif ini? Tentu dapat kita dijadikan sebagai dasar atau pijakan hal-hal
jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat materi atau material. Pengaruh
dengan berbagai macam bentuk. Misalnya idealisme terhadap pemikiran dan
saja, perwujudan paling umum antara lain pendidikan dapat dilihat dari lahirnya
dalam bentuk formalisme dan doktriner- tokoh-tokoh seperti William T. Harris,
isme. Kaum doktriner dan formalis secara seorang tokoh aliran pendidikan idealisme
buta mempercayai dalil-dalil atau teori yang sangat berpengaruh di Amerika
sebagai kekuatan yang maha kuasa, Serikat, juga lahirnya Herman Harrell
sebagai obat manjur buat segala macam Horne, seorang filosof yang mengajar
penyakit, sehingga dalam melakukan filsafat beraliran idealisme lebih dari 33
tugas-tugas atau menyelesaikan persoalan- tahun di Universitas New York.17
persoalan praktis mereka tidak bisa berfikir Kita dapat menilai bahwa filsafat
atau bertindak secara rasional berdasarkan idealisme sangat concern tentang
situasi yang kongkret. keberadaan sekolah/lembaga pendidikan.
Aliran inilah satu-satunya yang melakukan
D. Implementasi Filsafat Idealisme oposisi secara fundamental terhadap filsafat
dalam Pendidikan naturalisme. Pendidikan harus terus eksis
Filsafat Idealisme merupakan salah sebagai lembaga untuk proses
satu filsafat yang dikembangkan dalam pemasyarakatan manusia sebagai bentuk
pendidikan. Dalam bidang pendidikan, dari kebutuhan spiritual dan tidak sekadar
manusia khususnya peserta didik adalah kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat
subyek pendidikan. Pendidikan perlu idealisme pada abad ke-19, secara khusus
mengetahui secara jelas tentang manusia mengajarkan kepada kita tentang
atau peserta didik tersebut. Dengan kebudayaan manusia dan lembaga
sendirinya muncullah pertanyaan- kemanusiaan sebagai ekspresi dari realitas
pertanyaan mengenai apa manusia dan apa spiritual.
peserta didik. Karena jawaban-jawaban Menurut penulis, terdapat implikasi
pertanyaan tersebut bersifat abstrak maka filsafat pendidikan idealisme yang dapat
di sinilah diperlukan adanya filsafat dalam disebutkan diantaranya sebagai berikut: (1)
pendidikan16 Tujuan: untuk membentuk karakter,
Filsafat Idealisme sebagai salah satu mengembangkan bakat atau kemampuan
aliran filsafat memiliki pengaruh yang dasar, serta kebaikan sosial, (2) Kurikulum:

16 17
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, George George R., Filsafat Pendidikan
(Yogyakarta: Adicita, 2002), h. 5-6. (terj), (Yogyakarta: Gama Media, 2007), h. 67.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 31
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

