Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN PENGUNGKAPAN DIRI


DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Oleh:

Nama : Rudi Zulfitri


NIM : 2024045
Fakultas : Dakwah Dan Komunikasi Islam
Program Studi : Psikologi Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
20201

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Diri....................................................................................................4
1. Pengertian Konsep Diri...........................................................................4
2. Karakteristik Konsep Diri.......................................................................5
3. Ciri-Ciri Konsep Diri..............................................................................6
4. Faktor-faktor Konsep Diri.......................................................................6
B. Pengungkapan Diri.........................................................................................7
1. Pengertian Pengungkapan Diri................................................................7
2. Aspek-aspek Pengungkapan Diri............................................................8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri........................12
4. Tingkatan pengungkapan diri..................................................................13
5. Tujuan Pengungkapan diri diri................................................................14
6. Resiko pengungkapan diri.......................................................................15
C. Hubungan Konsep diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi.............15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

2|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada orang lain
untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan,
maupun media. Cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran
apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.
Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalah komunikasi antar
manusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Dari lahir sampai
mati, memerlukan bantuan dari orang lain. Hal ini dapat dilihat dengan pergaulan di antara
sesama manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja, dan organisasi
sosial lainnya. Proses saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses psikologi dan karenanya
juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antara manusia yang memiliki pribadi dan
memberikan peluang terbentuknya suatu kebersamaan.
Permasalahan yang muncul adalah tidak semua individu mampu melakukan komunikasi
dengan baik, bahkan terkadang muncul suatu perasaan takut dalam diri individu untuk
mengemukakan pendapatnya. Oleh karen aitu, Self disclosure atau pengungkapan diri
merupakan tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi tersebut
mencakup; sikap atau opini, selera dan minat, pekerjaan atau pendidikan, fisik, keuangan, dan
kepribadian, Self disclosure merupakan bentuk komunikasi, dimana informasi tentang diri
yang disimpan atau dirahasiakan dikomunikasikan kepada orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Konsep diri dalam komunikasi dan penjelasan mengenai ciri-ciri,
karakteristik dan faktor-faktot konsep diri ?
2. Apa pengertian Pengungkapan diri dalam komunikasi dan penjelasan mengenai aspek-
aspek, tujuan dan resiko dalam pengungkapan diri dalam komunikasi ?

3|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


3. Jelaskan mengenai hubungan antara konsep diri dan pengungkapan diri dalam
komunikasi Interpersonal seseoarang ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan salah satu faktor yang menunjang kmunikasi interpersonal.
Setiap seseorang harus memiliki konsep diri pada masingmasing individu karena konsep
diri sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal. Konsep diri adalah dimana
seseorang menilai terhadap dirinya, jadi pemustaka dapat menilai seseorang pada saat
berkomunikasi.
Menurut Rogers dalam (Lindzey dan Hall, 1993) konsep diri merupakan
konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang
sifatsifat dari ‘diri subyek’ atau ‘diri objek’ dan persepsi-persepsi tentang hubungan-
hubungan antara ‘diri subyek’, ‘diri objek’ dengan orang lain dan dengan berbagai aspek
kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi tersebut.
Dari pengertian konsep diri yang dijabarkan oleh Carl Rogers penulis
menyimpulkan bahwa konsep diri terjadi dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat nilai-
nilai sikap, dan hubungan dengan pemustaka yang ada pada diri seseorang.
Menurut Hurlock (1993, 23) cara pandang seseorang terhadap dirinya dapat dilihat
dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek pisikologis. Aspek fisik adalah konsep
individu mengenai apa yang dimilikinya atau dalam penampilannya kesesuaian dengan
seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang
aspek psikologi terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidak
mampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.
Dari pernyataan Hurlock penulis menyimpulkan dimana aspek fisik adalah dimana
prilaku-prilaku seseorang, menjaga penampilannya atau image dirinya, dan memiliki
gengsi terhadap persepsi seseorang yang menilainya sedangkan aspek psikologi tentang
kemampuan dan tidak mampunya dalam diri seseorang atau adanya kepercayaan diri
seseorang dan tidak percaya diri seseorang pada kemampuan dirinya sendiri.

4|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


Dari kedua pakar tersebut mempunyai kesamaan dalam mendeskripsikan
tentang konsep diri yaitu bahwa konsep diri seseorang dilihat dari sifat-sifat atau bentuk
fisik dari diri seseorang dan dilihat dari setiap kemampuan dalam berhubungan dengan
seseorang.

