SENI BUDAYA SD
KUDA GEPANG
Oleh:
M. Khairullah (3061956104)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Seni Budaya SD ini
tepat pada waktunya. Makalah Seni Budaya Sd ini disusun untuk memenuhi tugas dalam
perkuliahan Seni buday SD semester genap. Makalah ini membahas mengenai Kuda
Gepang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapa dosen atas segala arahan dan
bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan utamanya
kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan
pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kuda Gepang (Kuda Gipang) adalah tarian tradisional masyarakat Banjar yang terbilang
mulai langka. Beberapa pelaku seni yang masih memainkan tari ini terdapat di Kecamatan
Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Beberapa waktu lalu kesenian tari Kuda Gepang dari Padang Batung ikut
memeriahkan Pawai Budaya Festival Pasar Terapung. “Saparundutan nang main ini kada
urang lain,” ujar seorang anggota Sanggar Tari Tunas Muda, Padang Batung. Maksudnya,
semua penari Kuda Gepang bukan orang lain, tapi berasal dari satu keluarga besar. Penari
Kuda Gepang termuda Farida, 3 tahun 7 bulan, ikut pawai bersama saudara-saudara sepupu,
saudara-saudara orangtuanya, hingga kakeknya.
Bagi mereka yang biasa menyaksikan Kuda Lumping, mungkin akan heran melihat
gaya penari Kuda Gepang Banjar yang tidak menunggang kudanyanya, melainkan dikepit di
ketiak. Kenapa demikian?
Menurut cerita, itu karena raja Banjar zaman dulu sakti-sakti. Alkisah, Lambung
Mangkurat berlayar ke Jawa dengan kapal Prabayaksa untuk menemui Raja Majapahit. Di
sana ia disambut oleh Gajah Mada dan kemudian diantar bertemu Raja Majapahit.
iii
Tiga kali Lambung Mangkurat mencoba menunggang kuda itu, kuda itu selalu
lumpuh. Akhirnya, Lambung Mangkurat mengeluarkan kesaktiannya, memejamkan
matanya, lalu memeluk tubuh kuda itu. Badan Lambung Mangkurat bertambah besar,
sementara tubuh kuda tampak mengecil.
“Kuda itu dikacak Lambung Mangkurat, dikapit di katiak, tarus dibawa masuk kapal
si Prabayaksa,” tulis Syamsiar lagi. Artinya, kuda itu dipegang Lambung Mangkurat, dikepit
di ketiak, lalu dibawa naik ke kapal si Prabayaksa. Kapal Prabayaksa pun berlayar pulang ke
Banjar Negara Dipa. Sejak itu lah hingga kini kesenian tari Kuda Gepang kudanya dijepit di
ketiak.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Pada jaman dulu raja Banjar terkenal sakti. Pada suatu hari Lambung Mangkurat
berlayar ke Jawa untuk menemui Raja Majapahit dengan kapal Prabayaksa. Setelah
sampai ia diantar Gajah Mada untuk bertemu Raja Majapahit.
Kuda itu selalu lumpuh setelah tiga kali Lambung Magkurat mencoba
menunggang kuda sebelum masuk ke kapal Prabayaksa. Dengan kesaktianya kuda
tersebut tampak kecil . Lambung Mangkuratpun memeluk kuda itu dengan kesaktianya
dan akhirnya kuda tersebut dikapit di ketiak dan dibawa naik kapal Prabayaksa sampai
Banjar dan sejak itu tari kuda Gepang dijepit di ketiak.
Tarian Kuda Gepang merupakan tarian tradisi masyarakat Banjar yang berasal
dari Kalimantan Selatan. Tari ini berkembang di daerah Banjar Hulu dan juga merambah
hingga daerah Banjar Kuala. Tarian ini sendiri menceritakan tentang kegagahan pasukan
berkuda yang dipimpin oleh seorang raja yang gagah berani dan dengan kegagahannya
itu, maka tari kuda gepang ini biasanya ditarikan dengan sangat enerjik dan juga
bersemangat sehingga masyarakat yang melihatnya dapat lebih bersemangat dalam
melihat tarian tersebut.
Tari ini sering ditampilkan pada berbagai acara masyarakat sebelum tahun 1960-
an seperti untuk menyambut para raja dan juga untuk menyambut para tamu, undangan ,
pengantin dan juga pejabat tinggi pemerintahan. Propertinya menyerupai kuda dan
1
dibuat menjadi tipis seperti lembaran atau gepang. Penari Kuda Gepang selalu
berpasang-pasangan. Dan biasanya, tari ini ditampilkan dalam rangkaian acara
perkawinan masyarakat Banjar, yaitu Bausung Panganten.
Pasangan pengantin akan duduk di pundak dua orang yang bertindak sebagai raja
Kuda lumping. Di belakangnya diikuti rombongan Kuda Lumping. Menariknya, setelah
sampai ke tempat mempelai perempuan, rombongan Kuda Gepang ini juga bisa
bertindak layaknya sebagai pagar ayu bagi pasangan pengantin yang sedang bersanding
di pelaminan. Mereka berbaris untuk membuka jalan pengantin.
Dalam kepercayaan masyarakat Banjar, keturunan dari para penari Kuda Gepang
atau penggepangan ini, juga harus menampilkan tari ini pada saat pernikahannya agar
rumah tangganya lancar. Tari Kuda Gepang ini sangat mirip dengan salah satu
permainan yang ada di pulau Jawa, yakni Kuda Lumping. Namun ada beberapa
perbedaan antara tari Kuda Gepang dengan Kuda Lumping. Salah seorang Budayawan
Kalsel, Drs Mukhlis Maman mengatakan ada beberapa perbedaan mendasar antara
permainan Kuda Lumping dengan tari Kuda Gepang.
Antara lain Punggung Kuda Gepang tidak dalam lekukannya, sementara Kuda
Lumping lebih dalam. Kuda Lumping dimainkan dengan cara ditunggangi, sementara
Kuda Gepang hanya dijepit pada bagian ketiak oleh para penarinya. Kemudian untuk
musik penggiringnya, Kuda Gepang selalu diiringi dengan musik gamelan Banjar dan
busana yang digunakan adalah pakaian kida-kida.
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada jaman dulu raja Banjar terkenal sakti. Pada suatu hari Lambung Mangkurat
berlayar ke Jawa untuk menemui Raja Majapahit dengan kapal Prabayaksa. Saat
Kepulanganya, Lambung Mangkurat diberi hadiah seekor kuda besar berwarna putih
dan gagah serta terbaik di Kerajaan Majapahit. Untuk mengetahui kehebatan kuda
tersebut Tumenggung Tatah jiwa menyarankan agar menunggang Kuda pemberian raja
Majapahit. Kuda itu selalu lumpuh setelah tiga kali Lambung Magkurat mencoba
menunggang Lambung Mangkuratpun memeluk kuda itu dengan kesaktianya dan
akhirnya kuda tersebut dikapit di ketiak dan dibawa naik kapal Prabayaksa sampai
Banjar dan sejak itu tari kuda Gepang dijepit di ketiak.
Tarian Kuda Gepang merupakan tarian tradisi masyarakat Banjar yang berasal
dari Kalimantan Selatan. Tari ini berkembang di daerah Banjar Hulu dan juga
merambah hingga daerah Banjar Kuala. Tari ini sering ditampilkan pada berbagai acara
masyarakat sebelum tahun 1960- an seperti untuk menyambut para raja dan juga untuk
menyambut para tamu, undangan , pengantin dan juga pejabat tinggi pemerintahan.
3.2 Saran
Semoga kesenian kuda gepang di Kalimantan Selatan tidak hilang dan menjadi
turun-termurun dari generasi ke generasi lainnya.
3
DAFTAR PUSTAKA
http://ridaganteng.blogspot.com/2014/04/kuda-gepang.html
https://www.senibudayasia.com/2016/10/asal-usul-tari-kuda-gepang-dan-gerakan.html
http://tarikudagepangelviraseptiantiklmpk5.blogspot.com/