pendidikan liberal untuk pengembangan manusia pada umumnya adalah bersifat


kemampuan rasional dan pendidikan kekal. Sebagai institusi sosial, sekolah/
praktis untuk memperoleh pekerjaan, (3) lembaga pendidikan mengolah
Metode: diutamakan metode dialektika, perkembangan baik personalitas individu
tetapi metode lain yang efektif dapat pula manusia maupun sosial.
dimanfaatkan, (4) Peserta didik bebas Dengan kata lain pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian, bakat bertujuan untuk membantu perkembangan
dan kemampuan dasarnya, (5) Pendidik pikiran dan diri pribadi siswa. Namun perlu
bertanggung jawab dalam menciptakan diingat, karena bakat manusia berbeda-beda
lingkungan pendidikan melalui kerja sama maka pendidikan yang diberikan kepada
dengan semua unsur yang ada di alam. setiap orang harus sesuai dengan bakatnya
Dalam pandangan Tatang Syaripudin masing-masing.
(2008),18 implikasi filsafat idealisme Menurut Imam Barnadib, Pendidikan
dalam pendidikan dapat dirumuskan yang menitikberatkan pada idealisme akan
sebagai berikut: merumuskan tujuan pendidikan sebagai
1. Tujuan Pendidikan pencapaian manusia yang berkepribadian
Tujuan utama dari pendidikan idealis mulia dan memiliki taraf hidup kerohanian
adalah untuk membantu pribadi pelajar/ yang tinggi dan ideal.19
peserta didik untuk mencapai Idealisme memiliki tujuan pendidikan
kebijaksanaan, yakni bersatu dengan yang pasti dan abadi, di mana tujuan itu
keabsolutan. Untuk mencapai berada di luar kehidupan manusia, yaitu
kebijaksanaan setiap manusia harus manusia yang mampu mencapai dunia cita
mengenal dan diperkenalkan padanya. Jadi dan cinta yang di dalamnya penuh dengan
pada dasarnya, tujuan pendidikan idealis kemesraan, manusia yang mampu mencapai
adalah untuk berperan dalam proses dan menikmati kehidupan abadi yang
konversi pada kebijaksanaan, kebenaran berasal dari Tuhan.
dan keindahan. Maka, setiap individu Kontribusi yang besar idealisme
pelajar memiliki potensi yang menyatu tehadap perkembangan pendidikan adalah
dengan struktur idealnya. Pendidikan pandangannya yang menempatkan manusia
bertujuan untuk membantu dalam sebagai bagian dari alam spiritual, yang
penyingkapan dan pengembangan potensi- memiliki pembawaan spiritual sesuai
potensi tersebut. potensinya. Oleh karena itu, pendidikan
Berdasarkan pada asumsi bahwa harus mengajarkan hubungan antara peserta
keabsolutan disingkap melalui didik dengan bagian alam spiritual.
penyingkapan bertahap atas sejarah dan Pendidikan harus menekankan kesesuaian
kebudayaan manusia, Idealis memandang batin antara peserta didik dengan alam
bahwasannya pelajar dihadapkan pada semesta. Pendidikan merupakan
kemungkinan kemungkinan budaya yang pertumbuhan ke arah tujuan pribadi
inheren pada warisan budayanya. manusia yang ideal. Menyinggung sikap
Seseorang yang sedang memasuki proses pendidik, bagi idealisme pendidik harus
perkembangannya memahami bahwa mewujudkan sedapat mungkin karakter
hubungan antara manusia tertentu dengan yang terbaik, sehingga anak harus

18 19
Tatang Syarifudin, Pengantar Filsafat Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan..., h.
Pendidikan (Bandung: Percikan Ilmu, 2008), h.45 15.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 32
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

dipandang sebagai tujuan, bukan sebagai warisan budayanya. Kurikulum Idealis


alat. dapat dilihat sebagai suatu hierarki yang
Oleh karena itu, tujuan pendidikan kebanyakan ditempati oleh disiplin-disiplin
menurut paham idealisme terbagi atas tiga umum, seperti filsafat dan theologi yang
hal, yaitu: tujuan untuk individual, tujuan membahas tentang hubungan-hubungan
untuk masyarakat dan campuran antara yang paling mendasar dan utama terhadap
keduanya. Pendidikan idealisme untuk Tuhan. Berdasarkan pada prinsip hierarki
individual antara lain bertujuan agar anak tersebut, keutamaan dari suatu subjek
didik bisa menjadi kaya dan memiliki dilihat dari segi generalitas subjek tersebut.
Subjek materi yang lebih general adalah
kehidupan yang bermakna, memiliki
subjek materi yang bersifat lebih abstrak
kepribadian yang harmonis dan penuh
dan melampaui batasan-batasan ruang,
warna, hidup bahagia, mampu menahan waktu dan keadaan. Oleh karena itu,
berbagai tekanan hidup dan pada akhirnya subjek-subjek tersebut memiliki
diharapkan mampu membantu individu kemampuan untuk mentransfer pada ragam-
lainnya untuk hidup lebih baik. ragam situasi yang luas. Sejarah dan sastra
Adapun tujuan pendidikan idealisme misalnya, menempati posisi yang tinggi
bagi kehidupan sosial adalah perlunya dalam hierarki kurikulum tersebut. Di
persaudaraan sesama manusia. Karena samping stimulus kognitifnya, ilmu sejarah
dalam spirit persaudaraan terkandung suatu dan sastra terbungkus dalam nilai-nilai.
pendekatan seseorang kepada yang lain. Dengan demikian, sejarah dan
Seseorang tidak sekadar menuntut hak autobiografi dapat dikatakan sebagai
pribadinya, namun hubungan manusia sumber bagi keteladanan dan kepahlawanan
yang satu dengan yang lainnya terbingkai moral dan budaya. Dimensi sejarah dapat
dalam hubungan kemanusiaan yang penuh dipandang sebagai sebuah rekaman atas
pengertian dan rasa saling menyayangi. penyingkapan keabsolutan sepanjang waktu
Sedangkan tujuan secara sintesis dan proses historis manusia, khususnya bagi
dimaksudkan sebagai gabungan antara orang-orang yang terlibat dalam dimensi
tujuan individual dengan sosial sekaligus, kepahlawanannya.
yang juga terekspresikan dalam kehidupan Pernyataan di atas menunjukkan
bahwa kurikulum yang digunakan dalam
yang berkaitan dengan Tuhan.
pendidikan yang beraliran idealisme harus
lebih memfokuskan pada isi yang objektif.
2. Kurikulum Pendidikan
Pengalaman haruslah lebih banyak daripada
Para Idealis memandang kurikulum
pengajaran yang texbook, agar supaya
sebagai manifestasi dari subjek materi
pengetahuan dan pengalamannya senantiasa
intelektual yang bersifat gagasan-gagasan
aktual. Kurikulum pendidikan idealisme
dan konsep-konsep. Aneka ragam sistem
berisikan pendidikan liberal dan pendidikan
konsep ini menjelaskan dan didasarkan
vokasional/praktis. Pendidikan liberal
pada manifestasi-manifestasi utama dari
dimaksudkan untuk pengembangan
nilai-nilai yang absolut. Oleh karenanya,
kemampuan-kemampuan rasional dan
seluruh sistem konsep berkulminasi dan
moral peserta didik. Pendidikan vokasional
tergabung dalam satu konsep, ide yang
dimaksudkan untuk pengembangan
menyatu dan integral.
kemampuan diri atau yang disebut dengan
Sistem-sistem konsep yang lahir dari
istilah life skill (kecakapan hidup).
keabsolutan yang universal disingkap oleh
Pada saat yang sama, sumber-sumber
manusia dengan menyingkap sejarah dan
sejarah dan sastra ini dapat diserap secara

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 33
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

emosional dan digunakan sebagai dasar persatu peserta didik. Seorang guru atau
bagi konstruksi keteladanan dan nilai-nilai. dosen sebaiknya masuk ke dalam pemikiran
Edukasi nilai, berdasarkan konsepsi terdalam dari peserta didik, bahkan bila
Idealis, mensyaratkan agar peserta didik perlu ia berkumpul hidup bersama para
diperkenalkan pada teladan dan contoh- peserta didik.
contoh yang baik agar keteladan tersebut Meskipun seorang peserta didik telah
dapat ditiru dan dikembangkan olehnya. memiliki ketertarikan terhadap pribadinya,
namun tidak semua proses belajar
3. Metode Pendidikan berlangsung dengan mudah. Peserta didik
Sejak idealisme sebagai bagian dari sangat mungkin terperdaya akan
filsafat pendidikan lalu menjadi keyakinan penampilan dunia dan mencari jawabannya
bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai dengan sesuatu yang sebenarnya tidak
saat itu terus dipahami tentang perlunya berhubungan dengan perkembangan
pembelajaran secara individual. Pola pribadinya. Pada saat seperti inilah, seorang
pendidikan yang diajarkan fisafat guru dan dosen menjalankan perannya
idealisme berpusat dari idealisme. untuk mengarahkan kembali peserta didik
Pembelajaran tidak sepenuhnya terpusat pada kebenaran. Setelah melakukan usaha
kepada peserta didik atau materi pelajaran, dan mengaplikasikannya pada disiplin
juga bukan masyarakat, melainkan pribadi, bisa jadi peserta didik lebih
berpusat pada idealisme. memiliki ketertarikan pada tugas-tugas
Dalam proses pembelajaran, tidak pembelajaran. Sekali lagi, warisan budaya
cukup mengajarkan peserta didik tentang dapat berpengaruh pada kejiwaannya.
bagaimana berpikir, tetapi yang penting Semakin banyak warisan budaya yang
justru apa yang siswa pikirkan menjadi dipahami oleh peserta didik semakin
kenyataan dalam perbuatan. Metode banyak pula kemungkinan ketertarikan
mengajar hendaknya mendorong siswa yang dimiliki olehnya. Semakin banyak
untuk memperluas cakrawala, mendorong ketertarikan yang dimiliki semakin besar
bergerak reflektif, mendorong pilihan- kemungkinan untuk mengembangkan diri.
pilihan moral pribadi, memberikan Dalam hal ini, M. Jumali menjelaskan
keterampilan-keterampilan yang logis, bahwa metode pendidikan Idealis dirancang
memberikan kesempatan menggunakan untuk menstimulasi intuisi dan eksplorasi
pengetahuan untuk mengatasi masalah- introspeksi diri (intuitive and introspective
masalah moral dan sosial, meningkatkan self eksploration) secara mandiri pada
minat terhadap konten mata pelajaran dan proses perkembangan yang berjalan dari
mendorong peserta didik untuk menerima dalam ke luar.20 Namun penulis berpikir
nilai-nilai peradaban manusia. bahwa sebenarnya tidak ada suatu metode
Salah satu model pendidikan pun yang sangat efektif yang digunakan
idealisme yaitu bahwa peserta didik harus secara khusus untuk menstimulasi peserta
didekati (approach) secara khusus. Sebab didik. Artinya semua metode hendaklah
pola pendekatan dipandang sebagai cara disesuaikan dengan materi pembelajaran
yang cukup efektif dalam memberikan dan kondisi yang ril. Oleh karenanya
materi pembelajaran dan dalam seorang guru atau dosen Idealis harus
membentuk karakter manusia. Penulis mampu menguasai berbagai macam metode
cenderung dengan sebuah prinsip
pendidikan bahwa “Para guru dan atau 20
M. Jumali, dkk, Landasan Pendidikan,
dosen tidak boleh berhenti hanya di tengah (Surakarta:Muhammadiyah University Press, 2008),
sistem klasikal atau tidak mengawasi satu h. 105.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 34
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

dan menggunakan metode tertentu yang keteladanan. Seperti apa metode ini? Mari
efektif dan cocok untuk menjamin hasil kita baca. Para peserta didik diperkenalkan
yang diharapkan. pada pelajaran-pelajaran yang berharga dari
Meskipun tidak ada metode tertentu para tokoh-tokoh teladan dalam berbagai
yang dapat dispesifikkan, namun ada bidang, seperti sejarah, sastra, religi,
metode yang selalu diterapkan yaitu biografi, tokoh pendidikan dan filsafat.
metode dialog Socratik. Metode ini Peserta didik dianjurkan untuk mempelajari
lazimnya lebih diprioritaskan dalam situasi suri teladan dari seorang tokoh sebagai
pembelajaran Idealis. Dialog Sokratik sumber-sumber nilai. Dan jangan lupa
adalah suatu proses di mana orang dewasa bahwa dalam hal ini seorang pendidik juga
berperan sebagai stimuler (pemberi berperan sebagai sumber langsung
rangsangan) bagi kesadaran dan gagasan- keteladanan karena ia adalah personifikasi
gagasan peserta didik. Pendidik dari nilai-nilai luhur yang tercermin dalam
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang kultur dan kehidupan masyarakat. Selain
mengacu pada masalah-masalah yang sebagai figur berdasarkan kompetensinya di
berhubungan dengan kehidupan manusia. bidang materi dan pedagogi, ia juga harus
Ketika dialog Socratik diterapkan pada mampu menjadi pribadi yang estetis yang
suatu kelas, pendidik harus mampu layak dijadikan suri tauladan bagi para
menggunakan proses tersebut yang dapat peserta didiknya. Inilah yang dimaksud
menciptakan suatu kondisi berpikir yang dengan mengimitasi keteladanan, yakni
berkembang di mana para peserta didik dengan menerapkan nilai-nilai keteladanan
tertarik untuk berpartisipasi. tersebut dalam kehidupan pribadi peserta
Salah satu kunci metode socratik didik. Namun perlu diingat, bahwa
yaitu keahlian bertanya yang harus dimiliki meneladani bukan berarti meniru,
oleh sang pendidik. Metode tersebut tidak melainkan suatu pancaran kebijaksanaan
hanya sekedar pengulangan sekilas pada kehidupan pribadinya.
terhadap materi pembelajaran yang telah
diberikan, namun hapalan terhadap materi 4. Peran Pendidik Terhadap Peserta
merupakan tahapan penting menuju dialog Didik
yang berkualitas. Bagaimana peran seorang pendidik
Siapapun orangnya, pembaca terlebih dalam membentuk karakter dan keilmuan
dahulu memahami buku sebelum peserta didik? Dalam hubungan pendidik–
melakukan diskusi. Tahap ini menjadi peserta didik, peran sentral seorang
penting karena ketika seorang pendidik pendidik lebih diutamakan. Sebagai pribadi
telah membuka suatu diskusi, ia harus yang dewasa, pendidik Idealis seharusnya
memastikan tidak adanya kesalahan adalah seseorang yang mapan dalam
informasi dan tidak mengajukan opini- perspektif ilmu, sosial dan budaya. Dia
opini yang tidak refresentatif. Mengapa? harus mampu menjadi pribadi yang integral
Sebab agar tidak menyamarkan esensi yang mampu menjalani berbagai peran
materi yang penting dalam proses dalam kehidupannya di suatu komunitas
pembelajaran. yang memiliki nilai-nilai kehidupan.
Selain metode di atas, masih ada Penulis cenderung mengatakan
metode yang diperkenalkan oleh idealisme bahwasannya peserta didik adalah pribadi
yakni metode Imitasi terhadap yang belum dewasa yang terus mencari

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 35
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

perspektif apapun yang akan dia hadapi. “Unggul Dalam Ilmu, Mulia Dalam
Hal ini bukan berarti bahwa kepribadian Akhlak”.
peserta didik adalah sesuatu yang harus Agar proses pendidikan dapat berjalan
dimanipulasi oleh pendidik. Hanya saja dengan baik dan berhasil mencapai
dapat dikatakan bahwa peserta didik tujuannya, maka peran pendidik sangatlah
berkembang menuju kedewasan, menuju penting. Didalam sistem pembelajaran yang
suatu perspektif dalam kepribadiannya menganut aliran idealisme, pendidik
berdasarkan atas kemampuannya berfungsi sebagai berikut21: (1) pendidik
menggunakan nalar dan akalnya sendiri. adalah personifikasi dari kenyataan si
Pendidik harus menghormati peserta peserta didik, (2) pendidik berperan sebagai
didiknya dan memahami perannya dalam spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari
membantu mereka merealisasikan peserta didik, (3) pendidik berperan sebagai
keutuhan kepribadiannya. Oleh karena itu, aktor yang harus menguasai teknik
pendidik haruslah menerapkan nilai-nilai, mengajar secara baik, (4) pendidik berperan
mencintai peserta didik, menyenangkan menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani
dan seorang pribadi yang antusias, oleh peserta didik, (5) pendidik berperan
semangat dan penuh keikhlasan dalam menjadi teman dari peserta didik dan bukan
mendidik. menjadi teman selingkuh, (6) pendidik
Dari uraian di atas, penulis berperan menjadi pembangkit gairah
menyimpulkan bahwa ada beberapa peserta didik dalam belajar, (7) pendidik
kecakapan yang harus dimiliki seorang berperan menjadi “artis idola” peserta didik,
pendidik, diantaranya: 1) Mampu (8) pendidik berperan menjadi figur dalam
mempersonifikasikan budaya dan realita, beribadah, sehingga menjadi insan kamil
2) Mampu memahami kepribadian peserta yang bisa menjadi teladan para peserta
didiknya, 3) Mampu menyatukan beberapa didiknya, (9) pendidik berperan sebagai
keahlian dengan antusias tinggi, 4) komunikator dengan peserta didik, (10)
Menjadi seorang teman bagi peserta pendidik adalah siswa yang tak pernah
didiknya, 5) Mampu membangkitkan berhenti belajar, (12) pendidik sebagai
minat belajar, 6) Sadar akan signifikansi bagian yang merasa bahagia jika anak
akhlak dalam pekerjaannya. Kecakapan- didiknya berhasil, (13) pendidik haruslah
kecakapan yang penulis sebutkan di atas, moderat dalam mengembangkan demokrasi
hanyalah bagian kecil yang harus melekat berpikir.
pada seorang pendidik. Tentu masih
banyak hal-hal lain yang harus dimiliki E. Penutup
seorang pendidik dalam menjalankan Idealisme adalah sistem filsafat dari
kewajibannya sebagai pendidik. Plato dan dikembangkan oleh para
Dari sisi ini wajarlah ketika filsafat pengikutnya yang menekankan pentingnya
idealisme mempunyai harapan yang tinggi keunggulan pikiran (mind), roh (soul), jiwa
dari para pendidik. Olah karenanya, selain (spirit) atau ide dari pada hal-hal yang
kecakapan-kecakapan di atas, pendidik bersifat kebendaan atau material.
harus mempunyai keunggulan lain yakni Pandangan-pandangan umum yang
keunggulan secara moral dan intelektual.
Mungkin tidak salah kalau penulis 21
Nur Rachman, Fungsi Guru Dalam Aliran
cantumkan sebuah motto hidup pendidik: Idealisme, dalam http//nurachman-
caper.blogspot.com/2010

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 36
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu: dasar, serta kebaikan sosial, (2) Kurikulum:
Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang pendidikan liberal untuk pengembangan
paling penting dalam hidup, sedangkan kemampuan rasional dan pendidikan praktis
hakikat akhir alam semesta pada dasarnya untuk memperoleh pekerjaan, (3) Metode:
adalah nonmaterial. diutamakan metode socratik/dialektika,
Pokok-Pokok pikiran Idealisme tetapi metode lain yang efektif dapat pula
terdiri dari pandanganya tentang dimanfaatkan, (4) Peserta didik bebas untuk
metafisika, epistimologi dan aksiologi. mengembangkan kepribadian, bakat dan
Pandangan metafisika idealisme hanya kemampuan dasarnya, (5) Pendidik
melihat realitas spiritual, mental atau bertanggung jawab dalam menciptakan
rohani yang nyata dan tidak berubah. Alam lingkungan pendidikan melalui kerja sama
semesta adalah ekspresi dari sebuah dengan lingkungan, peserta didik dan alam.
kecerdasan yang sangat umum dari pikiran
universal.
Sedangkan epistimologi idealisme DAFTAR PUSTAKA
menegaskan bahwa proses mengetahui
terjadi dalam pikiran, manusia Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan,
memperoleh pengetahuan melalui berfikir Yogyakarta: Adicita, 2002.
dan intuisi (gerak hati). Beberapa filsuf Iannone, A. Pablo, Dictionary Of World
percaya bahwa pengetahuan diperoleh Phylosophy, London & New York:
dengan cara mengingat kembali (semua Routledge, 2001.
pengetahuan adalah sesuatu yang diingat
kembali). Sehinggga mengetahui adalah Jumali, M dkk, Landasan Pendidikan,
memikirkan kembali gagasan laten, yakni Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2008.
gagasan yang kekal dalam alam ide.
Adapun aksiologi idealisme Kartanegara, Mulyadhi, Menembus Batas
menempatkan nilai bersifat mutlak dan Waktu, Panorama Filsafat Islam,
abadi. Nilai-nilai yang abadi tersebut Sebuah Refleksi Autobiografis,
menurut idealime theistik berada dalam Bandung: Mizan, 2005.
kekuasaan mutlak Tuhan. Sedangkan
Kneller, George F. Introduction to the
Idealisme Pantheistik mengidentikan Philosophy of Education, New York:
Tuhan dengan alam. Sementara itu, dalam Publishing John Wiley& Sons, 1991.
perjalanan pemikirannya, filsafat idealisme
berkembang menjadi beberapa aliran Knight, George R. Filsafat Pendidikan
sesuai dengan pandangan para (terj), Yogyakarta: Gama Media,
pengikutnya, yaitu idealisme subjektif 2007.
((Fichte), Idealisme Objektif (Schelling) Long, Wilbur, Idealism, dalam Dagobert D.
dan Idealisme absolute (Hegel). Runes, The Dictionary of Phylosophy,
Refleksi pendidikan filsafat New York: Phylosophical Library, tt.
idealisme dalam praktek pendidikan adalah
terlaksananya proses pendidikan dengan Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian&
mendasarkan formulasi sebagai berikut: (1) Metode Penelitian Sosial,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Tujuan yaitu: untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 37
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

Ornstein, Allan C & Daniel U, An


Introduction To The foundations of
Education, Boston: Houghton
Mifflin Company,1985.
Rachman, Nur. Fungsi Guru dalam Aliran
Idealism dalam http//nurrachman-
ceper.blogspot.com/2010, diunggah
pada 3 Mei 2010.
Russel, Betrand Sejarah Filsafat Barat;
Kaitannya dengan Kondisi Zaman
Kuno Hingga Sekarang (terj),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Sadulloh,U, Pengantar Filsafat
pendidikan, Bandung: Alpabeta,
2007.
Suriasumantri, Jujun S. Ilmu Dalam
Perspektif, Jakarta: PT Gramedia,
1982.
Syaripudin, Tatang, Pengantar Filsafat
Pendidikan, Bandung: Percikan
Ilmu, 2008.
Rasyidin, Waini, Filsafat Pendidikan
(dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan), Bandung: Pedagogiana
Press, 2007.

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 38
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme

Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 39

Anda mungkin juga menyukai