2. Karakteristik Konsep Diri


Kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut
sel fulfilling prophecy. Konsep diri memiliki dua kualitas, yaitu konsep diri positif dan
konsep diri negatif. Menurut Brooks dan Emmert dalam (Rakhmat, 2003) ada lima hal
yang menunjukan seseorang yang memiliki konsep diri positif, yaitu:
a) Meyakini dirinya mampu mengatasi masalah
b) Merasa setara dengan orang lain
c) Menerima pujian tanpa rasa malu
d) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui
e) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Sementara itu seseorang yang memiliki konsep diri negatif memiliki karakteristik
adalah:
a) Sensitif terhadap kritik
b) Responsif terhadap pujian
c) Mempunyai sikap hiperkritis
d) Cenderung merasakan tidak disenangi orang lain
e) Bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Menurut Hurlock (1993) seseorang yang memiliki konsep diri yang positif akan
terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu.
Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri yang negatif akan muncul jika
seseorang mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta kurang
percaya diri. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia menyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak
kompeten, gagal, malang, tidak tidak menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya
tarik terhadap hidup. Sedangkan konsep diri yang positif akan berkembang jika

5|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


seseorang mengembangkan sikap yang berkaitan dengan good self esteem, good selft
confidence, dan kemampuan melihat diri secara realistis.

3. Ciri-Ciri Konsep Diri


Kualitas isi konsep diri seseorang ada yang positif dan yang negatif. Menurut
William dan Phillip (dalam Rakhmat, 2004:105) mengemukakan ada 5 ciri-ciri konsep
diri negatif, yaitu:
a. Peka terhadap kritik Orang yang mempunyai konsep diri ngatif sangat tidak
tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah marah. Segala koreksi sering
kali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Orang yang
memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan
bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
b. Responsif terhadap pujian Soal mendapat pujian, individu ini mungkin berpura-
pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusiasmesnya
pada waktu menerimanya pujian.
c. Bersikap hiperkritis Sikap hiperkritisnya ditujukan dengan mengeluh, mencela,
atau meremehkan apapun dan siapapun, tidak pandai dan tidak sanggup dalam
mengungkapkan penghargaan/pengakuan kepada orang lain.
d. Merasa tidak disenangi orang lain Individu ini memiliki rasa bahwa dirinya
tidak diperhatikan. Oleh karena itu, individu ini bereaksi pada orang lain
sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan
keakraban persahabatan.
e. Bersifat pesimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dengan keenggannya
untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Individu
menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Menurut Burns (1993:190) “konsep diri pada mulanya adalah citra tubuh
atau fisik sebuah gambaran yang dievaluasikan mengenai diri fisik”. Citra fisik
yang ideal ini didasarkan pada norma-norma budaya dan streotip-streotip yang
dipelajari. Semakin mendekati kecocokan diantara citra tubuh yang telah ada dan
yang ideal yang dipegang oleh seorang individu maka semakin besar

6|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


kemungkinannya individu tersebut akan menunjukkan secara umum perasaan harga
diri yang tinggi begitu pula akan merasa positif tentang penampilannya.

4. Faktor-faktor Konsep Diri


Komunikasi menyebutkan adanya dua faktor yang mempengaruhi konsep diri,
yakni orang lain dan kelompok rujukan. Pembentukan dan perkembangan konsep diri
dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Menurut george Herbert Mead pengaruh
yang paling besar adalah bersumber dari orang-orang terdekat disebutnya sebagai
significant others. Menurut Dewey dan Humber adalah bersumber dari orang lain yang
memiliki ikatan emosional yang disebut sebagai affective others. Dari beberapa para ahli
yang menyatakan tentang faktor-faktor konsep diri maka peneliti menyimpulkan bahwa
dimana faktor dari pemustaka yang memiliki ikatan emosional terhadap seseorang itu
semua sangat mempengaruhi dirinya dari cara pandang pemustaka tersebut. Cara
pandang pemustaka tersebut terhadap seseorang akan mempengaruhi pembentukan
konsep diri seseorang.

B. Pengungkapan Diri
1. Pengertian Pengungkapan Diri
Menurut wheeles ( dalam Gainau, 2009) Pengungkapan diri didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri sendiri
kepada orang lain. Lebih lanjutPerson (dalam Gainau, 2009) mengartikan
pengungkapan diri sebagai tindakanseseorang dalam memberikan informasi yang
bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud memberi
informasi yang akurat tentang dirinya.
Pengungkapan diri menurut Jourard (dalam Sari dkk, 2006), berarti pembicaraan
mengenai diri sendiri kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang
dipikirkan, dirasakan dan diinginkan oleh seseorang. Definisi tersebut sejalan dengan
pendapat Devito (1995), bahwa pengungkapan diri merupakan sebuah tipe komunikasi
tentang informasi diri pribadi yang umumnya disembunyikan, namun dikomunikasikan
kepada orang lain. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi
yang diutarakan tersebut haruslah informasi baru yang belum pernah didengar orang
tersebut sebelumnya. Kemudian informasi tersebut haruslah informasi yang biasanya
disimpan atau dirahasiakan. Hal terakhir adalah informasi tersebut harus diceritakan
kepada orang lain baik secara tertulis atau lisan. Pendapat lain yaitu menurut Rogers

7|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


(1994), mendefinisikan pengungkapan diri sebagai suatu keuntungan yang potensial
dari pengungkapan diri kita kepada orang lain.
Morton (dalam Dayakisni, 2003) mengatakan pengungkapan diri merupakan
kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain.
Pengungkapan diri dapat bersifatdeskriptif maupun evaluatif. Pengungkapan diri
deskriptif yaitu seseorang melukiskan berbagai fakta mengenai dirinya yang mungkin
belum diketahui oleh pendengar, seperti pekerjaan, tempat tinggal, dan sebagainya.
Pengungkapan diri evaluatif yaitu seseorang mengemukakan pendapat atau perasaan
pribadinya, seperti perasaannya menyukai orang-orang tertentu, merasa cemas karena
terlalu gemuk, tidak suka bangun pagi, dan sebagainya.
Dari pemaparan beberapa pendapat tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan diri adalah kegiatan membagi informasi dan perasaan mengenai diri
pribadi serta mengungkapkan reaksi dan tanggapan terhadap suatu situasi yang
dilakukan seseorang yang umumnya disembunyikan namun dikomunikasikan kepada
orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
diinginkan seseorang.

2. Aspek-aspek Pengungkapan Diri


Menurut Devito (1997), Pengungkapan diri pada remaja dapat muncul dari aspek-
aspek dibawah ini:
a. Kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui frekuensi
dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari waktu yang diperlukan
untuk mengutarakan statemen keterbukaan diri individu tersebut terhadap orang
lain.
b. Valensi merupakan hal yang positif atau negatif dari penyingkapan diri. Individu
dapat menyingkapkan diri mengenai hal-hal yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan mengenai dirinya, memuji dan mengejek diri individu sendiri.
c. Ketepatan dan kejujuran individu dalam mengungkapkan diri. Ketepatan dari
pengungkapan diri individu dibatasi oleh tingkat dimana individu mengetahui
dirinya sendiri.
d. Seluas apa individu mengungkapkan tentang apa yang ingin diungkapkan,
seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol informasi-informasi yang
akan dikatakan pada orang lain.

8|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


e. Individu dapat mengungkapkan detail yang paling intim dari hidupnya, hal-hal
yang dirasa tidak mungkin bohong. Menurut devito (1997), menunjukan bahwa
wanita lebih membuka dirinya dibandingkan pria,wanita lebih banyak
mengungkapkan diri pada yang ia sukai sedangkan pria lebih banyak pada orang
yang ia percayai.

Selain itu, Jourard dan Lasakow (dalam Sari dkk, 2006)) mengembangkan suatu
alat ukur untuk mengukur self-disclosure dengan identifikasi aspek-aspek self-disclosure
sebagai berikut :
a. Sikap dan Pendapat
Ungkapan sikap dan pendapat seseorang tentang isu-isu atau masalah yang berada
atau terjadi disekitar individu dimana hal-hal tersebut menjadi bagian dari
identitasnya secara pribadi dan secara sosial, sikap dan pendapat ini dapat
berupa :
 Apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang agama, pandangan keagamaan
secara pribadi
 Pendapat pribadi dan perasaan tentang kelompok agama selain agama
yang dianut, misalnya, Protestan, Katolik, Yahudi, Atheis.
 Pandangan tentang komunisme.
 Pandangan tentang pemerintah saat ini, kebijakan pemerintah, dll
 Pandangan pada isu integrasi rasial di sekolah, transportasi, dll
 Pandangan pribadi tentang kebutuhan air minum.
 Pandangan pribadi tentang moralitas seksual, bagaimana seseorang
seharusnya mengindahkan etika perilaku seksual.
 Standar pribadi tentang keindahan dan daya tarik pada wanita/pria dan apa
yang dianggap menarik dari seorang wanita atau pria.
 Hal-hal yang dianggap sebagai hal yang diinginkan oleh seorang
 pria/wanita, apa yang saya cari dalam diri seorang pria/wanita.
 Perasaan tentang bagaimana orang tua harus mendidik anak-anak.
b. Selera dan Minat
Ungkapan tentang hal-hal apa saja yang dapat menggugah selera dan minat
seseorang yang memiliki kecenderungan pada hal-hal tertentu, misalnya:
 Makanan favorit, cara penyajian makan yang disuka.
 Minuman favorit dan apa yang tidak disuka tentang minuman.

9|Konsep Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


 Hal yang disuka dan tidak suka dalam musik.
 Apa bahan bacaan favorit
 Jenis-jenis film yang terbaik yang diingikan, acara TV apa yang menjadi
favorit
 Selera dalam pakaian.
 Gaya rumah, dan jenis perabot yang disukai.
 Jenis partai, atau arisan yang menurut seseorang paling baik dan sesuatu
yang membuat seseorang merasa bosan atau sesuatu yang tidak bisa
dinikmati
 Cara terbaik untuk menghabiskan waktu luang, misalnya, berburu,
membaca, main kartu, olahraga, menari, dll
 Hadiah apa yang paling disuka.
c. Bekerja (atau Studi)
Ungkapan tentang apa yang membuat seseorang menjadi tidak dapat menikmati
pekerjaan atau hal-hal yang tidak disukai atau mengganggu dalam pekerjaan serta
apa saja yang menjadi hal yang menyenangkan dari pekerjaan, hal ini dapat
ditemui dalam hal :
 Apa yang dapat menjadi tekanan terburuk dalam bekerja.
 Apa yang menjadi hal yang paling membosankan dari pekerjaan
 Hal yang paling dinikmati dan mendapatkan kepuasan dari pekerjaan.
 Apa yang dirasakan yang dapat mencegah seseorang dari kegiatan
pekerjaannya atau yang mencegah mendapatkan kemajuan dalam
 pekerjaan.
 Apa yang dirasakan begitu istimewa yang menjadi nilai tambah dalam
bekerja.
 Bagaimana seseorang merasa pekerjaannya dihargai oleh orang lain
 (misalnya, bos, rekan kerja, guru, suami, dll)
 Ambisi seseorang dan target di dalam pekerjaan.
 Perasaan tentang gaji atau imbalan yang didapatkan untuk pekerjaan yang
dilakukan.
 Bagaimana perasaan tentang pilihan karir yang telah dibuat, apakah puas
dengan pilihan karir terebut
 Bagaimana seseorang benar-benar merasa keberadaan orang-orang yang
menjadi bagian dari pekerjaannya.

10 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


d. Uang
Ungkapan seseorang tentang uang yang umumnya terkait dengan harapan tentang
uang, apa yang ingin dilakukan dengan uang dan bagaimana kehidupannya yang
diinginkannya dengan uang:
 Berapa banyak uang yang ingin dihasilkan dari pekerjaannya.
 Apakah saya berutang uang, berapa banyak.
 Siapa yang berutang uang kepadanya saat ini, atau siapa telah meminjam
uang
 Apakah saya memiliki tabungan, berapa banyak.
 Apakah ada atau tidak ada orang lain berutang uang kepada saya.
 Apakah suka berjudi, jika demikian, cara saya berjudi, dan sejauh itu
hasilnya.
 Semua sumber pendapatan, biaya, tunjangan, dividen, dll
 Total nilai tentang keuangan, termasuk properti, tabungan, obligasi,
asuransi, dll
 Kebutuhan yang paling mendesak untuk uang sekarang, misalnya, tagihan.
 Bagaimana menata anggaran keuangan terkait kebutuhan kemewahan, dll
e. Kepribadian
Ungkapan hal-hal yang menurut seseorang hal-hal yang terbaik dalam dirinya
serta kemungkinan hal-hal yang paling tidak disuka dalam dirinya, misalnya :
 Aspek kepribadian yang tidak disuka, dikhawatirkan, bahwa sesuatu itu
telah menjadi hal yang sangat menggangu.
 Perasaan tentang suatu kejadian, bahwa seseorang mengalami kesulitan
dalam mengekspresikan atau mengontrol.
 Fakta-fakta seks dalam kehidupan termasuk pengetahuan tentang
bagaimana saya mendapatkan seksual yang legal, setiap masalah yang
mungkin saya miliki, dengan siapa berbagi, jika ada.
 Apakah merasa agresif atau tidak dengan lawan jenis.
 Hal-hal di masa lalu atau saat ini yang membuat merasa malu dan bersalah.
 Jenis hal-hal yang hanya membuat saya tegang.
 Apa yang diperlukan untuk mendapatkan perasaan yang positif tentang
depresi.
 Apa yang diperlukan untuk mengatasi kekhawatiran, cemas dan takut.
 Apa yang diperlukan untuk mengatasi perasaan yang tersakiti.

11 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


 Jenis-jenis hal yang membuat bangga pada diriku sendiri, gembira
 Tubuh
Perasaan seseorang tentang nilai, ekspektasi dirinya tentang hal-hal yang dimiliki
secara fisik sejauh mana sesuai atau tidak sesuai dengan harapannya:
 Perasaan tentang bagian wajah yang tidak suka, kemungkinan juga kepala,
hidung, mata, rambut, gigi, dll
 Bagaimana harapan seseorang tentang cita-cita dan penampilan secara
keseluruhan.
 Perasaan tentang berbagai bagian tubuh, kaki, pinggul, pinggang, berat
badan, dada, atau payudara, dan lain-lain
 Setiap masalah dan kekhawatiran yang dimiliki dengan penampilan di masa
lalu.
 Ada atau tidak ada masalah kesehatan dimiliki, misalnya masalah dengan
tidur, pencernaan, keluhan wanita, kondisi jantung, alergi, sakit kepala,
tumpukan, dll
 Apakah ada kekhawatiran sifatnya jangka panjang terkait dengan kesehatan,
misalnya, kanker, maag, gangguan jantung.
 Catatan masa lalu tentang penyakit dan pengobatan.
 Ada atau tidak ada upaya khusus yang dilakukan untuk tetap fit, sehat, dan
menarik, misalnya, senam, diet.
 Rutinitas dalam melakukan pengukuran fisik, misalnya tinggi badan, berat
badan, pinggang, dll
 Perasaan tentang kecukupan si perilaku seksual, apakah merasa mampu
melakukan memadai dalam hubungan seks.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri


Menurut Devito (dalam Rahmawati,2005) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan diri diantaranya:
a. Besar kelompok
Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada kelompok
besar. Kelompok yang terdiri atas dua orang merupakan lingkungan yang paling
cocok untuk pengungkapan diri. Dengan satu pendengar, pihak yang melakukan
pengungkapan diri meresapi dengan cermat.
b. Perasaan menyukai

12 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


Kita membuka diri dengan orang-orang yang kita sukai atau cintai, dan kita tidak
akan membuka diri kepada orang yang tidak kita sukai.
c. Efek diadik
Kita melakukan pengungkapan diri bila orang yang bersama kita juga melakukan
pengungkapan diri. Ini membuat kita merasa lebih aman.
d. Kompetensi
Orang yang kompeten dalam berinteraksi dengan orang lain tentu lebih banyak
melakukan pengungkapan diri daripada orang yang kurang kompeten, hal ini
terjadi karena orang yang kompeten dalam berinteraksi lebih terbuka dan mampu
berespon terhadap stimulus darilingkungansekitarnya.
e. Kepribadian
Orang-orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstovert melakukan
pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai bergaul dan
lebih introvert.Menurut Cramer (dalam Sari dkk, 2006) pengungkapan diri
jugadipengaruhi oleh harga diri sebagai salah satu karakteristik kepribadian.
Harga diri sebagai evaluasi terhadap diri sendiri sebagai hasil dari interaksi
dengan teman dan anggota keluarga dapat mempengaruhi sikap individu terhadap
dirinya dan terhadap orang lain. Seseorang dengan harga diri tinggi dapat
memandang dirinya sama dengan orang lain, sehingga dapat dengan mudah
berinteraksi dan berbagi informasi dengan orang lain (Saridkk, 2006). Menurut
Michener dan De Lamater juga menyebutkan individu dengan harga diri tinggi
bersikap terbuka, dan memiliki kepercayaan terhadap dirinya.
f. Topik
Kita lebih mengungkapkan informasi diri tentang pekerjaan dan hobi kita
daripada tentang kehidupan seks dan situasi keuangan kita.
g. Jenis kelamin
Sebagian besar peneliti menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak melakukan
pengungkapan diri dari pada laki-laki. Perempuanjuga meningkatkan
kedalamanpengungkapan dirinya menjadi lebih intim, sedangkan pria terlihat
tidak mengubah tingkatan pengungkapan diri mereka.

4. Tingkatan pengungkapan diri


Menurut John Powell (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2006) tingkatan-
tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu:

13 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


a. Basa-basi merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau
dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, tetapi tidak terjadi
hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomunikasi basa-basi hanya
untuk kesopanan.
b. Membicarakan orang lain, yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah
tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi
komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan
diri.
c. Menyatakan gagasan atau pendapat, sudah mulai dijalin hubungan yang erat.
Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain, walaupun
hanya sebatas pendapat mengenai hal -hal tertentu saja.
d. Perasaan,setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama
tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap
individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemanan
antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang
jujur, terbuka dan menyatakan perasaan-perasaan yang mendalam.
e. Hubungan puncak, pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam,
individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan
yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang mendalam dan
sejati haruslah berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak.

5. Tujuan Pengungkapan diri diri


Kita mengungkapkan informasi ke orang lain dengan beberapa alasan. Menurut
Derlega (1993), lima alasan utama untuk pengungkapandiri adalah :
a. Ungkapan yaitu individu biasanya membicarakan perasaannya untuk
mengekspresikan perasaan adalah salah satu alasan untuk pengungkapan diri.
b. Penjelasan diri yaitu dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman
denganorang lain, individu mungkin mendapat pemahaman yang lebih baik.
Bicara kepada teman mengenai masalah dapat membantu individu untuk
mengklarifikasi pikirannya tentang situasi yang ada.
c. Pengesahan sosial yaitu melihat bagaimana reaksi pendengar
pada pengungkapan diri yang dilakukan, individu mendapat informasi tentang
kebenaran dan ketepatan pandangannya.

14 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


d. Kontrol sosial yaitu mengungkapkan atau menyembunyikan informasi tentang
dirinya, sama seperti arti dari kontrol sosial. Namun, Individu dapat menekan
topik, kepercayaan atau ide yang akan membentuk pesan yang baik pada
pendengar. Dalam kasus yang ekstrim, individu mungkin dengan sengaja
berbohong untuk mengeksploitasi orang lain.
e. Perkembangan hubungan, sebuah penelitian yang menemukan bahwa kita lebih
terbuka kepada orang yang dekat dengan kita, seperti: suami/istri, keluarga,
sahabat dekat. Kita lebih sering untuk terbuka kepada orang yang sepertinya
menerima, memahami, bersahabat, dan mendukung kita.
Tujuan pengungkapan diri diatas dapat membantu remaja
mengekspresikan perasaan, mendapat informasi tentang kebenaran dan ketepatan
pandangan dari remaja lain,individu bisa mengungkapkan atau menyembunyikan
informasi tentang dirinya, sama seperti arti dari kontrol sosial, serta kita akan terbiasa
terbuka kepada orang yang dekat dengan kita.

6. Resiko pengungkapan diri


Menurut Derlega (1993), menyatakan ada beberapa resiko yang mungkin dialami
individu saat mereka sedang mengungkapkan diri, antara lain:
a. Pengabaian
Individu berbagi informasi dengan orang lain untuk memulai hubungan.
Terkadang mahal itu dibalas oleh orang tersebut dan hubungan pun terjalin, tidak
menutup kemungkinan karena berbagi informasi juga mengakibatkan hancurnya
hubungan pertemanan yang telah terjalin.
b. Penolakan
Informasi yang diungkapkan individu mungkin akan berakibat penolakan sosial,
Informasi tersebut seperti buruk yang pernah dilakukan dimasa lalu dilingkungan
sosial contohnya mencuri dan sebagainya. Maka hal ini akan memberi penilaian
negatif terhadap orang tersebut.
c. Kehilangan kontrol
Kadang-kadang orang lain menggunakan informasi yang diberikan sebagai alat
untuk menyakiti atau mengontrol perilaku individu.
d. Penghianatan
Ketika individu mengungkapkan informasi pada seseorang, individu sering
mengingatkan bahwa informasi ini rahasia.

