M1B118025
UTS Hukum Tenaga Kerja dan Patent
Contoh Kasus :
1. PHK Sepihak, Perusahaan Hary Tanoe Diduga Langgar Aturan
PT MNI juga tidak memberi pesangon kepada karyawannya yang dipecat dengan
jumlah yang sesuai. Asisten Redaktur Tabloid Genie, Gilbert merupakan salah satu
terkena perlakuan demikian dari PT MNI. Gilbert menyatakan telah bekerja selama
kurang lebih 12 tahun. Akan tetapi, dirinya hanya diberikan uang pesangon sebesar Rp16
juta saat dipecat. Terlebih, pihak manajemen pun tidak bisa memberi alasan yang tepat
terkait jumlah pesangon tersebut.
Dari contoh kasus diatas, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2021 Bab V Pasal 36 sampai 59 mengenai Pemutusan Hubungan Kerja
maka perusahaan wajib untuk membayarkan pesangon yang sesuai berdasarkan pekerjaan
dan waktu yang dihabiskan pekerja untuk bekerja di perusahaan tersebut. Pihak
perusahaan juga harus memberikan alasan yang jelas mengenai pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan kepada para pekerja. Perusahaan tidak boleh melakukan pemutusan
hubungan kerja secara sepihak karena hal tersebut dapat merugikan karyawan atau
pekerja dari perusahaan yang bersangkutan.
Suharno menduga PHK sepihak yang dilakukan dengan alasan pandemi adalah
modus karena perusahaan sedang mengubah skema status pekerja menjadi pekerja
kontrak dan harian lepas. Kata dia, PHK sepihak yang dilakukan kepada 75 orang buruh
dilakukan di tengah rekrutmen pekerja baru yang nantinya akan menggunakan skema
status pekerja baru kontrak dan harian lepas.
Sebelum kasus ini, kata Suharno, pihak perusahaan pernah merumahkan dan
akhirnya memecat sepihak 52 orang buruh pada 25 April tahun lalu, dengan alasan yang
sama yaitu sepinya order selama pandemi. Namun, para buruh menolak dan protes karena
di saat yang sama perusahaan membuka rekrutmen untuk pekerja kontrak dan harian
lepas.
Dari contoh kasus diatas, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2021 Bab V Pasal 36 sampai 59 mengenai Pemutusan Hubungan Kerja
maka perusahaan wajib untuk membayarkan pesangon yang sesuai berdasarkan pekerjaan
dan waktu yang dihabiskan pekerja untuk bekerja di perusahaan tersebut. Pihak
perusahaan juga harus memberikan alasan yang jelas mengenai pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan kepada para pekerja. Perusahaan tidak boleh melakukan pemutusan
hubungan kerja secara sepihak karena hal tersebut dapat merugikan karyawan atau
pekerja dari perusahaan yang bersangkutan.