Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PRAKARYA

KERAJINAN TEKSTIL

Nama Anggota Kelompok:


1.
Alfira Nur Hanisa
2.
Ayu Dwi Yulianti
3.
Muhammad Al Qasim
4.
Muhammad Ramanda Surya
5.
Ridho Kamal
6.
Thahirah Hakim
Kelas : X MIPA 2
SMA Negeri 1 Bontang
Tahun Pelajaran 2016/2017

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa , karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu,
harapan dan mendapat daya dukung sarana. Makalah ini
berjudul Kerajinan Tekstil. Makalah ini di selesaikan
dengan kemampuan dan keterbatasan Penulis. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan yang masih memerlukan banyak
perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga hasil-hasil
yang dituang dalam Makalah ini ada manfaatnya bagi
masyarakat, lingkungan , dan ilmu pengetahuan siswa
siswi SMA Negeri 1 Bontang

Bontang,06 Agustus
2016

Daftar Isi
Kata Pengantar.....i
Daftar Isi...........ii
Bab 1 Kerajinan Tekstil...................1
A.Pengertian Kerajinan Tekstil...........................................................................................1

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bab 2 Jenis-Jenis Kerajinan Tekstil.....................................................................................2


Kerajinan Batik...................................................................................................................2
Kerajinan Songket..............................................................................................................3
Kerajinan Tenun.................................................................................................................4
Kerajinan Jahit Tindas.......................................................................................................4
Kerajinan Sulam..................................................................................................................5
Kerajinan Perca...................................................................................................................6
Kerajinan Tapestri...............................................................................................................7
Kerajinan Cetak Saring..........................................................................................................8
Kerajinan Makrame..............................................................................................................8
Bab 3 Motif Ragam Hias Pada Kerajinan Tekstil..............................................................10
A.Ragam Hias Tekstil............................................................................................................10
B.Pola Ragam Hias.................................................................................................................12

Bab 4 Bahan Dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil..........................................14


A. Bahan Dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil.....................................................14
Bab 5 Manfaat Pengemasan Kerajinan Tekstil...................................................................15
Bab 6 Penutup.........................................................................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................................................16
B. Kritik dan Saran....................................................................................................................16

BAB 1
KERAJINAN TEKSTIL
A. PENGERTIAN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat
atau memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang
berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan
untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari
pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk
tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis
benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil
dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:
1. Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen,
benang, kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll)
2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat
campuran
3.
Berdasarkan
jenis
warna/motifnya:
putih,
berwarna,
bermotif/bergambar
4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa.
benang tunggal, benang gintir.
Perkembangan industri tekstil berkembang sangat pesat. Saat ini
banyak perancang atau desainer yang menghasilkan karya-karya busana
modern. Tetapi tidak sedikit yang mengembangkan ide dari kerajinan
tekstil tradisional Indonesia agar dikenal luas oleh dunia. Berikut
pembagian kerajinan tekstil Indonesia.

Kerajinan Tekstil Modern


Kerajinan tekstil modern merupakan karya tekstil yang dibuat dengan
menggunakan alat bantu modern sehingga bisa membuat suatu produk
tekstil dalam jumlah banyak. Salah satu contoh kerajinan tekstil modern
adalah pakaian yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti
topi, baju, aneka aksesoris. Selain itu ada juga digunakan sebagai
pelangkap interior seperti kain sprei, sarung bantal, keset, lap dan lainlain.

Kerajinan Tekstil Tradisional


Kerajinan tekstil tradisional merupakan kerajinan tangann yang dibuat
dengan menggunakan peralatan sederhana dan menggunakan bahan
yang berasal dari alam. Alat yang digunakan biasanya masih sangat
sederhana dan tidak bisa memperoduksi barang dalam jumlah banyak.
Contoh kerajinan tekstil sederhana adalah kain tenun, kain sarung, batik
tulis dan aneka produk khas dari derah di Indonesia.

BAB 2
JENIS JENIS KERAJINAN TEKSTIL
1. Batik

Pengertian Dan Fungsinya Membatik merupakan kegiatan berkarya


seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat
canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan
di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup
celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara
yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini, teknik
membatik sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja menggunakan
alat canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas
dan cap (printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a) Karya seni Batik Tulis Menggunakan alat tradisional berupa
canting dengan teknik yang lebih sederhana.
b) Karya seni Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern
dengan teknik yang lebih beban dan kreatif. Berdasarkan fungsinya,
seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Fungsi Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan
sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan
sebagainya
2) Fungsi Estetis Kain dengan motif batik dapat dipergunakan
sebagai karya seni hias atau lukisan. Pola batik gambargambar yang digunakan dalam membatik biasanya
menggunakan ragam hias. Untuk karya seni batik tradisional
selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama
diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam
hias tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu.
Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik
dengan pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan
unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman
dalam mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan pokok
pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk
manusia, alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias adalah
bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias

dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk


yang indah Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)

2. Songket

Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang


emas atau benang perak dan dihasilkan di daerah daerah tertentu saja;
misalnya: Palembang, Minangkabau dan sebagainya. Songket adalah kain
yang termasuk dalam brokat /keluarga tekstil . Ini adalah tenunan
tangan dalam sutra atau kapas dan
rumit,
berpola
dengan emas atau perakbenang. Benang metalik mencolok dengan kain
latar belakang untuk menciptakan efek berkilau. Dalam proses menjalin
benang logam dimasukkan di antara kapas sutra ataupakan (garis lintang)
benang.
Desain pola motif songket ini timbul pada permukaan kain. Ada yang
menghias dan menutup seluruh permukaan kain, ada yang menghias
bagian tertentu dimana motif yang dibentuk menyebar di berbagai bagian
dari kain. Ada kombinasi, ada yang menyebar pada satu permukaan
kain. Benang yang disongket tersebut disisipkan dengan benang
tambahan di atas maupun di bawah benang lungsi dan benang pakan.
Jenis-jenis kain tenun songket:

Kain tenun Siak


Kain tenun Indragiri
Kain tenun Bengkalis
Songket Silungkang
Songket Palembang
Songket Pande sikek

3. Tenun

Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara


Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan
kepada anak cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan
yang dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau
pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan bangga
mengenakan tenunan asal sukunya.
Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau orangorang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif
kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lainlain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif
burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif
bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif
binatang hanya sebagai pemanisnya saja.

4. Jahit tindas

Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias permukaan kain


dengan cara melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau
pengisi kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai dengan
rencana. Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan

tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis,
kemudian dijahit pada bagian atas kain sesuai dengan desain.
Jenis jahit tindas:
1. Jahit tindas pengisi lembaran (wadded quilting) merupakan teknik
menjahit dengan cara mengisi atau melapisi diantara dua kain dengan
bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit sesuai pola
(gambar).
2. Jahit tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting) merupakan teknik
menjahit tindas datar tetapi pada bagian tertentu ditambahkan isian
susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan kesan yang lebih menonjol.
3. Jahit tindas pengisi tali (corded quilting)
Pada prinsipnya sama dengan pengisi susulan, bedanya menggunakan
tali, penyelesaian bisa dijahit mesin atau tangan.
4. Jahit tindas efek bayangan merupakan gabungan dari jahit tindas
pengisi lembaran, susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan
pada permukaan kain.
Bahan pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas

5. Sulam

Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau
bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan
untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti
potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, danpayet
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang,

misalnya untuk taplak meja dan pinggiran kebaya


Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan
kain sesuai lekuk gambar.

Jenis bordiran dan sulaman :


1. Sulam bebas atau sulam benang
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan
pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti
bordir tradisional Cina dan Jepang.
2. Sulam hitung jahitan
Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman
dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain
strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan
adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.

6. Perca

Perca adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat


pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit perca/tambal
seribu/patchwork adalah proses pembuatan suatu produk kerajinan tekstil
yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang digabungkan
dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya
dipelajari keteknikannya bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara pembuatannya adalah:
Cara acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain dengan bentuk dan ukuran
potongannya tidak sama, kemudian guntingan- guntingan tersebut dijahit
sesuai dengan desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit perca teknik
acak.
2. Cara jiplakan pola (template)
Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain yang dipola terlebh dahulu,
dan selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.
3. Cara tumpang tindih (overlapping)
1.

Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan


menggabungkan guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu
dengan cara meletakkan pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan
dan selanjutnya dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah dengan pola
berikutnya dengan cara dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga
selesai secara keseluruhan.
4. Cara jahit jelujur
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan
keindahan. Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik
jahit mesin. Cara ini sifatnya hanya penghias, maka dapat diterapkan baik
pada teknik acak, teknik template, teknik overlapping maupun teknik pola
geometris.
5. Cara pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk
polapola geometris (segi tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk
lainnya) yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai dengan desain.

7. Tapestri

Tapestry adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional


yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat
dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua arah benang
yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut warp / benang
lungsin dan sejajar dengan lebar disebut weft / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin berbahan
alami seperti benang linen atau benang katun. Benang pakan yang
dipakai berupa benang wol atau benang katun, namun bisa pula benang
sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif media lain.
Tapestry telah diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh
kerajinan tapestry Yunani yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3
SM dalam kondisi terawetkan di gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry
mencapai tahap baru produksi massal di Eropa pada awal abad ke-14

Masehi. Gelombang pertama produksi berasal dari Jerman dan Swiss.


Seiring waktu, kerajinan diperluas ke Prancis dan Belanda. Konotasi istilah
tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan hasil kerajinan tekstil
yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an, tapestry
yang terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan
teknik Jacquard. Namun pada abad modernisasi, artis seperti Chuck Close
dan Magnolia Editions telah mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah
memukau.

8. Cetak saring

Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang


menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya
barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang
berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan
dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar.
Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang
bisa dilalui tinta dan tidak. Salah satu contoh kerajinan cetak saring
adalah sablon.

9. Makrame

Makrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan


menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan
membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga
terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat makrame, ada
beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam,
atau rajut.
Hasil karya kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan,
dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat
dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan
dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan dasar yang
digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan
makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan atau
aksesoris dari benda tersebut.

BAB 3
MOTIF RAGAM HIAS PADA KERAJINAN TEKSTIL
Ragam Hias Tekstil
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi
pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni.Ragam
hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman,
tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam
bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk
setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional,
sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam
hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan
stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan
ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari
Tiongkok, India, Persia.
Pada kerajinan tekstil, estetika atau keindahannya dimunculkan oleh
bentuk kerajinan, tekstur material, warna serta yang paling menonjol
adalah ragam hiasnya. Ragam hias dan warna pada tekstil tradisional
umumnya memiliki simbol dan makna tertentu, sedangkan pada tekstil
modern ragam hias cenderung berfungsi sebagai nilai tambah estetika
atau keindahan.
1. Ragam Hias Murni, ialah ragam hias yang hanya berfungsi untuk
memberi nilai tambah estetika pada benda tersebut dan tidak
berhubungan dengan nilai fungsi benda tersebut. Salah satu contoh
ragam hias murni adalah ragam hias pada pakaian (bordir dan
batik),
2. Ragam Hias Simbolis, ialah ragam hias yang selain berfungsi
memperindah juga memiliki makna tertentu yang bersumber dari
adat istiadat, agama maupun sistem sosial, yang harus ditaati
norma-normanya untuk menghindari salah pengertian bagi
pengguna ragam hias tersebut. Contoh ragam hias ini di antaranya
kaligra , ragam hias pohon hayat, ragam hias burung phoenix,
ragam hias swastika, dan sebagainya. Misalnya Simbol dari pedang
Dzul Fiqar, yang diabadikan dalam bentuk motif batik periode awal
masuknya budaya Islam Arab di bumi Nusantara
Secara garis besar, ragam hias pada masyarakat yang hidup di
pesisir pantai banyak menggunakan bentuk-bentuk binatang laut,
maupun bentuk alam seperti awan, bintang, bulan dan matahari.
Masyarakat yang tinggal di tepi hutan dan pegunungan banyak
menggunakan ragam hias dari bentuk tumbuh-tumbuhan, buah, burung,
dan serangga yang sering mereka jumpai di lingkungannya. Namun, tidak

tertutup kemungkinan sumber inspirasi ragam hias bercampur di suatu


wilayah.
Adapun bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat dengan mengambil
inspirasi dari lingkungan alam sekitar biasanya yang memberikan manfaat
dan berguna bagi kehidupan suatu suku bangsa. Akibatnya, bentuk motif
suatu daerah memiliki kandungan makna loso kehidupan suku bangsa
tersebut.
Ragam hias di Indonesia, berdasarkan pada pola dan bentuk
visualnya, dibagi dalam klasifikasi ragam hias gometris, ragam hias
tumbuh-tumbuhan, ragam hias makhluk hidup, dan ragam hias dekoratif
seperti dijelaskan di bawah ini.
No.

Ragam Hias

1.

Ragam Hias Geometris adalah ragam


hias yang mengulang suatu bentuk
baku tertentu dengan ukuran tertentu
dalam komposisi yang seimbang pada
seluruh
sisinya. Motif
geometris
antara lain; Motif Kawung, motif
Tumpal, Motif Lereng, Motif Pilin, Motif
Swastika, dan Motif Ceplokan.

2.

Ragam
Hias
Tumbuh-tumbuhan
adalah ragam hias yang mengambil
inspirasi dari tumbuh-tumbuhan pada
wilayah tertentu untuk dimodi kasi
menjadi
ragam
hias
yang
mencerminkan ciri khas wilayah
tersebut.

3.

Ragam Hias Mahluk Hidup adalah


ragam hias yang mengambil inspirasi
dari mahluk hidup di darat, laut, dan
udara pada wilayah tertentu dan
dimodi kasi menjadi ragam hias khas
wilayah tersebut. Ragam hias ini
biasanya
dimasukkan
dalam
kelompok
ragam
hias
untuk
menggambarkan
dunia
tengah.
Contoh Motif Batik Semen Romo,
terdiri dari Elemen Dunia Bawah,
Tengah, dan Atas.

Contoh

4.

Ragam Hias Dekoratif adalah ragam


hias yang bersifat arti sial dan
biasanya merupakan penggabungan
dari beberapa inspirasi ragam hias
pada kelompok yang ada sebelumnya
yang dimodi kasi sehingga menjadi
sebuah bentuk ragam hias yang baru
dan memiliki nilai estetika tersendiri.

Pola Ragam Hias :


Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang
diulang-ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan
dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki
keseimbangan. Desain ragam hias yang terdapat di wilayah Indonesia ini
beberapa di antaranya sudah merupakan pola baku ragam hias wilayah
tertentu. Desain ragam hias dapat dikelompokkan dalam jenis pola
sebagai berikut.
No.

Pola Ragam Hias

1.

Jenis pola tunggal (pattern), yaitu


bentuk pola yang disusun dengan
ukuran yang berdiri sendiri tanpa
diberi bentuk yang lain.

2.

Jenis
pola
ulang
himpunan
(assemblage), yaitu bentuk pola yang
tiap
bagian
merupakan
suatu
kelompok
dan
kumpulan
dari
beberapa bentuk atau unsur yang
masih bersifat satu kesatuan.

3.

Jenis pola ulang menyeluruh, yaitu


ragam
hias
dengan
kombinasikombinasi ulangan disertai dengan
membubuhkan bentuk lain yang tidak
tercakup dalam kelompok tanpa
merusak bentuk pokok dari ragam
hias tersebut.

Contoh

Pola pada ragam hias biasanya terdiri atas ragam hias pokok, ragam
hias pendukung, dan ragam hias isian atau pelengkap. Proses penataan
ragam hias secara garis besar dapat dikelompokkan dalam proses sebagai
berikut.
1.
Proses pengulangan sejajar, baik secara vertikal maupun horizontal,
disusun dalam posisi yang sama, jarak dan ukuran yang sama. Proses
tersebut sangat mudah dijumpai dalam ragam hias geometris sebagai
desain tepi maupun dalam susunan diagonal dan sudut.
2.
Proses pengulangan berpotongan, yaitu pada proses pembuatan
motif saling bertumpangan dan berpotongan terhadap bidang gambar.
Ragam hias pada tekstil tradisional pada umumnya menggunakan
proses pengulangan yang disusun simetris. Pada tekstil modern, proses
pengulangan ragam hias, baik yang sejajar maupun yang berpotongan,
selain disusun secara simetris sering pula digunakan secara asimetris,
bahkan bersifat acak. Ragam hias tekstil memiliki manfaat untuk
memperindah tampilan tekstil, membuat tekstil bernilai jual tinggi, lebih
diminati banyak orang.

BAB 4
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN PRODUK
KERAJINAN TEKSTIL
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan
tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan
pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan yang
digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi
dari benda tersebut, serta teknik yang akan digunakan.
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam
pembuatan produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari
serat alam atau serat polyester baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa,
ataupun berupa benang/tali, contoh bahan-bahan tekstil yang dapat
dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah kain katun,
kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor, kain flanel, dan pita.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki
fungsi memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat.
Penggunaan bahan pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus
disesuaikan dengan jenis benda yang dibuat,fungsi benda, serta teknik
pembuatan yang digunakan. Bahan pelengkap yang umumnya digunakan
adalah bahan tekstil yang terbuat dari serat alam ataupun polyester
seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis, dakron, kain furing, renda,
pita dan retsluiting.
Alat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang.
Alat utama terdiri dari: mesin jahit, alat-alat menjahit, gunting, pita ukur,
papan landasan dan lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari: mata
itik, lem, lilin bakar, pemidangan, jarum T dan lain-lain.

BAB 5
MANFAAT PENGEMASAN KERAJINAN KARYA TEKSTIL
Dalam suatu kerajinan tekstil tentulah akan ada proses pengemasan
dan proses ini bermanfaat untuk :
1. kemampuan /daya membungkus yang baik untuk memudahkan
dalam penanganan.
2. kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari
luar,misalnya dingin/panas.
3. kemampuan sebagai sumberdaya tarik konsumen.
4. sebagai persyaratan ekonomi,artinya kemampuan dalam memenuhi
keinginan pasar
5. mempunyai ukuran,bentuk,dan bobot yang sesuai dengan standar
yang ada.

PENGEMASAN TEKSTIL
Pengemasan dan perawatan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk
membuat produk menjadi awet dan tahan lama. Pengemasan melindungi
produk agar tidak mengalami penurunan kualitas pada saat sampai ke
pembeli. Selain befungsi sebagai pelindung, kemasan juga memiliki fungsi
untuk kembudahan membawa serta pengiriman, memberikan informasi,
dan
untuk
menjadi
daya
tarik
bagi
calon
pembeli.
Pengemasan produk kerajinan selain menjagakebersihan dan kualitas
produk tetap baik, juga akanmemudahkan dalam proses pengiriman produ
k. Pengemasan datu kodi. Teknik pengemasan yang baik akan menjaga
kualitas produk dalam pengiriman ke tempat tujuan.

BAB 6
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat
tekstil merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri
tekstil dan fashion Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil
sangat
diperlukan
untuk
mengenali,
memilih,
memproduksi,
menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat, benang,
kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan
sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik dan sifat serat
penyusunnya. Disamping itu sifat-sifat bahan tekstil juga dipengaruhi oleh
proses pengolahannya sperti dari serat dipintal menjadi benang, dari
benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses penyempurnaan
hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh
tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan
sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
B.KRITIK DAN SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan
kepada
kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan
memakluminya, karena kami adalah hamba Tuhan yang tak luput dari
kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai