Anda di halaman 1dari 11

KEPEDULIAN LUAR KELAS

Dosen Pengampu: Ika Rachmayani, M. Pd

Disusun Oleh:

Kelas 3D

Nama Kelompok:

1. Rahmia Juniarti AB (E1f018082)


2. Siska Yulia Hermana (E1F018093)
3. Yuli Hastuti (E1F018106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2019/2020
BAB 16

KEPEDULIAN DILUAR KELAS

Dalam membentuk kepedulian peserta didik terhadap lingkungan dapat digunaan


strategi outdoor study dengan menggunakan salah satu dari metode pembelajaran yaitu
metode karyawisata. Metode ini dapat menumbuhkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan apalagi jika disertai pemanfaatan potensi lingkungan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dengan seperti itu strategi pembelajaran outdoor study yang diterapkan akan
lebih efektif dalam pembelajaran karena dilakukan dengan menggunakan Pendekatan diluar
kelas (contektual learning), metode ini memiliki kelebihan yang mendukung pada
pembelajaran khususnya dalam membentuk sikap kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan.

Melalui metode outdoor study lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber
belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai
pembimbing/pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.
Jadi, metode outdoor study adalah suatu kegiatan pembelajaran diluar kelas yang mempunyai
sifat menyenangkan, melalui kegiatan pembelajaran diluar kelas ini diberikan kesempatan
untuk mengembangkan potensi diri sekaligus menyalurkan keinginan manusia untuk
berinteraksi dengan alam dan sesama manusia dalam suasana diluar ruangan, dan dapat
menimbulkan sikap rasa bersyukur atas ciptaan Tuhan. Dengan metode out door study mampu
mengasah aktivitas fisik dan kreativitas para siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan ini
menggunakan strategi belajar sambil melakukan atau mempraktikan sesuai penugasan.
Artinya, ketika para siswa belajar diluar kelas, mereka bisa melibatkan semua panca-indra
dalam pembelajaran. Metode out door study termasuk kedalam teori belajar humanistik,
dalam teori ini belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan.

Adapun kelebihan dalam pelaksanaan outdor study sebagai berikut:

1) Mendorong motivasi belajar anak, karena menggunakan setting alam terbuka sebagai
sarana kelas, untuk memberikan dukungan proses pembelajaran secara menyeluruh yang
dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan karena dengan seperti itu akan
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sambil bermain sehingga akan
terciptanya pembelajaran, terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar hanya
dalam kelas, (perhatian terhadap karakter peserta didik).

2) Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan karena dapat


berekspolarasi menciptakan suasana belajar seperti bermain sehingga akan dapat
menghilangkan pandangan verbalisme peserta didik terhadap pembelajaran yang di anggap
menjenuhkan dan membosankan, karena itu akan memudahkan respon peserta didik pada
pembelajaran yang akan dapat mempercepat waktu dalam pembelajaran.

1
3) Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas siswa karena menggunakan strategi belajar sambil
melakukan atau mempraktekan sesuai dengan penugasan sehingga akan dapat mempercepat
dan memperkuat aspek pemahaman peserta didik dalam penyerapan materi pembelajaran
yang diberikan.

Adapun anak-anak yang kurang peduli terhadap kepedulian social maupun


lingkungan Dalam mengatasi permasalahan ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang
tua:
1. anak yang kurang peduli terhadap masalah sosial. Terlebih dahulu kita biasakan anak
untuk sesering mungkin berinteraksi khususnya dengan orang-orang yang mempunyai
status ekonomi di bawah standar. Ajari anak untuk selalu membantu jika melihat orang
lain sedang kesusahan. Misalnya mengajak anak secara rutin dalam acara bakti sosial,
membantu korban bencana ataupun ke panti asuhan. Kenalkan kepada anak bagaimana
kondisi objek tersebut. Sehingga anak akan tergugah hatinya untuk berbagi. Ajari anak
memberikan bantuan kepada objek secara langsung. Misalnya membagikan sembako
ataupun bentuk bantuan lainnya menggunakan kedua tangan anak sendiri.
2. sikap anak yang kurang peduli terhadap lingkungan. Orang tua mempunyai peran penting
untuk menumbuhkan sikap kepedulian anak terhadap lingkungan. Karena dalam hal ini
perlu adanya arahan orang tua kepada anak. Orang tua dapat mencontohkan berbagai
cara untuk menjaga lingkungan. Misalnya pada hari libur mengajak anak untuk kerja
bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah, membuang sampah pada tempatnya
ataupun menanam tanaman di halaman rumah. Tidak hanya di sekitar rumah, akan tetapi
lingkungan di manapun anak berada. Di sekolah ajarkan anak untuk selalu mengerjakan
piket kelas. Saat berada di jalan, apabila anak melihat sampah yang terbuang
sembarangan, ajari anak untuk mengambil dan membuang kembali ke tempat sampah.
Selalu ajari, contohkan dan perintahkan agar anak terbisa dan peduli terhadap
lingkungan.

Para ahli mengemukakan pendapat terkait dengan kepedulian diluar kelas, yaitu:
1. Menurut Vera (2012 : 17 ) “ Metode outdoor study adalah suatu kegiatan menyampaikan
pelajaran diluar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung
diluar kelas atau di alam bebas”.
2. Riskomar (2004:7) mengemukakan bahwa “Kelas alam terbuka merupakan tempat yang
ideal, khususnya untuk melakukan proses pembelajaran berdasarkan
pengalaman/experential learning.
3. menurut Karjawati (dalam Husamah, 2013: 23), “Metode outdoor study merupakan
metode dimana guru mengajak siswa belajar diluar kelas untuk melihat peristiwa langsung
di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.

2
Berikut merupakan bagaimana cara kita menjaga kepedulian di luar kelas:

A. Mengembangkan kesadaran kondisi manusia

Sebuah nurani sosial berawal dari kesadaran sosial.

Kemiskinan dan sebab yang ditimbulkan olehnya sangat tidak terbatas. Negara-
negara makmur didunia semakin berkurang. Data dari koalisi nasional untuk perkiraan
ketidakpunyaan rumah memaparkan bahwa hampir 3 juta orang di AS tidak memiliki
rumah tiap musim dingin-di kota satu dari empat orang yang tidak memiliki rumah adalah
anak dibawah usia.
Kemiskinan di Amerika terus meningkat, pada tahun 1969, satu dari tujuh anak
adalah anak miskin, di tahun 1990 perbandingannya adalah satu dari lima adalah anak
miskin. Tahun 2000 akan menjadi satu dari empat tingkat kemiskinan anak berkulit putih
adalah 15%, anak hispanik 39% dan anak berkulit hitam 45%.

B. Orang bekerja untuk mengubah dunia

Saya melihat secara individu bahwa saya hanya dapat mencintai satu orang dalam satu
waktu dan saya hanya dapat memberi makan satu orang dalam satu waktu. Sebagaimana
yang dikatakan yesus “Apapun yang kamu lakukan pada orang yang kekurangan maka
sesungguhnya kamu melakukannya untuk saya”. Sedangkan bunda Theresia menyatakan,
jika saya tidak menjemput satu orang maka saya tidak akan menjemput 42000 orang.
Fakta-fakta tentang keinginan manusia dan penderitaanya dapat menjadi demoralisasi,
dan bahkan kerusakan pada keinginan bertindak.

C. Menyampaikan pertolongan untuk tahanan dengan hati nurani

Ann arbor, siswi kelas 7 di michigan, datang `membantu’ para narapidana dan menulis
surat kepada presiden negara ethiopia:

“Dengan hormat, saya menulis surat kepada Anda karena saya sangat peduli dengan
hukuman seumur hidup Namat dan Amonissa issa. Mereka sudah dihukum sekitar 7-8
tahun tanpa hukuman percobaan... Amonissa perlu tumbuh dan berkembang diluar sana
selain di penjara.”

Pelajar umur 12-an tahun ini adalah salah satu dari ratusan pelajar diberbagai belahan
dunia yang menulis surat dan mengirim kartu pos kepada presiden, petugas penjara,
legislator, dan pemimpin pemerintahan lain.

Penerima hadiah nobel Tahun 1997, amnesti internasional bekerja untuk


membebaskan para narapidana yang mengakui kesalahan didunia, yaitu seseorang yang
sudah dipenjara karena keyakinan, warna kulit, gender, etnik dan agama yang berbeda dan
tidak menggunakan atau melakukan kekerasan. Termasuk diantaranya adalah guru,
pelajar, nelayan, buruh pabrik, petugas kesehatan, tokoh agama, biarawan, ibu rumah

3
tangga atau bahkan anak-anak. Separuh dari penjara didunia memenjarakan para
narapidana karena kesadaran, dan kebanyakan dari pemerintah tersebut melakukan
penyiksaan.

Pada tahun 1998, anggota kantor cabang Amnesti internasional di AS meningkat


33%, membengkak karena ratusan cabang ada di SMA dan kampus diseluruh dunia.
Sekarang, meskipun anak SD menulis surat, sering kali dengan surat yang penuh persaaan
ditujukkan pada para narapidana kesadaran.

D. kebutuhan terhadap figur yang menginspirasi

Anak muda butuh contoh yang menginspirasi, pribadi yang membuat perbedaan
dikomunitas mereka juga. Misalnya, sosok yang mneginspirasi adalah philip smith hansen,
guru kelas 5 dan kelas 6 di Lansing, New York.

Pada bulan november, saya membuka unit pahlawan laki-laki dan perempuan. Dan itu
menjadi sulit dan semakin sulit untuk dilakukan. Anak-anak tidak lagi mengerti konsep
figure yang menginspirasi sama sekali. Mereka meniru karakter di TV. Bahkan si kucing
garfield, tokoh yang paling dekat dan datang seolah-olah menjadi pribadi nyata adalah
pegulat professional seperti Hulk Hogan. Anak-anak mulai mengenal nilai uang, tampil di
TV, menjadi kuat, dan menarik. Pengalaman sosial mendalam dan nilai kemanusiaan
mulai hilang dari mereka. Tidak ada yang mengajarkan mereka tentag ini.

Untungnya bantuan segera datang. Bantuan datang dari perusahaan sederhana, namun
gemar berinovasi giraffe project.

Di bangun tahun 1983 oleh suami istri Ann Medlock dan John Graham, Giraffe
Project menjadi perhatian media nasional, proyek mereka adalah usaha untuk
mengidentifikasi filosofi “Jerapah” binatang yang selalu melakukan kebaikan. Jerapah
(giraffe), sebagaimana nama proyeknya adalah “orang biasa yang melakukan sikap kasih
sayang dan keberanian yang luar biasa” yang mengerjakan masalah seperti polusi,
kemiskinan, obat-obatan, korupsi, ketidak adilan sosial, dan konflik internasional.

Panitia secara sukarela menyeleksi orang yang berhak menerima Giraffe award,
memilih dari nominasi yang diajukan oleh siapapun yang menjadi saksi seseorang yang
telah berkorban dengan orang lain. Proyek kemanusiaan ini adalah menuliskan kisah
pribadi jerapah, diformulir umum untuk kemudian dikirimkan ke stasiun radio, dan koran
diseluruh negeri.

E. Anak-anak asrama yang baik

Sekolah dapat membuat program mereka sendiri, seperti penghargaan kepada


penghuni asrama yang baik atau warga Negara yang baik, menyelenggarakan pertemuan
atau jamuan istimewa bagi pelajar yang melakukan usaha untuk membantu orang lain di
sekolah atau masyarakat sekitar mereka. Nominator dapat dipilih dari masyarakat, guru,
dan pelajar. Cara posiotif lainnya dengan mendorong pelajar untuk menulis esai. Esai
dapat dipanjang atau guru dapat membacakan esai terpilih ke seluruh kelas.

4
F. Belajar peduli melalui jasa

Untuk mengembangkan tanggung jawab maka anak perlu diberi tanggung jawa.
Untuk belajar peduli, mereka perlu menunjukkan tindakan kepedulian mereka.

Belajar tentang nilai kepedulian secara sederhana dapat menumbuhkan “pengetahuan


moral” pelajar, tapihal itu tidak dapat mengembangkan komitmen mereka sendiri terhadap
nilai tersebut. Percaya diri yang dapat mereka kembangkan sendiri atau melalui
keterampilan-keterampilan yang efektif untuk mengolah kepedulian bagaimana kualitas
moral yang lain disyaratkan melalui pendekatan learning-by-doing yang mengembangkan
3 aspek karakter, yaitu mengetahui, merasakan, dan melakukan. wwssssssss

G. Teman-teman kelas

Cara lain untuk meningkatkan kepeduliam tidak hanya di ruang kelas dengan
melakukan program “teman-teman kelas”. Ketika anak yang lebih tua “mengadopsi” anak
yang lebih muda. Seperti di Ontario, seorang guru TK Dee Bent, mempunyai murid
berumur 5 tahun yang berteman dengan anak di SD Emily Carr, 12 tahun dan memiliki
keterbatasan dalam belajar . untuk siswa yang memiliki keterbatasan dalam belajar, dia
berasumsi bahwa tanggung jawab anak yang lebih tua memiliki efek dramatik. Dalam
hubungan one-to-one seperti ini anak yang lebih tua belajar peduli dengan bersikap peduli
anak yang lebih muda belajar kepedulian dengan cara dipeduliakn orang lain.

H. Tutorial lintas usia

Manfaat tutorial lintas usia dengan angka yang terus meningkatkan sebagai peluang
untuk anak menyumbangkan layanan yang bermakna. Dalam tutorial lintas usia, siswa
lebih tua mengambil tanggung jawab rutin untuk menjadi instruktur bagi siswa yang ebih
muda dalam bagian mata pelajaran atau keterampilan. Tutorial antarusia dapat dibangun
diantara dua kelas (seperti program tambahan bagi teman-teman) dan memungkinkan
keterlibatan siswa terpilih dibandingkan seluruh kelas.

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan program, secara umum sekolah


menyediakan program pelatihan untuk tutor, memberikan manual pribadi bagi tutor
masing-masing, dan memberikan bimbingan untuk tutor membuat lesson plan yang khusu.
Tutor juga dapat menunjukkan/mengajarkan kepada the tutee jika mereka terlihat mulai
gelisah atau bosan.

Setelah setahun menjadi tutor, beberapa diantaranya merasa bahwa menjadi tutor
semakin lama semakin sulit saja. Akan tetapi, diantara anak yang pernah mendapatkan
tutorial dari siswa yang lebih tua, mereka cenderung menjadi tutor ketika mereka berumur
cukup. Semua program tutor lintas usia ini, melakukan banyak hal untuk berkembang
positif, juga mampu mengembangkan komunitas moral di sekolah yang lebih luas.

5
I. Teman yang lebih tua untuk anak yang lebih muda

Di tingkat sekolah menengah, program “saudara tua” member kesempatan kepada


siswa yang lebih tua untuk terlibat dalam hubungan yang berdasarkan atau kepedulian
terhadap anak yang lebih muda. Teman yang lebih tua untuk anak yang lebih muda adalah
salah satu program tertua di Massachusetts. Program ini di mulai tahun 1976 di Salam-
Marblehead, ketika 6 ibu yang janda melakukan pusat konseling lokal untuk membantu
anak lelaki mereka menemukan teman. Susan Maynard, seorang konselor di pusat yang
juga prikolog sekolah, merespon dengan cara mengelompokkan anak di bawah umur 14
tahun yang di asuh orang tua tunggal dan usia 14-19 tahun yang bekerja bersamanya di
SMA Marblehead.
Secara umum, saudara tua menjenguk teman kecil mereka seminggu sekali, untuk
bermain bola, jalan-jalan, membeli es krim, atau hanya mengobrol. Seorang anak lebih tua
berusia 16 tahun berpendapat bahwa “kami sadar untuk menjadi contoh yang baiik,
mungkin sikap baik yang dilakukan anak yang lebih muda adalah sikap yang patut kita
contohkan. Hal itu, membuat kita berpikir tentang nilai kita/merasa bernilai”.

J. Menjangkau masyarakat

Beberapa tahun lalu, Ernest Boyer seorang mantan komisoner pendidikan


membuat headline dengan usul yang berani: mewajibkan semua siswa SMA melengkapi
pelayanan masyarakat untuk menambah kredit sekolah.
Sebelum mereka lulus siswa akan meminta untuk menjadi volunteer di
perpustakaan, taman, rumah sakit, pengasuh, pusat day care, agensi sosial, atau menjadi
suka relawan program cacat mental dan keterbelakangan mental dilingkungan mereka.
Mereka akan belajar kebaikan yang umum dengan melakukannya.
Berdasarkan studi Carbegie voundation pada tahun 1987, mayoritan SMA swasta
menawarkan beberapa program layanan masyarakat. Akhir pertengahan 1980, satu dari 5
sekolah SMA swasta termasuk sistem sekolah di Detroid, Atlanta, dan St Louise
memandatkan beberapa layanan masyarakat sebagai syarat kelulusan.
Kadang-kadang proyek layanan ditujukan untuk memenuhi kredit nilai, tapi
sebagian lain merupakan bagian dari mata pelajaran. Misalnya, para junior di kelas sejarah
wilayah Connecticut, belajar bahwa bangunan yang di bangun di tahun 1977 harus di
hancurkan.

K. Anak-anak membantu komunitasnya

Sebelum layanan menjadi tern nassional diantara SMA, banyak SD dan SMP yang
mendemonstrasikan bahwa anak-anak juga dapat terlibat dalam layanan masyarakat baik
jauh maupun dekat.
1. SD Mountville di Pennsylvania, guru dan murid merencanakan proyek komunitas
besar yang meliputi tiga kaitan, yaitu dasar ulang, kerja lapangan, dan konservasi.
Pada kegiatan daur ulang di masukkan kegiatan menonton film tentang daur ulang,
membuang sampah pada tempetnya, dan membuat tong sampah dari karton telur.

6
Sedangkan pengalaman lapangan termasuk melukis pagar taman masyarakat,
menyapu dedaunan di sekitar rumah. Sementara itu, kegiatan konservasi di antaranya
melihat slide show tentang lahan yang akan di konservasi.
2. SD Westwood St. Cloud, Minnesota, siswa mengembangkan hubungan one-to-one
bersama orang yang lebih tua, seperti menghibur pasien depresi di dekat pusat
kesehatan pemerintah bagi para veteran. Selama kunjungan dua kali dalam seminggu,
anak-anak dengan para veteran dapat bermain kartu, menanam biji-bijian, memotong
kayu berdiskusi tentang keadaan jalan atau event yang sedang berlangsung.
3. SD Heritage Heights di Sweet Home, New York, sepanjang tahun pelajaran siswa
mengelola pencarian dana bantuan bagi korban gempa dan topan.
4. Para siswa South di School Adrover, Massachutts, mengumpulkan mainan dan
pakaiannya untuk anak-anak pengidap AIDS di Rumania.
5. Salah satu program layanan yang paling berhasil, yaitu yang telah mendapatkan
penghargaan nasional dapt ditemukan di SMP Shoreham Wading River di Shoreham
New York sejak tahun 1973, ratusan anak kelas 6,7 dan 8 tiap tahun melakukan
layanan masyarakat, biasanya satu jam seminggu sebagai bagian integral kurikulum
sekolah menengah mereka.
Siswa tegabung menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. Anak kecil di pusat day care terdekat, dan di TK di Kabupaten.
b. Kelas SD, ketika anak sekolah yang di kelas menengah membangun kegiatan
belajar yang bervariasi dengan anak yang lebih kecil.
c. Anak berkebutuhan khusus di rumah sakit lokal dan pusat pendidikan luar biasa.
d. Anak yang lebih tua di rumah orang dewasa dan mengasuh ke rumah-rumah yang
membutuhkan.

Dalam sebuah publikasi sekolah, anak-anak dan masyarakat mereka memberikan


contoh yang menyentuh tentang bagaimana pengalaman ini bermakna dan di sertai
partisipasi siswa yang pada umumnya meningkatkan kepercayaan diri.

Berdasarkan laporan sekolah, bekerja dengan anak berkebutuhan khusus sudah


memberikan kesempatan yang paling langka dan paling menantang dalam pelayanan
masyarakat. Bekerja dengan anak-anak ini berlangsung sangat lambat. Awalnya anak SD
tingkat menengah merasa canggung untuk menyentuh mereka bahkan melihat mereka.
Akan tetapi, perkembangan selanjutnya mencairkan ketakutan dan prasangka para siswa
sebelum terlibat. Salah satu anak yang bekerja melakukan kunjungan secara regular
dengan anak, yang perkembanagn yang lamban berkata ,“Ketika saya melihat anak dengan
perkembangan yang lambat, saya sangat takut, tetapi sekarang anak-anak tersebut dudah di
lihat sebagai manusia biasa yang memiliki kebutuhan dan keinginan”.

L. Persekolahan untuk hukuman sosial

Mendidik siswa untuk peduli terhadap orang lain sama dengan mendidik mereka tentang
pendidikan keadilan sosial. Hal ini juga berarti mencari masalah ke akarnya.

Robert Starratt adalah seorang professor di Universitas Fordham yang bekerja dengan
stakeholder SMA yang peduli terhadap keadilan sosial. Hal itu penting sebagaimana yang
7
di ungkapkan Starratt tentang pentingnya mengajarkan siswa tentang perbedaan “work of
mercy” dan “work of justice”. Mengunjungi seseorang yang di penjara secara tidak adil
dan menunjukkan rasa simpati atas keadaan buruknya merupakan tindakan murah hati
(mercy). Melakukan usaha untuk mengembalikan hak politisnya merupakan tindakan
keadilan. Membawakan makanan untuk upacara natal bagi orang miskin merupakan
tindakan murah hati; mencoba mengubah keadaan sosial bagi orang yang terjebak dalam
kemiskinan adalah tindakan keadilan.

KESIMPULAN

8
Kepedulian di luar kelas sangat penting diberikan kepada anak karena akan
memberikan pengalaman dan pengetahuan yg baru. Dengan seperti itu strategi pembelajaran
outdoor study yang diterapkan akan lebih efektif dalam pembelajaran karena dilakukan
dengan menggunakan Pendekatan diluar kelas (contektual learning), metode ini memiliki
kelebihan yang mendukung pada pembelajaran khususnya dalam membentuk sikap
kepedulian peserta didik terhadap lingkungan. Melalui metode outdoor study lingkungan di
luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Dengan metode out door study mampu mengasah aktivitas fisik dan kreativitas para siswa.
Hal ini dikarenakan kegiatan ini menggunakan strategi belajar sambil melakukan atau
mempraktikan sesuai penugasan. Artinya, ketika para siswa belajar diluar kelas, mereka bisa
melibatkan semua panca-indra dalam pembelajaran. Metode out door study termasuk
kedalam teori belajar humanistik, dalam teori ini belajar baru akan terjadi jika ada interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan
alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://media.neliti.com/media/publications/217338-peran-guru-dalam-menumbuhkan-
kepedulian.pdf

https://repository.unja.ac.id/4609/1/jurnal%20Desma.pdf

https://kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4505s

Lickona Thomas.2013.Education For Character.Jakarta: Bumi Aksara.

Ejournal.epi.edu.

10

Anda mungkin juga menyukai