Anda di halaman 1dari 3

Negeriku

Pada ujung tatapan mata terbentang


Kupandang ibu persada nan tegar
Walau terkapar karena terpapar wabah
Teguh kokok ia berdiri
Syahdu merdu, terus merangkul putra putrinya

Namun, duka ibu tak tertahankan


Mendamba anaknya melanglang buana
Terus berpijak diatas rahimnya
Terus melangkah menata hidup

Memang wajah ibu sendu


Memang wajah ibu persada merana
Tetapi terus ada harapan
Bila ibu terus dirawat
Bila anak bangsa berani maju
Persada ini akan mengusir seluruh gundah gulana

Wahai ibuku
Kadang putra putrimu tak peduli dukamu
Tidak peduli tangismu
Karena keegoisan, keserakahan, hawa nafsu liar,
Putra putrimu lupa , lupa akan segala yang kau berikan
Hidup hanya untuk dirinya sendiri, hanya untuk memuaskan keinginanya
Lupa, lupa akan generasi mendatang

O putra putri bangsa


Oh putra putri merah perkasa
Melangsa nan suci
Jangan lagi nafasmu berbau
Menularkan duka
Dan tanganmu tercemar daki dan duka

Agar wajah ibu pertiwi ceria


Karena kabut pekat tak lagi menutupi wajah
Dan duka nestapa sirna berlalu

Oh ibu persada
Inikah saatnya kau mengajar
Agar kami berlagak ramah
Pada alam dan tumbuhan semesta
Agar langit kembali biru
Dan laut tiada berkeruh
Karena kami tahu apa artinya mencinta

75 tahun lalu negeriku berjuang melawan penjajah


75 tahun telah mengisi kemerdekaan
Anak bangsa sekarang tugas mu untuk melanjutkan perjuangan mereka
Bukan untuk melawan penjajah
Saat ini , musuh kita bersama kita
Wabah, radikalisme, intolerasi, etnosentriseme yang menyerang kita
Majulah, menjadi obat bangsa ini
Memajukan negeri
Jangan ikut terpuruk oleh situasi
Maju terus........
Bukan bambu runcing, bukan peluru
Tetapi, tekadmu, semangatmu , niatmu
Bakatmu, kehebatanmu

Saudara langit dan ibu bumi


Yang telah dirajut tangan Pencipta
Sang khalik Yang Maha Mulia
Oh, Tuhan lindungilah persada ini
Oh Tuhan berkatilah bumi ini
Berkatilah niat anak bangsa
Berkatilah negeriku, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai