USIA DINI
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
DosenPengampu
( IAIN ) PONOROGO
0
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh
potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai
falsafah suatu bangsa. Pengembangan potensi pada anak dapat dilakukan
melalui pemberian stimulus yang tepat. Pemberian stimulus bagi anak usia
dini berbeda dengan pemberian bagi orang dewasa. Hal tersebut dikarenakan
anak usia dini bukan merupakan bentuk mini dari orang dewasa, anak usia
dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.
Potensi anak usia dini yang perlu dikembangkan mencakup seluruh aspek
kemampuan dasar yakni aspek fisik, motorik, kognitif, sosio-
emosional,bahasa, seni serta nilai agama dan moral. Berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mengembangkan aspek – aspek perkembangan anak tersebut.
Termasuk penyediaan media dan sumber belajar yang menunjang
pengembangan berbagai aspek perkembangan.
Guru dituntut agar lebih kreatif dalam menyiapkan media dan sumber
belajar yang diperlukan anak. Adanya inovasi dengan menggunakan berbagai
bahan yang ada di alam sekitar sangat diperlukan untuk menunjang
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pendekatan lingkungan?
2. Apakah manfaat lingkungan sebagai sumber belajar?
3. Apakah pentingnya pemanfaatan lingkungan belajar?
4. Apakah jenis-jenis lingkungan belajar?
1 Irfatul Ulum, “Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Anak” Jurnal Pendidikan
Anak. Vol 3 No. 2 (2014), 519.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Lingkungan
Dalam pembelajaran anak memerlukan banyak sumber yang dapat
mendukung setiap aspek perkembangannya. Salah satu sumber belajar yang
dapat membantu anak adalah lingkungan. Anak bisa mendapatkan banyak
pelajaran dari lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini lingkungan berperan
sebagai sumber media belajar anak yang menyuplai pengetahuan sehingga
anak memiliki pengalaman belajar secara langsung dan nyata.
Penerapan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran dapat membantu
menanamkan nilai-nilai moral yang akan menimbulkan rasa hormat terhadap
alam dan lingkungan. Dari lingkungan anak dapat belajar berorientasi,
eksplorasi, korfirmasi, dan evaluasi.2
2
senang dalam pembelajaran. Pemanfaatan lingkungan belajar ini dapat
mengembangkan sejumlah ketrampilan dalam diri anak. Misalnya anak dapat
menggunakan indranya untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar seperti
untuk membuat gambar dan juga bermain.4
3
mengembangkan intelektual, dan belajar menyelesaikan permasalahan
yang muncul
b. Perkembangan keterampilan sosial dan pengetahuan budaya
Lingkungan di luar ruangan secara alami mendorong interaksi
sesama individu lainnya, dengan interaksi ini maka keterampilan
mereka dapat berkembangan. Mereka dapat mengunjungi kantor
pmeadam kebakaran, kantor pos, museum, rumah yatim piatu, ataupun
rumah sakit. Dengan ini maka anak dapat belajar mengenai impati dan
manfaat serta fungsi lingkungan disekitarnya.
c. Perkembangan emosional
Permainan di luar ruangan banyak memberikan peluang dan
tantangan baru bagi anak. Permasalahan yang dihadapi relatif lebih
kompleks dari hari ke hari. Bagi anak hal ini dapat menjadi
pembelajaran yang baik. Denan menguasai banyak tantangan yang
dihadapi di luar membuat anak-anak lebih mengembangkan percaya
dirinya yang positif.
d. Perkembangan intelektual
Di luar ruangan anak-anak melakukan proses belajar melalui
interaksi langsung dengan benda-benda ataupun ide-ide. Lingkungan
di luar ruangan memberi kesempatan kepada guru untuk membantu
anak danmenguatkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya dengan contoh yang lbeih konkrit dan nyata, sepeerti
warna, angka, bentuk, dan ukuran.6
4
2. Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang
sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu –
batuan), tumbuh – tumbuhan dan hewan, sungai iklim, suhu dan lain
sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis
lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai
dengan kemampuanya, anak dapat mengamati perubahan – perubahan
yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari – hari, termasuk juga
proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan
lebih memahami gejala –gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari
– hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak
awal untuk mencintai alam dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi
untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
3. Lingkungan buatan
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain adalah irigasi atau
pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan,
penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. 7
7 Irfatul Ulum, “Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Anak” Jurnal Pendidikan
Anak. Vol 3 No. 2 (2014), 519-520.
5
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak
sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan
banyak pilihan. Kegemaran belajar anak usia dini merupakan modal dasar
yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar dan
sumber daya manusia dimasa mendatang
2. Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning
activities) yang lebih meningkat.
Penggunaan cara atau metode yang bervariasi merupakan tuntutan
dan lebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia
dini. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari
lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan anak usia dini
bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan.
Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inivatif dari para
guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik
untuk anak-anak. Lingkungan manapun bisa menjadi tempat yang
menyenangkan bagi anak-anak.
Jika pada saat belaja dikelas anak diperkenalkan oleh guru
mengenai binatang, dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat
memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan
lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan biasanya
dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini
lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam
ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah
seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Mamanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak
untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam
kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas
namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai
sumber belajar yang sangat berpegaruh terhadap perkembangan fisik,
keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta
intelektual.8
6
Memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses
pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matamg dari para
guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa tidak bisa
terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu ada
beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan
sumber belajar, sebagai berikut:
1. Langkah Persiapan
Langkah – langkah yang harus ditempuh pada persiapan diantaranya :
a. Menentukan tujuan belajar yang berhubungan dengan pembahasan
bidang study tertentu.
b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
Persiapan tersebut dibuat guru dan siswa pada waktu belajar bidang
studi yang bersangkutan, atau dalam program akhir semester.
2. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan siswa melakukan kegiatan belajar di tempat
tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini
diawalai dengan penjelasan petugas mengenai objek yang akan dipelajari.
Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat bertanya untuk menghemat waktu, dan
mencatat hal – hal yang penting. Setelah itu, siswa dibimbing oleh petugas
untuk melihat dan mengamati objek yang akan dipelajari. Dalam proses ini,
petugas menjelaskan proses kerja, mekanismenya, dan hal – hal yang lain.
Lalu, siswa dapat berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan hasil
catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Di akhir kunjungan, guru dan para siswa mengucapkan terima kasih
kepada petugas atau pimpinan obyek tersebut. Bagi obyek kunjungan yang
sifatnya tidak memerlukan petugas, para siswa dapat langsung bisa melihat
dan mengamati objek, serta langsung bisa mewawancarai nara sumber.
3. Tindak Lanjut
7
Tindak lanjut dari kegiatan belajar “pelaksanaan” di atas adalah kegiatan
belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan belajar. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil – hasil
dari pengamatan untuk dibahas bersama. Selain itu, guru juga dapat meminta
para siswa untuk menyampaikan kesan – kesannya dari kegiatan belajar
tersebut.
Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar
siswa dan hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut
dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang
lebih lengkap dan ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar,
kegiatan belajar, kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya.
Dan proses pengajaran yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber
belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
Dalam upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan local
pendekatan lingkungan mutlak diperlukan, sehingga lingkungan di sekitarnya
benar-benar menjadi tujuan dan sumber belajar para siswa dalam proses
pendidiksn dsn pengajaran.9
8
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
9
M. Fadlillah, Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini(Jakarta: Kencana, 2014.
Putri, suci Utami. Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini. Purwakarta: UPI
Sumedang Press, 2019.
10