َو أ َ َّن، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَ ْو َم القِيَا َم ِة ِبقُ ُرونِ َها َو أَشْعَ ِار هَا َو أَظْ ََلفِ َها،اق الد َِّم َّ َما ع َِم َل آد َِم ٌّي ِم ْن عَ َم ٍل يَ ْو َم النَّ ْح ِر أ َ َح
ِ َّ ب إِلَى
ِ َّللا ِم ْن إِ هْ َر
فَ ِطيبُوا بِ َها نَفْسا،ض ِ َان قَبْ َل أ َ ْن يَقَ َع ِم َن األ َ ْر ِ َّ ال َّد َم لَيَقَ ُع ِم َن
ٍ َّللا بِ َمك
“Tidak ada amalan manusia yang lebih dicintai Allah pada hari Idul Adha, melebihi ibadah
qurban. Karena qurbannya itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya.
Dan darahnya akan menetes di tempat yang Allah tentukan, sebelum darah itu menetes di tanah.
Untuk itu hendaknya kalian merasa senang karenanya.”(HR: al-Tirmidzi)