15 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


C. Hubungan Konsep diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi
Konsep diri adalah pandangan individu mengenai diri yang diinginkannya. Konsep diri
merupakan faktor penting yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan interaksi. Menurut
Yohana (2014), seseorang yang memiliki konsep diri secara positif akan mempengaruhi
komunikasi interpersonal seseorang Hal ini disebabkan karena seseorang merupakan agen
perubahan yang memiliki hubungan langsung dengan masyarakat luas, sehingga kebutuhan akan
komunikasi selalu ada. Konsep diri juga merupakan peranan penting dalam komunikasi
interpersonal. Selain konsep diri, untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, seseorang
membutuhkan keterbukaan diri dengan orang lain. Menurut Devito (2011, dalam Massie 2018)
keterbukaan diri atau dalam bahasa inggris disebut self disclosure merupakan salah satu tipe
komunikasi dimana informasi tentang diri yang biasa dirahasiakan diberitahukan kepada orang
lain.
Menurut Lestari (2016), untuk dapat melakukan interaksi dengan orang lain, sangat
membutuhkan keterbukaan diri atau self disclosure dengan orang lain. Self disclosure
merupakan salah satu keterampilan komunikasi yang sangat penting untuk individu saat
menjalin hubungan dan interaksi dengan orang lain. Dalam keterbukaan diri juga terdapat
beberapa dimensi, yaitu jumlah informasi yang diungkapkan, dalamnya suatu pengungkapan
saat seseorang melakukan keterbukaan diri, sikap dasar positif dan negatif yang menyangkut
tentang, bagaimana seorang individu mengungkapkan dirinya, waktu pengungkapan diri, serta
lawan bicara pada saat seseorang melakukan keterbukaan diri/pengungkapan diri mengenai hal-
hal yang ada dalam dirinya.
Menurut Tri et al. (2016) bahwa semakin besar nilai self disclosure, maka semakin
meningkat pula nilai komunikasi interpersonal seseorang. Menurut Milliard J Bienvu (1987,
dalam Tri et al 2016) dikatakan bahwa adanya self disclosure pada diri seseorang, maka akan
dapat mempermudah seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain secara bebas dan terus
terang. Mahasiswa memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dengan sesamanya dengan
adanya keterbukaan diri yang timbul oleh kepercayaan

16 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep diri merupakan salah satu faktor yang menunjang kmunikasi interpersonal. Setiap
seseorang harus memiliki konsep diri pada masingmasing individu karena konsep diri sangat
mempengaruhi komunikasi interpersonal. Konsep diri adalah dimana seseorang menilai terhadap
dirinya, jadi pemustaka dapat menilai seseorang pada saat berkomunikasi. Pengungkapan diri
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri
sendiri kepada orang lain.
Konsep diri juga merupakan peranan penting dalam komunikasi interpersonal. Selain
konsep diri, untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, seseorang membutuhkan keterbukaan
diri dengan orang lain. Keterbukaan diri atau dalam bahasa inggris disebut self disclosure
merupakan salah satu tipe komunikasi dimana informasi tentang diri yang biasa dirahasiakan
diberitahukan kepada orang lain.
Untuk dapat melakukan interaksi dengan orang lain, sangat membutuhkan keterbukaan diri
atau self disclosure dengan orang lain. Self disclosure merupakan salah satu keterampilan
komunikasi yang sangat penting untuk individu saat menjalin hubungan dan interaksi dengan
orang lain.

17 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


DAFTAR PUSTAKA

Avian Fadilla Helmi. 1999. “Gaya Kelekatan dan Konsep Diri”. Jurnal Pisikologi. No.1, hal.
9-17.
Budi Andayan dan Tina Afiatin.1996. “Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri Remaja”.
Jurnal Pisikologi.No. 2, hal. 23-30
http://repository.uin-suska.ac.id/6709/3/BAB%20II.pdf (Diakses Tgl 2 Juni 2019)
http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/achmad.pdf. (Diakses Tgl 2 Juni 2019)
https://media.neliti.com/media/publications/101796-ID-pengaruh-konsep-diri-dalam-
komunikasi-in.pdf (Diakses Tgl 2 Juni 2019)
file:///C:/Users/PC22/AppData/Local/Temp/15035-37123-1-PB.pdf (Diakses Tgl 2 Juni 2019)

18 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi


19 | K o n s e p Diri dan Pengungkapan Diri dalam Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai