Anda di halaman 1dari 16

Batik jumputan

1.

Siti Aisyah

14050404033

2.

Annisa arlinda

14050404034

3.

Aryna khoirunnisa14050404054

4.

Luki nur aidah

14050404056

JUMPUTAN
JUMPUTAN atau celup ikat merupakan salah satu teknik mewarnai kain dengan
cara di ikat dahulu kemudian di celup kedalam zat warna yang kemudian akan
membentuk corak unik yang terbentuk oleh ikatan tersebut.Namun kini celup
ikat tidak hanya dapat dilakukan dengan cara dicelup, tapi dapat juga
dilakukan dengan cara disiram, disuntik, spray, dll. Celup ikat menggunakan
tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna.
Celup ikat dikenal dibeberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan,
tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi
(Palembang).

pembuatan batik ikat jumputan

Alat dan Bahan

A. Alat-alat

Beberapa alat yang digunakan untuk membuat motif kain dengan teknik
jumputan adalah:
1.

Pensil

Pensil digunakan untuk membuat desain hiasan ke kain/bahan yang akan


dicelup ke dalam zat pewarna.

2. Jarum dan gunting


Jarum digunakan untuk menjelujur motif yang akan dibuat. Gunting digunakan
untuk menggunting tali rafia pada saat ikatan akan dibuka , setelah proses
pencelupan pada pewarna. Ada berbagai macam ukuran gunting. Untuk
pekerjaan membuat motif kain dengan jumputan ini gunakan gunting kecil.

3. Balok

Balok digunakan pada teknik jumputan untuk menghaslkan motif


yang bergaris dengan warna putih sebesar balok yang terhalang
warna. Untuk menghasilkan motif yang simetris balok yang
digunakan adalah balok dengan ukuran besar dan panjang yang
sama yang digunakan secara berpasangan. Jika ingin motif yang
asimetris bisa dipilih balok dengan ukuran yang tidak sama.

4. Kompor dan Panci


Kompor digunakan sebagai alat untuk memasak air, pewarna,
dan kain yang akan diberi motif. Panci berfungsi sebagai
wadah dalam proses pencelupan.

5. Sendok kayu
Sendok kayu digunakan untuk mengaduk kain yang sudah
diikat pada saat proses pencelupan.

B. Bahan-bahan
Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat motif kain dengan tekhnik
jumputan adalah :
1.

Bahan pengikat
Bahan pengikat yang digunakan adalah tali rafia dan karet gelang. Bahan ini
digunakan untuk mengikat bagian-bagian kain tekstil yang tidak ingin diberi
warna. Tali rafia/karet gelang dapat menghambat penyerapan warna sehingga
bagian yang tidak terikat akan berwarna sesuai pewarnanya. Tali rafia lebih
kuat dibandingkan dengan karet gelang. Karet akan menjadi mulur pada saat
dimasak, sehingga zat warna bisa masuk pada bahan yang seharusnya tidak
diberi warna dan juga bisa merusak bahan.

2.

Bahan untuk Mengisi


Bahan pengisi adalah bahan yang digunakan untuk membantu terciptanya suatu
motif. Bahan yang digunakan adalah kelereng, biji-bijian, batu, uang logam
dan sumpit. Caranya dengan membungkus bahan pengisi tersebut pada bahan
yang akan dicelup pada pewarna. Benda-benda itu dapat menghasilkan motif
yang berbeda seperti :

sumpit akan menghasilkan motif yang memanjang

kelereng akan menghasilkan motif bulat

Perbedaan bahan pengisi akan menghasilkan motif yang berbeda pada

hasil jumputan

3. Zat warna Buatan


Zat warna buatan ini digunakan pada proses pencelupan. Pada proses
pembuatan jumputan ini dipergunakan wantex dan dylon.

4. Baju kaos/ kain yang akan dijumput


Bahan yang akan dijumput dapat berupa kain atau baju/kaos
polos agar mudah untuk membuat motifnya. Bahan yang berwarna
putih lebih mudah di beri warna.
5. Garam/Cuka
Garam atau cuka pada proses pembuatan kain jumputan berfungsi
untuk memperkuat warna, agar warna kain jumputan kuat dan
tidak mudah luntur.Baju kaos/ kain yang akan dijumput

Macam macam teknik jumputan

1. Dengan bahan pengisi uang logam


Pada cara ini mencipta motif dengan cara mengikat bagian-bagian kain tekstil dengan tali
plastik/rafia dengan menggunakan bantuan uang logam.
2. Dengan bahan pengisi kelereng

Pada cara ini menggunakan bantuan kelereng dan karet gelang sebagai pengikat untuk menciptakan
motifnya. Karet gelang mempunyai kelemahan akan mulur pada saat dimasak sehingga bisa
merusak bahan.
3. Dengan bahan pengisi sumpit
Cara ini digunakan untuk menciptakan motif yang agak panjang.
4. Dengan Cara Menjelujur Motif
Pada cara ini menggunakan jarum dan tali plastik. Cara ini digunakan untuk menghasilkan motif
yang sesuai dengan gambar desain.

5. Jumputan Dengan Menggunakan Bantuan Balok


Cara ini digunakan untuk membuat desain yang tepinya bergaris tegas dengan menggunakan dua
balok yang sama besar pada bagian atas dan bawah bahan yang akan dibuat motifnya.

6. Dengan Cara Melipat Kain Memanjang


Cara ini dilakukan dengan melipat kain secara memanjang, melebar atau diagonal. Motif yang
dihasilkan adalah motif garis-garis akordion.

7. Dengan Cara Melipat Kain Segitiga


Cara ini digunakan untuk mendapatkan motif bulat-bulat yang beraturan tanpa mengikat kain
satu persatu.
8. Dengan Cara Penggumpalan Kain
Cara ini digunakan untuk membuat desain yang tidak beraturan. Caranya sebagai berikut

Proses Pembuatan batik ikat jumputan menggunakan batu

1.

Letakan batu atau kelereng ditempatyang ingin


dibuat motif

2.

Ikat kain seperti yang terlihatpada gambardengan letak


batu / kelereng di dalam kain tersebut

3.

langkah berikutnya, lakukan hal serupa seperti pada


gambar hingga tiga ikatan atau lebih.

4.

Masukan kain yang telah di ikat kedalam plastik. Fungsi


plastik agar bagian kain yang tidak ingin diberi warna tidak
terkena warna

5.

Setelah itu, celupkan kedalam rebusan air yang telah diberi


pewarna tekstil dangaram, diamkanlah selama kurang lebih
30 menit agar warna yang dihasilkan lebih meresap.

6.

Setelah kurang lebih 30 menit, buka ikatan-ikatan pada kain,


jemurlah hingga kering lalu setrika

HASIL

PROSES PEMBUATAN IKAT JUMPUTAN MOTIF PELANGI


1. Kain Pelangi

Kain Pelangi merupakan kain jumputan dengan tata warna dan ragam hias
yang lebih bervariasi. Asal mula kain pelangi didapat karena keanekaragaman
warnanya. Di Jawa Tengah kain pelangi disebut kain plangi. Menurut cerita
kata plangi berasa dari kata plong yang dalam bahasa Jawa berarti lega atau
kosong pada bidang putih. Proses pembuatan kain pelangi lebih rumit dan
dibagi dua tahap.

Tahap pertama, proses sama dengan kain jumputan. Kain diikat dengan tali
besar.

Tahap kedua: bidang putih yang tidak terkena ubar diwarnai (diisi) dengan
coretan kuas. Corak dan warna sesuai selera.

Urutan Proses Pembuatan jumputan dengan teknik jelujur benang


Bidang putih yang berbentuk bintang
dan bunga terlebih dahulu dijelujuri
dengan benang. Benang itu kemudian
ditarik menjadisatu (teknik tritik).
Setelah itu diikat dengan tali dan
diberi warna.

Urutan Proses Pembuatan Kain Pelangi Bervariasi


Membuat corak yang lebih bervariasi
diperlukan pengerjaan tambahan.
Contohnya bagian kain antara yang
ditritik dan yang dijumput diberi
jumputan-jumputan kecil. Sesudah
diwarna ikatan dilepas dan bidangbidang kecil berwarna putih diberi
corak dengan coletan warna.

Teknik jumputan dengan jelujur benang dan isian batu

Contoh kain pelangi rumit :

Contoh kain pelangi sederhana dan variasi

Penggunaan jumputan

Kata jumputan berasal dari bahasa jawa. Menjumput berarti memungut atau
mengambil dengan semua ujung jari tangan.

Di Indonesia teknik ini diperkenalkan oleh orang-orang India melalui misi


perdagangan, dan mendapat perhatian besar karena keindahan ragam
hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menawan. Di Indonesia
penggunaannya tersebar di berbagai daerah,diterapkan pada berbagai
bentuk/hasil seperti pakaian,taplak meja,jilbab,dll. Penyebaran jumputan
berada di beberapa wilayah yaitu:

Sumatera,

khususnya Palembang,

Kalimantan Selatan,

Jawa dan Bali.

Perawatan kain jumputan


1.

saat mencuci dilarang memakai deterjen

2.

Mencucui kain menggunakan shampo

3.

Mencuci tidak boleh di gosok atau di kucek

4.

Tidak boleh mnggunakan mesin cuci saat mencucinya

5.

Jangan menjemur dibawah sisnar matahari langsung

6.

Jangan menggunakansetrika tangan untuk merapikan kain karena panasnya


bisa merusak warna dan pudar.

Anda mungkin juga menyukai