Anda di halaman 1dari 13

A.

PENDAHULUAN
Beragamnya budaya yang ada di Indonesia dapat dibedakan dari setiap suku yang
mempunyai ciri kebudayaan sendiri baik dari adat istiadat ,agama ,bahasa ,rumah adat
,kesenian ,dan pakaian Di bidang pakaian adat , Indonesia memiliki beragam
kerajinan tradisional salah satunya adalah kain tradisional .kain tradional Indonesia
diantaranya adalah batik yang berhasil menarik minat masyarakat hingga menembus
pasar internasional. Selain batik, ada juga kain yang tak kalah indahnya, yaitu tenun.
Keunikannya terletak pada proses pembuatanya dimana seorang pengrajin tenun
membutuhkan waktu berbulan-bulan agar dapat menghasilkan tenunan yang indah.

Tenun merupakan identitas budaya yang sudah popular di Nusantara hingga


mancanegara. Bahkan Indonesia adalah salah satu Negara penghasil tenun terbesar
terutama dalam hal keragaman corak yang dapat dilihat dari segi warna,ragam hias,
dan kualitas bahan serta benang yang digunakan. Sebagai perwujudan kebudayaan,
masing-masing daerah memiliki kain tenun yang berbeda-beda .Setiap daerah dikenal
dengan jenis kain tenunan khasnya seperti kain tenun ikat. Seluruh karya ini memiliki
keunikan, dan di produksi oleh penenun local dari berbagai daerah di Indonesia.

Kerajinan kain tersebut merupakan hasil kebudayaan yang diperoleh turun temurun
dan hingga kini masih dikembangkan. Suatu masyarakat dalam mengembangkan
keterampilannya mencerminkan khas tersendiri disetiap daerah. Di Sumatera Selatan,
kain tenun sudah dikenal sejak zaman kesultanan Palembang, yaitu kain Songket.

Jenis songket bermacam-macam diantaranya sonket Limar/kain limar dengan


proses yang berbeda dengan pembuatan kain songket jenis lainnya. Songket ini ditenun
dengan corak cecap pakan. Motifnya berasal dari jalinan benang pakan yang dicecap
/gesek dan dicelupkan pewarna pada bagian-bagian yang diinginkan sebelum ditenun.
Untuk proses pelimaran dibutuhkan sumber daya manusia yang berpengalaman dan
kompeten, semakin berkurangnya sumber daya manusia untuk pelimaran pakan
songket limar, maka dibutkan pelatihan untuk mendapatkan sumber daya manusia
baru untuk melanjutkan kelangsungan karya wasta Songket Limar. Melalui kegiatan
workshop pelimaran diharapkan dapat menghasilkan sumber daya pelimar dan inovasi
pada limar kain tenun songket/cual.
B. TUJUAN
 Mengenal jenis-jenis limar yang ada pada kain tenun
 Proses penghanian benang pakan pada kain tenun
 Proses pelimaran yang ada pada kain tenun
 Zat warna kimia yang digunakan untuk pelimaran
 Proses pembuatan pakan pada kain tenun

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat Tenun

a. Pemidangan
b. Ember kecil
c. Kayu gilig/gesek
d. Alat hanian kecil
e. Besi 8mm 40cm/kayu
f. Paku
g. Alat ukur/meteran
h. Tali rafia

2. Bahan-bahan

a. Zat warna (porsion/basis)


b. Soda makan
c. Resisal
d. Manutex
e. Pupuk urea
f. Air mendidih
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN KAIN TENUN

1. Penghanian
Proses penghaniaan merupakan proses awal dalam proses persiapan
pertenunan ,yaitu proses menggulung benang lusi dari bentuk cone
ke bentuk gulungan dalam jumlah tertentu dan panjang tertentu
sesuai dengan konstruksi kain yang akan ditenun.

Alat diatas biasanya disebut Mahani

CARA PENGUNAAN ALAT PENGHANIAN INI :

a. Memintal benang sesuai dengan rangkap benang (1 rangkap, 2


rangkap ,3 rangkap)
b. Pintal benang pada alat hanian benang dengan jumlah putaran ,
gelintiran/jalinan,balikan yang diinginkan.
 Putaran =menentukan lebar motif
 Gintir/jalinan =menentukan jenis motif
 Balikan = menentukan jumlah motif
(satu putaran sama dengan 4 meter dan seterusnya )

Proses penghanian pada umumnya melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Perencanaan, ini dilakukan untuk menghitung kapasitas crell yang


akan digunakan yang akan disesuaikan dengan jumlah total benang
yang akan digunakan.
2. Penyusunan, ini dilakukan dengan menempatkan bobin-bobin
benang pada crell alat penghanian sesuai dengan rencana haninya.
3. Pembuatan (Manufacturing) ,yaitu pembuatan benang secara
langsung atau tidak langsung.

Bentuk benang yang digulung pada mesin penghanian adalah :

 Bentuk cone
 Betuk silender
 Bentuk cakra

2. Zat Warna Kimia

Penggunaan 1 liter zat warna


N Jenis Bahan Qty Keterangan
O
1. Zat warna porsion 100 Gram
2. Resisol (penguat warna) 0,5 Sendok teh
3. Soda makan 1 Sendok makan
4. Manutex (pengental) 0,5 Sendok makan
5. Pupuk urea 1 Sendok makan
6. Air mendidih 1 liter

3. Pelimaran/motif

Proses pelimaran ini dilakukan dengan cara mengesekan kedua kayu


diantara kedua sisi (atas dan bawah ) sesuai motif yang diinginkan.
Persiapan dalam proses pelimaran/motif :
a. Siapkan benang yang sudah dihani/jalinan
b. Masukkan masing-masing ujung benang pada besi
c. Letakan pada tenpat pembidangan kayu dan sangkutkan ke paku
d. Rapikan benang dengan mengikat ujung-ujung benanag ke besi
e. Ukur benang untuk memulai membuat motif
Ombak atas = 9cm
Ombak bawah =5cm
Tali air atas =17cm
Tali air bawah = 11cm
 Obat basis buat sutra = sutra
 Obat Resisol buat katun = katun
(setelah pewarnaan/pelimaran dijemur sampai kering)

Proses pelimaran ini tentunya sangat membutuhkan konsentrasi yang


tinggi karena jika sehelai benang saja tidak mengikuti pola maka motif
yang dibuat akan menjadi hancur.

Limar tali air


Limar cantik manis

4. Penenunan

Proses menenun merupakan pembuatan kain dari persilangan dua


set benang. Sebelum menenun dilakukan dilakukan penghanian, yakni
pemasangan benang-benang lungsin secara sejajar satu sama lainnya di
alat tenun sesuai lebar kain yang diinginkan.
Dalam proses penenunan, setelah proses pewarnaan selesai dan
benang telah benar-benar kering , maka benang dipasang pada alat tenun
gedogan, dan siap untuk ditenun. Dalam hal ini benang-benang lungsi
dibentangkan dalam posisi membujur pada alat penataan benang.
Penenun kemudian memasukan benang pakan dalam posisi melintang.
Benang pakan digerakan berulang-ulang kekiri dan kekanan diantara
benang-benang lungsi ,sehingga saling kait-mengait membentuk tenunan.

- Langkah-langkah yang bisa diterapkan


 Jarak antara benang sama sehingga hasilnya dapat rata kanan
kiri dan rapi.
 Sambungkan benang maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm.
 Padatkan tenunan dengan sisir dengan sama misalnya dua kali
ketukan juga sebaliknya dua kali ketukan. Hasilnya bisa rapi
kerapatan tenunan rata.
 Tenun lah sesuai motif yang suadah disusun sebelumnya.
 Jika mulut lungsi sudah sempit maka gulung hasil tenunan.
 Terus tenun hingga selesai sesuai dengan motif yang
dinginkan.

Semakin indah dan semakin kompleks pattern dalam sebuah kain tenun,
maka semakin tinggi pula harganya. Sebab, dibalik sepotong kain tenun
terdapat cerita tentang pattern dan sekelumit proses pembuatan yang
tidak sebentar.
5. Melepas tenunan

Setelah menyelesai proses penenunan, melepas kain tenun juga


harus sedikit hati-hati. Berikut cara melepaskan kain tenun dari
alat tenun :
1. Kendorkan semua tenunan .
2. Potong benang lungsi kecuali sisakan benang lungsi pada
gun.
3. Lepas hasil tenunan ,buka ikatan benang lungsi.
4. Kain tenun sudah jadi, rapikan terlebih dahulu dengan
bagian-bagian simpul.

Demikianlah Proses Pembuatan Kain Tenun/Limar


TUGAS JURNAL

“PROSES PEMBUATAN KAIN TENUN”

Di susun oleh:

GIRELDA VALENSIA

KELAS :XI BDP 1

SMK BAKTI PANGKAL PINANG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai