Ali Mubin
alimubin1972@gmail.com
(Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang)
Abstrak:
Filsafat Idealisme Plato menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul)
atau jiwa (spirit) daripada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pokok pikiran
filsafat Idealisme terdiri dari bahasan metafisika, epistimologi dan aksiologi. Bahwa refleksi
pendidikan filsafat idealisme dalam praktek pendidikan yakni terlaksananya proses
pendidikan dengan mendasarkan formulasi yang bertujuan untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial, kurikulum pendidikan
ke arah pengembangan kemampuan nalar secara rasional dan pendidikan praktis, metode
merupakan kunci bermain dalam mendidik dan yang diutamakan oleh idealisme adalah
metode socratik/dialektika, peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat
dan kemampuan dasarnya, pendidik bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan
pendidikan melalui kerja sama dengan lingkungan, peserta didik dan alam.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 25
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
kemanusiaan yang tidak mampu dijawab Istilah ini pertama kali digunakan oleh
oleh filsafat. Maka lahirnya sebuah ilmu filosof ahli matematika Jerman G. W.
pengetahuan sesungguhnya merupakan Leibniz pada awal abad ke-18 yang
jawaban atas kegagalan filsafat dalam merujuk pada pemikiran Plato dan
menjawab problem kemanusiaan yang membedakannya dengan empirisisme.3
komplek dan universal. Dengan Idealisme ini digunakan sebagai nama
menggunakan cara kerjanya yang untuk teori tentang ide-ide arketip
sistematis, universal dan radikal yang (archetypal ideas) dan untuk doktrin
mengupas, menganalisa sesuatu secara epistemologis Rene Descartes dan John
mendalam ternyata filsafat sangat relevan Locke yang menyatakan bahwa ide yang
dengan segala problematika hidup dan dalam doktrin ini berarti objek pemahaman
kehidupan manusia serta mampu menjadi manusia bersifat subjektif dan dimiliki
perekat kembali antara berbagai macam secara pribadi. Pengertian idealisme di atas,
disiplin ilmu yang terpisah kaitannya satu yang meragukan eksistensi dunia materi,
dengan yang lain2. membuat istilah ini juga digunakan untuk
Penulis mencermati bahwa ternyata akosmisme yang menganggap alam materi
filsafat telah berkembang dan berubah dari hanya sekedar proyeksi dari pikiran
mother of knowledge menjadi manusia dan immaterialisme yang
philosophical analysis yakni, analisa menyatakan bahwa dunia materi tidak ada.
filosofis dalam memecahkan permasalahan Ternyata, kata idealisme semakin
dalam dunia ilmu pengetahuan dan populer setelah digunakan oleh Immanuel
kehidupan manusia yang nyata. Oleh Kant yang menyebut teori pengetahuannya
karena itu, pada giliranya filsafat memiliki sebagai idealisme kritis atau idealisme
implikasi dalam konteks operasionalisasi transendental4. Dalam pengertian filsafati,
pendidikan. Implementasi pendidikan juga idealisme adalah sistem filsafat yang
banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran menekankan pentingnya keunggulan
filsafat pendidikan yang dikembangkan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit)
dengan perspektif filsafat. Jadi sesuai dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan
dengan pokok bahasan pada makalah ini atau material. Pandangan-pandangan umum
penulis akan memfokuskan kajiannya pada yang disepakati oleh para filsuf idealisme,
kajian releksi pendidikan filsafat idealisme yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur
dan implementasinya dalam dunia yang paling penting dalam kehidupan
pendikan dewasa ini. manusia dan hakikat akhir alam semesta
yang pada dasarnya adalah nonmaterial.
B. Pemikiran Filsafat Idealisme dalam Sebagai sebuah aliran dalam filsafat, dapat
Lintasan Sejarah penulis nyatakan idealisme telah
Filsafat idealisme berasal dari Plato,
yaitu filsuf Yunani yang hidup pada tahun 3
A. Pablo Iannone, Dictionary Of World
427-347 SM. Sebagaimana akar kata Phylosophy (London & New York: Routledge,
idealisme, awal mulanya berasal dari 2001), h. 251. (dalam http/:nurohcman-
bahasa Yunani idea yang berarti ceper.blogspot.com/2010).
4
pandangan (vision) atau kontemplasi. Kita bisa lihat dalam: Wilbur Long,
Idealism, dalam Dagobert D.Runes, The Dictionary
of Phylosophy (New York: Phylosophical Library,
2
Jujun Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif tt), h. 136 (dalam http/:nurohcman-
(Jakarta: PT Gramedia), h.35 ceper.blogspot.com/2010)
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 26
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
menjelaskan bahwa pengetahuan itu tidak kebebasan, hidup dengan suatu aturan
lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, moral yang jelas dan bertujuan yang lebih
sedangkan kenyataan yang diketahui terarah.
manusia itu terletak di luarnya. Sedangkan Idealisme juga mengindentifikasi
pemikiran filsafat menurut aliran idealisme bahwa hakikat nyata dunia adalah berupa
adalah sebagai berikut: ide yang sifatnya rohani atau juga disebut
1. Metafisika Idealisme intelegensi. Termasuk dalam paham
Metafisika adalah cabang filsafat idealisme ini adalah paham spiritualisme,
yang mempelajari hakikat realitas (segala rasionalisme dan supernaturalisme.
sesuatu yang ada) secara komprehensif. Secara absolut kenyataan yang
Menurut Idealisme hanya realitas spiritual, sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah,
mental atau rohani yang nyata dan tidak meskipun pada kenyataannya ada realita
berubah. Karena dengan hakikat realitas yang bersifat fisik tetapi sesungguhnya
yang bersifat rohani, spiritual dan ideal kenyataan rohanilah yang lebih dapat
itulah yang kekal dan abadi. Alam semesta berperan.
adalah ekspresi dari sebuah kecerdasan
yang sangat umum dari pikiran universal5. 2. Epistemologi Idealisme
Pemikiran Daniel U, tersebut bagi Epistemologi adalah cabang filsafat
penganut idealisme adalah sebuah realitas yang mempelajari tentang hakikat
yang diturunkan dari suatu substansi pengetahuan. Menurut filsafat idealisme,
fundamental, adapun substansi proses mengetahui terjadi dalam pikiran,
fundamental itu sifatnya nonmaterial, yaitu manusia memperoleh pengetahuan melalui
pikiran/spirit/roh. Dan benda-benda yang berfikir dan intuisi (gerak hati). Beberapa
bersifat material yang tampak nyata, filsuf percaya bahwa pengetahuan diperoleh
sesungguhnya diturunkan dari pikiran/ dengan cara mengingat kembali (semua
spirit/roh. Di sisi lain, menurut para filsuf pengetahuan adalah sesuatu yang diingat
idealisme bahwa manusia hakikatnya kembali). Sehinggga mengetahui adalah
bersifat spiritual/kejiwaan. Sementara itu memikirkan lembali gagasan laten, yakni
menurut Plato, setiap manusia memiliki yang sudah ada sejak lama dan abadi.
tiga bagian jiwa, yaitu nous (akal pikiran) Adapun tentang teori pengetahuan,
yang merupakan daya rasional, thumos idealisme mengemukakan bahwa
(semangat atau keberanian), dan epithumia pengetahuan yang diperoleh melalui indera
(keinginan, kebutuhan atau nafsu). ternyata tidak pasti dan bahkan tidak
Setelah penulis merenung, ternyata lengkap karena dunia hanyalah merupakan
dari ketiga bagian jiwa tersebut akan tiruan belaka, sifatnya maya (maka sering
muncul salah satunya yang dominan. Jadi, dikenal dengan dunia maya) yang
sebenarnya hakikat manusia bukanlah menyimpang dari kenyataan sebenarnya
badannya, melainkan jiwa/spiritnya. Nah, (seperti beredarnya informasi hoaks-pen).
sebagai makhluk yang bisa berfikir, Pengetahuan yang benar hanya
manusia mampu memilih serta memiliki diperoleh melalui intuisi dan pengingatan
kembali melalui proses berpikir yang
5 terarah. Kebenaran hanya mungkin dapat
Baca: Allan C Ornstein & Daniel U, An
Introduction To The foundations of Education dicapai oleh manusia yang mempunyai akal
(Boston: Houghton Mifflin Company,1985), t.h. pikiran yang cemerlang, jernih, murni dan
(dalam http/:nurohcman-ceper.blogspot.com/2010)
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 27
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
itupun sebagian besar manusia hanya manusia tahu apa yang dikatakannya
sampai pada tingkat berpendapat/ sebagai hidup yang baik dan berpedoman
komentar, jarang sekali sampai pada kepada suatu ide, mereka tidak akan
tingkat menemukan teori baru secara berbuat hal-hal yang bertentangan dengan
murni. moral. Kejahatan terjadi karena mungkin
orang tidak tahu bahwa perbuatan tersebut
3. Aksiologi Idealisme jahat. Kejahatan terjadi bukan hanya karena
Aksiologi adalah cabang filsafat yang ada niat dari pelakunya tapi juga karena ada
mempelajari tentang hakikat nilai. Para kesempatan.
filsuf idealisme sepakat bahwa nilai Di dalam sebuah tulisannya, Sadulloh
bersifat mutlak dan abadi6. Keabadian nilai menjelaskan bahwa jika seseorang
yang dimaksud merupakan elaborasi dari menemukan sesuatu yang benar, maka
dua jenis idealisme yakni: Theistik dan orang tersebut akan berbuat salah. Namun
Pantheistik. Nilai yang abadi menurut yang menjadi masalah adalah bagaimana
Idealime Theistik ini bersifat transedental hal itu dapat dilakukan jika manusia
yaitu berada pada Tuhan. Sedangkan memiliki pandangan yang sangat berbeda
menurut Idealisme Pantheistik dalam pikirannya tentang hidup yang baik.8
mengidentikan Tuhan dengan alam.
Untuk mewujudkan harmonisasi C. Aliran-Aliran Filsafat Idealisme dan
dalam kehidupan manusia, maka diatur Tokohnya
dengan adanya kewajiban-kewajiban moral Secara historis, Plato merupakan salah
yang diturunkan dari pikiran tentang seorang tokoh filsafat Yunani Kuno yang
adanya metafisika. Sehingga menurut mempunyai pengaruh kuat dalam
pandangan idealisme, nilai adalah absolut. pengembangan ilmu pengetahuan. Ia juga
Apa yang dikatakan baik dan buruk, benar, dianggap sebagai pelopor filsafat idealisme
salah, cantik, ganteng, kurang ganteng, yang mengagungkan nilai pengetahuan dan
keadilan.9 Nampaknya pengaruh Plato ini
secara fundamental bersifat tetap, tidak
begitu kuat terhadap pengembangan ilmu
berubah dari generasi ke generasi, tidak
pengetahuan, sehingga aliran teologi dan
diciptakan oleh manusia dan nilai-nilai filsafat Kristen pada umumnya sampai
tersebut merupakan bagian dari alam kurun waktu abad XIII bercorak Platonis10.
semesta. Selain menciptakan dominasi yang kuat
Di sisi lain, Plato juga pada aliran teologi, Plato juga terkenal
mengemukakan bahwa kehidupan yang menjadi gurunya Aristoteles yang dianggap
baik hanya mungkin terjadi dalam sebagai ”Bapak Penalaran Deduktif”.11
masyarakat yang baik dan ideal yang
diperintah oleh “the Philosopher Kings”, 8
Sadulloh,U, Pengantar Filsafat pendidikan,
yaitu kaum intelektual, para ilmuwan atau (Bandung: Alpabeta, 2007) h. 99.
9
cendekiawan7. Nampaknya pendapat Waini Rasyidin, Filsafat Pendidikan (dalam
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan), (Bandung:
beliau dapat disimpulkan bahwa jika Pedagogiana Press, 2007), h. 10.
10
Bisa kita lihat pada: Betrand Russel,
Sejarah Filsafat Barat; Kaitannya dengan Kondisi
6
Ibid.,h.45 Zaman Kuno Hingga Sekarang (terj), (Yogyakarta:
7
George F Kneller, Introduction to the Pustaka Pelajar, 2007), h. 141.
11
Philosophy of Education (New York: Publishing Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian&
John Wiley & Sons, 1991), h. 33. (dalam Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
http/:nurohcman-ceper.blogspot.com/2010) Pelajar, 2004), h. 17.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 28
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
12 13
Betrand Russel, Sejarah Filsafat Barat: A. Pablo Iannone, Dictionary Of World
Kaitannya dengan Kondisi Zaman Kuno Hingga Phylosophy, ( Newyork:Routledge, 2001), h. 251-
Sekarang terj. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 252. (dalam http/:nurohcman-
h. 141. ceper.blogspot.com/2010)
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 29
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
tanpa tergantung pada sensasi dan hirarki dari seluruh sistem hirarki dunia
konsepsi-konsepsi. semesta, begitupun yang hirarki yang
berada dalam masyarakat feodal merupakan
2. Idealisme Objektif kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan.15
Idealisme objektif adalah suatu aliran Jadi kesimpulannya, segala sesuatu
filsafat yang dimotori oleh Schelling. yang ada dan terjadi di dunia ini maupun
Pandangan idealismenya bertitik tolak dari dalam alam semesta merupakan penjelmaan
ide universal, yaitu ide di luar ide manusia. dari titah Tuhan atau perwujudan dari ide
Menurut idealisme objektif segala sesuatu Tuhan. Filsafat ini pada masa itu memang
baik yang ada di alam atau masyarakat luas lebih membela para bangsawan atau kaum
adalah hasil dari ciptaan ide universal. feodal yang pada waktu itu merupakan tuan
Alam semesta yang kelihatan ini pada tanah besar di Eropa dan kekuasaan gereja
hakekatnya hanyalah intelegensi yang sebagai “wakil” Tuhan di dunia ini.
kelihatan.
Hemat penulis pandangan filsafat 3. Idealisme Absolut
seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu Di masa modern sekitar abad ke-18
yang bukan materi, yang ada secara abadi muncullah sebuah sistem filsafat idealisme
di luar manusia, sesuatu yang bukan materi objektif baru yang disebutnya dengan
itu ada sebelum dunia alam semesta ini idealisme absolut, yaitu sistem yang
ada, termasuk manusia dan segala pikiran dikemukakan oleh George.W.F Hegel
dan perasaannya. Dalam pandangan lain, (1770-1831 M). Filsafat ini pada dasarnya
bentuknya yang agak primitif paradigma merupakan bentuk sintesis atas filsafat
ini menyatakan jenisnya seperti dalam idealisme subjektif sedangkan filsafat
bentuk penyembahan terhadap pohon, idealisme objektif sebagai antithesis,
batu, hewan dan benda-benda langit kemudian disintesiskan dan diubah diberi
Akan tetapi sebagai suatu sistem nama menjadi idealisme absolute.
filsafat, pandangan dunia ini pertama-tama Pemikiran seperti ini menurut kesimpulan
kali disistimatiskan oleh Plato (427-347 penulis yaitu hakikat dunia ini adalah “ide
S.M). Menurut Plato dunia luar yang dapat absolut”, yang berada secara absolut dan
di tangkap oleh panca indera kita bukanlah “objektif” didalam segala sesuatu dan tak
dunia yang riil, melainkan bayangan dari terbatas pada ruang dan waktu. Ide absolut
dunia “idea” yang abadi dan riil. ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya
Pandangan dunia Plato ini mewakili dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat
kepentingan kelas yang berkuasa pada dan gejala pikiran.
waktu itu di Eropa yaitu kelas pemilik Filsafat Hegel ini terlihat mewakili
budak. Dan ini jelas nampak dalam kelas borjuis Jerman yang pada waktu itu
ajarannya tentang masyarakat “ideal”14. baru tumbuh dan masih lemah, kepentingan
Pada jaman feodal, filsafat idealisme kelasnya menghendaki suatu perubahan
objektif ini mengambil bentuk yang sosial, menghendaki dihapusnya hak-hak
dikenal dengan nama Skolastisisme, sistem istimewa kaum bangsawan. Hal ini
filsafat ini memadukan unsur idealisme tercermin dalam pandangannya yang
Aristoteles (384-322 S.M), yaitu bahwa
dunia kita merupakan suatu tingkatan 15
Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian &
Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
14
Betrand Russel, Sejarah Filsafat Barat:.. Pelajar, 2004), h. 31.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 30
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
16 17
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, George George R., Filsafat Pendidikan
(Yogyakarta: Adicita, 2002), h. 5-6. (terj), (Yogyakarta: Gama Media, 2007), h. 67.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 31
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
18 19
Tatang Syarifudin, Pengantar Filsafat Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan..., h.
Pendidikan (Bandung: Percikan Ilmu, 2008), h.45 15.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 32
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 33
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
emosional dan digunakan sebagai dasar persatu peserta didik. Seorang guru atau
bagi konstruksi keteladanan dan nilai-nilai. dosen sebaiknya masuk ke dalam pemikiran
Edukasi nilai, berdasarkan konsepsi terdalam dari peserta didik, bahkan bila
Idealis, mensyaratkan agar peserta didik perlu ia berkumpul hidup bersama para
diperkenalkan pada teladan dan contoh- peserta didik.
contoh yang baik agar keteladan tersebut Meskipun seorang peserta didik telah
dapat ditiru dan dikembangkan olehnya. memiliki ketertarikan terhadap pribadinya,
namun tidak semua proses belajar
3. Metode Pendidikan berlangsung dengan mudah. Peserta didik
Sejak idealisme sebagai bagian dari sangat mungkin terperdaya akan
filsafat pendidikan lalu menjadi keyakinan penampilan dunia dan mencari jawabannya
bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai dengan sesuatu yang sebenarnya tidak
saat itu terus dipahami tentang perlunya berhubungan dengan perkembangan
pembelajaran secara individual. Pola pribadinya. Pada saat seperti inilah, seorang
pendidikan yang diajarkan fisafat guru dan dosen menjalankan perannya
idealisme berpusat dari idealisme. untuk mengarahkan kembali peserta didik
Pembelajaran tidak sepenuhnya terpusat pada kebenaran. Setelah melakukan usaha
kepada peserta didik atau materi pelajaran, dan mengaplikasikannya pada disiplin
juga bukan masyarakat, melainkan pribadi, bisa jadi peserta didik lebih
berpusat pada idealisme. memiliki ketertarikan pada tugas-tugas
Dalam proses pembelajaran, tidak pembelajaran. Sekali lagi, warisan budaya
cukup mengajarkan peserta didik tentang dapat berpengaruh pada kejiwaannya.
bagaimana berpikir, tetapi yang penting Semakin banyak warisan budaya yang
justru apa yang siswa pikirkan menjadi dipahami oleh peserta didik semakin
kenyataan dalam perbuatan. Metode banyak pula kemungkinan ketertarikan
mengajar hendaknya mendorong siswa yang dimiliki olehnya. Semakin banyak
untuk memperluas cakrawala, mendorong ketertarikan yang dimiliki semakin besar
bergerak reflektif, mendorong pilihan- kemungkinan untuk mengembangkan diri.
pilihan moral pribadi, memberikan Dalam hal ini, M. Jumali menjelaskan
keterampilan-keterampilan yang logis, bahwa metode pendidikan Idealis dirancang
memberikan kesempatan menggunakan untuk menstimulasi intuisi dan eksplorasi
pengetahuan untuk mengatasi masalah- introspeksi diri (intuitive and introspective
masalah moral dan sosial, meningkatkan self eksploration) secara mandiri pada
minat terhadap konten mata pelajaran dan proses perkembangan yang berjalan dari
mendorong peserta didik untuk menerima dalam ke luar.20 Namun penulis berpikir
nilai-nilai peradaban manusia. bahwa sebenarnya tidak ada suatu metode
Salah satu model pendidikan pun yang sangat efektif yang digunakan
idealisme yaitu bahwa peserta didik harus secara khusus untuk menstimulasi peserta
didekati (approach) secara khusus. Sebab didik. Artinya semua metode hendaklah
pola pendekatan dipandang sebagai cara disesuaikan dengan materi pembelajaran
yang cukup efektif dalam memberikan dan kondisi yang ril. Oleh karenanya
materi pembelajaran dan dalam seorang guru atau dosen Idealis harus
membentuk karakter manusia. Penulis mampu menguasai berbagai macam metode
cenderung dengan sebuah prinsip
pendidikan bahwa “Para guru dan atau 20
M. Jumali, dkk, Landasan Pendidikan,
dosen tidak boleh berhenti hanya di tengah (Surakarta:Muhammadiyah University Press, 2008),
sistem klasikal atau tidak mengawasi satu h. 105.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 34
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
dan menggunakan metode tertentu yang keteladanan. Seperti apa metode ini? Mari
efektif dan cocok untuk menjamin hasil kita baca. Para peserta didik diperkenalkan
yang diharapkan. pada pelajaran-pelajaran yang berharga dari
Meskipun tidak ada metode tertentu para tokoh-tokoh teladan dalam berbagai
yang dapat dispesifikkan, namun ada bidang, seperti sejarah, sastra, religi,
metode yang selalu diterapkan yaitu biografi, tokoh pendidikan dan filsafat.
metode dialog Socratik. Metode ini Peserta didik dianjurkan untuk mempelajari
lazimnya lebih diprioritaskan dalam situasi suri teladan dari seorang tokoh sebagai
pembelajaran Idealis. Dialog Sokratik sumber-sumber nilai. Dan jangan lupa
adalah suatu proses di mana orang dewasa bahwa dalam hal ini seorang pendidik juga
berperan sebagai stimuler (pemberi berperan sebagai sumber langsung
rangsangan) bagi kesadaran dan gagasan- keteladanan karena ia adalah personifikasi
gagasan peserta didik. Pendidik dari nilai-nilai luhur yang tercermin dalam
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang kultur dan kehidupan masyarakat. Selain
mengacu pada masalah-masalah yang sebagai figur berdasarkan kompetensinya di
berhubungan dengan kehidupan manusia. bidang materi dan pedagogi, ia juga harus
Ketika dialog Socratik diterapkan pada mampu menjadi pribadi yang estetis yang
suatu kelas, pendidik harus mampu layak dijadikan suri tauladan bagi para
menggunakan proses tersebut yang dapat peserta didiknya. Inilah yang dimaksud
menciptakan suatu kondisi berpikir yang dengan mengimitasi keteladanan, yakni
berkembang di mana para peserta didik dengan menerapkan nilai-nilai keteladanan
tertarik untuk berpartisipasi. tersebut dalam kehidupan pribadi peserta
Salah satu kunci metode socratik didik. Namun perlu diingat, bahwa
yaitu keahlian bertanya yang harus dimiliki meneladani bukan berarti meniru,
oleh sang pendidik. Metode tersebut tidak melainkan suatu pancaran kebijaksanaan
hanya sekedar pengulangan sekilas pada kehidupan pribadinya.
terhadap materi pembelajaran yang telah
diberikan, namun hapalan terhadap materi 4. Peran Pendidik Terhadap Peserta
merupakan tahapan penting menuju dialog Didik
yang berkualitas. Bagaimana peran seorang pendidik
Siapapun orangnya, pembaca terlebih dalam membentuk karakter dan keilmuan
dahulu memahami buku sebelum peserta didik? Dalam hubungan pendidik–
melakukan diskusi. Tahap ini menjadi peserta didik, peran sentral seorang
penting karena ketika seorang pendidik pendidik lebih diutamakan. Sebagai pribadi
telah membuka suatu diskusi, ia harus yang dewasa, pendidik Idealis seharusnya
memastikan tidak adanya kesalahan adalah seseorang yang mapan dalam
informasi dan tidak mengajukan opini- perspektif ilmu, sosial dan budaya. Dia
opini yang tidak refresentatif. Mengapa? harus mampu menjadi pribadi yang integral
Sebab agar tidak menyamarkan esensi yang mampu menjalani berbagai peran
materi yang penting dalam proses dalam kehidupannya di suatu komunitas
pembelajaran. yang memiliki nilai-nilai kehidupan.
Selain metode di atas, masih ada Penulis cenderung mengatakan
metode yang diperkenalkan oleh idealisme bahwasannya peserta didik adalah pribadi
yakni metode Imitasi terhadap yang belum dewasa yang terus mencari
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 35
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
perspektif apapun yang akan dia hadapi. “Unggul Dalam Ilmu, Mulia Dalam
Hal ini bukan berarti bahwa kepribadian Akhlak”.
peserta didik adalah sesuatu yang harus Agar proses pendidikan dapat berjalan
dimanipulasi oleh pendidik. Hanya saja dengan baik dan berhasil mencapai
dapat dikatakan bahwa peserta didik tujuannya, maka peran pendidik sangatlah
berkembang menuju kedewasan, menuju penting. Didalam sistem pembelajaran yang
suatu perspektif dalam kepribadiannya menganut aliran idealisme, pendidik
berdasarkan atas kemampuannya berfungsi sebagai berikut21: (1) pendidik
menggunakan nalar dan akalnya sendiri. adalah personifikasi dari kenyataan si
Pendidik harus menghormati peserta peserta didik, (2) pendidik berperan sebagai
didiknya dan memahami perannya dalam spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari
membantu mereka merealisasikan peserta didik, (3) pendidik berperan sebagai
keutuhan kepribadiannya. Oleh karena itu, aktor yang harus menguasai teknik
pendidik haruslah menerapkan nilai-nilai, mengajar secara baik, (4) pendidik berperan
mencintai peserta didik, menyenangkan menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani
dan seorang pribadi yang antusias, oleh peserta didik, (5) pendidik berperan
semangat dan penuh keikhlasan dalam menjadi teman dari peserta didik dan bukan
mendidik. menjadi teman selingkuh, (6) pendidik
Dari uraian di atas, penulis berperan menjadi pembangkit gairah
menyimpulkan bahwa ada beberapa peserta didik dalam belajar, (7) pendidik
kecakapan yang harus dimiliki seorang berperan menjadi “artis idola” peserta didik,
pendidik, diantaranya: 1) Mampu (8) pendidik berperan menjadi figur dalam
mempersonifikasikan budaya dan realita, beribadah, sehingga menjadi insan kamil
2) Mampu memahami kepribadian peserta yang bisa menjadi teladan para peserta
didiknya, 3) Mampu menyatukan beberapa didiknya, (9) pendidik berperan sebagai
keahlian dengan antusias tinggi, 4) komunikator dengan peserta didik, (10)
Menjadi seorang teman bagi peserta pendidik adalah siswa yang tak pernah
didiknya, 5) Mampu membangkitkan berhenti belajar, (12) pendidik sebagai
minat belajar, 6) Sadar akan signifikansi bagian yang merasa bahagia jika anak
akhlak dalam pekerjaannya. Kecakapan- didiknya berhasil, (13) pendidik haruslah
kecakapan yang penulis sebutkan di atas, moderat dalam mengembangkan demokrasi
hanyalah bagian kecil yang harus melekat berpikir.
pada seorang pendidik. Tentu masih
banyak hal-hal lain yang harus dimiliki E. Penutup
seorang pendidik dalam menjalankan Idealisme adalah sistem filsafat dari
kewajibannya sebagai pendidik. Plato dan dikembangkan oleh para
Dari sisi ini wajarlah ketika filsafat pengikutnya yang menekankan pentingnya
idealisme mempunyai harapan yang tinggi keunggulan pikiran (mind), roh (soul), jiwa
dari para pendidik. Olah karenanya, selain (spirit) atau ide dari pada hal-hal yang
kecakapan-kecakapan di atas, pendidik bersifat kebendaan atau material.
harus mempunyai keunggulan lain yakni Pandangan-pandangan umum yang
keunggulan secara moral dan intelektual.
Mungkin tidak salah kalau penulis 21
Nur Rachman, Fungsi Guru Dalam Aliran
cantumkan sebuah motto hidup pendidik: Idealisme, dalam http//nurachman-
caper.blogspot.com/2010
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 36
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu: dasar, serta kebaikan sosial, (2) Kurikulum:
Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang pendidikan liberal untuk pengembangan
paling penting dalam hidup, sedangkan kemampuan rasional dan pendidikan praktis
hakikat akhir alam semesta pada dasarnya untuk memperoleh pekerjaan, (3) Metode:
adalah nonmaterial. diutamakan metode socratik/dialektika,
Pokok-Pokok pikiran Idealisme tetapi metode lain yang efektif dapat pula
terdiri dari pandanganya tentang dimanfaatkan, (4) Peserta didik bebas untuk
metafisika, epistimologi dan aksiologi. mengembangkan kepribadian, bakat dan
Pandangan metafisika idealisme hanya kemampuan dasarnya, (5) Pendidik
melihat realitas spiritual, mental atau bertanggung jawab dalam menciptakan
rohani yang nyata dan tidak berubah. Alam lingkungan pendidikan melalui kerja sama
semesta adalah ekspresi dari sebuah dengan lingkungan, peserta didik dan alam.
kecerdasan yang sangat umum dari pikiran
universal.
Sedangkan epistimologi idealisme DAFTAR PUSTAKA
menegaskan bahwa proses mengetahui
terjadi dalam pikiran, manusia Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan,
memperoleh pengetahuan melalui berfikir Yogyakarta: Adicita, 2002.
dan intuisi (gerak hati). Beberapa filsuf Iannone, A. Pablo, Dictionary Of World
percaya bahwa pengetahuan diperoleh Phylosophy, London & New York:
dengan cara mengingat kembali (semua Routledge, 2001.
pengetahuan adalah sesuatu yang diingat
kembali). Sehinggga mengetahui adalah Jumali, M dkk, Landasan Pendidikan,
memikirkan kembali gagasan laten, yakni Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2008.
gagasan yang kekal dalam alam ide.
Adapun aksiologi idealisme Kartanegara, Mulyadhi, Menembus Batas
menempatkan nilai bersifat mutlak dan Waktu, Panorama Filsafat Islam,
abadi. Nilai-nilai yang abadi tersebut Sebuah Refleksi Autobiografis,
menurut idealime theistik berada dalam Bandung: Mizan, 2005.
kekuasaan mutlak Tuhan. Sedangkan
Kneller, George F. Introduction to the
Idealisme Pantheistik mengidentikan Philosophy of Education, New York:
Tuhan dengan alam. Sementara itu, dalam Publishing John Wiley& Sons, 1991.
perjalanan pemikirannya, filsafat idealisme
berkembang menjadi beberapa aliran Knight, George R. Filsafat Pendidikan
sesuai dengan pandangan para (terj), Yogyakarta: Gama Media,
pengikutnya, yaitu idealisme subjektif 2007.
((Fichte), Idealisme Objektif (Schelling) Long, Wilbur, Idealism, dalam Dagobert D.
dan Idealisme absolute (Hegel). Runes, The Dictionary of Phylosophy,
Refleksi pendidikan filsafat New York: Phylosophical Library, tt.
idealisme dalam praktek pendidikan adalah
terlaksananya proses pendidikan dengan Mantra, Ida Bagoes Filsafat Penelitian&
mendasarkan formulasi sebagai berikut: (1) Metode Penelitian Sosial,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Tujuan yaitu: untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 37
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 38
Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme
Rausyan Fikr. Vol. 15 No.1 Maret 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 39