Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL

Nama : Rofina Inunnisa

Nim : 1596144036

Konflik Buruh dan Perusahaan PT Hamyong

Cikarang, Bekasi (ANTARA News, 23 November 2012) - Polresta Bekasi Kabupaten,


Jawa Barat, membubarkan unjuk rasa sejumlah buruh PT Hamyong yang sudah dua pekan
bermalam di pabrik karena rawan memancing konflik, Jumat. "Kami terpaksa mengambil
inisiatif pembubaran massa guna mengantisipasi bentrokan menyusul aksi buruh tersebut
meresahkan warga sekitar di Desa Sukaresmi dan Sukadami," ujar Kepala Bagian (Kabag)
Hubungan Masyarakat (Humas) Polresta Bekasi, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bambang
Wahyudi, di Cikarang.

Aksi mogok buruh PT Hamyong itu berada di Kawasan Industri Delta Silikon II,
Kecamatan Cikarang Selatan. Para buruh yang mayoritas kaum perempuan itu tidak hanya
melumpuhkan aktivitas perusahaan, tapi mereka juga mendirikan tenda dan bermalam di depan
perusahaan dengan membawa aneka keperluan hidup sehari-hari.

Upaya pembubaran massa oleh polisi berjalan kondusif tanpa adanya perlawanan dari
para buruh. Sementara itu, perwakilan warga Desa Sukaresmi, Didi Efendi, mengatakan aksi
mogok buruh tersebut memancing emosi warga sekitar.

Alasannya, aksi mereka membuat pengusaha resah dan berpotensi menutup usahanya.
"Imbasnya, putaran ekonomi warga yang bergantung dari kawasan industri melalui pengolahan
limbah ikut terhenti," katanya.

Menurut dia, ratusan warga sudah berkumpul di sekitar lokasi PT Hamyong untuk
menghadang demonstran dan membubarkan secara paksa. "Namun, kami apesiasi kinerja polisi
yang langsung turun tangan guna mengantisipasi bentrokan antara buruh dan warga yang
sebelumnya sudah pernah terjadi di kawasan industri EJIP," katanya.

Menurut dia, warga sebenarnya tidak melarang para buruh berunjuk rasa, namun
seharusnya buruh punya etika dalam berunjuk rasa dan melakukannya dengan santun. "Kalau
aksinya seperti ini kami khawatir para pengusaha khususnya yang berada di kawasan Delta
Silicon II akan kabur semua. Yang rugi juga tidak hanya para buruh namun warga sekitar yang
mengantungkan hidup dari kawasan industri," katanya.

1
Sementara itu, Yayan (32), perwakilan demonstran meminta Polisi memediasikan
dengan perusahaan untuk merealisasikan tuntutuan mereka. "Kami dipecat secara sepihak.
Namun saat kami coba klarifikasi alasan pemecatan kami, perusahaan bungkam sehingga kami
demo," katanya.

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/345024/polisi-bubarkan-unjuk-rasa-buruh-
hamyong (23 November 2012)

Kesimpulan :

Dari kasus ini, PT Hamyong harus menjelaskan alasan melakukan PHK dan
bertanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan hak karyawan seperti pemberian uang
pesangon yang layak dan sesuai ketentuan yang disepakati. Membayarkan gaji yang karyawan
yang belum terselesaikan. Untuk menghindari miss komunikasi antara pihak perusahaan
dengan karyawan, pihak perusahaan harus membentuk serikat pekerja untuk menampung
keluhan, saran , kritik dan pendapat/opini para karyawan

Disini PT Hamyong kurang memperhatikan etika perusahaan terhadap karyawan


dengan bersikap diam atas kebijakan melakukan PHK secara sepihak. Seharusnya PT
Hamyong memperhatikan aturan yang telah disepakati antara perusahaan dengan
karwayannya. Sehingga perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawabnya.

Hamyong seharusnya menerapkan aturan yang jelas terkait hubungan perusahaan


terhadap karyawannya. Misalnya dalam sistem kompensasi dan gaji karyawan harus jelas,
adanya apresiasi dari perusahaan terhadap hasil kinerja/prestasi karyawan dll. Menghadapi
kasus ini, PT Hamyong harus respon dan bertanggung jawab atas kebijakan yang diambil dan
setiap untuk setiap kebijakan terutama berkaitan dengan karyawan harus dibicarakan secara
langsung dengan karyawannya melalui perwakilan dari karyawan untuk menghindari miss
komunikasi sehingga hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya konflik seperti kasus
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai