Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI

MODIFIKASI PERILAKU
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Modifikasi Perilaku
Dosen Pembimbing: Agus Iqbal Hawabi, M.Psi, Psikolog

Oleh :

Djulita Ayu Rahmadania (18410176)


Kelas Modifikasi Perilaku G

FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021
RESUME MATERI
SELF-MANAGEMENT & MODELLING

A. Self-Management
“Self-management is a psychological term used to describe the process of
achieving personal autonomy”. yang mana bermaksud bahwa pengelolaan diri
adalah sebuah terminologi psikologis yang menggambarkan proses pencapaian
otonomi diri. Sehingga dalam teknik behaviorisme, dapat pula manajemen diri ini
didefinisikan sebagai proses dimana individu mengatur perilakunya sendiri dengan
tujuan agar dapat hidup secara mandiri dan efektif. Adapun dalam self-management
terdapat empat tahapan antara lain, tahap monitor/observasi, pada tahap ini subyek
dengan sengaja mengamati perilakunya sendiri dan mencatat jenis, waktu, durasi
perilaku yang ada pada diri subjek yang akan dimodifikasi; tahap mengatur
lingkungan, pada tahap ini lingkungan perlu diatur sehingga dapat mengurangi atau
meniadakan perilaku-perilaku yang memungkinkan mendapatkan pengukuhan
segera; tahap evaluasi diri, pada tahap ini subjek membandingkan apa saja yang
seharusnya dilakukan guna efisiensi dan efektivitas program dengan bantuan
catatan data observasi perilaku yang teratur; dan tahap pemberian pengukuhan,
penghapusan atau hukuman.
Manajemen diri dalam pendidikan Islam sendiri menyebutkan perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian sumber daya manusia sebagai kemampuan
umat Islam untuk mencapai tujuan hidupnya secara efektif dan efisien, dengan
mengatur pelaksanaan ajaran agamanya. Manajemen diri dalam Islam digunakan
sebagai upaya membangun kesadaran diri untuk menaati perintah dan larangan
Allah. Teknik manajemen diri dilakukan dengan misalnya mengamati durasi
perilaku baik yang terjadi, mengatur lingkungan, mengevaluasi apa yang telah
dilakukan melalui observasi dan pencatatan, memberikan konfirmasi, hukuman
atau eliminasi.
Self management bertujuan agar individu mencapai kemandirian dan
produktivitas dalam hidupnya. Metode self-management secara non-klinis dapat
diterapkan untuk meningkat kedisiplinan belajar siswa. Dimana tingkat
kedisiplinan belajar siswa yang semula berada pada kategori rendah menjadi
kategori sedang sampai tinggi dalam penelitian penerapan self manajemen pada
peserta didik. Selain meningkatkan kedisiplinan belajar, self management dapat
diterapkan untuk mereduksi agresifitas remaja atau meminimalisir berbagai
perilaku siswa yang negatif, seperti kecenderungan membolos, bullying,
menunda-nunda pekerjaan dan sebagainya melalui konseling individu atau
kelompok.
Intervensi manajemen diri didasari konsep dasar teknik self-management
yakni, bahwa perubahan dapat dilakukan dengan mengajarkan setiap individu untuk
terampil mengatasi situasi yang bermasalah. Dalam self-management terdapat
teknik-teknik tertentu, yakni teknik pemantauan diri (self monitoring), atau suatu
proses dimana konseli dapat mengamati dan mencatat segala sesuatu terhadap
dirinya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan; lalu teknik reinforcement
positif (self reward), yaitu pemberian penguatan menyenangkan setelah tingkah
laku yang diinginkan tampil dengan tujuan agar tingkah laku yang diinginkan
cenderung akan diulang, meningkat, dan menetap di masa akan datang; teknik
kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting), awalnya konseli dapat
membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku, dan perasaan yang
diinginkan; kemudian konseli harus meyakinkan dirinya akan hal yang ingin
diubahnya, diperlukan pula kerja sama dengan teman/keluarga, dalam teknik ini
konseli menanggung resiko self-management yang dilakukannya, sehingga harus
dipastikan semua yang diharapkannya mengenai perubahan pikiran, perilaku dan
perasan adalah untuk dirinya sendiri; dan tahap selanjutnya, konseli menuliskan
peraturan untuk dirinya sendiri selama menjalani proses teknik self-management.
Teknik terakhir yang dilakukan dalam self manajemen, yakni penguasaan terhadap
rangsangan (stimulus control), untuk menata kembali atau modifikasi lingkungan
sebagai isyarat khusus atau anteseden atas respons tertentu.

B. Modelling
Konsep pembelajaran dalam pandangan Bandura mengacu pada proses
peniruan (imitation) atau pemodelan (modeling), dalam imitation atau modeling
individu dipahami sebagai pihak yang memainkan peran aktif dalam menentukan
perilaku mana yang hendak ia tiru dan juga frekuensi serta intensitas peniruan yang
hendak ia jalankan. Jenis pembelajaran perilaku ini dilakukan tanpa harus melalui
pengalaman langsung, dimana di dalamnya terjadi penguatan tidak langsung pada
perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan langsung untuk
memfasilitasi dan menghasilkan peniruan, dengan menyumbangkan komponen
kognitif tertentu (seperti kemampuan mengingat dan mengulang). Proses
pembelajaran ini dilakukan dengan mengamati perilaku orang lain di sekitar,
dengan menambah atau mengurangi perilaku yang diamati, meringkas berbagai
observasi sekaligus, dan melibatkan proses kognitif.
Adapun teknik modifikasi perilaku dengan modeling dilakukan dengan
memperlihatkan contoh kepada subjek sehingga subjek tersebut melakukan
perilaku yang sama melalui proses belajar meniru perilaku yang dilihatnya,
sehingga diperoleh sikap baru melalui model hidup maupun model simbolis yang
tepat atau diharapkan, mengurangi rasa takut dan cemas, meningkatkan ketrampilan
sosial, mengubah sikap non-verbal, dan mengobati kecanduan narkoba. Menurut
Schunk, Pintrich, dan Meece, tujuan modeling, yakni dishibinsi/inhibisi, atau
menciptakan pengharapan tentang konsekuensi yang serupa dari tindakan yang
dicontohkan, sehingga subjek dapat memperkuat ataupun melemahkan inhibisi
(larangan/pencegahan); fasilitasi respon, atau dorongan bagi pengamat untuk
bertingkah laku seperti dengan tindakan yang dicontohkan; pembelajaran melalui
observasi, yaitu pengamat menampilkan perilaku baru sebelum adanya pemodelan
ini serta pembelajaran melalui observasi, memperluas cakupan dan tingkat
pembelajaran dan mempertkuat respon yang dipelajari.
Adapun dalam teknik modeling terdapat beberapa jenis yang dikemukakan
oleh Bandura, antara lain, live model, orang yang secara langsung
mendemonstrasikan perilaku tertentu yang akan memberikan pengalaman hidupnya
kepada orang lain untuk mendapatkan perilaku baru; symbolic model,
mendemonstrasikan seseorang atau karakter yang digambarkan dalam buku, film,
acara televisi, video game atau media lainnya; dan verbal instruction,
mendeskripsikan tentang bagaimana berperilaku tanpa mendatangkan model baik
secara model langsung atau simbolik. Selanjutnya Bandura menjelaskan empat
proses dalam modelling, yaitu tahap perhatian (attention), yakni tahap dimana
individu belajar dari apa yang didemonstrasikan model untuk menirukan perilaku
secara akurat; tahap penyimpanan dalam ingatan (retention), tahapan ini melatih
untuk mengingat apa yang telah dilihat subjek baik jangka pendek maupun jangka
panjang; motor reproduction, individu mulai memilih model dan mencocokkan
perilaku apa yang akan mereka praktekan; dan motivation, tahap ini diberikan
kepada individu dengan berupa pujian untuk meningkatkan rasa percaya diri
mereka dan memperkuat perilaku yang dibentuk.
Teknik Modeling secara Islam, diajarkan melalui pemberian contoh tauladan
bagi umat Islam, yakni Nabi Muhammad SAW, kemudian melalui pembelajaran
dengan mempromosikan doa pada anak, peran orang tua dalam hal ini sangat
penting sebagai sosok yang dihormati atau berada pada level yang lebih tinggi
dalam keluarga. Dan pada lingkungan sekolah, peran panutan dan pengajar
selanjutnya diambil oleh guru, dimana pembinaan doa harus disesuaikan dengan
perkembangan agama dan intelektual anak. Metode modeling dalam konteks
non-klinis dapat diterapkan sebagai upaya mengurangi kebiasaan terlambat masuk
sekolah pada peserta didik, dapat pula diterapkan untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa, serta mengatasi perilaku agresif siswa melalui konseling kelompok
dengan teknik modeling yang telah terbukti berpengaruh pada hal-hal tersebut.
Teknik pemodelan, memungkinkan individu mengamati model sebagai contoh
dari luar klien yang digunakan sebagai pedoman untuk meniru perilaku yang
mereka ingin tiru. Intervensi jenis ini secara langsung memperkenalkan
contoh-contoh dari luar pelanggan sebagai panduan klien berperilaku. Beberapa
langkah dalam proses intervensi modeling, yakni pertama meminta klien untuk
memperhatikan apa yang harus dipelajari, lalu memilih model yang serupa dengan
klien dan memilih siapa yang dapat mendemonstrasikan perilaku model kepada
klien, memita klien untuk menyimpulkan apa yang dilihat selama model
didemonstrasikan, dan meminta klien menerapkan tingkah laku yang telah
didemonstrasikan.

Anda mungkin juga menyukai